Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

DOSEN PENGAMPU : Dr.Muhammad suaib Tahir, MA

DESCARTES DAN SPIONEZA


Di susun oleh
1. MUHAMMAD SULTONI AULIA ( 202520109 )
2. MUKHAMMAD DANIAL ( 202520110 )
3. RIDWAN MASSYAHID ( 2025115 )
4. WAHIDO AMARSYAH ( 202520121 )
5. WILDA UTAMI RIZQILLAH ( 202520122 )
Rene Descartes lahir di La Haye, Perancis 31 Maret 1959, berkebangsaan Perancis,
beragama katholik, penganut Anggriani, seorang filsuf dan matematikawan, Karyanya
Discours de la method (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641)., dijuluki
sebagai bapak filsafat karena keyakinannya berfilsafat atas keyakinannya sendiri yang
didapat dari pengetahuan rasional
Rene descartes bersekolah di Universitas Jesuites di La Fleche dari tahun 1604-1612 M, tahun 1612 M
pergi ke paris, kemudian mengasingkan diri di Fauborg St. Germain untuk menekuni geometri, tahun
1617. mendaftar sebagai tentara belanda, Tahun 1621, Descartes berhenti dari medan perang dan setelah
berkelana ke Italia, lalu ia menetap di Paris (1625). Tiga tahun kemudian, ia kembali masuk tentara, tetapi
tidak lama ia keluar lagi dan akhirnya memutuskan untuk hidup di negeri Belanda. Di sinilah, ia menetap
selama 20 tahun (1629-1649) dalam iklim kebebasan berpikir. Di negeri inilah, ia dengan leluasa
menyusun karya-karyanya di bidang ilmu dan filsafat.

Descartes menghabiskan masa hidupnya di Swedia tatkala ia memenuhi undangan Ratu Christine
yang menginginkan pelajaran-pelajaran darinya. Pelajaran-pelajaran yang diharuskan diajarkan setiap
jam lima pagi menyebabkan Descartes jatuh sakit, yang menjemput ajalnya pada 11 Februari 1650 di usia
54 tahun, sebelum ia sempat menikah. Jenazahnya kemudian dipindahkan ke Prancis pada 1667, dan
tengkoraknya disimpan di Museum d’ Historiie naturelle, Paris.
B.Pemikiran Rene Descartes
rasio merupakan sumber pengetahuan. Hanya rasio sajalah
yang dapat membawa orang pada kebenaran. Y ang benar
hanyalah tindakan akal yang terang benderang yang
disebutnya Ideas Claires el Distinctes (pikiran yang terang
benderang dan terpilah-pilah).

Kebenaran harus dicari dan didasarkan dengan menggunakan kriteria “clearly and
distinctly” mengemukakan tentang adanya tiga ide- ide bawaan (innate ideas). yaitu:
a. Idea pemikiran: ide yang memungkinkan diri saya sebagai makhluk yang berpikir
(pemikiran adalah hakikat saya).
b. Idea Allah sebagai wujud sempurna, karena saya mempunyai idea yang sempurna,
maka pasti ada sesuatu yang sempurna itu. Wujud yang sempurna itu adalah Allah.
c. Idea keluasan: yang memungkinkan saya (kita) mengerti materi (benda-benda,
objek-objek) sebagai keluasan, sebagaimana hal itu dapat dipelajari secara kuantitatif
(ilmu ukur/matematika).
C. Metode Keraguan Rene Descartes (The Method of
Cartesian Doubt)
• Descartes membangun suatu prinsip metodologis dalam berfikir descartes
fondasi dasar yang ia sebut
sebagai Metode Keraguan.
1. Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar,
Metode keraguan adalah Suatu kecuali kalau diyakini sendiri bahwa itu memang benar.
metode yang dia awali dengan
upaya mengasingkan segala
sesuatu, untuk mendapatkan 2. Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian
terkecil untuk mempermudah penyelesaian.
kepastian hakiki sebuah ilmu
pengetahuan dan memastikan
3. Berpikir runtut dengan mulai dari hal yang sederhana,
bahwa pengetahuan itu benar sedikit demi sedikit untuk sampai ke hal yang paling
dan bukan khayalan. rumit.

4. Perincian yang lengkap dan pemeriksaan menyeluruh


diperlukan, supaya tidak ada yang terlupakan.
D.Teori Kebenaran Pengetahuan

• Teori Kebenaran Pengetahuan Teori kebenaran pengetahuan yang


dianut oleh Descartes dan para kaum rasionalis adalah teori
konsistensi atau koherensi (the consistence theory of the truth, the
accordance theory of truth). Teori konsistensi atau koherensi adalah
suatu proposisi atau makna pernyataan dari suatu pengetahuan
bernilai benar bila proposisi itu mempunyai hubungan dengan ide-
ide dari proposisi yang terdahulu bernilai benar.
E. Biografi Spinoza
• Bruch de Spinoza lahir di Amsterdam pada tahun 1633, merupakan keluarga Yahudi yang
hijrah dari Portugal ke Belanda. Spinoza adalah sosok yang cerdas dan teguh pada
pendiriannya. Hal tersebut terlihat dengan dikuasainya berbagai disiplin ilmu, seperti
ilmu filsafat, teologi Yahudi, dan berbagai bahasa klasik. Spinoza sangat tertarik
terhadap filsafat Descartes terutama masalah logika, dan metode ilmu pasti yang
selanjutnya memainkan peranan penting dalam buah pemikirannya. Pemikiran yang
melampaui zamanya merupakan salah satu ciri dari filsafat Spinoza. Namun hal tersebut
yang justru membuat ia dikeluarkan dari Sinagoge di Amsterdam, karena pemikirannya
dianggap tidak ortodoks. Ia pernah ditawari sebagai pengajar disebuah perguruan tinggi,
namun tawaran tersebut ditolaknya. Hal ini karena Spinoza ingin tetap hidup bebas.
Bebas dalam berpikir dan berwacana. Dia beranggapan bahwa dengan masuk pada
suatau instansi maka secara otomatis Ia akan harus tunduk terhadap aturan dan etika
yang ditetapkan oleh instansi terkait, dan hal tersebut berarti mengungkung kebebasan
pemikirannya. Oleh karenanya, sepanjang hidup Spinoza memperoleh nafkah dari usaha
optika yang ia geluti dan mengajar pelajaran tambahan bagi anak-anak orang kaya
dikotanya. Pada tahun 1677 Spinoza meninggal dunia di Den Haag saat berusia 44 tahun.
F. Rasionalisme dan Mistik
• Rasionalisme dan mistik merupakan sebuah paradok dalam kehidupan. Hal-hal yang
dilabeli mistik akan tetap berada dalam dimensi supranatural selama belum
ditemukan penjelasan rasioanal dibaliknya.
• Sering terjadi pergeseran pandangan dari mistik menuju rasional, namun kedua
variable ini selalu ada sepanjang zaman. Rasionalisme berpandangan bahwa semua
pengetahuan bersumber pada akal. Akal memperoleh bahan lewat indra yang
kemudian diolah oleh akal menjadi pengetahuan. Rasionalisme mendasarkan pada
metode diskusi, yaitu cara memperoleh kepastian melalui langkaH-langakh metodis
yang bertitik tolak pada hal-hal yang bersifat umum untuk mendapatkan
kesimpulan yang bersifat khusus
• Rene Descartes yang pemikirannya banyak mempengaruhi pemikiran Spinoza
membedakan idea yang ada dalam diri manusia menjadi innate idea dan
adventitious idea. Innate idea adalah adalah idea bawaan yang dibawa manusia
sejak ia lahir. Sedangkan adventitious idea adalah idea-idea yang dihasilkan oleh
pikiran itu sendiri.
G. Ajaran Etika dan Kebahagiaan
Secara umum etika dianggap sebagai cabang dari filsafat yang membicarakan
tentang tingkah laku manusia. Perilaku yang dijalankan adalah perilaku berkesadaran
dan mendatangkan kebaikan. Etika juga sering disebut dengan filsafat tingkah laku,
yang selanjutnya berkembang menjadi kesusilaan dan filsafat moral.

spioneza menyatakan bahwa untuk menjadi bahagia maka tiap individu harus
memegang teguh etika. Karena tujuan dari etika adalah kebahagiaan. Dengan
beretika maka secara otomatis akan mendatangkan kebahagiaan bagi individu
maupun orang disekitar. Kebahagiaan menurut Spinoza adalah kebebasan.
Kebebasan yang sejati mengerti berbagai keperluan, dan mengerti terhadap
keperluan akan mampu memerdekakan diri dari gejolak emosi yang
menyesatkan logika.
Spinoza yang menyatakan etika adalah kebahagiaan memperlihatkan kebenaranya. Setiap orang akan cenderung lebih
mudah bersimpati dan membuka diri terhadap mereka yang ramah serta mampu menghargai orang lain. Mereka tidak
akan ragu membantu dan membagikan rahasia terhadap mereka yang menjunjung nilai-nilai luhur dalam beretika.
Karena etika sejatinya identik dengan kejujuran dan kesetiaan. Orang yang diyakini memiliki etika yang baik, akan
dengan mudah mendapatkan kepercayaan dan merasakan kebahagiaan. Dimanapun mereka berada, mereka akan
disambut dengan hangat dan dijadikan orang-orang dalam lingkaran persahabatan. Tidak ada hubungan harmonis yang
bertahan lama tanpa didasari atas kejujuran, kesetiaan dan etika didalamnya. Interaksi yang berkualitas adalah interaksi
yang membangun kesetaraan, saling menghargai, saling menghormati dan bertoleransi. Kesucian dan etika merupakan
dua variable yang tidak mungkin dipisahkan. Etika menopang kesucian dan kesucian memberikan vibrasi positif bagi
perilaku yang berlandaskan etika. Hidup adalah perjalanan yang menawarkan beraneka ragam pilihan, dengan
berorientasi pada etika maka pilihan yang diambil akan melahirkan kebaikan. Melalui konsep etika yang mendatangkan
kebahagiaan dan menempatkan Tuhan sebagai kekuatan yang memiliki andil didalamnya, maka pemikiran Sponoza
juga sering disebut pola pikir mistik-rasional.
H. Pantheisme Mistik-Rasional

Pantheisme mistik-rasional merupakan ciri khas dari pemikiran Spinoza. Mereka yang bertakwa terhadap Tuhan
adalah mereka yang mampu menjaga hubungan harmonis dengan alam. Karena antara Tuhan dengan alam
merupakan satu kesatauan, dan kesatuan ini sebagai satu-satunya substansi. Keberdaan Tuhan dianggap
sebagai aturan kosmos itu sendiri, sehingga hukum-hukum alam dianggap sebagai kehendak Tuhan. Dalam
pantheisme terkandung berbagai asfek keharmonisan fundamental yang dibutuhkan manusia, seperti cinta
kasih, persaudaraan, toleransi, perdamaian dan sebagainya. Hal ini penting untuk ditanamkan agar menjauhkan
diri dari sikap radikalisme dan intoren yang dapat menyulut perpecahan.

Tractatus teologico-politicus dari Spinoza memiliki peranan penting dalam sejarah filsafat barat.
Menurut Spinoza kitab suci merupakan sabda suci Tuhan yang tidak sepantasnya dijadikan sebagai
pembenaran politik konservatif. Setiap orang memiliki kebebasan dalam berpolitik, namun berpolitiklah
secara bermartabat. Dalam bidang tindakan, seluruh kekuasaan itu hanya untuk pemerintah, tetapi
dalam bidang berfikir dan berbicara semua anggota masyarakat memiliki kebebasan penuh. Setiap
orang bebasa untuk memberikan opininya tentang politik dan agama. Hanya saja dia tidak boleh
bertindak melawan politik pemerintah, agar ketenangan (syarat mutlak untuk kebebasan semua
anggota masyarakat) tidak diganggu.
Berorientasi dari pandangan ini sesungguhnya terdapat upaya untuk menjaga keseimbangan dalam
masyarakat. Bahwasanya kekuasaan eksekutif adalah untuk pemerintah, namun dalam bidang berfikir,
berbicara dan beragama diberikan kebebasan pada masing-masing individu. Setiap individu sedapat
mungkin memanfaatkan kebebasan yang dimiliki dengan cara-cara yang normatif agar tercipta
kesejahteraan bagi seluruh makhluk hidup
A. Kesimpulan
Descartes memiliki fondasi dasar ajaran filsafat yang sangat populer dan tidak
tergoyahkan, yakni tentang ajaran yang menegaskan bahwa kebenaran tertinggi berada
pada akal budi manusia. Menurut Descartes, rasio merupakan sumber pengetahuan.
Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang pada kebenaran. Yang benar hanyalah
tindakan akal yang terang benderang yang disebutnya Ideas Claires el Distinctes (pikiran
yang terang benderang dan terpilah-pilah). Spinoza merupakan filsuf dengan pemikiran
yang paling modern di abad ke tujuh belas dan kedelapan belas. Dalam dunia barat, filsafat
Spinoza dianggap sebagai pantheisme mistik-rasional. Pantheisme merupakan keyakinan
bahwa dimana-mana serba Tuhan atau setiap aspek alam digambarkan dikuasai oleh
Tuhan. Dalam pantheisme terkandung berbagai asfek keharmonisan fundamental yang
dibutuhkan manusia, seperti cinta kasih, persaudaraan, toleransi, perdamaian dan
sebagainya. Melalui pola rasionalisme-mistis Spinoza berusaha memberikan persfektif
baru dalam melihat dan menyikapi kehidupan. Berusaha memecahkan berbagai isu-isu
krusial yang mewarnai konteks kehidupan sosial masyarakat, serta memberikan
pemahaman bahwa logika tidak selamanya benar.

Anda mungkin juga menyukai