Anda di halaman 1dari 32

Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan Al Qur`an kepada seluruh para

hamba-Nya sebagai pegangan utama di dalam kehidupan mereka. Al


Qur`an ini diturunkan sebagai petunjuk yang membawa kepada jalan
yang lurus. Allah ‘azza wa jalla berfirman:

‫ُون‬ َ ‫ين اَل ّـ َِّذ‬


َ ‫ين يَ ْع َمل‬ َ ‫ال ُْم ْؤ ِم ِن‬ ‫آن يَ ْه ِدي لَِل ّـَِّتي ِه َي أ َ ْق َو ُم َويُبَ ِّ ّـِش ُر‬ َ ‫ِإ ّـَن ََّه َذا ال ْ ُق ْر‬
‫ات أ َ ّـََّنل َُه ْم أ َ ْج ًرا ك َ ِب ًيرا‬
ِ ‫ح‬َ ِ‫الَصال‬
َّ‫ّـ‬
‫حات أ َ ّـََّنل َُه ْم أ َ ْج ًرا ك َ ِب ًيرا‬
ِ ِ َ ‫الَصال‬
َّ ‫ّـ‬

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada


(jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada
orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa
bagi mereka ada pahala yang besar.” [QS Al Isra`: 9]
Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kita selaku hamba-Nya
untuk beriman terhadap Al Qur`an dan mematuhi syariat yang telah
ditetapkan oleh-Nya di dalam Al Qur`an. Allah SWT berfirman:

َ ‫ون ك ّـ ٌٌُّل‬
‫آم َن ِبالَلـّ َِّه‬ ِ ُ ‫ول ِب َما أ‬
َ ُ ‫نز َل ِإل َيْ ِه ِم ْن َر ِِّبّـ ِه َوال ُْم ْؤ ِمن‬ ُ ‫الَر ُس‬
َّ‫آم َن ّـ‬ َ
ِ‫َوكُتُ ِب ِه َو ُر ُسلِه‬
‫َو َمال ِئك َ ِت ِه َوكُتُ ِب ِه َو ُر ُسلِ ِه‬

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan


kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang
yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan para rasul-Nya.”
[QS Al Baqarah: 285]
Hakikat Sumber Hukum Dalam Islam
Dalam agama samawi sumber ajarannya mutlak
dari Tuhan yang bersifat doktrin dan tidak
mungkin adanya campur tangan manusia.
Adanya campur tangan manusia di dalam
penetapan serta pencetusan sumber
ajaran, berarti menghilangkan kemurnian
ajaran itu sendiri, dan kebenarannya pun
patut dipertanyakan.

Sumber dalam kajian ini adalah sumber


hukum, norma, nilai dan atau ajaran Islam.
Sumber Utama Ajaran Islam

Sunnah Sumber
Al-
Ash- Ajaran
Quran
Shihah Islam
 Menurut anda apa yang dimaksud dengan Al-Quran?

 Diskusikan dengan teman di samping anda.

 Siapa yang mau berbagi pengetahuan ?


AL-QURAN SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Pengertian : Kata al-Quran secara harfiah berasal dari


kata qara’a yang berarti membaca dan
bentuk masdarnya (kata dasar) qur’an yang
berarti “bacaan”, sesuai dengan firman
Allah dalam surat 75 ayat 17-18 :
ُ‫إِ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َعهُ َوقُرْ آنَه‬
ُ‫فَإِ َذا قَ َر ْأنَاهُ فَاتَّ ِب ْع قُرْ آنَه‬
“Sesungguhnya tanggungan Kami lah mengumpulkan
(dalam dadamu) dan (menetapkan bacaannya (di
lidahmu). Apabila telah selesai Kami membacanya,
maka ikutilah bacaannya itu”.
Pengertian Al-Quran secara Terminologi

Adapun pengertian al-Quran secara istilah adalah “ Firman Allah SWT yang
diwahyu kan kepada Rasul terakhir Muhammad SAW sebagai mu’jizat,
untuk manusia dan di suruh mempelajarinya”.

Maksud al-Quran sebagai Firman Allah itu


berarti seluruh isinya mutlak dari “kalam”
sebagaimana sifatnya yang absolut. Al-
Quran tidak bisa dimasuki unsur “kalam”
manusia. Maka keberadaannya tetap
terjaga
Definisi Al-Quran menurut Dawud al-Attar, Al-Qur’an adalah wahyu
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara lafaz (lisan),
makna serta gaya bahasa (uslub)-nya, yang termaktub dalam mushaf
yang dinukil secara mutawatir

Definisi di atas mengandung beberapa kekhususan


sebagai berikut :
a. Al-Qur’an sebagai wahyu Allah, yaitu seluruh ayat
Al-Qur’an adalah wahyu Allah; tidak ada satu kata
pun yang datang dari perkataan atau pikiran
Nabi.
b. Al-Qur’an diturunkan dalam bentuk lisan dengan
makna dan gaya bahasanya. Artinya isi maupun
redaksi Al-Quran datang dari Allah sendiri.
c.  Al-Qur’an terhimpun dalam mushaf, artinya Al-Qur’an tidak
mencakup wahyu Allah kepada Nabi Muhammad dalam
bentuk hukum-hukum yang kemudian disampaikan dalam
bahasa Nabi sendiri.
d. Al-Qur’an dinukil secara mutawatir, artinya Al-Qur’an
disampaikan kepada orang lain secara terus-menerus oleh
sekelompok orang yang tidak mungkin bersepakat untuk
berdusta karena banyaknya jumlah orang dan berbeda-
bedanya tempat tinggal mereka.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa :
 Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi SAW dengan menggunakan bahasa Arab;
 Penukilannya disampaikan secara mutawatir, dari generasi
ke generasi, hingga sampai sekarang ini;
 Penukilan al-Qur’an dilakukan oleh para sahabat dengan
menghafalnya;
 Sahabat menyampaikan ke generasi setelah mereka melalui
sanad yang mutawatir.
Dengan demikian otentisitas dan keabsahan al-Qur’an dan
terpelihara sepanjang masa serta tidak akan pernah berubah.
Hal ini dibenarkan oleh Allah dalam firman-Nya :

َ ‫ح ُن ن َ ّـََّزلْنَا ال ِّ ّـِذك َْر َو ِإَناّـَّ ل َُه ل ََحا ِف ُظ‬


 ‫ون‬ ْ َ ‫ِإَناّـَّ ن‬
Artinya : Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-
Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya. (QS. Al-Hijr : 9)
Nama-nama Al-Quran
Al-Quran mempunyai
beberapa nama, di antaranya Selain itu juga ada nama-nama yang
adalah : lain, seperti; al-Huda (petunjuk), ar-
Rahmah (kasih), al-Majid (mulia),
 Al-Kitab (Kitab Allah) lihat
QS. 2;2. al-Mubarak (pembawa berkah), an-
Nazir (pemberi peringatan), al-
 Al-Furqan (pembeda antara
Mubin (penjelas), al-Karim (yang
yang benar dengan yang
batil) lihat QS. 25;1. mulia), al-Kalam (firman Tuhan),
dan an-Nur (cahaya).
 Az-Zikr (peringatan) lihat
QS. 15;9.
 At-Tanzil (diturunkan) lihat
QS. 26;192.
Sejarah Pewahyuan Al-Quran

Sebagai wahyu Al-Quran diturunkan secara


bertahap selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.
Terdiri dari :
 30 juz,
 114 surat (dimulai dari surat al-Fatihah
sampai surat an-Nas), dan
 6236 ayat (tanpa “Basmalah”).
Metode penurunan al-Quran semacam ini mengandung nilai-nilai ilmiah serta
terdapat berbagai hikmah. Misalnya segi keaktualan, ketepatan, keluasan dan
kefleksibelan, sehingga mampu menjawab persoalan manusia dalam berbagai
zaman.
Secara rinci hikmah tersebut dapat digambarkan antara lain :

 Untuk meneguhkan hati Rasulullah SAW dengan cara


mengingatkannya secara terus menerus.
 Untuk lebih memudahkan memahami dan
mengamalkannya oleh pengikut-pengikut Rasulullah SAW.
 Di antara ayat-ayat itu ada yang merupakan jawaban atau
penjelasan dari suatu pertanyaan atau masalah yang
diajukan kepada Nabi SAW sesuai dengan keperluan.
 Hukum-hukum Allah SWT yang terkandung di dalamnya
mudah diterapkan secara bertahap.
 Memudahkan penghafalan.
Ayat yang pertama turun adalah surat al-Alaq ayat : 1-5, ayat ini
menggambarkan betapa masyarakat Mekkah pada saat itu betul-betul berada
di ujung tombak kebodohan. Ayat ini datang denga membawa misi “sadar
baca” yang mempunyai arti luas dan mendasar untuk suatu misi kebangkitan
dan kemaslahatan umat manusia.
َ َ‫ك الَّذيْ َخل‬
‫ق‬ َ ِّ‫اِ ْق َرأ بِا س ِْم َرب‬
‫األ ْن َسا َن ِم ْن َعلَ ْق‬ ِ ‫ق‬ َ َ‫َخل‬
‫ك األَ ْك َرا ُم‬ َ ُّ‫إِ ْق َر ْأ َو ُرب‬
‫ا لّ ْذ ي َعلَّم بِا ْلقَلَ ْم‬
‫اال ْن َسا َن َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
ِ ‫َعلَ َم‬
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu adalah Maha Pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis). Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.”
Ayat yang terakhir turun adalah surat al-Maidah ayat 3, yang menggambarkan
keberhasilan misi suci Nabi Muhammad SAW dan ajaran yang dibawanya
telah sempurna dan cukup sebagai referensi generasi berikutnya.
Ayat ini diturunkan pada tanggal 8 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah ketika
Nabi SAW sedang menunaikan ibadah haji yang terakhir (haji wada’)
di padang Arafah ketika beliau berumur 63 tahun.

‫ت لَـ ُك ُم ااۡل ِ ۡساَل َم ِد ۡينًا‬ ُ ‫ؕ ‌اَ ۡليَ ۡو َم اَ ۡك َم ۡل‬


ُ ۡ‫ت لَـ ُكمۡ ِد ۡينَ ُكمۡ َواَ ۡت َمم‬
ِ ‫ت َعلَ ۡي ُكمۡ نِ ۡع َمتِ ۡى َو َر‬
ُ ‫ض ۡي‬

Artinya : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu”.
Cara Rasulullah Menerima Wahyu
 Malaikat Jibril “memasukkan” wahyu itu ke dalam hati Nabi
SAW tanpa memperlihatkan wujudnya. Nabi tiba-tiba saja
merasakan wahyu itu telah berada di dalam hatinya.
 Malaikat Jibril menampakkan dirinya kepada Nabi SAW
sebagai seorang laki-laki dan mengucapkan kata-kata di
hadapannya, sehingga Nabi cepat mengetahui dan
menghafal ayat-ayat yang disampaikannya.
 Wahyu turun kepada Nabi SAW seperti bunyi gemerincing
lonceng.
 Malaikat Jibril turun membawa wahyu dengan
menampakkan wajudnya yang asli.
 Setiap kali menerima wahyu, Nabi SAW lalu menghafalkannya. Hafalan
Nabi SAW ini selalu dikontrol oleh Malaikat Jibril.
 Setelah itu Nabi SAW segera mengumpulkan sahabat-sahabatnya untuk
menyampaikan wahyu yang baru diterimanya. Nabi SAW pun menyuruh
para sahabat untuk menghafalkan wahyu yang diterimanya.
 Di samping itu, Nabi SAW juga menyuruh sahabat-sahabatnya yang
pandai menulis untuk menuliskan ayat-ayat yang diturunkan. Ketika di
Madinah, Nabi SAW memiliki beberapa orang juru tulis, seperti Zaid bin
Sabit.
Ayat Makkiyah & Madaniyah
Secara garis besar, al-Quran diturunkan di dua tempat :
 Pertama di Makkah atau sebelum Nabi Hijrah (pindah) ke

Madinah, ayat-ayat ini disebut ayat-ayat “Makkiyah” yang


jumlahnya sebanyak 4.726 ayat.
 Ayat-ayat Makkiyah lebih menitikberatkan pada aspek keimanan,

sesuai dengan konteks masyarakat di waktu itu yang mengalami


krisis ketauhidan.
 Ciri-cirinya yang lain; ayat-ayatnya pendek-pendek, dan dimulai

dengan perkataan “ya ayyuha an-nas” (wahai manusia).


 Kedua, di Madinah atau sesudah Nabi Hijrah ke Madinah, ayat-ayat
ini disebut ayat-ayat “Madaniyah”. Yang jumlah ayatnya sebanyak
1.510.
 Ayat-ayat Madaniyah lebih menitikberatkan pada masalah-masalah
syari’ah serta moralitas, sesuai dengan konteks masyarakatnya yang
relatif lebih memiliki keimanan yang handal.
 Ciri-cirinya yang lain; ayat-ayatnya panjang-panjang, diawali dengan
perkataan “ya ayyuha allazina amanu” (wahai orang-orang yang
beriman).
Kandungan Al-Quran

Secara global isi (kandungan) al-Quran tercermin dalam surat al-


Fatihah yang disebut sebagai “Ummul Quran” (induk al-Quran)
meliputi;
a. Masalah keimanan.
b. Masalah peribadatan.
c. Masalah janji dan ancaman, dan atau masalah
manusia, Tuhan dan alam. (yang lain menyebutnya
dengan prinsip-prinsip syariat).
 Kandungan al-Quran yang membahas masalah-masalah keimanan, di
antaranya menyangkut tentang; iman kepada Allah SWT dengan
segala sifat-sifatnya, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab-
Nya, iman kepada rasul-rasul-Nya, imana kepada hari akhirat, dan
iman kepada qada dan qadar-Nya.
 Kandungan al-Quran yang membahas prinsip-prinsip ibadah, antara
lain tentang; shalat, zakat, puasa pada bulan Ramadhan, dan haji.
 Kandungan al-Quran yang membahas prinsip-prinsip syariat, antara
lain tentang; manusia, masyarakat, sosial, ekonomi, musyawarah,
sejarah, dan hukum-hukum.
Posisi Al-Quran sebagai Sumber Hukum
Seluruh mazhab dalam Islam sepakat bahwa al-Qur’an adalah sumber hukum
yang paling utama, dengan kata lain, al-Qur’an menempati posisi awal dari
tertib sumber hukum dalam berhujjah. Al-Qur’an dipandang sebagai sumber
hukum yang utama dari sumber-sumber yang ada. Safi’ Hasan Abi Thalib
menegaskan :
Al-Qur’an dipandang sebagai sumber utama bagi hukum-
hukum syari’at. Adapun sumber-sumber lainnya adalah
sumber yang menyertai dan bahkan cabang dari al-Qur’an.
Dan dari sini, jelas bahwa al-Qur’an menempati posisi utama
dalam berargumentasi, tidak boleh pindah kepada yang lain
kecuali apabila tidak ditemukan di dalamnya
 Di dalam al-Qur’an terkandung petunjuk hidup tentang berbagai hal
walaupun petunjuk tersebut terkadang bersifat umum yang menghendaki
penjabaran dan perincian oleh ayat lain atau oleh hadis.
 Petunjuk al-Qur’an terkadang memang bersifat global sehingga
menerapkann nya perlu ada pengolahan dan penalaran akal manusia, dan
karena itu pula al-Qur’an diturunkan untuk manusia yang berakal.
 Jelaslah bahwa kehujjahan (argumentasi) Al-Qur’an sebagai
wahyu tidak seorangpun mampu membantahnya di samping
semua kandungan isinya tak satupun yang bertentangan
dengan akal manusia sejak awal diturunkan hingga sekarang
dan seterusnya.
 Lebih-lebih di abad modern ini, di mana perkembangan sains
modern sudah sampai pada puncaknya dan kebenaran Al-
Qur’an semakin terungkap serta dapat dibuktikan secara
ilmiah.
 Suatu hal yang perlu diingat bahwa al-Quran merupakan satu-satunya
“al-kitab” yang paling mampu bertahan keberadaannya, keotentikan
isi maupun teks-teksnya.
 Bahkan naskah aslinya dapat disaksikan sekarang di “Baitul Quran”
(Musim al-Quran) di Arab.
 Al-Quran telah terbukti setelah lima belas abad masih utuh, aktual,
semakin menarik dan tidak pernah kering bila dikaji.
 Isi dan satranya yang tingggi tidak pernah tertandingi oleh siapa pun
dan kapan pun.
 Kewajiban kita terhadap al-Quran adalah : membacanya,
dan mempelajari agar dipahami isi dan maksudnya.
 Kemudian diamalkan, menerapkan nilai-nilai yang
dikandungnya, baik hal-hal yang berhubungan dengan
sosial, individu, kepada Tuhan dan lain-lainnya.
 Terakhir, sebagai seorang muslim dia harus
mempertahankan serta memelihara al-Quran.
Which of the
strategies we’ve
covered would you
like to try in your
own classes?
Summarize the most important points
in today’s lecture.

Anda mungkin juga menyukai