Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN GERONTIC

MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI CALLISTA ROY DAN HUMAN BEING ROGER

KELOMPOK 1
1) IKRIMA RENGIAR
2) DINDA BEAY
3) SUNDUSIA RENWARIN
4) RISMAWATI
5) ORSILA E HIWY
6) DEWI BORUT
7) YUNI BORUT
8) SEROJA RUMLUAN

9) ASLAMIA OHIRAT
KEPERAWATAN GERONTIK

Gerontik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan lanjut usia dengan
segala permasalahannya, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Menurut para
ahli, istilah yang paling menggambarkan keperawatan pada lansai adalah
gerontological nursing karena lebih menekankan kepeada kesehatan ketimbang
penyakit.
Menurut kozier (1987), keperawatan gerontik adalah praktek perawatan yang
berkaitan dengan penyakit pada proses menua. Menurut lueckerotte (2000)
keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada
lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional,
perencanaan, implementasi serta evaluasi.
MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI CALLISTA ROY

Model adaptasi roy merupakan salah satu teori keperawatan yang berfokus pada kemampuan adaptasi
klien terhadap stressor yang dihadapinya. Dalam penerapannya roy menegaskan bahwa individu adalah
makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan. Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua yang ada di sekeliling
kita dan berpengaruh pada perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau proses dalam
menjaga integritas diri, respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan adanya suatu
kebutuhan dan menyebabkan individu berespon terhadap kebutuhan tersebut melalui upaya atau prilaku
tertentu. Menurutnya peran perawat adalah membantu pasien beradaptasi terhadap perubahan yang ada.
Keperawatan menurut roy di definisikan sebagai disiplin ilmu dan praktek.
Jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih khusus perkembangan ilmu keperawatan
dan praktek keperawatan. Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas
perawat.
Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi manusia dengan
lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan melalui empat cara yaitu fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tujuan keperawatan
diraih ketika stimulus fokal berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi
manusia. Adaptasi membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif
dan memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain, kondisi seperti
ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.
 PROSES ADAPTASI YANG DIKEMUKAKAN ROY :

a. Mekanisme koping, pada system ini terdapat 2 mekanisme yang pertama mekanisme koping
bawaan prosesnya secara tidak disadari manusia tersebut,, yang ditentukan secara genetic atau
secara umum dipandang sebagai proses yang otomatis pada tubuh. Kedua yaitu mekanisme
koping yang didapat dimana koping tersebut diperoleh melalui pengembangan atau pengalaman
yang dipelajarinya.

b. Regulator subsystem. Merupakan proses koping yang meyertakan subsitem tubuh yaitu syaraf,
proses kimiawi dan system endokrin.

c. Cognator subsystem. Proses koping seseorang yang menyertakan 4 sistem pengetahuan dan
emosi : pengolahan persepsi dan informasi, pembelajaran, pertimbangan dan emosi.
 System adaptasi memiliki 4 model adaptasi yang akan berdampak terhadap
respon adaptasi diantaanya sebagai berikut :

a. Fungsi fisiologis sistem adaptasi fisiologis diantaranya adalah: oksigenisasi,


nutrisi, eliminasi, akifitas dan istirahat, integritas kulit indera, cairan dan
elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin.
b. Konsep diri. Bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi social
dalam berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi peran. Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana
peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi seseorang dalam
berhubungan dnegan orang lain.
d. Interdependen. Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih
sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada
tingkat individu maupun kelompok.
MODEL KONSEPTUAL HUMAN BEING ROGERS

Marta rogers (1992) mengungkapkan metaparadigma lansia. Dia menyajikan


lima asumsi tentang manusia. Setiap manusia diasumsikan sebagai kesatuan yang
dengan individualitas. Manusia secara kontinyu mengalami pertukaran energi
dengan lingkungan. Manusia mampu abstraksi, citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan
emosi. Manusia diidentifikasi dengan pola dan mewujudkan karakteristik dan
perilaku yang berbeda dari bagian dan yang tidak dapat diprediksi dengan
pengetahuan tentang bagian - bagiannya.
a. Lingkungan

Terdiri dari semua pola yang ada di luar individu. Keduanya, individu dan lingkungan dianggap sistem
terbuka. Lingkungan merupakan, tereduksi terpisahkan, energi lapangan pandimensional diidentifikasi
dengan pola dan integral dengan bidang manusia (rogers, 1992).

b. Keperawatan

Perawatan utamanya adalah seni dan ilmu dan humanistik kemanusiaan. Ditujukan terhadap semua manusia
dan berkaitan dengan sifat dan arah pembangunan manusia. Tujuannya untuk berpartisipasi dalam proses
perubahan sehingga orang dapat mengambil manfaat (rogers, 1992).

c. Kesehatan

Tidak secara khusus diatur, malinski (1986) dikutip dari komunikasi pribadi dengan rogers di mana di
negara bagian rogers bahwa ia memandang kesehatan sebagai sebuah nilai. Komunikasi ini menegaskan
kesimpulan sebelumnya bahwa penyakit, patologi dan kesehatan adalah sebuah nilai.
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan, konsep, proses &
praktik. Jakarta: EGC. Hlm130,137 suzanne C.Smeltzer dan brenda G. Bare.2002.
Buku ajar keperawatan medikalbedah, brunner & suddarth. Jakarta: EGC. M. Gaie
rubenfeld dan barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk perawat ,strategi
berbasis kompetensi. Jakarta: EGC. R. Siti maryam, S.Kp, ns. Santu setiawati,
S.Kep, ns. Mia fatma ekasari, S. Kep, 2008. Berpikir kritis dalam proses
keperawatan. Jakarta :EGC. Hlm
Sekian dan terimakasi

Anda mungkin juga menyukai