Anda di halaman 1dari 33

FEBRIANSYAH

Alat Diagnostik

Alat Diagnostic adalah alat-alat yang digunakan


oleh para dokter atau tenaga medis lainnya
dimana dengan bantuannya dapat diketahui,
ditentukan diagnosa penyakit seseorang yang
diperiksa.
Bone
Densitomete
CT Scan
r

ESWL
(Extracorpore
al Shock Wave
Lithotripsy )
Alat
Diagnostik

Laser
Mammograph
Magnetic
Resonance
Imaging
(MRI)
Bone Densitometer
Bone Densitometer adalah alat untuk mengukur kepadatan tulang
dan menentukan apakah tulang telah mengalami Osteoporosis.
Osteoporosis ialah penyakit yang menyebabkan tulang menjadi
lebih rapuh dan lebih mudah patah dengan trauma yang ringan. Di
masa lalu, osteoporosis hanya dapat dideteksi setelah terjadinya
patah tulang, oleh karena pada saat itu keadaan tulang sudah
menjadi sangat rapuh.
Dengan adanya alat Bone Densitometer maka dapat diketahui
risiko terjadinya patah tulang. Bone Densitometer ini menggunakan
sinar-X untuk mengukur berapa gram kalsium dan mineral lainnya
yang terdapat dalam tulang. Tulang yang paling sering diperiksa
adalah tulang belakang, pinggul dan lengan bawah.
Lanjutan
Fungsi dari alat Bone Densitometri yaitu
digunakan untuk mengukur massa tulang terutama
bagi mereka yang rentan terhadap fraktur (patah).
Pemeriksaan ini bermanfaat dalam
mengindentifikasi penurunan masa tulang
seseorang sehingga meminimalkan resiko fraktur,
mencegah terjadinya fraktur di masa yang akan
datang dan dapat memonitor terapi untuk menjaga
massa tulang.
Cara Pemakaian Alat Bone Densitometer

Untuk mendiagnosa osteoporosis sebelum


terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan
yang menilai kepadatan tulang. Di Indonesia
dikenal 3 cara penegakan diagnosa penyakit
osteoporosis, yaitu: Densitometer (Lunar),
Densitometer-USG, Pemeriksaan laboratorium
untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin, CTx.

DEDI SETIAWAN
Densitometer (Lunar)

Menggunakan teknologi DXA (dual-energy x-ray


absorptiometry). Pemeriksaan ini merupakan gold standard
diagnosa osteoporosis. Pemeriksaan kepadatan tulang ini
aman dan tidak menimbulkan nyeri serta bisa dilakukan
dalam waktu 5-15 menit.
DXA sangat berguna untuk:
o wanita yang memiliki risiko tinggi menderita osteoporosis
o penderita yang diagnosisnya belum pasti
o penderita yang hasil pengobatan osteoporosisnya harus
dinilai secara akurat
Densitometer-USG

Pemeriksaan ini lebih tepat disebut sebagai


screening awal penyakit osteoporosis. Hasilnya pun
hanya ditandai dengan nilai T dimana nilai lebih -1
berarti kepadatan tulang masih baik, nilai antara -1
dan -2,5 berarti osteopenia (penipisan tulang), nilai
kurang dari -2,5 berarti osteoporosis (keropos
tulang). Keuntungannya adalah kepraktisan dan
harga pemeriksaannya yang lebih murah.
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium untuk osteocalcin dan


dioksipiridinolin, CTx. Proses pengeroposan tulang
dapat diketahui dengan memeriksakan penanda
biokimia CTx (C-Telopeptide). CTx merupakan hasil
penguraian kolagen tulang yang dilepaskan ke dalam
sirkulasi darahsehingga spesifik dalam menilai
kecepatan proses pengeroposan tulang. Pemeriksaan
CTx juga sangat berguna dalam memantau
pengobatan menggunakan antiresorpsi oral.
NELLY MAYESTI
Macam-Macam Bone Densitometer
1.SPA (Single Photon Absorptiometry 3. Ultrasound berfungsi untuk
berfungsi untuk mengukur pergelangan mengukur densitas tulang tumit,
tangan digunakan untuk skrining.

2. SXA (Singel Energy x-ray 4. QCT (Quantitative Computed


absorptiometry) berfungsi untuk Tomography) berfungsi untuk
mengukur pergelangan tangan atau mengukur belakang dan pinggang.
tumit.
Lanjutan
5.DEXA (Dual Energy X-ray Absorptiometry) berfungsi untuk
mengukur tulang belakang, pinggul, atau seluruh tubuh.

6. PDXA (Peripheral Dual Energy x-ray Absorptiometry) untuk


mengukur pergelangan tangan, tumit atau jari.
ARIEFA URBACH
CT Scan
CT Scan adalah mesin pemindai berbentuk lingkaran yang besar,
cukup untuk dimasuki orang dewasa dengan posisi berbaring. Alat ini
dapat digunakan untuk mediagnosis dan memonitor beragam kondisi
kesehatan.
Kemungkinan dokter akan merekomendasikan CT Scan untuk dilakukan
pada saat-saat tertentu seperti :
1. Melakukan diagnosis kelainan otot dan tulang, seperti tumor atau retak
pada tulang.
2. Menentukan lokasi tumor, infeksi, atau bekuan darah.
3. Memandu prosedur medis ketika melakukan operasi, biopsi, atau
terapi radiasi.
4. Mendeteksi dan memonitor kondisi dan penyakit tertentu, seperti
kanker, sakit jantung, nodul pada paru-paru, dan massa pada hati.
5. Mencari tahu cedera atau pendarahan internal.
Lanjutan

CT Scan berfungsi untuk


digunakan sebagai
pemindaian penyakit atau
sebagai langkah preventif.
Misalnya CT Scan pada
usus besar bagi pasien yang
memiliki resiko tinggi
terkena kanker usus besar
atau pemindaian jantung
secara lengkap pada pasien
dengan resiko tinggi
penyakit jantung.
Cara Pemakaian CT Scan
Ada dua cara menggunakan alat CT Scan, yaitu:
1. Sebelum penyinaran, cara penggunannya :
a. Menyiapkan peralatan proteksi radiasi dan peralatan lain yang diperlukan
seperti survei meter, personal dosimeter (film badge atau TLD atau dosimeter
saku), dan tanda radiasi.
b. Pekerja radiasi dan PPR yang akan menangani sumber harus mengenakan
film bradge atau TLD.
c. Pakai monitor perorangan
d. Periksa survei meter yang akan digunakan untuk memonitor lingkungan
selama pelaksanaan, pengoperasian CT Scan. Pemeriksaan mengikuti
sertifikat kalibrasi, kondisi batrei, faktor kalibrasi, respon dan cara
pemakaian. Nyalakan survei meter.
e. Tarik panel control PLN pada posisi ON yang berada diruang gantry.
f. Lihat jarum penunjukan indikator tegangan pada stabilizer apakah pada
posisi 220 V (normal)
g. Perhatikan pedingin ruangan dan kelembaban udara bekerja dengan baik.
Lihat indikator termometer dan humifidier yang ada diruangan, dibawah 22° C
dan 45% adalah kondisi yang ideal.
h. Tutup pintu pemisah ruang sinar X atau gantry dan ruang control secara benar
dan tertutup rapat.
i. Hidupkan CPU komputer pada ruang control dengan menekan tombol ON
pada stabilizer yang berada diatas CPU dan tunggu selama kurang lebih
5menit.
j. Nyalakan lampu merah bahaya radiasi yang berada di dinding dengan
menekan saklar yang berada disamping pintu masuk ruang tabung sinar X .
k. Ikuti perintah program software yang ada di control untuk tahap pemanasan
atau seasoning memastikan apakah alat bekerja dengan baik. Setelah muncul
tampilan check up tekan tombol check up. Kemudian muncul tampilan
automatic procedur, tekan tombol start yang berlambang radiasi pada control
box.
l. Check up akan meliputi karet current, tube temperature, votage, slice
thickness, dll. Tunggu sampai prosedur check up selesai sekitar 2 menit. Muncul
tampilan menu utama software dan check up selesai .
m. CT Scan siap digunakan
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
(ESWL)
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
(ESWL)adalah salah satu prosedur medis
yang digunakan untuk mengobati batu
ginjal.
Selain itu ESWL juga dapat digunakan
untuk mengobati batu di organ lain, seperti
kandung empedu atau hati.
Batu ginjal adalah sebuah benda padat
seperti batu yang terjadi akibat pengkapuran
kristal hasil sekresi tubuh atau zat-zat sisa
yang terjadi pengendapan. Paling sering
batu ginjal terbentuk oleh kalsium yang
berlebihan didalam tubuh. Adanya Batu
pada ginjal menyebabkan nyeri yang luar
biasa hebat, perdarahan pada urin karena
adanya infeksi dan bahkan bisa terjadi
penyumbatan aliran kemih. DEVI ANGGITA
Pelaksanaan & Terapi ESWL
• Pada waktu yang sudah ditentukan, pasien beserta pengantar datang ke
ruang ESWL yang terletak di paviliun Graha Puspa Husada RSU Dr. Saiful
Anwar Malang (lantai 3), dengan membawa semua hasil pemeriksaan dan
foto rntgen
• Pasien tidak perlu puasa. Selanjutnya pasien akan diperiksa sebentar oleh
dokter atau perawat, kemudian diminta untuk ganti pakaian khusus yang
telah disediakan.
• Pasien dibaringkan di atas meja ESWL dengan posisi yang nyaman selama
kurang lebih 1 jam dan tidak bergerak selama dilakukan penembakan
batu.
• Setelah dokter menyetel posisi mesin untuk menentukan lokasi batu yang
akan dipecah, proses pemecahan dimulai secara bertahap dan akan
terdengar bunyi tak..tak..tak yang semakin cepat dan semakin keras.
Nafas harus teratur agar batu tetap berada dalam daerah sasaran.
• Selesai pelaksanaan terapi, pasien akan dibantu petugas turun dari meja
ESWL.
LASER

Laser merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated


Emmission of Radiation (penguatan cahaya dengan stimulasi emisi
radiasi). Laser adalah sebuah alat yang menggunakan efek mekanika
kuantum, pancaran terstimulasi, untuk menghasilkan sebuah cahaya yang
koheren dari medium "lasing" yang dikontrol kemurnian, ukuran, dan
bentuknya.

Laser itu merupakan sinar panas yang dihasilkan dari loncatan atom
akibat stimulasi energi dari radiasi listrik. Dengan radiasi yang bersumber
dari energi listrik berkekuatan 15 hingga 30 watt, dari sebuah alat berujung
optik, dihasilkan sinar bergelombang 532 sampai 1.064 nanometer yang
memiliki kekuatan panas. Cahaya panas ini bisa digunakan untuk
memotong kulit dan jaringan, menghancurkan pigmen warna kulit, dan
pengobatan lainnya dalam dunia kedokteran dengan risiko perdarahan
minimal dan waktu penyembuhan cepat.
Cara Pemakaian Alat Laser
1. Yakinkan bahwa tombol GENERATOR dalam
posisi off.
2. Pasang connector pada plug in generator.
3. Pasang flashclipper pada ujung handel
(probe).
4. Tekan push switch untuk menyalakan pisau.
5. Atur tombol “hi /low” pada generator sesuai
kebutuhan.
Laser
Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
Magnetic resonance imaging (MRI) atau
pencitraan resonansi magnetik adalah alat
pemindai yang memanfaatkan medan magnet
dan energi gelombang radio untuk
menampilkan gambar struktur dan organ
dalam tubuh. MRI dapat memberikan
informasi struktur tubuh yang tidak dapat
ditemukan pada tes lain, seperti X-ray,
ultrasound, atau CT scan.
NOVITA FITRIA N.
Lanjutan
Alasan dilakukannya MRI
MRI adalah salah satu cara dokter
memeriksa dan menghasilkan
gambar organ, jaringan, dan sistem
rangka dengan resolusi tinggi. Hal
itu nantinya dapat membantu dokter
melakukan diagnosis berbagai
kondisi.
 Jantung dan pembuluh darah
 Otak dan saraf tulang belakanG
 Tulang dan sendi
 Payudara
Macam-Macam MRI
Berdasarkan tipenya, terdiri dari:
a. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan
ruang luas
b. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong
sempit.

Berdasarkan kekuatan magnetnya, terdiri dari :


c. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di
atas 1 – 1,5 T
d. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan
0,5 – T
e. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di
bawah 0,5 T
Cara Pemakaian MRI
• Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan
kualitas yang optimal sebagai alat diagnostik, maka
harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan
dengan teknik penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan
pasien yang baik,
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan
pemeriksaanya,
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya,
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan
darurat.
SALMA
Mammograph

Mammografi merupakan suatu tes yang aman untuk melihat


adanya masalah pada payudara perempuan. Tes ini menggunakan
mesin khusus dengan sinar X dosis rendah untuk mengambil gambar
kedua payudara. Hasilnya direkam dalam suatu film sinar X atau
langsung menuju komputer untuk dilihat oleh seorang ahli radiologi.
Mammogram memungkinkan dokter untuk melihat dengan lebih
jelas benjolan pada payudara dan perubahan di jaringan payudara.
Mammogram dapat menunjukkan benjolan kecil atau
pertumbuhan yang tak teraba baik oleh dokter atau perempuan itu
sendiri ketika melakukan pemeriksaan payudara. Jika kanker
payudara ditemukan secara dini berarti perempuan tersebut memiliki
kemungkinan bertahan (survival) dari penyakit ini lebih baik. Selain
itu lebih banyak pilihan terapi yang tersedia bila kanker payudara
ditemukan dini.
Cara Pemakaian Mammograph
Mammogram merupakan salah satu jenis
pemeriksaan pada payudara dengan
menggunakan sinar X untuk mendeteksi adanya
sel kanker atau tidak. Selama mammogram
berlangsung, payudara akan ditekan diantara dua
buah benda untuk melihat jaringan payudara.
Sinar X yang dipancarkan akan menangkap
kelainan sel yang ada pada payudara jika
seseorang positif menderita kanker.
Lanjutan
Ada tiga inovasi baru mammografi :
1. Mammografi digital
2. Computer-Aided Detection System (Sistem
Deteksi Bantuan Komputer)
3. Tomosynthesis payudara
NADIA NUR AZIS
Lanjutan

Berikut adalah inovasi-inovasi baru mammografi yang


memberikan hasil lebih baik:

1. Mammografi Digital - Satu-satunya perbedaan


antara mammografi digital dan konvensional adalah
format gambar x-ray, sedangkan prosesnya tetap sama.
Mammografi digital menghasilkan gambar digital
dengan kualitas baik, mudah disimpan dan mudah
direferensikan oleh teknisi dan dokter. Umumnya, hasil
digital dilihat melalui komputer yang memungkinkan
penyimpanan untuk jangka waktu yang panjang.
Lanjutan
2. Computer-Aided Detection System (Sistem
Deteksi Bantuan Komputer) - ialah program
algoritmik yang dapat digunakan oleh dokter dan
teknisi untuk memeriksa gambar mammografi
digital jikalau ada ciri atau tanda yang mungkin
mengarah pada kanker payudara atau penyakit
lainnya. Gambar-gambar yang ditandai akan diteliti
lebih lanjut oleh dokter dan ahli radiologi untuk
mendapatkan diagnosis yang lebih akurat.
Lanjutan
3. Tomosynthesis payudara - disebut juga sebagai
mammografi 3D, memiliki fungsi seperti CT scan
di mana gambar-gambar dari payudara diambil dari
sudut tertentu dan digabungkan untuk membuat
gambar 3D penuh. Tomosynthesis payudara
memberikan gambaran yang lebih akurat dari
kelainan yang terdeteksi sebelumnya. Gambar
tersebut dapat menunjukkan ukuran, bentuk, dan
lokasi anomali payudara dengan sangat jelas.
Karena tampilannya yang rinci, pasien mungkin
tidak perlu melakukan tes tambahan.
Kesimpulan

• Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, dapat


disimpulkan:
1. Alat Diagnostic Equipments adalah alat-alat
yang digunakan oleh para dokter atau tenaga
medis lainnya dimana dengan bantuannya
dapat diketahui, ditetntukan diagnosa
penyakit seseorang yang diperiksa.
2. Alat diagnostik terdiri dari CT Scan, MRI, ESWL,
Bone Densitometer, Mammograph, dan Laser.
IRENE
Daftar Pustaka
1. Sjamsuhidayat R. 2000.
Buku Ajar Ilmu Bedah
Edisi
Ke-2. Jakarta: EGC.
2. Reksoprodjo S. 2000.
Kumpulan Kuliah Ilmu
Bedah. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai