Anda di halaman 1dari 27

PELINGKUPAN

DALAM AMDAL
Dr. Dwi P. Sasongko, M.Si.
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Diponegoro

SEMARANG, 30 OKTOBER 2021


POLA PIKIR
PENYUSUNAN AMDAL
RENCANA KELAYAKAN
USAHA LINGKUNGAN
DAN/ATAU HIDUP
KEGIATAN
DAMPAK
RONA
LINGKUNGAN
HIDUP
PENGELOLAAN
DAMPAK
PEMAHAMAN
DAMPAK
KETIDAKLAYAKA
N LINGKUNGAN
HIDUP
ALUR PENYUSUNAN AMDAL
Saran, pendapat dan Tanggapan dari:
•PENGUMUMAN AMDAL
• KONSULTASI PUBLIK

DAMPAK
DAMPAK
Prakiraan= Besaran & sifat
POTENSIAL
POTENSIAL
A
A penting dampak untuk setiap
RENCANA
RENCANA DPH PENILAIAN
PENILAIAN
KELAYAKAN
KELAYAKAN
KEGIATAN
KEGIATAN
DAMPAK
DAMPAK
POTENSIAL
POTENSIAL DAMPAK
DAMPAK
P- LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
DAMPAK
DAMPAK
B
B PENTING
PENTING
KOMPONEN KEGIATAN PENTING
PENTING HIPOTETIK
HIPOTETIK
HIPOTETIK HIPOTETIK
1 1
1
1
DAMPAK
DAMPAK
POTENSIAL
POTENSIAL
C PRAKIRAAN
IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI
C EVALUASI
EVALUASI
DAMPAK
DAMPAK
PENTING
PENTING
PRAKIRAAN
DAN
DAN
DAMPAK
DAMPAK
PENTING
P+ RENCANA
RENCANA
DAMPAK DAMPAK PENTING
DAMPAK DAMPAK HIPOTETIK
HIPOTETIK EVALUASI HIPOTETIK PENGELOLAAN DAMPAK
PENGELOLAAN DAMPAK
EVALUASI HIPOTETIK
POTENSIAL
POTENSIAL DAMPAK
DAMPAK POTENSIAL
POTENSIAL 2
2 2 LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
POTENSIAL
DAMPAK
DAMPAK 2
POTENSIAL
D
D
DAMPAK
DAMPAK TP +
KOMPONEN LINGKUNGAN DAMPAK
PENTING
PENTING
HIPOTETIK
HIPOTETIK
DAMPAK
DAMPAK
PENTING
PENTING
• Dampak Penting
DAMPAK
POTENSIAL
POTENSIAL
EE
3
3 HIPOTETIK
HIPOTETIK
3
3
• Dampak
RONA
RONA
LINGKUNGAN lingkungan
LINGKUNGAN
Evaluasi = telaahan terhadap
DAMPAK
DAMPAK lainnya
POTENSIAL
POTENSIAL
FF keterkaitan dan interaksi seluruh
Analisis atas DPH  karekterisk dampak
Kegiatan di Sekitar lingkungan Kelayakan Lingkungan
BA Kesepakatan Form KA

PELINGKUPAN ANALISIS
PERENCANAAN
PENGENDALIAN

Formulir ANALISIS DAMPAK RKL-RPL


KERANGKA ACUAN (KA) LINGKUNGAN (ANDAL)
Muatan KERANGKA ACUAN
Lampiran II PP 22/2021 tentang Pedoman PEDOMAN PENGISIAN FORMULIR KERANGKA ACUAN

INFORMASI UMUM
• Informasi umum Formulir Kerangka Acuan berisikan antara lain:
a. Nama Usaha dan/atau Kegiatan.
b. Nama dan jabatan penanggung jawab Usaha clan/atau Kegiatan.
c. Penyusun Amdal.
d. Deskripsi rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
e. Lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan.
f. Hasil pelibatan masyarakat

PELINGKUPAN
• Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang menimbulkan Dampak
Lingkungan;
• Pengelolaan lingkungan yang sudah direncanakan;
• Komponen rona lingkungan terkena dampak
• Dampak potensial
• Evaluasi dampak potensial
• Dampak Penting Hipotetik
• Batas wilayah studi (Batas Proyek, Ekologis, Sosial, Adimistratif)
• Batas Waktu Kajian

METODE STUDI
• Metode pengumpulan dan analisis data;
• Metode prakiraan dampak penting dan
• Metode evaluasi secara holitistik terhadap dampak lingkungan
Pelingkupan
• Status studi Amdal: terintegrasi, peta-peta yang relevan yang memenuhi kaidah-
bersamaan,setelah FS;
• Kesesuaian dengan RTRW & PIPIB; kaidah kartografi dan/atau layout dengan skala
• Komponen kegiatan yang berpotensi yang memadai
penyebabkan dampak & Pengelolaan
LH yang sudah disiapkan/direncanakan
+ ALTERNATIF Menggunakan metode-metode
ilmiah yang berlaku secara Setiap DPH yang
nasional dan/atau internasional
di berbagai literatur yang sesuai dikaji memiliki
Deskripsi Komponen Rencana Usaha dengan kaidah ilmiah metode
dan/atau Kegiatan Penyebab Dampak batas waktu
penentuan dampak penting
Lingkungan hipotetik dalam Amdal. kajian tersendiri

Deskripsi Rona LH Awal


(Environmental Setting): Dampal Penting Batas
Wilayah
• Komponen Lingkungan Hidup waktu
yang terkena dampak;
Hipotetik (DPH) Studi
Kajian
• Usaha dan/atau kegiatan di
sekitar
• Identifikasi 1.Batas proyek;
Hasil Pelibatan Masyarakat dampak potensial, 2.Batas ekologis,
• evaluasi dampak 3.Batas Sosial,
potensial 4.Batas
informasi apa yang dibutuhkan oleh • Daftar DPH Administrasi
pengambil keputusanterkait dengan hasil
pelibatan masyarakat ini
PELINGKUPAN
Pelingkupan (scoping) diartikan sebagai pemusatan
pandangan. Dalam AMDAL pelingkupan dapat diartikan
sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan
dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah
utama (main issue) dari suatu proyek terhadap lingkungan

Tujuan pelingkupan

 Rancangan kajian ANDAL itulah yang dikenal sebagai ‘lingkup


studi ANDAL’ dan merupakan hasil proses pelingkupan.
 Pelingkupan bertujuan untuk merancang kajian ANDAL agar
menjadi kajian yang tepat sasaran.
DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN

Mengetahui :
 Bentuk dan karakteristik
Penelaahan
deskripsi rencana komponen kegiatan tersebut
kegiatan adalah (aktivitas, fasilitas atau
untuk sarana tertentu).
 Tahap-tahap di mana kegiatan
mengidentifikasi
komponen itu akan mengeluarkan
kegiatan yang buangan atau menimbulkan
mungkin menjadi perubahan dalam lingkungan.
sumber dampak.  Letak komponen kegiatan

tersebut (di dalam tapak


proyek).

Identifikasi Sumber Dampak


Informasi Rencana Kegiatan
• Deskripsi ringkas rencana kegiatan.
• Rencana lokasi kegiatan, termasuk estimasi
luas lahan yang dibutuhkan.
• Deskripsi proses utama, termasuk perkiraan
besarannya, kapasitas, input, dan output.
• Sumber daya yang digunakan (bahan, air,
energi, dan lain-lain) dan perkiraan besarnya.
• Limbah yang akan dihasilkan, jenis, dan
perkiraan besarnya.
• Rencana mitigasi dampak yang sudah
direncanakan dari awal (terintegrasi dalam
desain rencana)
ALTERNATIF RENCANA KEGIATAN
DALAM PELINGKUPAN
Alternatif rencana kegiatan yang
dimaksud dapat terdiri dari alternatif:
• proses atau teknologi yang digunakan;
• input atau bahan yang digunakan;
• tata-letak bangunan atau sarana
pendukung;
• pendekatan pengendalian atau
pengelolaan dampak; dan
• penjadwalan atau pentahapan kegiatan.
Kajian alternatif dalam pelingkupan harus
meliputi:
• Identifikasi sumber dampak untuk setiap
alternatif komponen kegiatan;
• Pengenalan komponen lingkungan yang
mungkin terkena dampak untuk setiap
sumber dampak dari setiap alternatif;
• Pendugaan dampak potensial untuk semua
alternatif komponen rencana kegiatan dan
komponen lingkungan terkena dampak; dan
• Evaluasi dampak potensial untuk
mengidentifikasi dampak-dampak yang akan
dikaji dalam andal terkait dengan alternatif-
alternatif yang masih dipertimbangkan
RONA LINGKUNGAN HIDUP
 Komponen geofisik-kimia,
yang meliputi air
permukaan dan air bawah-
Pengenalan rona
permukaan, udara, lahan,
lingkungan hidup dan lain sebagainya;
bertujuan untuk  Komponen biologis, yang
mengidentifikasi meliputi flora dan fauna;
komponen  Komponen sosial ekonomi
lingkungan hidup dan sosial budaya, yang
yang berpotensi meliputi ketenagakerjaan,
terkena dampak perekonomian lokal,
akibat rencana demografi, hubungan sosial,
kegiatan pola hidup, dan sebagainya;
dan
 Komponen kesehatan
masyarakat, yang meliputi
• Informasi sekunder prevalensi penyakit,
• Tinjauan lapangan singkat perubahan tingkat
• Hasil konsultasi masyarakat kesehatan masyarakat, dan
sebagainya.
Alternatif Lokasi Implikasi alternatif lokasi
Kegiatan dalam pada proses pelingkupan
Pelingkupan
 Konsultasi masyarakat
pada tahap pelingkupan
 Lokasi fasilitas atau harus dilakukan dengan
kegiatan utama. komponen masyarakat di
 Lokasi fasilitas masing-masing lokasi
pendukung. tersebut
 Lokasi pengambilan  Proses identifikasi
bahan baku.
dampak potensial juga
 Lokasi pembuangan harus dibuat per calon
limbah.
lokasi
 Lokasi fasilitas
pengendalian atau
 Proses penentuan
pengelolaan dampak dampak yang akan dikaji
juga harus dibuat per
calon lokasi
PELINGKUPAN DAMPAK PENTING
 Identifikasi Dampak Potensial. hasil identifikasi dan
inventarisasi keseluruhan Dampak Lingkungan Hidup (baik
primer, sekunder, dan seterusnya) yang secara potensial akan
timbul sebagai akibat dari adanya rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang dilakukan. Proses identifikasi dampak potensial
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang berlaku
secara nasional dan/atau internasional. Keluaran yang
diharapkan disajikan dalam bagian ini adalah berupa daftar
dampak potensial yang timbul atas adanya rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang diusulkan..
 Evaluasi Dampak Potensial. proses evaluasi dampak potensial
yang dilakukan, yaitu dengan memisahkan dampak yang perlu
kajian mendalam untuk membuktikan dugaan (hipotesa) dampak
dari dampak yang tidak lagi perlu dikaji. Dalam proses ini, harus
dijelaskan dasar penentuan suatu dampak potensial ditetapkan
menjadi Dampak Penting hipotetik (DPH) atau tidak’.

Sumber : Lampiran II PP 22 Tahun 2021


Identifikasi dampak potensial
 Penelaahan pustaka; dan/atau
 Mengidentifikasi semua
 Analisis isi (content analysis);
dampak lingkungan
dan/atau
hidup (primer, sekunder,  Interaksi kelompok (rapat,
dan seterusnya) yang
lokakarya, brainstorming, dan
secara potensial akan lain-lain);dan/atau
timbul sebagai akibat  Metode ad hoc; dan/atau
adanya rencana usaha  Daftar uji (sederhana,
dan/atau kegiatan kuesioner, deskriptif); dan/atau
 Hanya diinventarisasi  Matrik interaksi sederhana;

dampak potensial yang dan/atau


mungkin akan timbul  Bagan alir (flowchart);

tanpa memperhatikan dan/atau


 Pelapisan (overlay); dan/atau
besar/kecilnya dampak,
 Pengamatan lapangan
atau penting tidaknya
dampak (observasi).
Matriks Identifikasi Dampak Potensial
Pk   Konstruksi   PK
No Kompomen Lingkungan 6 1 2
1 1 2 3 4 5
  Geo-Fisik-Kimia                  
1 Kualitas udara       • • • •    
2 Kebisingan     • •   • •    
3 Getaran             •    
4 Kualitas Air Sungai       • • • •    
5 Genangan/banjir               ●  
6 Lalu lintas     • •          
7 Kerusakan Jalan     • •          
8 Keselamatan jalan     • •          
  Biologi                  
1 Biota Darat     • • •   •    
2 Biota Air           • •    
  Sosial – Ekonomi – Budaya                  
  ●              
1 Kesempatan Kerja
            ●    
2 Peluang Berusaha
  ●         ●    
3 Pendapatan Masyarakat
        ●   ●    
4 Konflik Sosial
    ● ● ● ● ●    
5 Kenyamanan
● ●     ● ● ●   ●
6 Presepsi dan Sikap Masyarakat
  Kesehatan Masyarakat                  
1 Sanitasi Lingkungan         • • •    
2 Prevalensi Penyakit     • • • •      
3 Keselamatan dan kesehatan kerja         • • •    
Pra-Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi
1. Sosialisasi Rencana 1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi 1. Operasional saluran sungai
Kegiatan 2. Mobilisasi Peralatan 2. Monitoring dan perawatan
3. Mobilisasi Material konstruksi, tanggul sungai
urugan dan galian
4. Pembangunan Jalan Akses
5. Pengerukan Sungai
6. Perkuatan dan peninggian Tanggul
Sungai
Dampak Potensial
No No
. Sumber Dampak Jenis Dampak Potensial . Sumber Dampak Jenis Dampak Potensial
Tahap Prakonstruksi 5. Pengerukan sungai  Kualitas udara
1 Sosialisasi rencana  Persepsi dan sikap masyarakat  Kebisingan
kegiatan  Kualitas air sungai
Tahap Konstruksi  Biota air sungai, laut, tambak
1. Penerimaan tenaga  Kesempatan kerja  Kenyamanan
kerja konstruksi  Pendapatan masyarakat  Persepsi / sikap masyarakat
 Persepsi / sikap masyarakat  Sanitasi lingkungan
2. Mobilisasi  Kebisingan  Prevalensi penyakit
peralatan  Lalu lintas  Keselamatan dan kesehatan kerja
 Kerusakan jalan 6. Perkuatan dan  Kualitas udara
 Keselamatan jalan peninggian Tanggul  Kebisingan
 Biota darat Sungai  Getaran
 Kenyamanan  Kualitas air sungai
 Prevalensi penyakit  Biota darat
3. Mobilisasi material  Kualitas udara  Biota air sungai
konstruksi,  Kebisingan  Peluang berusaha
timbunan dan  Kualitas air sungai  Pendapatan masyarakat
galian  Lalu lintas  Konflik sosial
 Kerusakan jalan  Kenyamanan
 Keselamatan jalan  Persepsi / sikap masyarakat
 Biota darat  Sanitasi lingkungan
 Kenyamanan  Keselamatan dan kesehatan kerja
 Prevalensi penyakit 7. Penimbunan material  Kualitas udara
4. Pembangunan jalan  Kualitas udara galian (di disposal  Kebisingan
akses  Kualitas air sungai area)  Kestabilan timbunan
 Biota darat  Biota darat
 Konflik sosial  Persepsi / sikap masyarakat
 Kenyamanan
Tahap Pasca Konstruksi
 Persepsi / sikap masyarakat 1. Operasional saluran  Genangan / Banjir
 Sanitasi lingkungan sungai
 Prevalensi penyakit 2. Monitoring dan  Persepsi masyarakat
 Keselamatan dan kesehatan kerja Perawatan Tanggul
Evaluasi dampak potensial
 Dampak Penting (significant
impact) – untuk dipastikan bahwa
dampak yang akan timbul
Bertujuan untuk tersebut memang betul ‘dampak
menghilangkan/meniadak penting’, yaitu dengan
an dampak potensial yang mempelajari besaran, sebaran
dianggap tidak relevan dan sifat dampak.
atau tidak penting.  Kurang dipahami (unknown) –
untuk mendapatkan informasi
lebih rinci tentang jenis, besaran
Dampak yang dikaji dalam dan sebaran dampak, serta
ANDAL sebaiknya adalah komponen lingkungan terkena
dampak-dampak yang dampak. Dengan informasi rinci
memang perlu dikaji tersebut dapat ditentukan apakah
secara mendalam. suatu dampak termasuk dampak
penting atau tidak
 Dampak yang dapat
mempengaruhi kelayakan
rencana usaha dan/atau kegiatan
Penentuan DPH
Penentuan DPH dapat menggunakan berbagai macam kriteria,
namun kriteria yang digunakan tersebut haruslah berlandaskan 4
hal sebagai berikut:
1. Besaran rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang menyebabkan
dampak tersebut dan rencana pengelolaan lingkungan awal
yang menjadi bagian rencana Usaha dan/atau Kegiatan untuk
menanggulangi dampak.
2. Kondisi rona lingkungan yang ada termasuk kemampuan
mendukung Usaha dan/atau Kegiatan tersebut atau tidak.
3. Pengaruh rencana Usaha dan/atau Kegiatan terhadap kondisi
Usaha dan/atau Kegiatan lain di sekitar lokasi rencana Usaha
dan/atau Kegiatan atau sebaliknya.
4. Intensitas perhatian masyarakat terhadap rencana Usaha
dan/atau Kegiatan baik harapan, dan kekhawatiran
persetujuan atau penolakan terhadap rencana Usaha dan/atau
Kegiatan.
Sumber : Lampiran II PP 22 Tahun 2021
Contoh Kriteria untuk Evaluasi Dampak Potensial

 Apakah komponen lingkungan tersebut memegang


peranan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat (nilai
sosial dan ekonomi) ?
 Apakah komponen lingkungan tersebut memiliki fungsi
ekologis yang spesifik?
 Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi
tentang komponen lingkungan tersebut?
 Apakah ada aturan atau kebijakan yang dilanggar oleh
dampak tersebut?
 Adakah rencana pengelolaan dan pemantauan yang
telah disiapkan sebelumnya (SOP)
DTPH
Evaluasi dampak potensial dilakukan
dengan cara menghilangkan dampak
potensial yang tidak relevan yang berupa:
◦ Dampak tidak penting hipotetik yang perlu
dikelola dan dipantau (DTPH 1)
◦ Dampak tidak penting hipotetik yang tidak
dikelola dan tidak dipantau (DTPH 2)
Matriks Hasil Evaluasi Dampak Potensial
Pk   Konstruksi   PK
No Kompomen Lingkungan 6 2
1 1 2 3 4 5 1
  Geo-Fisik-Kimia                  
1 Kualitas udara       DPH DPH DTPH-2 DTPH-2    
2 Kebisingan     DTPH-2 DPH   DPH DPH    
3 Getaran             DPH    
4 Kualitas Air Sungai       DTPH-1 DPH DPH DPH    
5 Genangan/banjir               DPH  
6 Lalu lintas     DTPH-1 DPH          
7 Kerusakan Jalan     DTPH-1 DPH          
8 Keselamatan jalan     DTPH-1 DTPH-1          
  Biologi                  
1 Biota Darat     DTPH-1 DPH DTPH-2   DPH    
2 Biota Air           DPH DPH    
  Sosial – Ekonomi – Budaya                  
1 Kesempatan Kerja   DPH              
2 Peluang Berusaha             DPH    
3 Pendapatan Masyarakat   DPH         DPH    
4 Konflik Sosial         DTPH 1   DTPH 1    
5 Kenyamanan     DTPH 1 DPH DPH DPH DPH    
6 Presepsi/Sikap Masyarakat DPH DPH     DPH DPH DPH   DTPH 1
  Kesehatan Masyarakat                  
1 Sanitasi Lingkungan         DTPH-1 DTPH-1 DTPH-1    
2 Prevalensi Penyakit     DTPH-1 DTPH-1 DTPH-1 DTPH-1      
Keselamatan dan    
3 kesehatan kerja         DTPH-1 DTPH-1 DTPH-1

Pra-Konstruksi Konstruksi Pasca Konstruksi


1. Sosialisasi Rencana Kegiatan 1. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi 1. Operasional saluran sungai
2. Mobilisasi Peralatan 2. Monitoring dan perawatan tanggul
3. Mobilisasi Material konstruksi, urugan dan sungai
galian
4. Pembangunan Jalan Akses
5. Pengerukan Sungai
6. Perkuatan dan peninggian Tanggul Sungai
DIAGRAM ALIR PROSES PELINGKUPAN

Komponen Rencana Kegiatan Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik (DPH)


Tahap Prakonstruksi    
Tahap Konstruksi Tahap Prakonstruksi Tahap Prakonstruksi
Tahap Pasca Konstruksi Perubahan Presepsi dan sikap masyarakat Presepsi dan sikap masyarakat
Tahap Konstruksi Tahap Konstruksi
Penurunan Kualitas udara Penurunan Kualitas udara
Peningkatan Kebisingan
Peningkatan kebisingan
Peningkatan Getaran
Peningkatan Getaran
Komponen Lingkungan Hidup Penurunan Kualitas air sungai
Penurunan kualitas air sungai
Geofosik – kimia Gangguan lalu lintas
Gangguan lalu lintas
Biologi Peningkatan Kerusakan jalan
Penurunan Keselamatan jalan Peningkatan kerusakan jalan
Sosial – Ekonomi – Budaya
Gangguan Biota darat Gangguan Biota darat
Kesehatan Masyarakat
Gangguan Biota air sungai Gangguan biota air sungai
Perubahan Persepsi dan sikap masyarakat Perubahan persepsi dan sikap
Evaluasi Dampak
Peningkatan Kesempatan kerja Potensial masyarakat
Peluang berusaha Penurunan kenyamanan
Kegiatan Lain di Sekitar Peningkatan Pendapatan masyarakat
Tahap Pasca Konstruksi
Penurunan Kenyamanan
Hilangnya Genangan / banjir
Penurunan Sanitasi lingkungan
Peningkatan Prevalensi penyakit
Saran, Pendapat dan Tanggapan Peningkatan resiko K3
(SPT) Masyarakat Tahap Pasca Konstruksi
Genangan banjir
Persepsi masyarakat (DTPH-1)
Tahap Konstruksi
Gangguan lalu lintas
Dampak Tidak Peningkatan kerusakan jalan
Penting Penurunan keselamatan jalan
Hipotetik Penurunan kualitas air
(DTPH) Biota darat
Biota air sungai
Gangguan Kenyamanan
Identifikasi Peningkatan konflik sosial
Dampak Potensial (DTPH-2) Sanitasi lingkungan
Tahap Konstruksi Prevalensi penyakit
Peningkatan kebisingan Peningkatan resiko K3
Penurunan kualitas udara Tahap Pasca Konstruksi
 
Persepsi masyarkat
PELINGKUPAN
Pelingkupan
Pengelolaan Komponen
Rencana Kegiatan yang
Lingkungan yang Lingkungan Wilayah Batas Waktu
No Berpotensi Menimbulkan Dampak
sudah Terkena Studi Kajian
Dampak Dampak Evaluasi Dampak Penting
Direncanakan Dampak
Potensial Potensial Hipotetik
(DPH)

1 2 3 4 5 7 8 9 10
A. Tahap Prakonstruksi
1.

2.
Tahap Konstruksi
B

1
2
3
n..
C. Tahap Operasi

1
2
3
n

Sumber : Lampiran II PP 22 Tahun 2021


BATAS WILAYAH STUDI
 Batas proyek : yaitu ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan
akan dilakukan, termasuk komponen kegiatan tahap pra-konstruksi,
konstruksi, operasi dan pasca operasi. Dari ruang rencana Usaha
dan/atau Kegiatan inilah bersumber dampak terhadap lingkungan hidup
di sekitarnya. Batas proyek secara mudah dapat diplotkan pada peta,
berdasarkan lokasinya dapat diperoleh langsung dari peta-peta
perencanaan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan. Selain tapak
proyek utama, batas proyek harus juga meliputi fasilitas pendukung
seperti perumahan, dermaga, tempat penyimpanan bahan, bengkel, dan
sebagainya.;

 Batas ekologis : yaitu ruang terjadinya sebaran dampak-dampak


lingkungan dari suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan
dikaji, mengikuti media lingkungan masing-masing (seperti air tawar, air
laut dan udara), dimana proses alami yang berlangsung dalam ruang
tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar. Batas
ekologis akan mengarahkan penentuan lokasi pengumpulan data rona
lingkungan awal dan analisis persebaran dampak. Penentuan batas
ekologis harus mempertimbangkan setiap komponen lingkungan bio-geo-
fisik-kimia yang terkena dampak (untuk setiap Dampak penting
hipotetik). Untuk masing-masing dampak, batas persebarannya dapat
diplotkan pada peta menjadi memiliki beberapa garis batas ekologis,
sesuai dengan jumlah Dampak penting hipotetik;
Sumber : Lampiran II PP 22 Tahun 2021
BATAS WILAYAH STUDI
 Batas sosial : yaitu ruang di sekitar rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung
norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur
sosial), sesuai dengan proses dan dinamika sosial suatu kelompok masyarakat,
yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana
Usaha dan/atau Kegiatan. Batas ini merupakan ruang di mana masyarakat yang
terkena Dampak Lingkungan (seperti limbah, emisi atau kerusakan lingkungan)
tinggal atau melakukan kegiatan. Batas sosial akan mempengaruhi identifikasi
kelompok masyarakat yang terkena dampak sosialekonomi-kesehatan
masyarakat dan penentuan masyarakat terkena dampak langsung;

 Batas administratif yaitu wilayah administratif terkecil yang relevan (seperti


desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi) yang wilayahnya tercakup
tiga unsur batas proyek, ekologis dan sosial. Dengan menumpangsusunkan
(overlay) batas administratif wilayah pemerintahan dengan peta batas proyek,
ekologis dan sosial, maka akan terlihat desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota danf atau provinsi mana saja yang masuk dalam batas proyek,
batas ekologis dan batas sosial. Batas administratif diperlukan untuk
mengarahkan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan danlatau pen]rusun
Amdal untuk dapat berkoordinasi ke organisasi perangkat pemerintah daerah
yang relevan, baik untuk koordinasi administratif (misalnya penilaian Amdal dan
pelaksanaan konsultasi masyarakat), pengumpulan data tentang kondisi rona
lingkungan awal, kegiatan di sekitar lokasi kegiatan, dan sebagainya..

Sumber : Lampiran II PP 22 Tahun 2021


Pertimbangan untuk Menentukan Batas Ekologis
untuk Komponen Lingkungan Terkena Dampak

Sumber : Panduan Pelingkupan Dalam AMDAL (KLH, 2007)


BATAS WAKTU KAJIAN
 Batas waktu kajian Andal adalah rentang waktu prakiraan
dampak, yang dimana batas waktu kajian iersebut digunakan
sebagai tolak ukur waktu untuk menghitung besaran
dampak.
 Batas waktu kajian dapat dianologikan sebagai waktu di
saat besaran Dampak Lingkungan itu terjadi secara
maksimal/optimum, karena penggunaannya sebagai tolak
ukur waktu untuk menghitung besaran dampak, maka
penentuan batas waktu kajian antara suatu tahap kegiatan
akan berbeda beda dan tidak mesti sepanjang konstruksi
atau operasional kegiatan tersebut.
 Penentuan batas waktu kajian ini juga sangat berhubungan
dengan data rona lingkungan yang telah dimiliki, semakin
detail dan lengkap data lingkungan yang dimiliki, maka batas
waktu kajiannya akan semkin muaan ditentukan
Sumber : Lampiran II PP 22 Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai