Anda di halaman 1dari 13

Arsya Tazkiya

6130019036

Sistem
Respirasi
Skenario
Seorang wanita berusia 36 tahun datang ke klinik
dokter umum dengan keluhan sesak nafas,nyeri
persendiaan dan lesi kulit yang multipel.Pada
pemeriksaan pasien tampak sesak dengan hasil pulsi
oksimeteri yang agak rendah,hasil temuan ini konsisten
dengan hipoksemia ringan.Pasien memiliki lesi yang
multipel pada kulit dan hasil biopsi memperlihatkan
granuloma non kaseosa yang konsisten dengan
diagnosis sarkoidesis.Hasil foto rontgen dada yang
menunjukkan adenopati hillus juga sugestif kearah
sarkoidosis.Dokter menjelaskan kepada pasien bahwa
kemungkinan dia menderita penyakit paru restriktif dan
dokter merekomendasikan pemeriksaan fungsi
paru(spirometri).
Pertanyaan Kasus
1.Parameter apakah yang diukur pada tes
fungsi paru atau spirometri?

2.Perubahan apakah pada fungsi paru yang


konsisten dengan penyakit restriktif ?

3.Bagaimana proses paru yang restriktif


menimbulkan keadaan hipoksemia?

4.Perubahan apakah yang dapat terlihat pada


fungsi paru pasien ini?
Pembahasan

Pemeriksaan Spirometri
1.
Spirometri merupakan metode untuk screning penyakit paru
dan digunakan untuk menentukan kekuatan serta fungsi dada.
Pemeriksaan spirometri adalah pemeriksaan yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengukur volume paru statik dan dinamik
seseorang dengan alat spirometer.Selain digunakan untuk untuk
menentukan diagnosis, pemeriksaan spirometri bertujuan untuk
menilai beratnya obstruksi,retruksi,dan efek dari pengobatan.
(Bakhtiar,2017)

Parameter yang digunakan untuk menilai kemampuan kerja


pernapasan dalam mengatasi resitensi elastik dan nonelastik
adalah volume paru statik dan volume paru dinamis.Volume statik
menggambarkan kemampuan kerja pernapasan dalam mengatasi
resistensi elastik,sedangkan volume dinamik mengukur kecepatan
aliran udara dalam saluran pernapasan dibandingkan dengan
fungsi waktu yang digunakan untuk menilai kemampuan kerja
pernapasan mengatasi resitensi non elastik.(Bakhtiar,2017)
Pembahasan
1.
• Volume paru statik
Volume paru statik dibagi menkjadi 9 ,yaitu
1.Volume Tidal
Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar paru-paru pada
keadaan istirahat atau pernapasan biasa.

2.Volume cadangan inspirasi


Volume cadangan inspirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dihirup ke
dalam paru secara maksimal setelah inspirasi biasa.

3.Volume cadangan ekspirasi


Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah udara yang masih dapat
dihembuskan keluar dari paru setelah ekspirasi biasa.

4.Volume residu/Residual Volume (RV)


Volume residu adalah jumlah udara yang masih tertinggal di dalam paru setelah
ekspirasi maksimal.Volume residu ini mengakibatkan paru akan mengapung bila
dimasukkan ke dalam air.
Pembahasan

5.Kapasitas inspirasi
Kapasitas inspirasi adalah jumlah udara yang bisa dihirup secara maksimal.
Gabungan TV + IRV.

6.Kapasitas residu fungsional/Functional Residual


Capacity (FRC)
Kapasitas residu fungsional adalah jumlah udara yang terdapat dalam paru pada
akhir ekspirasi biasa. gabungan ERV + RV

7.Kapasitas vital/Vital Capacity (VC)


Kapasitas vital adalah jumlah udara yang bisa dikeluarkan maksimal setelah inspirasi
maksimal. gabungan IRV + TV + ERV.

8.Kapasitas vital paksa/Forced Vital Capacity (FVC)


Kapasitas vital paksa sama dengan kapasitas vital tetapi dilakukan secara cepat dan
paksa dengan ekspirasi dalam dan kuat.

9.Kapasitas paru total/Total Lung Capacity (TLC)


Kapasitas paru total adalah jumlah udara total yang ada di dalam paru pada akhir
inspirasi maksimal. gabungan IRV + TV + FRC .(Hall,2014)
Pembahasan

• Volume paru dinamis


Volume paru dinamis dibagi menjadi 7,yaitu
1.Forced Vital Capacity (FVC)
FVC adalah volume gas yang dapat dikeluarkan dengan sekuat-kuatnya dan secepat-
cepatnya stelah inspirasi maksimal.Pada orang normal,waktu yang digunakan untuk
mengeluarkan seluruh vital capacity nya adalah 3 detik sedangkan pada seseorang
yang menderita obstruksi saluran napas membutuhkan waktu 25-30 detik.
2.Forced Expiratory volume(FEVt)
FEVt adalah jumlah darah yang dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam 1 detik
pertama pada waktu ekspirasi maksimal setelah inspirasi maksimal.Parameter FEVt
merupakan parameter yang penting karena dapat membedakan antara kelainan
restriksi dan obstruksi.
3.Forced expiratory flow 200-1200/FEF 200-1200
FEF200-1200 adalah rata-rata jumlah liter gas yang dikeluarkan setelah 200 ml gas yang
pertama,diukur saat melaksanakan manuver forced expiratory volume.
4.Forced expiratory flow 25%-75%/ FEF 25%-75%
FEF 25%-75% adalah rata-rata pada saat pertengahan Forced expiratory volume.Nilkai
FEF 25%-75% yang menurun menunjukkan adanya tahanan yang meningkat
pada saluran napas kecil
Pembahasan

5.Peak expiratory flow rate(PEFR)


PEFR adalah flow rate maksimal yang dapat dicapai selama manuver forced
expiratory volume.PEFR yang menurun menunjukkan adanya tahanan jalan
napas yang meningkat

6.Maksimal Voluntary Ventilation MV/MBC


MV/MBC adalah volume maksimal yang dihirup selama 1 menit dengan
usaha/voluntary effortt.Nilainya dipengaruhi oleh perubahan compliance dan
resistensi saluran napas..Pada gangguan retriksi,VC dan MVV
menurun.Sedangkan pada gangguan obstruksi didapatkan penurunan MVV yang
lebih jelas dari VC

7.Rasio FEV1/FVC
Volume ekspirasi paksa dalam1 detik cepat sebagai presentase dari kapsitas vital
paksa.(Bakhtiar,2017)
Pembahasan

2. Gangguan ventilasi terdiri atas: gangguan restriksi dan gangguan obstruksi.


Restriksi adalah gangguan pada pengembangan paru dengan berbagai sebab. Pada
keadaan restriksi, paru menjadi kaku, sehingga daya tarik kedalam lebih besar.Maka
dinding dada mengecil, volume paru kecil,iga menyempit serta daya regang paru
lebih rendah daripada keadaan normal. Semua volume statis paru mengecil baik itu
KV, KPT, VR, VCE, KRF. (Sherwood,2014)
Pada paru restriktif,terdapat penurunan kapasitas paru total dan penurunan
volume residu.(Hall,2014)
Sebagai parameter diukur KV. Nilai normal KV 80%–120% prediksi. KV kurang dari
80% nilai prediksi dianggap sebagai gangguan restriksi. KV lebih dari 120% nilai
prediksi merupakan suatu keadaan over atau hiperinflasi.Pada penyakit-penyakit
restriktif kecepatan aliran normal, walaupun terkadang kecepatan aliran akan
berkurang secara proporsional terhadap berkurangnya kapasitas vital. Kelainan
restriksi dapat berupa kelainan pada parenkim paru yaitu: tumor paru, pneumonia,
abses paru, edema paru, atelektasis, fibrosis paru. Kelainan pada pleura yaitu:efusi
pleura, pnemotoraks, pleuritis sicca/schawarte, tumor,pleura. Kelainan pada
dinding/tulang dada yaitu: frakturiga, obesitas, pektus ekskavatus, skoliosis,
khiposis,gibbus. Gangguan restriktif secara umum terjadi penurunan volume statis
paru.(Bachtiar,2017)
Pembahasan

3.
Gangguan restriksi merupakan salah satu dari gangguan ventilasi.Dimana gangguan restriksi
berhubungan dengan terjadinya gangguan pengembangan pada paru-paru.(Bachtiar,2017)
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi yang tidak merata,menjadi salah satu penyebab
terjadinya hipoksemia.Hipoksemia adalah gangguan pada orang normal yang berada
diketinggian.Pada proses penyakit yang mengganggu ventilasi sejumlah alveolus, rasio
ventilasi-aliran darah di bagian paru paru menentukan besarnya penurunan Po2 darah arteri
sitemik.Jika ventilasi tidak seimbang dengan perfusi,pertukaran O2 akan terganggu yang
dapat menyebabkan kegagalan paru.Alveolus yang ventilasinya kurang,mempunyai nilai Po2
yang rendah,sedangkan alveolus yang ventilasinya berlebihan memiliki P02 yang
tinggi.padahal keduanya memiliki aliran darah yang sama.Kandungan CO2 darah arteri
normal,karena pengeluaran tambahan CO2didaerah yang ventilasinya berlebihan dapat
mengimbangi penurunan pembuangan CO2 didaerah dengan ventilasi yang kurang.
(Ganong,2012)
Ketika terjadi penurunan ventilasi alveolus ,sedangkan aliran darah yang melalui paru tetap
normal hal ini mengakibatkan penurunan luas permukaan total membran dan menurunnya
rasio ventilasi-perfusi.Kedua efek ini menyebabkan hipoksemia(oksigen darah rendah).
(Guyton,2014)
Pembahasan

4.Sarkoideus adalah penyakit yang disebabkan oleh inhalasi debu dan pengaruh
genetik yang signifikan dan ditandai dengan adanya granuloma non kaseosa pada
organ yang terinfeksi disertai pembengkakan kelenjar getah bening.Keluhan yang
biasanya terjadi adalah eritema nodusum dan sesak napas dengan fibrosus paru
progresif karena berkurangnya kadar oksigen..Pada keadaan fibrotik,terjadi penurunan
volume paru dan pertukaran udara.Paru-paru adalah organ yang paling serius terkena
sarkoidosis yang ditandai dengan adanya batuk kering,nyeri dada,mengi,nyeri saat
bernafas dan terdapat jaringan parut fibrotik.(Davey,2013)
Kesimpulan

Pemeriksaan faal paru memiliki peran yang penting dalam menilai suatu fungsi
paru.Namun, pemeriksaan tersebut hanya bersifat penunjang dan cukup
membantu dalam membuat diagnosis spesifik.Pemeriksaan faal paru
menggunakan metode spirometri yang memperhatikan parameter statik dan
dinamik dalam menghitung volume fungsi paru.Jika terjadi gangguan,volume
paru abnormal menyebabkan penyakit paru restriktif dan obstruktif.Hal
tersebut mengakibatkan penurunan fungsi paru karena menghambat
pengembangan paru dalam mekanisme inspirasi dan terhalangnya aliran udara
pada jalan nafas sehingga pernafasan dapat terganggu.
Daftar Pustaka

Bakhtiar,Arief amran ., dan Renny irviana eka tantri.2017.faal paru


dinamik.Surabaya:Erlangga
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.Jakarta :
EGC, 1022
Sherwood,L.2014.Fisiologi manusia: dari sel ke sistem.Edisi 8.Jakarta ;EGC
Ganong, W. F. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 24. Jakarta: EGC
Davey, Patric. 2013. At a Glance Medicine. Penerbit Erlangga : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai