B - K49 - Aqilah Aulia - 201710410311108
B - K49 - Aqilah Aulia - 201710410311108
SIROSIS
AQILAH AULIA
(20171041031108)
FARMASI B
DAFTAR ISI
1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Epidemiologi
4. Etiologi
5. Patofisiologi
6. Manifestasi
7. Pemeriksaan sirosi hati
8. Child-pugh Classification Of Prognosis In Cirrhosis
9. Penatalaksanaan
10. SOAP
Definisi
Sirosis merupakan cedera kronis yang terjadi di hepar, ditandai dengan terbentuknya jaringan parut
(fibrosis) yang berlangsung lama menyebabkan hilangnya fungsi hati akibat beberapa faktor antara lain,
infeksi virus, racun, dan faktor keturunan atau proses autoimun (Sharma, Bashar dan Savio John, 2020).
Hati bertanggung jawab atas berbagai fungsi yang membantu metabolisme, kekebalan, pencernaan,
detoksifikasi, penyimpanan vitamin, dan fungsi lainnya di dalam tubuh (Kalra, Arjun et al, 2020).
Klasifikasi (Sharma, Bashar dan Savio John, 2020).
01 02 a
Secar i
a Secar i
o log isi o l og
mo r f F
r
m i k ronodula a
- Siros i s
k om p e ns a t
m a k ronodula
r
- Sirosis at a
- Siro s i s
d e k o m p en s
Siro sis
i ro s i s c ampuran -
- S
Epidemiologi (Wong, Martin
C.S. dan Junjie Huang, 2018)
Virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV) adalah dua penyebab utama sirosis
hati. Secara global, 257 juta orang terinfeksi HBV kronis pada tahun 2015. Asia dan
Afrika adalah dua benua endemik tertinggi, dengan prevalensi keseluruhan lebih dari
8%. Prevalensi HCV yang meningkat juga merupakan masalah kesehatan yang muncul
di banyak daerah. Ada sekitar 71 juta orang dengan HCV pada tahun 2015. Prevalensi di
daerah yang sangat endemik, misalnya, Asia Tengah dan Mediterania, lebih dari 3,5% .
Selain infeksi hepatitis, alkohol merupakan faktor risiko penting lain terjadinya sirosis
hati. Dari tahun 2005 hingga 2015, prevalensi sirosis hati akibat alkohol telah
meningkat sebesar 16,1%, dibandingkan dengan HBV (11,9%), HCV (14,2%) dan
lainnya (9,9%).
Etiologi (Sharma, Bashar dan Savio John, 2020)
Asistes
Ensefalopati hepatic (dipiro,2020)
Ensefalopati hepatik adalah gangguan fungsional otak yang disebabkan
oleh insufisiensi hati atau pirau sistemik portal yang muncul dalam spektrum
yang luas dari keparahan gejala mulai dari perubahan subklinis hingga koma.
Gejala HE akibat akumulasi zat nitrogen yang berasal dari usus dalam
sirkulasi sistemik sebagai akibat dari penurunan fungsi hati dan pirau melalui
kolateral portosystemic yang melewati hati. Begitu zat ini memasuki SSP,
mereka menyebabkan perubahan transmisi saraf yang memengaruhi
kesadaran dan perilaku. Amonia adalah penyebab yang paling sering dikutip
dalam patogenesis HE, tetapi glutamin, agonis reseptor benzodiazepin, dan
asam amino aromatik juga merupakan penyebab potensial.
Hematemesis Melena
Gangguan sirkulasi
darah ke hati
Hematemesis Melena
Pemeriksaan Sirosis Hati (Dipiro, 2020)
- Test laboratorium
• Hipoalbuminemia
• Peningkatan waktu protrombin (PT)
• Trombositopenia
• Peningkatan alkali fosfatase
• Peningkatan aspartate transaminase (AST), alanine
transaminase (ALT), dan γ-glutamyl transpeptidase
(GGT)
• total bilirubin
- biopsy
Child-pugh Classification Of Prognosis In
Cirrhosis (Dipiro, 2020)
Sistem klasifikasi Child-Pugh digunakan untuk mengukur berbagai efek proses sirosis pada
laboratorium dan manifestasi klinis penyakit ini. Penyesuaian dosis obat yang direkomendasikan
untuk pasien gagal hati, jika tersedia, biasanya didasarkan pada skor Child-Pugh.
Penatalaksanaan (Dipiro, 2020)
1. Identifikasi jika memungkinkan, penyebab sirosis (mis., Alkohol, penggunaan obat-obatan).
2. Kaji risiko perdarahan varises dan mulai profilaksis farmakologis saat diindikasikan. Terapi endoskopi profilaksis dapat
digunakan untuk pasien dengan varises menengah dan besar berisiko tinggi serta pada pasien dengan kontraindikasi atau
intoleransi terhadap penyekat β-adrenergik nonselektif. Terapi endoskopi juga cocok untuk pasien yang menderita akut
episode perdarahan. Obliterasi varises dengan teknik endoskopi di Sehubungan dengan intervensi farmakologis dianjurkan
pengobatan pilihan pada pasien dengan perdarahan akut.
3. Evaluasi pasien untuk tanda klinis asites dan atasi dengan terapi farmakologis (misalnya diuretik) dan paracentesis. Cermat
pemantauan SBP harus digunakan pada pasien dengan asites yang mengalami kemunduran akut status klinis mereka.
4. Ketahuilah bahwa HE merupakan komplikasi umum dari sirosis yang membutuhkan kewaspadaan klinis dan pengobatan
dengan pembatasan diet, penghapusan faktor pencetus, dan terapi untuk menurunkan kadar amonia.
5. Pantau pasien untuk tanda-tanda sindrom hepatorenal, paru insufisiensi, dan disfungsi endokrin.
Nama : Tn.S
No. RM : 11.32.xxxx
Ruangan Asal : IRD
Alamat : Sidoarjo
Umur : 49 tahun
BB/TB : 55 Kg / 160 cm
Riwayat Alergi : -
Status Pasien : BPJS
Tgl. MRS/KRS : 01/12/2019
s O A P
Subjective Assesment
Subjective
Suhu
1. 36,5 37,5 36,0 38,0 37,0 37,5 37,5
(36-37,5) oC
Nadi
2. 80 88 86 90 90 84 88
(80-100 x/menit)
RR
3. 20 22 22 18 22 22 24
(18-20 x/menit)
Tekanan Darah
4. 100/85 100/89 110/85 120/90 80/60 90/60 90/85
(120/80 mmHg)
8. Sesak Nafas + + + + + + +
TANGGAL
NO. DATA KLINIK
01/12 02/12 03/12 04/12 05/12 06/12 07/12 08/12
Mg 1.8-2.4 mg/dL
Hbe Ag NR R
Furosemide 3x20 mg √ √ √ √ √ √ √
1.
iv
Spironolacton 100 mg √ √ √ √ √ √ √
2.
s 1 dd 1 po
Lamivudin 3x100 mg √ √ √ √ √ √ √
3.
po
√ √ √ √ √ √ √
4. Laktulosa 3xCII
Ondansentron 3x 8 mg √ √ √ √ √ √ √
5.
iv
√ √ √ √ √ √ √
6. Curcuma 3x1 tab
Vit K 500 mg
8. √ √ √ √ √ √ √
inj 3x1
Inj. Omeprazole 40 mg
9. √ √ √ √ √ √ √
3x1
Bisoprolol 3x5 mg
10. √ √ √ √ √ √ √
po
Moxyfloxacin 2x400 mg
11. √ √ √ √ √ √ √
iv drip
Tanggal Pemberian Obat
No. Nama Obat dan Dosis Regimen
01/12 02/12 03/12 04/12 05/12 06/12 07/12 08/12
√ √ √ √ √ √ √
12. Octreotid 25 mikrogram/jam
Alprazolam 0,25 mg √ √ √ √ √ √ √
13.
s 1 dd 1 po
Assesment
1. Furosemide IV 20mg 3x/hari Sebagai diuretic kuat untuk pasien mengalami asites, Sudah sesuai
mengurangi penumpukan ditandai dengan sesak
cairan pada rongga perut nafas, udem, perut
pasien. membesar, dan
hipoalbumin
2. Spironolacton PO 100mg 1x/hari Sebagai diuretic yang pasien mengalami asites, Sudah sesuai
dikombinasikan dengan ditandai dengan sesak
furosemide untuk mencegah nafas, udem, perut
hipokalemia membesar, dan
hipoalbumin, hipokalemi
3. Lamivudin PO 100mg 3x/hari Antigen nuclosida sebagai Pasien menderita Sudah sesuai
antivirus karena pasien hepatitis b, ditandai
menderita hepatitis b dengan HBE Ag rekatif
dan HBV DNA melebihi
normal
4. Laktulosa PO 30ml 3x/hari Untuk mengobati Ensefalopati Pasien mengalami HE dan Sudah sesuai
hepatic dan sebagai pencahar melena ditandai dengan
karena pasien mengalami anemia (Hb, eritrosit
melena yang mana banyak pada pasien turun)
gumpalan darah yang harus
dikeluarkan
5. Ondansetron PO 8mg 3x/hari Mengatasi mual (anti emetik) Pasien mengalami mual Sudah sesuai
muntah
NO OBAT S/O KOMENTAR DAN
ULASAN
JENIS OBAT RUTE DOSIS FREKUENSI INDIKASI
9. Omeprazole IV 40mg 3x/hari Mencegah luka lambung Pasien mengalami Sudah sesuai
dan mengatasi hematemesis melena
rebleeding
10. Bisoprolol PO 5mg 3x/hari Menurunkan resiko Pasien menderita Sudah sesuai
perdarahan hipertensi hematemesis melena
porta dengan (pecah varises esofagus,
menurunkan tekanan akibat hipertensi porta)
darah pada vena porta ditandai dengan
hipotensi
NO OBAT S/O KOMENTAR
DAN ULASAN
11. Moxyfloxacin IV drip 400mg 2x/hari Untuk mengatasi infeksi yang Pasien Sudah sesuai
diakibatkan oleh pendarahan pada mengalami
saluran cerna yang mendandakan hematemesis
terjadi luka dan kemungkinan terjadi melena,
infeksi leukositosis,
demam, dan
kenaikan pada
RR
12. Ocreotid IV Bolus 25 Setiap jam Mencegah re-bleeding dengan Pasien Sudah sesuai,
mikrogra mekanisme vasokonstriksi pembuluh mengalami
m darah hematemesis
melena
13. Alprazolam PO 0,25mg 1x/hari Didindikasikan untuk jangka pendek Pasien tidak bisa Sudah sesuai
pada kecemasa, insomnia tidur, menerima
banyak obat, dan
mendapat banyak
diagnosa
Plan
You can write here some relevant information
• Pemberian obat diuretika sebaiknya dimulai dengan
Spironolactone dilanjutkan beberapa saat dengan pemberian
furosemide