Anda di halaman 1dari 28

TUGAS IPA GENETIKA

DISUSUN OLEH
ARJUN FAJAR H. (01)
BAGAS PRIMAHEZA. (04)
ILHAM ADE F. (15)
MICHAEL ABEDNEGO. (22)
NAFIL ATHA I. (23)
PENGERTIAN GENETIKA
Kata genetika pada dasarnya merupakan kata saduran yang diambil
dari bahasa Inggris yaitu kata genetics. Kata genetics sendiri
berasal dari salah satu kata yang ada dalam Bahasa Yunani yaitu
Genno yang memiliki arti melahirkan. Jika diartikan dari arti
katanya, maka genetika merupakan salah satu ilmu yang
mempelajari mengenai seluk beluk lahirnya gen makhluk hidup.
Jika diartikan secara lengkap, pengertian genetika adalah sebuah
cabang ilmu biologi yang terfokus pada bidang pewarisan sifat
yang terjadi pada organisme makhluk hidup (tumbuhan, hewan,
dan manusia) maupun suborganisme makhluk hidup (virus dan
prion). Sederhananya, genetika merupakan ilmu yang mempelajari
tentang gen dan berbagai macam aspek yang terkait dengannya.
SEJARAH GENETIKA
Istilah genetika pertama kali digunakan pada Tahun 1906
oleh Adam Chadwick, tepatnya dalam acara konferensi
internasional yang membahas mengenai genetika. Adam
Chadwick sendiri pada dasarnya menemukan istilah
genetika dari seorang ilmuan yang bernama Wiliam Bateson
melalui surat yang ditulis untuknya.
Istilah genetika sendiri pada dasarnya didapatkan dari
konsep gen dan konsep pewarisannya yang terlebih dahulu
telah ditemukan. Konsep genetika sering kali disebut –
sebut mulai berkembang sejak awal tahun 1900, saat salah
satu tulisan Gregor Mendel ditemukan kembali. Pada awal
perkembangannya banyak orang yang menyakini konsep ini
ditemukan oleh Gregor Mendel. Padahal, jika dikaji secara
lebih mendalam, konsep teori pewarisan ataupun hereditas
telah ditemukan dan digunakan sejak zaman prasejarah.
Pada zaman prasejarah, orang-orang kuno telah
mengaplikasikan temuan mereka yang mana antar
anggota keluarga tidak diperbolehkan melakukan
perkawinan. Orang-orang di masa itu percaya
bahwa perkawinan antar anggota keluarga akan
menghasilkan keturunan yang buruk.
Setelah beberapa ribu tahun setelahnya, barulah
muncul berbagai macam teori yang dikemukakan
oleh para ahli di bidang biologi mengenai teori
pewarisan gen dari orang tua ke keturunannya,
yang hingga saat ini masih terus digunakan.
PENGERTIAN DNA
DNA merupakan singkatan dari deoxyribonucleic acid atau
dalam Bahasa Indonesia disebut juga asam
deoksiribonukleat Struktur kimianya berupa
makromolekul kompleks yang terdiri dari 3 macam
molekul yaitu :
1.gula pentosa (deoksiribosa)
2.asam fosfat
3.basa nitrogen.
Peran utama dari molekul DNA yaitu penyimpanan jangka
panjang informasi. DNA sering dibandingkan dengan satu
set cetak biru, resep, atau kode, karena berisi instruksi
yang dibutuhkan untuk membangun komponen lain dari
sel, seperti protein dan molekul RNA.
DNA berasal dari dua kata utama yaitu :
1.Deoxyribo
Arti kata deoxyribo yaitu gula yang kehilangan atom
oksigennya
2.Nucleid Acid (asam nukleat)
arti kata asam nukleat yaiu molekul yang mengandung
informasi genetik.
Molekul-molekul DNA di tubuh kita tersusun pada paket-
paket yang disebut kromosom. Setiap manusia mempunyai
23 pasang kromosom. Satu dari 23 pasang kromosom itu,
disebut kromosom seks, berbeda pada pria dan wanita.
Wanita mempunyai dua kromosom X, laki-laki memiliki
kromosom X dan Y. Tiap organisme memiliki jumlah
kromosom yang berbeda. Misalnya lalat hanya 4 pasang.
SIFAT-SIFAT DNA
DNA merupakan sebuah polimer yang terdiri atas satuan-
satuan berulang yang disebut juga nukleotida. Tiap-tiap
nukleotida terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
1.gugus fosfat
2.gula deoksiribosa
3.basa nitrogen (nukleobasa)
Pada DNA, nukleobasa yang ditemukan adalah
1.Adenina (A)
2.Guanina (G)
3.Sitosina (C)
4.Timina (T)
FUNGSI DNA
Fungsi DNA secara umum yaitu untuk menyimpan dan
menentukan karakteristik biologis pada mahkluk hidup yang
sesuai dengan pengaturan koneksi pada molekul yang sangat
spesifik.
DNA juga berfungsi untuk keperluan sintesis biologis guna
menciptaan protein seluler dan pembentukan molekul RNA
1.Sebagai pembawa informasi genetik DNA.
2.Membuat protein
3.Mempunyai peran dalam menduplikasi diri dan dalam
pewarisan sifat.
4.Kode untuk pengaktifan protein dan penonaktifan gen.
5.Sebagai ekspresi informasi genetik.
6.Pengarah sintesis RNA pada sebuah proses kimia atau
transkripsi.
PENGERTIAN RNA
RNA merupakan materi genetik selain DNA yang
terdapat pada makhluk hidup. Tidak sseperti DNA
yang berantai ganda dan double helix, RNA memiliki
struktur rantai tunggal. RNA terbentuk dari DNA
melalui proses transkripsi dalam nukleus. RNA
dibentuk ketika informasi dalam DNA akan
diterjemahkan dalam bentuk protein penentu sifat
PERBEDAAN DNA DAN RNA
 Perbedaan Fungsi
Perbedaan RNA dan DNA terletak pada fungsi keduanya. Fungsi
DNA lebih kompleks, yritu sebagai pengendali aktivitas genetis /
faktor keturunan dan kegiatan sintesis protein. Sedangkan RNA
hanya sekedar berfungsi sebagai pengendali sintesis protein saja.
 Perbedaan Komponen Gula
Gugus gula yang menyusun DNA yaitu gugus Deoksirobosa, namun
gugus gula yang menyusun RNA yaitu Ribosa.
 Perbedaan Bentuk dan Ukuran
DNA ialah gugus asam amino rantai ganda, sedangkan RNA yaitu
gugus asam amino rantai pendek. Secara ukuran, bentuk DNA
umumnya lebih panjang dengan bentuk membulat, Sedangkan
ukuran RNA lebih pendek bentuk bentuk yang lebih tipis.
Perbedaan Kadar
Kadar RNA bisa berubah karena adanya aktivitas sintesis
protein, sedangkan kadar DNA bersifat statis karena tidak
dipengaruhi aktivitas sintesis protein maupun aktivitas genetis
Perbedaan Jenis Basa Nitrogen
Perbedaan DNA dan RNA juga terletak pada jenis basa nitrogen
yang dikandungnya. DNA mengandung 3 basa nitrogen antara
lain Purin (adenin dan guanin), Pirimidin (sitosin dan timin),
dan gugus fosfat, sementara RNA mengandung 2 basa nitrogen
yaitu Purin (adenin dan guanin) dan Pirimidin (sitosin dan
urasil).
Perbedaan Letak
Letak DNA dan RNA berbeda. DNA umumnya bisa di temukan
hanya pada inti sel, sementara RNA bisa ditemukan pada
beberapa organel sel
Peranan Materi
 Sifat Dominan danGenetik
Resesif dalam Penentuan Sifat
 Dalam pewarisan sifat kita mengenal istilah sifat dominan dan sifat
resesif. Sifat dominan adalah karakter yang mampu
mengalahkan/menutupi karakter yang lain. Sedangkan sifat resesif
adalah karakter yang kalah atau karakter yang tertutupi oleh
karakter yang lain.
Gen dominan ditulis dengan huruf besar (kapital), sedangkan gen
resesif cukup ditulis dengan huruf kecil saja. Contoh: cuping yang
terpisah dikode oleh gen G (dominan), sedangkan karakter cuping
yang melekat dikode oleh gen g (resesif ). Variasi atau bentuk
alternatif dari gen-gen (pada kasus ini yaitu gen G dan gen g) disebut
sebagai alel.Perwujudan gen ini dapat dilihat oleh mata telanjang.
Fenotip adalah sifat-sifat atau karakter yang dapat dilihat oleh mata,
contoh: bentuk rambut dan bentuk cuping telinga. Fenotip
merupakan perwujudan “ekspresi” dari gen. Sedangkan, genotip
adalah susunan informasi genetik suatu individu yang mengkode
karakter-karakter fisik.
Peran Gen dalam Menentukan Jenis Kelamin
Jumlah kromosom sel tubuh sebanyak 23 pasang. Jumlah
total kromosomnya sebanyak 23 x 2 = 46 buah kromosom,
karena diploid (2n). Kromosom nomor 1 - 22 disebut
sebagai autosom (kromosom tubuh), sedangkan
kromosom nomor 23 disebut gonosom(kromosom
kelamin). Gonosom inilah yang membedakan laki-laki atau
perempuan.

Penulisan kromosom kelamin atau gonosom laki-laki


ditulis XY dan untuk perempuan ditulis XX. Dengan
demikian, kariotipe atau susunan kromosom pada laki-
laki  dapat dituliskan dengan rumus 22AA + XY
 Sedangkan kariotipe atau susunan kromosom pada perempuan,
ditulis dengan rumus 22AA + XX.

Pada sel kelamin, kromosom adalah haploid (tidak dalam keadaan


berpasangan), maka kariotipe sel kelamin jantan (sperma) adalah
22A + X atau 22A + Y, sedangkan kariotipe sel kelamin betina
(ovum) adalah 22A + X.

Sel-sel sperma ada yang mengandung kromosom kelamin Y dan


ada pula yang mengandung kromosom kelamin X.

Gen-gen pada kromosom kelamin Y berperan dalam menentukan


jenis kelamin pada manusia. Pada sel kelamin perempuan hanya
terdapat autosom dan kromosom kelamin X saja. Jadi ketika sel
ovum yang mengandung kromosom kelamin X bertemu dengan sel
sperma yang mengandung kromosom kelamin X maka akan
menghasilkan anak (keturunan) dengan jenis kelamin perempuan
(XX).
Jika ovum yang mengandung kromosom kelamin X bertemu
dengan sel sperma yang mengandung kromosom kelamin Y
maka akan menghasilkan anak dengan jenis kelamin laki-
laki (XY). Dalam proses pewarisan sifat, keturunan disebut
dengan filial (F), sedangkan orangtua atau induk disebut
dengan parental (P).
Hukum segregasi (hukum pertama Mendel)
Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna merah), S
(buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi F2
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada
pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk
(Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada


karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel;
alel resisif (tidak selalu tampak dari luar, dinyatakan dengan huruf
kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan
(tampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan,
(misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina
(misalnya RR dalam gambar di sebelah).
Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB
pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan
(tampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak
selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang
dibentuk pada turunannya.
Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel)
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua
pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat
yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak
saling memengaruhi.
Seperti tampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww
(secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR
(secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar)
merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya,
sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya,
persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu
pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada
sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina
tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan
individu seperti tampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR,
Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna
merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara
fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.
 Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu
sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-
induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit.
Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid,
sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal
sebagai dihibrid, dan seterusnya.
 Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan
genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan
genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang
terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan
sB (tampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan
membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama).
Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk
individu keturunan F2. Gamet F1nya tampak pada sisi kiri dan baris atas pada
papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16
macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS
atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat
(jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan
hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk
buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe
SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.
Persilangan Monohibrid
Monohibrid adalah persilangan antara dua individu dari spesies yang sama
dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan
hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segregasi. Hukum ini
berbunyi “Pada pembentukan gamet, gen-gen yang berpasangan akan dipisahkan
(disegregasikan) ke dalam dua gamet (sel kelamin) yang terbentuk".
Gregor Mendel pertama kali mengetahui sifat monohibrid pada saat melakukan
percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Dari persilangan
monohibrid inilah Mendel merumuskan hukum Mendel I (hukum segregasi).
Sesungguhnya pada masa hidup Mendel belum diketahui zat yang menentukan
pewarisan sifat (bahan genetik). Mendel menyebut bahan genetik itu hanya
sebagai faktor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.
Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif
heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada
waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu
gamet.
Persilangan Dihibrid
Saat Mendel melakukan persilangan antara tanaman
ercis berbiji bulat warna kuning (BBKK) dengan
tanaman ercis berbiji kerut warna hijau (bbkk),
ternyata semua keturunannya (F1) adalah tanaman
ercis berbiji bulat warna kuning (BbKk). Ketika
Mendel melanjutkan percobaanya dengan
menyilangkan tanaman F1 dengan sesamanya
diperoleh perbandingan fenotip sebagai berikut: 9/16
bulat kuning : 3/16 bulat hijau : 3/16 kerut kuning : 1/16
kerut hijau.
KELAINAN BAWAAN MANUSIA BERSIFAT
MENURUN
a. Buta Warna
Gen buta warna terkait pada kromosom X yang bersifat resesif (c).
Sedangkan gen normal (C) bersifat mendominasi terhadap gen buta warna
(c). Karenanya kemungkinan besar genotype yang mungkin saja terjadi
adalah sebagai berikut :
XcY     =          Laki-laki Buta Warna
XCY    =          Pria Normal
XCXc   =          Wanita Pembawa Sifat Buta Warna
XCXC   =          Wanita Normal
XcXc    =          Wanita Buta Warna
Dengan demikian apabila seorang lelaki buta warna menikah dengan wanita
yang normal, maka sangat mungkin keturunannya ialah XcXc  dan XCY. XcXc
berarti wanita normal, namun membawa sifat buta warna.  XCY adalah lelaki
yang memiliki penglihatan normal (tidak mewarisi kelainan buta warna)
b. Jari Lebih (Polidaktili)
polidaktil ialah suatu kelainan genetika yang
diindikasikan dengan pertumbuhan jari tangan atau
kaki melebihi jumlah normal. Seperti misalnya
seseorang yang memiliki jumlah jari tangan atau kaki
sebanyak enam buah. Kelainan ini dapat terjadi pada
salah satu jari tangan atau bisa juga terjadi pada kedua
tangan (kanan dan kiri). Polidaktil ditentukan oleh
adanya gen dominan P, sedangkan pada alelnya resesif
p menjadi penentu terhadap jari normal.
c. Hemofili
Hemofili adalah penyakit keturunan yang diindikasikan
dengan sulitnya darah untuk membeku ketika bagian
tubuh terluka. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya
faktor yang menjadikan darah membeku. Hemofili
diturunkan melaui kromosom X dengan adanya gen
hemofili yang memiliki sifat resesif. Gen hemofili (h)
memiliki sifat resesif pada gen normal (H). gen H dan gen
h tersebut memiliki keterpautan dengan kromosom X.
Penyakit hemofili berpotensi muncul apabila gen h tidak
membersamai gen H. Karenanya pria yang mengidap
penyakit hemofili akan mempunyai kromosom seks
dengan genotipe XhY. Perhatikan genotipe berikut ini :
XHY = Lelaki Normal
XhY = Lelaki Hemofil
XHXH = Wanita Normal
XHXh = Wanita Pembawa Sifat Hemofili (karier Hemofili)
XhXh = Wanita Hemofili / bersifat letal 

Apabila seorang lelaki normal menikahi wanita normal


karier, maka akan didapatkan keturunan seperti di bawah ini
:
Fenotipe F1 ialah = Wanita Normal
XHXh                = Wanita Karier Hemofili
XHY                =         Lelaki Normal
XhY                  =         Lelaki Hemofili
PENERAPAN PRINSIP GENETIKA DALAM
PEMULIAAN MAKHLUK HIDUP
Pemuliaan makhluk hidup merupakan salah satu cara
untuk memperoleh bibit unggul.
Cara memperoleh bibit unggul antara lain dengan cara
seleksi bibit unggul serta hibridisasi untuk memperoleh
sifat unggul.
Contoh-contoh penerapan pewarisan sifat dalam
pemuliaan makhluk hidup antara lain:
- Menyeleksi bibit tanaman pada unggul untuk dijadikan
benih pada penanaman selanjutnya.
- Menyeleksi bibit lele dengan kualitas unggul sebagai
benih untuk ditebar di kolam pembesaran.
- Menyilangkan indukan padi yang tahan hama dan hasil panen
sedikit dengan indukan padi yang tidak tahan hama dan hasil
panen banyak untuk mendapatkan bibit unggul padi tahan hama
dan hasil panen banyak
- Menyilangkan tanaman kedelai biji bulat hijau dengan tanaman
kedelai biji kisut warna kuning untuk mendapatkan hasil kedelai
biji bulat warna kuning.
- Menyilangkan jagung warna kuning dengan jagung warna merah
sehingga diperoleh jagung dengan warna campuran dalam satu
tongkol.
- Menyilangkan kucing dengan rambut lebat dan halus dengan
sesamanya agar diperoleh anakan dengan rambut lebat dan halus
pula.
- sifat unggul. Menyilangkan sapi betina dengan sapi jantan
unggul agar memperoleh anakan dengan sifat unggul.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai