Anda di halaman 1dari 43

ADMINSTRASI PAJAK

XI AKUNTANSI

By: Yanita Pasmasari, S.Pd


BAB 1 CONTENTS

1 Definisi Pajak dan Perpajakan


2 Pungutan selain Pajak
3 Asas Pungutan Pajak di Indonesia
4 Falsafah dan Dasar Hukum Pajak di Indonesia
5 Kedudukan hukum Pajak di Indonesia
6 Sistem Pungutan Pajak di Indonesia

7 Unsur-Unsur Pajak
8 Funsi Pajak
9 Timbul dan Hapusnya hutang Pajak
10 Jenis-Jenis Pajak
PART 01
Pengertian Dasar
Perpajakan
Tujuan Umum Pembelajaran: Mampu menjelaskan pengertian dasar perpajakan
Tujuan khusus Pembelajaran :Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, siswa
diharapkan mampu menjelaskan pengertian pajak dan perpajakan, menerangkan
perbedaan pajak dan retribusi, mengidentifikasi asas pungutan pajak di Indonesia,
menjelaskan falsafah dan dasar hokum pajak di Indonesia, menjelaskan undang-
undang dan hokum perpajakan di Indonesia, menjelaskan unsur-unsur pajak,
menguraikan fungsi pajak, menguraikan timbul dan terhapusnya pajak, dan
mengidentifikasi macam-macam pajak 。
A. Definisi Pajak dan
Perpajakan

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-


Prof. Dr. undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
Rochmat timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditujukan dan yang
Soemitro
digunakan untuk membayar pengeluaran umum 。

Pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak berdasarkan
Undang-
norma-norma hokum untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
Arti undang
nomor 28 kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya
pajak tahun 2007 tidak diterima secara langsung 。

Pajak merupakan sesuatu yang berdasarkan undang-undang dan


dapat dipaksakan. Artinya karena kekuatan undang-undang, rakyat
wajib membayar pajak dan mau tidak mau harus memenuhi
Kesimpulan
kewajiban itu. Pemerintah dapat memaksa wajib pajak untuk
memenuhi kewajibannya dengan menggunakan surat paksa dan sita.
Kelalaian dan pelanggaran yang dilakukan oleh wajib pajak dapat
dikenakan hukuman atau sanksi berupa denda atau kurungan
penjara
Sedangkan Perpajakan adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan sistem dan
permasalahan pelaksanaan pajak


B. Pungutan resmi selain pajak yang di
berlakukan di Indonesia

1. Retribusi 3. cukai

Pungutan yang dilakukan oleh Cukai adalah sebuah pungutan yang


pemerintah kepada masyarakat karena dibebankan kepada orang pribadi atas
menggunakan fasilitas negara pemakaian terhadap pemakaian barang-
Pungutan barang tertentu

selain
pajak
2. Bea 4. Sumbangan

Pungutan yang dikenakan pada barang-


barang tertentu baik yang diekspor Pungutan sukarela yang tidak diatur
maupun yang diimpor dalam undang-undang dan tidak
bersifat paksaan
Retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan kebersihan,
Retribusi retibusi biaya penggantian cetak kartu tanda penduduk dan
jasa akta catatan sipil, retribusi pelayanan pemakamam dan
umum pengabuan mayat, dan retribusi pelayanan parker di tepi jalan
umum 。

Retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi pasar


Retribusi grosir dan/atau pertokoan, retribusi tempat pelelangan,
retribusi jasa
usaha retribusi terminal, retribusi tempat parker khusus, dan
retribusi tempat penginapan/pesangrahan/villa 。

Retribusi Retribusi izin mendirikan bangunan, retribusi izin tempat


perizinan penjualan makanan beralkohol, retribusi izin gangguan,
tertentu dan retribusi izin trayek 。
 Bea masuk merupakan pungutan oleh negara terhadap
Bea
Bea
Masuk
Masuk
barang-barang impor yang masuk ke dalam wilayah pabean
Indonesia. 。

Bea

bea keluar merupakan pungutan resmi oleh negara


Bea
pada barang yang akan dikirim atau ekspor ke luar
Keluar
negeri 。
Cukai

Cukai adalah jenis pemungutan iuran yang dibebankan kepada


masyarakat atas penggunaan, pemakaian, dan konsumsi atas pemakaian
barang-barang tertentu. Tujuan pemungutan iuran tersebut adalah untuk
membatasi penggunaan terhadap beberapa jenis barang.

Adapun jenis-jenis barang tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor


39 Tahun 2007, diantaranya barang mengandung tembakau meliputi
rokok serta barang mengandung etanol dalam jumlah kadar berapapun

Sumbangan

Sumbangan adalah jenis pungutan iuran resmi kepada


masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah. Hadirnya
sumbangan sebagai pungutan resmi selain pajak
bertujuan untuk menutupi pengeluaran tidak dapat
diambil dalam kas negara 。
Tabel perbedaan pajak
dengan retribusi

Retribusi
Pajak
Subjek pajak tidak menerima 1 Subjek retribusi merima balas
balas jasa secara langsung dari jasa langsung atas pungutan
pemerintah yang dibayarnya

Objek pajak mencakup setiap


Objek retribusi hanya mereka
warga Negara yang telah 2
yang menggunakan fasilitas
sesuai dengan ketetapan
negara
peraturan

Besarnya pajak dihitung


Besarnya retribusi ditentukan
sendiri oleh wajib pajak 3 oleh pemerintah

Jatuh tempo pembayaran Jatuh tempo pembayaran


pajak sesuai dengan tahun 4 retribusi sesuai dengan
fiskal pemakaian
Asas pungutan Pajak dari beberapa ahli

Asas Equality, pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara


harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib
pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap
wajib pajak 。

Asas Certainty, semua pungutan pajak harus berdasarkan UU,


sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi
hukum 。
Adam
Smith Asas Convinience of Payment, pajak harus dipungut pada saat yang
tepat bagi wajib pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib
pajak baru menerima penghasilannya atau disaat wajib pajak
menerima hadiah.

Asas Efficiency, biaya pemungutan pajak diusahakan sehemat
mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih besar
dari hasil pemungutan pajak.
Asas pungutan Pajak dari beberapa ahli

Asas Daya Pikul, besar kecilnya pajak yang dipungut harus


berdasarkan besar kecilnya penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi
penghasilan maka semakin tinggi pajak yang dibebankan 。

Asas Manfaat, pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan


untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum.

W.J.
Asas Kesejahteraan, pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk
Langen meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Asas Kesamaan, dalam kondisi yang sama antara wajib pajak yang satu
dengan yang lain harus dikenakan pajak dalam jumlah yang sama
(diperlakukan sama).

Asas Beban Yang Sekecil-kecilnya, pemungutan pajak diusahakan


sekecil-kecilnya (serendah-rendahnya) jika dibandingkan dengan nilai
obyek pajak sehingga tidak memberatkan para wajib pajak
Asas pungutan Pajak dari beberapa ahli

Asas Politik Finansial, pajak yang dipungut negara jumlahnya


memadai sehingga dapat membiayai atau mendorong semua
kegiatan negara.

Asas Ekonomi, penentuan obyek pajak harus tepat, misalnya: pajak


pendapatan, pajak untuk barang-barang mewah
.
Adolf 。
Asas Keadilan, pungutan pajak berlaku secara umum tanpa
Wagner diskriminasi, untuk kondisi yang sama diperlakukan sama pula.

Asas Administrasi, menyangkut masalah kepastian perpajakan (kapan,
dimana harus membayar pajak), keluwesan penagihan (bagaimana
cara membayarnya) dan besarnya biaya pajak.

Asas Yuridis, segala pungutan pajak harus berdasarkan undang-


undang
Asas Pemungutan Pajak di Indonesia

Asas ini mengikat dan sebagai prinsip bahwa setiap individu yang lahir dan tinggal di
1. Asas Indonesia, wajib membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Kebangsaan Berdasarkan asas kebangsaan pula, warga asing yang tinggal atau berada di Indonesia
selama lebih dari 12 bulan tanpa pernah sekalipun meninggalkan Indonesia wajib dikenai
pajak selama penghasilan yang mereka dapatkan bersumber dari Negara ini.

Tidak jauh berbeda dengan asas kebangsaan. Asas ini berlaku berdasarkan pada lokasi tempat
tinggal wajib pajak. Analoginyaa, sebagai wajib pajak yang memiliki objek pajak dalam bentuk
2. Asas
apapun di wilayah Negara Indonesia, maka wajib mematuhi peraturan perpajakan Indonesia.
Wilayah Begitupun dengan warga negara asing yang memiliki aset atau objek pajak di Indonesia, maka
warga negara asing tersebut wajib menaati peraturan perpajakan yang berlaku dan ditetapkan
di Indonesia. Mungkin terdapat sedikit perbedaan, namun pada dasarnya pemberlakuan
pengenaan pajak akan dilakukan secara merata.
Asas Pemungutan Pajak di Indonesia

Berdasarkan asas finansial, pungutan pajak dilakukan sesuai dengan kondisi keuangan (finansial) atau
besaran pendapatan yang diterima oleh wajib pajak.
Contohnya: Pak Budi bekerja sebagai guru honorer dengan pendapatan sekitar Rp15.000.000 per tahun,
sedangkan Bu Zubaidah bekerja sebagai Pengusaha dengan pendapatan sekitar Rp1.000 000.000 per
3. Asas tahun.
Berdasarkan asas ini, besaran pajak yang harus dibayar kedua orang tersebut tentu saja berbeda.
Finansial
Berdasarkan asas ini pula, penetapan pungutan pajak yang harus dibayarkan kedua orang tersebut harus
lebih kecil dari pendapatan mereka selama setahun.

Asas yuridis pemungutan pajak di Indonesia adalah pasal 23 ayat 2 UUD 1945. Selain itu pemungutan
pajak di Indonesia diatur dan dilindungi oleh beberapa undang-undang, seperti:
4. Asas - Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
Yuridis - Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh).
- Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, serta Pajak
- Penjualan atas Barang Mewah.
- Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Aturan dan Prosedur Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa.
- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
- Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak yang Berlaku di Indonesia.
- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Asas Pemungutan Pajak di Indonesia

Berdasarkan asas ekonomis, hasil pemungutan pajak di Indonesia harus digunakan sesuai dengan
kepentingan umum dan untuk kepentingan rakyat secara menyeluruh. misalnya membangun
infrastruktur, dana pendidikan dan memajukan desa tertinggal.

5. Asas Pajak juga tidak boleh menjadi penyebab merosotnya kondisi perekonomian rakyat. Bahkan, dengan
adanya pemanfaatan hasil pajak, diharapkan pemerintah bisa membangun negeri ini secara maksimal
Ekonomis
tanpa harus mendapatkan pembiayaan melalui skema lain seperti utang luar negeri.

Asas sumber merupakan dasar pemungutan pajak sesuai dengan tempat perusahaan berdiri atau tempat
tinggal wajib pajak. Jadi, pajak yang dipungut di Indonesia hanya diberlakukan untuk orang yang tinggal
6. Asas dan bekerja di Indonesia.
sumber Sebagai contoh, Pak Zulfikar merupakan warga Indonesia yang tinggal dan bekerja di Australia, meskipun
secara dokumen kebangsaan Pak Ahmad adalah WNI tetapi berdasarkan sumber pendapatannya Pak
Ahmad tidak wajib membayar PPH yang dipungut oleh pemerintah Indonesia.
Bisa juga jika misal seseorang tinggal di Indonesia, namun memiliki penghasilan di luar negeri, selama
penghasilan tersebut akan digunakan di Indonesia, maka juga akan dikenai pajak. Namun demikian, pajak
yang diberlakukan memiliki peraturan sendiri, akan masuk dalam PPh Pasal 22.
Asas Pemungutan Pajak di Indonesia

Asas pemungutan pajak yang terakhir adalah asas umum. Berdasarkan asas ini, pemungutan pajak di
Indonesia didasarkan atas keadilan umum.
7. Asas
Artinya, baik pemungutan maupun penggunaan pajak memang dirancang dari dan untuk masyarakat
Umum Indonesia dengan perhitungan yang cermat. Setiap wajib pajak juga akan memiliki besaran tanggungan
pajak yang sesuai dengan porsinya.
Falsafah dan dasar hokum
Pajak di Indonesia

Falsafah pajak di Indonesia adalah Pancasila

Sedangkan dasar hukumnya adalah UUD 1945 Pasal 23 ayat


(2) yang berbunyi” Segala pajak untuk keperluan Negara
berdasarkan undang-undang” 。
Kedudukan Hukum Pajak di
Indonesia
1. Undang-undang perpajakan di Indonesia
- Undang-undang nomor 6 th 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakana telah mengalami
beberapa kali perubahan dengan UU no.9 tahun 1994, UU no.16 th 2000 dan terakhir UU no.228 th 2007 yang
efektif berlaku mulai tahun pajak 2008
- Undang-undang no.7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan, telah mengalami beberapa kali perubahan dengan
UU no.7 th 1991, UU no.10 th 1994, UU no.17 th 2000 dan terakhir UU no.36 th 2008 yang efektif mulai berlaku
tahun pajak 2009
- Undang-undang no.8 tahun 1983 tentang pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas
barang mewah, telah mengalami beberapa kali perubahan dengan UU no.11 tahun 1994 dan UU no.42 tahun
2009
- Undang-undang no.12 tahun 1985 tentang pajak bumi dan bangunan, telah mengalami perubahan terakhir
dengan UU no12 tahun 1994
- Undang-undang no.13 tahun 1985 tentang Bea materai
- Undang-undang no.21 tahun 1997 tentang Bea perolehan Hak atas tanah dan bangunan, telah mengalami
perubahan dengan undang-undang no.20 tahun 2000
- Undang-undang no.10 tahun 1995 tentang kepabeanan, telah diubah mejadi UU no.17 tahun 2006
- Undang-undang no.11 tahun 1995 tentang Cukai telah mengalami perubahan dengan UU no.39 tahun 2007
- Undang-undang no.18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi dan telah mengalami perubahan dengan
UU no.34 tahun 2000 dan telah mengalami perubahan terakhir dengan UU no.28 tahun 2009
Pengertian Hukum
Pajak

Hukum pajak adalah hukum publik untuk mengatur hubungan


pemungut pajak yaitu negara dengan pembayar pajak yaitu
orang atau badan hukum. Hukum pajak ini juga berarti
keseluruhan peraturan tentang kewenangan pemerintah
untuk menarik kekayaan warga negaranya untuk  kemudian
dikembalikan melalui mekanisme kas negara. 

Oleh karena merupakan suatu produk hukum, maka hukum


pajak tidak terlepas pula dari sanksi hukum sebagai
konsekuensi agar pemerintah maupun wajib pajak mematuhi
hukum pajak tersebut. Sanksi hukum yang dimaksud bisa
dalam bentuk sanksi administratif maupun sanksi pidana.
Sejarah Hukum Pajak
di Indonesia
Dalam sejarah awalnya, pajak bukanlah pungutan melainkan iuran sukarela dari rakyat untuk pemerintah dalam
menjalankan kepentingan negara, seperti membiayai pekerja kerajaaan, menjaga dari musuh, dan sebagainya.
Sedangkan bagi rakyat yang tidak membayar pajak, biasanya akan bekerja yang berkaitan dengan kepentingan
umum dalam waktu tertentu. Berbeda lagi dengan mereka yang berstatus sosial lebih tinggi, mereka bisa
melakukan pembayaran uang ganti rugi.

Di Indonesia sendiri, kegiatan seperti perpajakan sudah ada sejak masa pra kolonial. Istilah yang dipakai saat itu
adalah upeti. Ya, upeti dipungut oleh raja untuk kebutuhannya dan kerajaan. Contoh dari peruntukan upeti yang
terkumpul tersebut adalah untuk membangun istana dan pembiayaan di dalamnya. Artinya, upeti secara spesifik
akan dipakai untuk kepentingan kerajaan saja, bukan dikembalikan ke rakyat dalam bentuk pembangunan.

Berakar dari upeti itulah, kegiatan pajak mulai diterapkan. Pada Masa penjajahan Belanda, sistem pajak modern
akhirnya diperkenalkan. Salah satu jenis pajak yang diterapkan sejak tahun 1839 adalah pajak rumah tinggal dan
pajak usaha. Pada masa kolonial Belanda itu pula, besaran tarif pajak dibedakan berdasar kewarganegaraan si
wajib pajak. Berbeda dengan upeti yang hanya dipakai untuk kerajaan, pada masa kolonial Pajak mulai diarahkan
untuk kepentingan rakyat juga.
Fungsi Hukum Pajak di
Indonesia

Pada dasarnya, hukum pajak berfungsi untuk mengatur subjek pajak dan
objek pajak. Subjek pajak yang dimaksud adalah wajib pajak. Sedangkan
objek pajak merupakan setiap penghasilan yang diterima oleh orang atau
kelompok. Secara lebih luas, maka fungsi hukum pajak ini akan sangat
berkaitan dengan fungsi negara itu sendiri, yaitu mensejahterakan rakyat,
menjaga pertahanan dan keamanan, serta melaksanakan ketertiban.
Fungsi Hukum Pajak di
Indonesia
pajak memiliki sejumlah fungsi atas dasar asas-asas mencapai kesejahteraan rakyat.
Secara garis besar, fungsi hukum pajak yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Sebagai acuan menciptakan sistem pungutan pajak yang adil, efisien, dan jelas
pengaturannya dalam Undang-Undang Hukum Fiskal.

Landasan yang menerangkan siapa subjek dan objek yang dijadikan sumber
pungutan pajak sehingga potensi pajak bisa ditingkatkan secara komprehensif.
Memakmurkan dan mensejahterakan rakyat. Hal ini juga menjadi fungsi negara itu
sendiri yaitu memberi kenyamanan dan kemakmuran seluruh rakyatnya secara
ekonomi dan sosial.
Menciptakan ketertiban dan suasana kondusif untuk menjaga ketertiban umum.
Memberikan rasa aman dan menjaga negara dari gangguan, seperti ancaman dari
negara luar. 
Menegakkan keadilan untuk seluruh aspek kehidupan rakyat.

Layaknya hukum lain, hukum pajak pada intinya juga berfungsi untuk mengatur
tatanan suatu hal untuk terciptanya keadilan bagi semua masyarakat.
Hukum Pajak Material Hukum
Hukum pajak formal adalah
Hukum merupakan peraturan pajak
peraturan-peraturan mengenai cara-
Pajak perundang-undangan formal
cara untuk pelaksanaan hokum pajak
Meterial tentang keadaan, perbuatan, materil. Hukum pajak ini memuat
peristiwa hukum yang cara-cara penyelenggaraan mengenai
menjadi syarat sesuatu pentapan utang pajak, pengawasan
menjadi objek pajak,  subjek pemerintah terhadap
pajak, besaran tarif pajak,
dan semua yang berkaitan
Jenis penyelenggaraannya, kewajiban para
wajib pajak, kewajiban pihak ketiga
dengan ada atau dihapusnya
pajak. Hukum pajak material
Hukum serta prosedur pmungutan pajak
termaksud. Tujuan hokum pajak
ini juga mengatur sanksi Pajak di formal adalah melindungi fiskus dari
terkait hubungan antara
pemerintah dan wajib pajak.
Indonesia wajib pajak atau untuk menjamin
bahwa pelaksaaan hokum pajak dapat
Contoh: UU no 36 thn 2008 terselenggara secara benar dan tepat.
tetantang PPh, UU no 18 Contoh: UU no 6 tahun 1983 tentang
tahun 2000 tentang PPN dan ketentuan umum dan tata cara
PPn-BM, UU no 20 tahun perpajakan Indonesia yang
2000 tentang PBB dan UU no disempurnakan dengan UU no 28 th
13 tahun 1985 tentang Bea 2007 ttg ketentuan umum dan tata
materai cara perpajakan
Alasan pembuatan undang-
undang perpajakan di
Indonesia
sebagian peraturan perpajakan
Perlunya undang-undang baru
lama warisan Belanda yang saat itu
yang dapat menunjang
semata-mata hanya untuk
sepenuhnya laju
menghimpun dana bagi
pemerintah kolonial 。
02 04 pembangunan dan
mempercepat terwujudnya

Perubahan peraturan
01 03 pemerataan pendapatan
masyarakat
memasuki alam kemerdekaan
sejak proklamasi guna
melakukan penyempurnaan Perlunya undang-undang baru yang

peraturan perundangan yang berlandasakan Panasila dan UUD

berdasarkan Pancasila dan 1945 serta harus berbeda dengan

UUD 1945 undang-undang perpajakan yang


dibuat pada zaman kolonial
Di Indonesia, berlaku 3
jenis sistem pemungutan
pajak, yakni:
01
Self Assessment
System.

02
Official Assessment
System

03
Withholding
Assessment System
System
Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang
membebankan penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak
yang bersangkutan.
Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam
menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat oleh
pemerintah.

Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai pengawas
dari para wajib pajak. Self assessment system diterapkan pada jenis pajak pusat.
Contohnya adalah jenis pajak PPN dan PPh. Sistem pemungutan pajak yang satu
ini mulai diberlakukan di Indonesia  setelah masa reformasi pajak pada 1983 dan
masih berlaku hingga saat ini.

Namun, terdapat konskuensi dalam sistem pemungutan pajak ini. Karena wajib
pajak memiliki wewenang menghitung sendiri besaran pajak terutang yang perlu
dibayarkan, maka wajib pajak biasanya akan mengusahakan untuk menyetorkan
pajak sekecil mungkin.
Ciri-ciri sistem pemungutan pajak Self Assessment:
Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri.
Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya mulai dari
menghitung, membayar, hingga melaporkan pajak.
Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak, kecuali  jika wajib
pajak telat lapor, telat bayar pajak terutang, atau terdapat pajak yang
seharusnya wajib pajak bayarkan namun tidak dibayarkan.
System
Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak
yang membebankan wewenang untuk menentukan besarnya pajak
terutang pada fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut
pajak.
Dalam sistem pemungutan pajak Official Assessment, wajib pajak
bersifat pasif dan pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya
surat ketetapan pajak oleh fiskus.

Sistem pemungutan pajak ini bisa diterapkan dalam pelunasan Pajak


Bumi Bangunan (PBB) atau jenis pajak daerah lainnya.
Dalam pembayaran PBB, KPP merupakan pihak yang mengeluarkan
surat ketetapan pajak berisi besaran PBB terutang setiap tahunnya.
Jadi, wajib pajak tidak perlu lagi menghitung pajak terutang
melainkan cukup membayar PBB berdasarkan Surat Pembayaran
Pajak Terutang (SPPT) yang dikeluarkan oleh KPP tempat objek pajak
terdaftar.

Ciri-ciri sistem perpajakan Official Assessment:


Besarnya pajak terutang dihitung oleh petugas pajak.
Wajib pajak sifatnya pasif dalam perhitungan pajak mereka.
Pajak terutang ada setelah petugas pajak menghitung pajak yang
terutang dan menerbitkan surat ketetapan pajak.
Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak
ketiga yang bukan wajib pajak dan bukan juga aparat
pajak/fiskus.

Contoh Witholding System adalah pemotongan penghasilan


karyawan yang dilakukan oleh bendahara instansi terkait.
Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi ke KPP untuk
membayarkan pajak tersebut.

Jenis pajak yang menggunakan withholding system di


Indonesia adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23,
PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN.
Unsur unsur
pajak

SUBJEK PAJAK OBJEK PAJAK TARIF PAJAK


Subjek Pajak disebut jg wajib pajak. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban
perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu

1. Orang yang dilahiran di Indonesia


2. Orang yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu
Orang
12 bulan
pribadi
3. Orang yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai
niat untuk bertempat tinggal di Indonesia
1. Perseroan terbatas (PT)
2. Persekutuan komanditer (cV)
SUBJEK 3. Badan usaha milik Negara ( BUMN) dengan nama dan dalam perero,
PAJAK Badan yang perusahaan umum dan perusahaan daerah
didirikan di 4. Perseorangan dan persekutuan (firma)
Indonesia
5. Koperasi
6. Yayasan lembaga

Wajib Adalah wajib pajak yang ditetapkan mwnteri keuangan sebagai pemungut pajak atau
pajak pemotong pajak seperti bendahara Negara dan badan-badan tertentu laiinnya. Adapun
non pihak yang tidak termasuk subjek pajak:
subjek
1. Badan perwakilan Negara asing
2. Pejabat perwakilan deplomatik dan konsulat/ pejabat dari Negara asing
3. Organisasi internasional yang ditetapkan mentri keuangan
Objek pajak adalah hal yang dikenakan pajak
Objek
Objek dan dasar untuk menghitung pajak yang
pajak
pajak terutang.

Contoh objek pajak Antara lain: penghasilan, kekayaan, bangunan, tanah,


kendaraan dan laba perusahaan
TARIF PAJAK

Tarif tunggal adalah pajak yang menggunakan satu macam tarif saja

1. Tarif tetap adalah tariff pajak yang besarnya tetap dan tidak tergantung kepada
TARIF
TARIF nilai objek yang dikenakan pajak. Contohnya aturan bea matrai untuk cek dan
TUNGGAL
TUNGGAL bilyet giri dengan nilai nominal berapapun adalah Rp3000,00 。

2. Tarif proporsional adalah tariff dengan menggunakan persentase tetap.


Dengan demikian jumlah pajak akan berubah sesuai dengan besarnya
objek pajak yang dikenakan. Contoh: tariff pajak bumi dan bangunan yang
dikenakan sebesar 0,5% dari nilai objek pajaknya 。
TARIF PAJAK

Tarif tidak tunggal adalah pajak yang menggunakan lebih dari satu macam tarif saja

TARIF 1. Tarif progresif adalah suatu tariff yang menggunakan persentase semakin besar
TARIF
tidak
tidak untuk nilai objek pajak yang jumlahnya makin besar. Contohnya: pajak penghasilan
TUNGGAL
TUNGGAL yang mempunyai tariff 5%, 15%, 25% dan 30%

2. Tarif regresif atau degresif adalah tarif yang besar persentasenya


semakin menurun bila besar nilai objek pajak yang dikenakan pajak
semakin besar jumlahnya 。
Fungsi pajak

Fungsi mengatur (regulasi) berarti


pajak digunakan sebagai alat
Fungsi anggaran (bujeter)
mengatur dan melaksanakan kebijakan
bearti pajak sebagai sumber Fungsi
di bidang social dan ekonomi. Sebagai
Fungsi penerimaan nehara yang mengatur
contoh: pajak yang tinggi dikenakan
anggarandiperuntukan bagi
terhadap minuman keras untuk
pembiayaan pengeluaran-
menekan tingkat konsumsi minuman
pengeluaran pemerintah 。
Fungsi ini dapat dilihat Fungsi keras 。
dengan dimasukkannya
pajak dalam APBN sebagai
pajak Fungsi memeratakan pendapatan
(distribusi) bearti pajak digunakan
Fungsi
penerimaan dalam negeri mengatur
sebagai sarana meningkatkan
pendapatan
keadilan social dengan jalan
pemerataan pendapatan masyarakat.
Fungsi ini dapat dilihat melalui
pungutan pajak yang dilakujan
dengan cara progresif 。
TIMBUL DAN HAPUSNYA
UTANG PAJAK
Utang pajak adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh masyarakat (khususnya wajib pajak) akibat adanya keadaan,
perbuatan atau peristiwa yang harus dilunasi dengan mekanisme yang berlaku dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan

Utang pajak timbul apabila telah ada peraturan yang mendasari dan telah
terpenuinya atau telah terjadi suatu sasaran perpajakan ( taatbestand), yang tediri
dari keadaan-keadaan tertentu, peristiwa/dan perbuatan tertentu.
Timbulnya
Timbulnya
utang
utang
pajak Namun yang sering terjadi ialah karena keadaan, seperti pajak karena suatu
pajak
penghasilan atau kekayaan. Pajak penghasilan atau kekayaan sendiri muncul pada
suatu saat pada akhir masa
a. Pada suatu saat, untuk pajak penghasilan yang dipotong pihak ketiga
b. Pada akhir masa, untuk pajak penghasilan karyawan yang dipotong oleh pemberi
kerja atau oleh pihak atas kegitan usaha
TIMBUL DAN HAPUSNYA
UTANG PAJAK
Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal, Antara lain karena pembayaran, kompensasi, kadaluwarsa,
pembebsan, atau penghapusan

a. pembayaran. Pembayaran dengan wujud uang pada kas Negara atau kantor-
kantor lain yang ditunjuk oleh Negara merupakan hal pertama yang dapat
menghapuskan utang pajak

Hapusnya
Hapusnya
utang
utang B kompensasi. Utang pajak dapat dihapus melalui kompensasi atau pengimbangan.
pajak
pajak Caranya dengan menggunakan kelebihan pembayaran pada suatu jenis pajak
tertentu untuk menutup kekurangan pembayaran pajak lainnya
TIMBUL DAN HAPUSNYA
UTANG PAJAK
Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal, Antara lain karena pembayaran, kompensasi, kadaluwarsa,
pembebsan, atau penghapusan

c. kadaluwarsa. Utang pajak dapat terhapus dan lunas secara mutlak apabila kadaluwarsa atau
dalam jangka waktu lebih dari lima tahun tidak ditagih oleh pemungutnya. Namun demikian
utang pajak ini masih bias dibayar secara sukarela bila si wajib pajak ingin melunasinya

Hapusnya
Hapusnya
utang
utang d. Pembebasan dan penghapusan. Utang juga dapat dihapuskan dengan pembebasan dan
pajak
pajak penghapusan dari pemerintah., karena pemohon atau keadaan ekonomi wajib pajak yang
mengalami kemunduran keuangan yang sangat mencolok atau asset bendanya habis karena
suatu bencana. Pebebasan biasanya hanya untuk kenaikan atau denda-dendanya,
sedangkan penghapusan biasanya untuk pokok-pokok pajaknya
Jenis-jenis pajak

a. Pajak langsung adalah pajak yang pembayrannya harus


ditanggung sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain. Contohnya PPh, pajak
kekayaan dan PBB

Pajak menurut
pihak yang
menanggung
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembayarannya dapat
dialihkan kepihak lain. Contohnya PPN, PPn-BM (pajak penjualan
atas barang mewah) dan cukai rokok.

Jenis-jenis pajak

a. Pajak Negara
Contoh:
1. pajak yang dipungut Direktorat Jenderal Pajak meliputi pajak
penghasilan (PPh), PBB, bea materai dan bea lelang
2. Pajak yang dipungut Direktorat Jenderal Bea Cukai meliputi pajak
impor (bea masuk), pajak ekspor (bea keluar) dan pajak
pertambahan nilai barang dan jasa (PPN)
3. Pajak yang dipungut Direktorat Jenderal Moneter adalah pajak
Menurut lembaga atas minyak bumi
pemungutnya

b. Pajak daerah
1. Pajak kabupaten/kota : pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan,
dan pajak reklame, pajak penerangan jalan dan pajak
pengambilan bahan galian golongan C
2. Pajak provinsi : pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas
air, bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas
air, pajak bahan bakar kendaraan bermotor serta pajak
Jenis-jenis pajak

a. Pajak subjektif
Adalah pajak yang dalam pemungutannya memperhatikan keadaan
atau kemamuan wajib pajak (subjeknya). Contoh pajak PPh

Pajak menurut
sifatnya

b. Pajak Objektif
Adalah pajak yang dalam pemungutannya memperhatikan nilai atau
manfaat objek pajaknya, tanpa memperhatikan kemampuan wajib
pajak, objek disini bias berupa benda, keadaan, perbuatan atau
perostiwa yang menyebakantimbunya kewah=jiban membayar pajak.
Contohnya PPN

selesai

Anda mungkin juga menyukai