Anda di halaman 1dari 41

SEJARAH LAHIRNYA

PANCASILA

FAHRI, SH, MH, MM


Tahap Usulan
Sidang I BPUPKI (29 Mei – 1 Juni ’45)
Agenda Sidang:
Membahas Dasar-dasar Indonesia Merdeka.

Pembicara:
Mr. Moh. Yamin (29 Mei 1945)
Mr. Soepomo (31 Mei 1945)
Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Usulan : Mr. Muh. Yamin
1. Perikebangsaan
2. Perikemanusiaan
3. Periketuhanan
4. Perikerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

Di samping usulan lisan (pidato), beliau juga


mengajukan usulan tertulis.
31 Mei 1945 Usulan Mr. Soepomo:

Diawali dengan pemaparan:


syarat berdirinya negara

Tiga teori negara, yaitu:


1. Teori perseorangan yg dianut oleh
Negara liberal di Eropa dan AS. Tokoh- tokoh aliran ini:
John Locke, Thomas Hobbes, J.J. Rousseau, H.J. Laski
dll.
Negara adalah wujud kontrak sosial . Masyarakat bebas
berbuat selama tidak melanggar kontrak (hukum).
Negara adalah masyarakat hukum (legal society).
Individu tidak boleh banyak dikekang.
2. Teori kelas / golongan
• Awalnya negara adalah alat kekuasaan kelas atas yang
berkuasa (kelas borjuis) untuk menindas kelas bawah (kelas
proletar).
• Kelas bawah harus bersatu untuk revolusi dan merebut
kekuasaan.
• Bila revolusi berhasil maka kendali ada di tangan kelas
proletar.
• Negara dijalankan dengan kekuasaan sentral/terpusat dan
semua hal diatur negara.
• Cita-citanya: masyarakat tanpa kelas atau masyarakat
komunis (sama rata sama rasa)
3. Teori Integralistik

• Diusulkan oleh Soepomo sebagai dasar negara karena


menurutnya sesuai dengan struktur sosial masyarakat
Indonesia.
• Teori ini mengutamakan persatuan antara pemimpin
dg rakyatnya.
• Negara satu untuk semua golongan, faham. Negara
satu untuk semua orang  negara persatuan
• Teori ini berasal dari Jerman dg tokoh-tokohnya:
• Adam Muller, Spinoza, Hegel dll.
• Soepomo juga mengusulkan agar negara tidak
berdasarkan ajaran agama tertentu (menolak negara
agama) karena kebhinnekaan masyarakat Indonesia.
1 Juni 1945  Pidato Soekarno

• Dasar negara = Philosophische grondslag.


• Mengajukan 3 usulan dasar negara:
• Pancasila, Trisila atau Ekasila.
Pancasila:
• 1. Kebangsaan (nasionalisme)
• 2. Kemanusiaan (internasionalisme)
• 3. Musyawarah mufakat (demokrasi)
• 4. Kesejahteraan rakyat
• 5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Trisila
• 1. Sosio-nasionalisme
• 2. Sosio-demokrasi
• 3. Ketuhanan
• Ekasila:
• - Gotongroyong
(Ide asli orang Indonesia)
Setelah pidato Soekarno sidang I dihentikan dan
dibentuk panitia kecil yang berjumlah 8 orang.
Tugasnya: menggolongkan usul tertulis yang masuk.
Setelah Panitia Kecil bekerja diperoleh usulan yang banyak.
Usul terbanyak: agar Indonesia merdeka selekas-lekasnya.

• Ada perbedaan pendapat mengenai hubungan agama dan


negara.
• Golongan agama/Islam mengusulkan agar negara
berdasarkan syariat Islam
• Golongan nasionalis  negara persatuan
• Karena ada perbedaan pendapat yang harus diselesaikan,
maka dibentuk Panitia Kecil lagi yang mewakili kedua
golongan. Panitia ini dikenal dg nama Panitia Sembilan.
• 22 Juni 1945 Panitia 9 berhasil mencapai kesepakatan
dalam Rancangan Preambule Hukum Dasar (Piagam
Jakarta).
Piagam Jakarta adalah cikal bakal dari Pembukaan UUD 1945
hanya ada perbedaan pada rumusan Pancasila sila I

•Ketuhanan dg kewajiban
menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
SIDANG II BPUPKI
10 JULI 1945

Pada sidang II disampaikan hasil musyawarah


antara golongan Islam dan golongan nasionalis
tentang Rancangan Mukadimah Hukum Dasar,
di dalamnya memuat lima sila Pancasila (versi
Piagam Jakarta).
Seluruh anggota sidang dapat menerima
kesepakatan tsb sehingga masalah dasar negara
dianggap telah selesai.
Sidang II BPUPKI membicarakan masalah lain yaitu:
wilayah negara, bentuk negara dan persiapan panitia
perancang UUD, panitia keuangan dan ekonomi dan panitia
pembela tanah air.

Pembentukan PPKI
Dibentuk 9 Agustus 1945 oleh Jepang di Dalat,
Vietnam
dg Ketua : Ir. Soekarno
Wakil ketua : Drs. Moh. Hatta
Anggota : dr. Radjiman W
Tugas: mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
selekas-lekasnya, tergantung orang Indonesia
sendiri.
Setelah pulang ke tanah air,
Ir. Soekarno menambah anggota PPKI menjadi 26
orang sebagai perwakilan dalam komite
pembentuk negara.
Jadi, PPKI = komite pembentuk negara.
Belum sempat bersidang.
Proklamasi kemerdekaan 17 – 8 – 1945.
Sidang PPKI mulai 18 – 8 – 1945.
Dwitunggal: Sukarno-Hatta
Upacara Proklamasi
Kemerdekaan
Draft Proklamasi
Teks Proklamasi
Agenda sidang PPKI 18 Agustus 1945:

1. Mengesahkan UUD RI, dimulai dari


Pembukaan UUD dilanjutkan pasal2.
2. Pemilihan presiden (Ir. Soekarno) dan
wakil pres.(Drs. Moh. Hatta).
3. Untuk sementara waktu presiden
didampingi oleh sebuah Komite
Nasional Indonesia sampai
terbentuknya DPR, MPR.
Agenda sidang PPKI 19 Agustus 1945:
• 1. Menetapkan wilayah Indonesia menjadi 8

• provinsi dan menunjuk gubernurnya.


• 2. Menetapkan 12 departemen beserta
• menteri2-nya
• 3. Mengusulkan dibentuknya tentara
• kebangsaan.
• 4. Pembentukan komite nasional di setiap
• provinsi
Agenda sidang PPKI 22 Agustus 1945:

1. Dibentuknya Komite Nasional


2. Dibentuknya Partai Nasional Indonesia
3. Dibentuknya tentara kebangsaan

Mr. Kasman Singodimejo


Ketua KNIP
Pembentukan Provinsi pertama kali

8 Provinsi Gubernur

1. Jawa Barat Sutarjo Kartohadikusumo


2. Jawa Tengah R. Panji Suroso
3. Jawa Timur R. M. Suryo
4. Sumatera Mr. Tengku Muh. Hassan
5. Borneo Ir. Pangeran Muh. Noor
6. Sulawesi dr. GSSJ. Ratulangie
7. Maluku Mr. J. Latuharhary
8. Sunda Kecil Mr. I Gusti Ktut Puja
Merdeka ...
Apa pendapat Anda?
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

• MERUPAKAN PEDOMAN DAN


PEGANGAN DALAM PEMBANGUNAN
BANGSA DAN NEGARA.
• KRISTALISASI NILAI-NILAI YANG
DIYAKINI KEBENARANNYA,
KETEPATANNYA DAN
KEMANFAATANNYA, YG KEMUDIAN
MENIMBULKAN TEKAD UNTUK
MEWUJUDKANNYA DALAM BENTUK
SIKAP, TINGKAH LAKU DAN
PERBUATAN
PANCASILA DALAM
PARADIGMA PEMBANGUNAN (1)
Ambruknya komunisme semakin memberikan
keyakinan terhadap kebenaran Pancasila.
Menurunnya kadar konflik yang berlatar belakang
ideologi pada pasca perang dingin memberikan
peluang pengembangan Pancasila sebagai dasar
negara maupun ideologi nasional.
Implementasi Pancasila sbg ideologi terbuka perlu
diwaspadai, karena dapat mengarah pd kebebasan
yang tidak terbatas/liberalisme.
Kekhawatiran pengaruh paham liberal disebabkan
pula oleh keberhasilan ekonomi negara maju, yg
seolah-olah menyatakan rumusan paham liberal
paling benar & paling tepat untuk menjadi dasar
pembangunan bangsa & negara.
PANCASILA DALAM
PARADIGMA PEMBANGUNAN (2)
Pandangan global yang lebih mementingkan
ekonomi mengurangi tekanan terhadap ideologi
Pancasila.

Kegiatan politik pemerintah serta peran LSM


menyangkut isu HAM, Demokratisasi, dan

Lingkungan hidup cenderung menjadi alternatif


pilihan masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya.
Perkembangan LSM di masa ORBA sangat ditekan,
karena LSM selalu mengkritik kebijakan pemerintah.
PANCASILA DALAM
PARADIGMA REFORMASI (1)
Di era reformasi: Pancasila sebagai dasar negara tidak
dipermasalahkan, demokrasi yg menjadi ciri utama era
reformasi menilai pelaksanaan P-4 bersifat indoktrinatif dan
penjabarannya dinilai tidak berhasil dan tidak sesuai lagi dg
jamannya.
Banyak tatanan politik yang berubah dan berbagai paradigma
baru muncul. Bersamaan dg itu dalam Pemilu 1999 muncul
48 partai politik dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Menurut catatan hasil Pemilu 1999: sekitar 80% suara
diberikan kepada partai politik berasaskan Pancasila.
35 parpol PS, 9 parpol Islam, 2 parpol Islam & PS, 1 parpol
Demokrasi religius, dan 1 parpol demokrasi kerakyatan.
Pemilu 2004 memunculkan 24 partai dg ciri-ciri: 16 parpol
berdasarkan PS, 6 parpol agama, dan 2 parpol Marhaenisme.
PANCASILA DALAM
PARADIGMA REFORMASI (2)
Walaupun parpol berasaskan demokrasi kerakyatan
tidak berhasil ikut, tetapi dalam kenyataannya
perjuangan para simpatisannya cukup berhasil,
seperti : dipulihkannya hak-hak politik para mantan
G30S/PKI melalui Keputusan MK, dan ikrar damai
Forum Silaturahmi Anak Bangsa.
UU RI NO.27 tentang Perubahan KUHP yg
berkaitan dg kejahatan thd keamanan neg, a.l.
berisi ancaman penjara 15 th bagi yg
mengembangkan dan menyebarkan ajaran
Komunisme/Maxisme-Leninisme, serta ancaman
maks 20 th bagi yg berusaha meniadakan atau
mengganti Pancasila.
PANCASILA DALAM
PARADIGMA REFORMASI (3)
Peran LSM mendapat posisi yg lebih
strategis, yaitu pemberdaya masyarakat
dalam pembangunan melalui berbagai
cara. Diantaranya: advokasi,
pendampingan, penelitian, dan kegiatan
pembangunan langsung di lapangan.
Peran LSM berkembang pesat dan diakui
dunia internasional, serta menjadi
penyeimbang yg dapat berperan lebih
besar dalam menyerap aspirasi
masyarakat dan memonitor pelaksanaan
pembangunan.
PANCASILA DALAM
PARADIGMA REFORMASI (4)

Munculnya berbagai konflik sosial dan konsepsi


yang mengarah pada disintegrasi bangsa,
Seperti: Aceh, Irian Jaya, Riau; usulan
diubahnya NKRI menjadi Negara Federal;
Pemberlakuan Syariat Islam di Aceh, dll.
Berbagai tuntutan yang timbul di era reformasi
mendorong untuk lebih ditingkatkan aktualisasi
Pancasila sbg ideologi terbuka.
Cepatnya perubahan-perubahan politik di era
reformasi menunjukkan makin berkembangnya
demokrasi di Indonesia.
ANCAMAN TERHADAP PANCASILA
SUMBERNYA : KELEMAHAN DALAM PENGEMBANGAN,
PENJABARAN, DAN IMPLEMENTASI
SECARA KONSTITUSIONAL: SECARA
• Mengganti PS dg INSKONSTITUSIONAL,
ideologi lain melalui pendekatan:
• Menciptakan berbagai • Ideologi Berbagai
Peraturan Per-UU-an yg asas Parpol,
tdk mengacu pd PS memperoleh kekuasaan
• Nilai-nilai PS tdk politik melalui subversi,
diaktualisasikan pengembangan ideologi
• Mengaburkan arti PS lain
• Mengemas hal-hal yg • Tekanan ekonomi
seolah-olah • Sosial Budaya dalam
menjunjung tinggi kondisi krisis
HAM, demokrasi & multidimensional
keterbukaan pdhal • Hankam (huru hara,
bertentangan dg PS kekerasan)
• Memanipulasi PS
ANCAMAN FAKTUAL TERHADAP PANCASILA
1. KOMUNISME
• Ajaran bersifat atheis (berdasarkan kebendaan)
• Menganut paham internasionalisme (~masyarakat
komunis dunia tidak dibatasi oleh kesadaran nasional)
• Membangun negara berdasarkan kelas (merombak
kapitalisme oleh kaum proletar)
2. LIBERALISME/KAPITALISME
(paham individualisme: hak & kebebasan
individu)
3. IDEOLOGI AGAMA (bdsr kaidah agama tertentu)
4. FASISME/MILITARISME (mendambakan neg yg
kuat dg pemusatan kekuatan tunggal dg cara
membangun nasionalisme ekslusif, dan
mengandalkan kekuatan militer yg menganggap
rendah harkat & martabat, serta HAM)
5. PRIMORDIALISME (berwawasan sempit & isolatif)
6. PRAGMATISME (orientasi dibedakan dg cara pikir
pragmatis, yaitu sikap & wawasan)
UPAYA MEWASPADAI ANCAMAN
TERHADAP PANCASILA (1)
1. PENANGGULANGAN KELEMAHAN PANCASILA :
a. Pengembangan
- pengembangan nilai-nilai dasar melalui jalur
ideal normatif, atau jalur aktual empiris.
- pengembangan cara-cara yg sesuai dengan
paradigma baru
- pengembangan dengan melibatkan semua pihak
untuk menjaga obyektivitasnya
b. Penjabaran : harus konsisten dg nilai-nilai
dasarnya, mampu menjawab tantangan jaman,
revisi UU yang tidak sesuai dengan Pancasila
c. Implementasi: kontrol penyimpangan secara
ketat, kembangkan keterbukaan, tegakkan
hukum, serta peraturan yang berlaku.
UPAYA MEWASPADAI ANCAMAN
TERHADAP PANCASILA (2)
2. PENANGGULANGAN ANCAMAN FAKTUAL
a. Komunisme
- Pemasyarakatan secara luas tentang adanya pertentangan
mendasar antara Komunisme & PS
- Pemantauan secara berlanjut perkembangan ajaran ideologi
komunis dan kegiatan negara-negara komunis yg berpeluang
membangkitkan paham komunis
- Tindakan tegas thd pemanfaatan peluang oleh pengikutnya
- Optimalisasi kultur politik yang berdasarkan Pancasila
b. Liberalisme
- Peningkatan kesadaran bahwa NKRI berdasarkan PS
- Peningkatan kesadaran & rasa tanggung jawab ttg HAM
- Aktualisasi Pol ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi
c. Ideologi Agama
- Peningkatan kesadaran bangsa majemuk
- Membina kerukunan antar umat beragama
- Meningkatkan ketaatan hukum, moral, etika & agama.
- Peningkatan pemahaman PS sbg pandangan hidup, dsr
negara dan ideologi nasional
UPAYA MEWASPADAI ANCAMAN
TERHADAP PANCASILA (2)
2. PENANGGULANGAN ANCAMAN FAKTUAL
d. Fasisme/Militerisme
- Perlu kesadaran bersama antar komponen bangsa bahwa hanya
TNI & POLRI sebagai kekuatan bersenjata resmi
- Meningkatkan kesadaran berdemokrasi Pancasila
- Mempertebal rasa kesatuan & persatuan
- Memasyarakatkan hakekat TNI bahwa TNI dari, oleh dan untuk
rakyat
e. Primordialisme
- Meningkatkan kesadaran kemajemukan Indonesia
- Meminimalkan berbagai masalah SARA
- Mempercepat tercapainya keadilan sosial bagi rakyat
f. Pragmatisme
- Meningkatkan pemahaman thd ajaran agama masing-masing
- Meningkatkan moral & etika masyarakat
- Meningkatkan pemahaman Pancasila
- Meningkatkan pentingnya persatuan dan kesatuan
- Meningkatkan kesdaran untuk mendahulukan kepentingan umum
AGENDA REFORMASI NASIONAL
TAP No. VIII/MPR/1998; Tujuan Reformasi
1. Mengatasi Krisis Ekonomi dalam waktu sesingkat-
singkatnya terutama untuk menghasilkan stabilitas moneter
yang tanggap terhadap pengaruh global dan pemulihan
aktivitas usaha nasional
2. Mewujudkan Kedaulatan Rakyat dalam seluruh sendi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
melalui perluasan dan peningkatan partisipasi politik rakyat
secara tertib untuk menciptakan stabilitas nasional
3. Menegakkan Hukum berdasarkan nilai-nilai keberanaran
dan keadilan, HAM menuju terciptanya ketertiban umum dan
pebaikan sikap mental
4. Meletakkan Dasar-dasar Kerangka dan Agenda
Reformasi pembangunan, Agama dan Sosial Budaya
dalam usaha mewujudkan Masyarakat Madani
TANTANGAN DAN MASALAH FUNDAMENTAL
ABAD 21
1. AWAL MILLENIUM III DITANDAI DENGAN
DINAMIKA LIBERALISASI YANG MEMUNCAK,
KITA ALAMI DALAM FENOMENA REFORMASI
DENGAN BERBAGAI DAMPAK YANG CUKUP
MEMPRIHATINKAN
2. GEJOLAK REFORMASI MELAHIRKAN FENOMENA
YANG MENGANDUNG KECENDERUNGAN
SEBAGAI MASALAH FUNDAMENTAL, YANG
MENUNTUT ALTERNATIF PEMECAHAN.
3. DINAMIKA LIBERALISASI GLOBAL DAPAT
MEMACU MASALAH FUNDAMENTAL SEBAGAI
TANTANGAN DAN ANCAMAN ATAS INTEGRITAS
NKRI.
POKOK-POKOK PEMBINAAN
INTEGRASI NASIONAL
1. JANGKA PENDEK
- TEGAKNYA KEDAULATAN NEGARA DI ACEH,
PAPUA DAN MALUKU.
- KAMTIBMAS
- TEGAKNYA HUKUM DAN BERANTAS KKN
- MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN RAKYAT
- TERTATANYA KEHIDUPAN POLITIK YANG
DEMOKRATIS BERLANDASKAN PANCASILA
2. JANGKA PANJANG
- INTEGRASI BANGSA MELALUI SISDIKNAS
- JAHRA MELALUI EKONOMI KERAKYATAN
- GAKKUM DAN DISIPLIN NASIONAL
- KAMTIBMAS
- KEDAULATAN NKRI DI SELURUH NUSANTARA
STRATEGI
KEPEMIMPINAN NAS YG MEMILIKI :
* INTEGRITAS MORAL YG TINGGI
* NASIONALISME YG TINGGI
* KEMAMPUAN NEGARAWAN YG DAPAT
DIANDALKAN
SDM MASYARAKAT
* DISIPLIN YG TINGGI
* PATRIOTISME YG TINGGI
INSTITUSI / KELEMBAGAAN
* YG MAMPU BERFUNGSI SECARA SINERGIK

GUNA MENGELOLA DAN MEMANFAATKAN POTENSI SKA,


GEOGRAFI DAN DANA SECARA OPTIMAL

Anda mungkin juga menyukai