PASCA PERSALINAN
*Tujuan Asuhan
*Tahapan
1. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai
dengan 24 jam. Pada masa ini merupakan fase
kritis, sering terjadi insiden perdarahan
postpartum karena atonia uteri.
Oleh karena itu, bidan perlu melakukan
pemantauan secara kontinu, yang meliputi;
kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung
kemih, tekanan darah dan suhu.
2. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk,
tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan,
serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling perencanaan KB.
4. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat terutama bila selama hamil atau bersalin
memiliki penyulit atau komplikasi.
*Tahapan
* Peran dan Tanggung Jawab
Bidan
* Pemanfaatan bukti riset terbaik (Evidence Based Practice) dalam asuhan pasca persalinan
Asuhan kebidanan harus didasarkan pada bukti
“terbaik” sebanyak mungkin, apa pun itu.
Beberapa aspek pertanyaan yang harus diajukan
saat mengeksplorasi bukti yang mendasari asuhan
meliputi:
1. Apa yang telah diketahui dengan aspek asuhan
ini?
2. Apa alasan bagi pilihan yang diambil tentang
asuhan?
3. Apa bukti penelitian yang tersedia terkait
pemeriksaan ini?
4. Apakah pedoman atau protap asuhan yang telah
dikembangkan mencerminkan bukti yang terbaik?
5. Apakah bidan dilibatkan dalam membuat pedoman
atau protap asuhan kebidanan nifas?
6. Bagaimana langkah-langkah Anda untuk
mengidentifikasi sumber-sumber bukti terbaik?
*Isu Profesional dan Legal
Ibu nifas perlu merasa yakin bahwa bidan yang
memberikan asuhan kebidanan pada mereka, bekerja
dalam kerangka kerja yang mendukung praktik asuhan
yang aman.
Praktik asuhan yang aman adalah praktik menggunakan
bukti yang terbaik, mengutamakan keselamatan ibu
(patient safety) dan utamanya ditujukan pada
kesejahteraan ibu dan anak (wellbeing mother and
child).
Bidan dalam memberikan asuhan kebidanan nifas harus
mentaati pedoman, protap dan aturan-aturan mengenai
kewenangan serta dasar hukum yang berlaku (legal
aspect) dalam menjalankan praktik kebidanan.
Bidan harus selalu bertindak berdasarkan hukum yang
berlaku, baik hukum tersebut berhubungan dengan
praktik profesional maupun kehidupan pribadi.
Hukum yang berhubungan dengan praktik
profesional misalnya tentang Undang-undang
tentang Kesehatan, Undang-undang tentang
Tenaga Kesehatan, maupun aturan-aturan hukum
lain yang mendasari praktik bidan, kewenangan
serta otonomi dalam praktik kebidanan.