Anda di halaman 1dari 16

PERAWATAN LUKA

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh
trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik
atau gigitan hewan. [ R. Sjamsu Hidayat, 1997]
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

1. Usia

2. Infeksi

3. Hipovolemia

4. Hematoma (bekuan darah)

5. Benda asing, ex: pasir / mikroorganisme terbentuknya abses sebelum benda tsb diangkat.

6. Iskemia

7. Diabetes

8. Pengobatan
MACAM – MACAM LUKA
Berdasarkan Mekanismenya:
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam.
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan & dikarakteristikkan oleh cedera
pada jaringan lunak, perdarahan & bengkak.
3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda
yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru / pisau yang masuk kedalam kulit
dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca / kawat.

6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka
masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio)
MENURUT TINGKAT KONTAMINASI TERHADAP LUKA : BERDASARKAN KEDALAMAN & LUASNYA LUKA:
a) Clean Wounds (Luka bersih), luka bedah tak terinfeksi yang 1. Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) :
mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) & infeksi y/ luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
pada sistem pernafasan, pencernaan, genital & urinari
2. Stadium II : Luka “Partial Thickness” : y/ hilangnya
tidak terjadi. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar
1% – 5%.
lapisan kulit pada lapisan epidermis & bagian atas dari
dermis. Merupakan luka superficial & adanya tanda klinis
b) Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi) seperti abrasi, lubang yang dangkal.
luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan,
genital / perkemihan dalam kondisi terkontrol,
3. Stadium III : Luka “Full Thickness” : y/ hilangnya kulit
kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya keseluruhan meliputi kerusakan / nekrosis jaringan
infeksi luka : 3% – 11%. subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak
melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai
c) Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka pada lapisan epidermis, dermis & fasia tetapi tidak
terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan & operasi dengan mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu
kerusakan besar dengan teknik aseptik / kontaminasi dari lubang yang dalam dengan / tanpa merusak jaringan
saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut,
sekitarnya.
inflamasi non purulen. Kemungkinan infeksi luka 10% –
17%. 4. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai
lapisan otot, tendon & tulang dengan adanya
d) Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu
destruksi/kerusakan yang luas.
terdapatnya mikroorganisme pada luka.
PROSES PENYEMBUHAN LUKA

INFLAMASI PROLIFERASI MATURASI

Disebut juga proses Terbentuknya jaringan Remodeling atau


peradangan terjadi mulai baru, proses tumbuhnya penguat jaringan yang
dari 0 hingga 5 hari jaringan dermis (kolagen sudah terbentuk,
dan elastin) melalui terbentuknya scar.
proses granulasi dan Terjadi 21 hari- 2 tahun
epidermis baru
(epitelisasi) *5-21 hari
KLASIFIKASI PENYEMBUHAN LUKA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA
 Penyembuhan Primer
Faktor Lokal
luka diusahakan bertaut, biasanya dengan
bantuan jahitan. Faktor General

Faktor Psikologis
 Penyembuhan Sekunder
Faktor Gaya Hidup
Penyembuhan luka tanpa ada bantuan dari
luar (mengandalkan antibodi)
KOMPLIKASI SPESIFIK ADANYA LUKA

Hemorrhage (Perdarahan)

Meningkaynya nadi, meningkatnya pernafasan, Menurunnya tekanan darah, lemah, pasien


mengeluh kehausan.
Infeksi

luka memerah, bengkak, nyeri, jaringan sekitar mengeras, leukosit meningkat.


Dehiscene

(tepi sulit/tidak dapat menyatu)


Eviceration

(menonjolnya organ-organ tubuh bagian dalam ke arah luar melalui incisi)


TINDAKAN KEPERAWATAN TERHADAP LUKA
1. Perawatan Luka Bersih
Prosedur perawatan yang dilakukan pada luka bersih (tanpa ada pus dan necrose), termasuk didalamnya
mengganti balutan.
Tujuan :
a.Mencegah timbulnya infeksi.
b.Observasi perkembangan luka.
c.Mengabsorbsi drainase.
d.Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.

Indikasi :
e.Luka bersih tak terkontaminasi dan luka steril.
f. Balutan kotor dan basah akibat eksternal ada rembesan/ eksudat.
g.Ingin mengkaji keadaan luka.
h.Mempercepat debredemen jaringan nekrotik.
Prosedur Perawatan Luka Bersih
1. Menyiapkan alat
2. Menyiapkan pasien
3. Teknik Pelaksanaan
a. Perkenalkan diri

b. Jelaskan tujuan

c. Jelaskan prosedur perawatan pada pasien

d. Persetujuan pasien
PERALATAN
Alat Tidak Steril Alat Steril
Gunting pembalut Pincetanatomi 1
Plaster Pinchet chirurgie 1
Bengkok/ kantong plastik Gunting Luka (Lurus)
Pembalut Kapas Lidi
Alkohol 70 % Kasa Steril
Betadine 10 % Kasa Penekan (deppers)
Bensin/ Aseton Mangkok / kom Kecil
Obat antiseptic/ desinfektan
NaCl 0,9 %
Prosedur Pelaksanaan
Jelaskan prosedur perawatan pada pasien. Buanglah kapas kotor pada tempatnya dan
pincet kotor tempatkan pada bengkok dengan
Tempatkan alat yang sesuai.
larutan desinfektan.
Cuci tangan.
Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dan keringkan.
Buka pembalut dan buang pada tempatnya.
Olesi luka dengan betadine 2 % (sesuai advis dari
Bila balutan lengket pada bekas luka, lepas dokter) dan tutup luka dengan kasa steril
dengan larutan steril atau NaCl.
Plester verban atau kasa.
Bersihkan bekas plester dengan
Rapikan pasien.
bensin/aseton (bila tidak kontra indikasi), arah
dari dalam ke luar. Alat bereskan dan cuci tangan.

Desinfektan sekitar luka dengan alkohol 70%. Catat kondisi dan perkembangan luka.
Perawatan Luka Kotor (decubitus)
Perawatan pada luka yang terjadi karena tekanan terus menerus pada bagian tubuh tertentu
sehingga sirkulasi darah ke daerah tersebut terganggu.
Ciri – ciri :
luka + serum
luka + pus
luka + nekrose

Tujuan :
 Mempercepat penyembuhan luka.

 Mencegah meluasnya infeksi.

 Mengurangi gangguan rasa nyaman bagi pasien maupun orang lain.


Prosedur Perawatan Luka Kotor (decubitus)

1. Menyiapkan alat
2. Menyiapkan pasien
3. Tekhnis pelaksanaan
 Perkenalkan diri
 Jelaskan tujuan
 Jelaskan prosedur perawatan pada pasien
 Persetujuan pasien
PERALATAN
Alat Tidak Steril Alat Steril
Gunting pembalut Pincetanatomi 1
Plaster Pinchet chirurgie 2
Bengkok/ kantong plastik Gunting Luka (Lurus dan
Pembalut bengkok)
Alkohol 70 % Kapas Lidi

Betadine 2 % Kasa Steril

H2O2, savlon Kasa Penekan (deppers)

Bensin/ Aseton Sarung Tangan

Obat antiseptic/ desinfektan Mangkok / kom Kecil 2

NaCl 0,9 %
Prosedur Pelaksanaan
Jelaskan prosedur perawatan pada pasien. Buanglah kapas kotor pada tempatnya dan pincet
kotor tempatkan pada bengkok dengan larutan
Tempatkan alat yang sesuai. desinfektan.
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan Bersihkan luka dengan H2O2 / savlon.
(mengurangi transmisi pathogen yang berasal
Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dan keringkan.
dari darah). Sarung tangan digunakan saat
memegang bahan berair dari cairan tubuh. Olesi luka dengan betadine 2 % (sesuai advis dari
dokter) dan tutup luka dengan kasa steril.
Buka pembalut dan buang pada tempatnya
Plester verban atau kasa.
serta kajilah luka becubitus yang ada.
Rapikan pasien.
Bersihkan bekas plester dengan bensin/aseton
Alat bereskan dan cuci tangan.
(bila tidak kontra indikasi), arah dari dalam ke
luar. Catat kondisi dan perkembangan luka.

Desinfektan sekitar luka dengan alkohol 70%.


Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Cermat dalam menjaga kesterilan.

 Peka terhadap privasi pasien.

 Saat melepas atau memasang balutan, perhatikan tidak merubah posisi drain atau
menarik luka.
 Alat pelindung mata harus dipakai bila terdapat resiko kontaminasi okuler seperti
cipratan mata.

Anda mungkin juga menyukai