XI AKUNTANSI
7 Unsur-Unsur Pajak
8 Funsi Pajak
9 Timbul dan Hapusnya hutang Pajak
10 Jenis-Jenis Pajak
PART 01
Pengertian Dasar
Perpajakan
Tujuan Umum Pembelajaran: Mampu menjelaskan pengertian dasar perpajakan
Tujuan khusus Pembelajaran :Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, siswa
diharapkan mampu menjelaskan pengertian pajak dan perpajakan, menerangkan
perbedaan pajak dan retribusi, mengidentifikasi asas pungutan pajak di Indonesia,
menjelaskan falsafah dan dasar hokum pajak di Indonesia, menjelaskan undang-
undang dan hokum perpajakan di Indonesia, menjelaskan unsur-unsur pajak,
menguraikan fungsi pajak, menguraikan timbul dan terhapusnya pajak, dan
mengidentifikasi macam-macam pajak 。
A. Definisi Pajak dan
Perpajakan
Pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak berdasarkan
Undang-
norma-norma hokum untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
Arti undang
nomor 28 kolektif guna meningkatkan kesejahteraan umum yang balas jasanya
pajak tahun 2007 tidak diterima secara langsung 。
。
B. Pungutan resmi selain pajak yang di
berlakukan di Indonesia
1. Retribusi 3. cukai
selain
pajak
2. Bea 4. Sumbangan
Bea
Retribusi
Pajak
Subjek pajak tidak menerima 1 Subjek retribusi merima balas
balas jasa secara langsung dari jasa langsung atas pungutan
pemerintah yang dibayarnya
Asas ini mengikat dan sebagai prinsip bahwa setiap individu yang lahir dan tinggal di
1. Asas Indonesia, wajib membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Kebangsaan Berdasarkan asas kebangsaan pula, warga asing yang tinggal atau berada di Indonesia
selama lebih dari 12 bulan tanpa pernah sekalipun meninggalkan Indonesia wajib dikenai
pajak selama penghasilan yang mereka dapatkan bersumber dari Negara ini.
Tidak jauh berbeda dengan asas kebangsaan. Asas ini berlaku berdasarkan pada lokasi tempat
tinggal wajib pajak. Analoginyaa, sebagai wajib pajak yang memiliki objek pajak dalam bentuk
2. Asas
apapun di wilayah Negara Indonesia, maka wajib mematuhi peraturan perpajakan Indonesia.
Wilayah Begitupun dengan warga negara asing yang memiliki aset atau objek pajak di Indonesia, maka
warga negara asing tersebut wajib menaati peraturan perpajakan yang berlaku dan ditetapkan
di Indonesia. Mungkin terdapat sedikit perbedaan, namun pada dasarnya pemberlakuan
pengenaan pajak akan dilakukan secara merata.
Asas Pemungutan Pajak di Indonesia
Berdasarkan asas finansial, pungutan pajak dilakukan sesuai dengan kondisi keuangan (finansial) atau
besaran pendapatan yang diterima oleh wajib pajak.
Contohnya: Pak Budi bekerja sebagai guru honorer dengan pendapatan sekitar Rp15.000.000 per tahun,
sedangkan Bu Zubaidah bekerja sebagai Pengusaha dengan pendapatan sekitar Rp1.000 000.000 per
3. Asas tahun.
Berdasarkan asas ini, besaran pajak yang harus dibayar kedua orang tersebut tentu saja berbeda.
Finansial
Berdasarkan asas ini pula, penetapan pungutan pajak yang harus dibayarkan kedua orang tersebut harus
lebih kecil dari pendapatan mereka selama setahun.
Asas yuridis pemungutan pajak di Indonesia adalah pasal 23 ayat 2 UUD 1945. Selain itu pemungutan
pajak di Indonesia diatur dan dilindungi oleh beberapa undang-undang, seperti:
4. Asas - Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
Yuridis - Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh).
- Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, serta Pajak
- Penjualan atas Barang Mewah.
- Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Aturan dan Prosedur Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa.
- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
- Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak yang Berlaku di Indonesia.
- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Asas Pemungutan Pajak di Indonesia
Berdasarkan asas ekonomis, hasil pemungutan pajak di Indonesia harus digunakan sesuai dengan
kepentingan umum dan untuk kepentingan rakyat secara menyeluruh. misalnya membangun
infrastruktur, dana pendidikan dan memajukan desa tertinggal.
5. Asas Pajak juga tidak boleh menjadi penyebab merosotnya kondisi perekonomian rakyat. Bahkan, dengan
adanya pemanfaatan hasil pajak, diharapkan pemerintah bisa membangun negeri ini secara maksimal
Ekonomis
tanpa harus mendapatkan pembiayaan melalui skema lain seperti utang luar negeri.
Asas sumber merupakan dasar pemungutan pajak sesuai dengan tempat perusahaan berdiri atau tempat
tinggal wajib pajak. Jadi, pajak yang dipungut di Indonesia hanya diberlakukan untuk orang yang tinggal
6. Asas dan bekerja di Indonesia.
sumber Sebagai contoh, Pak Zulfikar merupakan warga Indonesia yang tinggal dan bekerja di Australia, meskipun
secara dokumen kebangsaan Pak Ahmad adalah WNI tetapi berdasarkan sumber pendapatannya Pak
Ahmad tidak wajib membayar PPH yang dipungut oleh pemerintah Indonesia.
Bisa juga jika misal seseorang tinggal di Indonesia, namun memiliki penghasilan di luar negeri, selama
penghasilan tersebut akan digunakan di Indonesia, maka juga akan dikenai pajak. Namun demikian, pajak
yang diberlakukan memiliki peraturan sendiri, akan masuk dalam PPh Pasal 22.
Asas Pemungutan Pajak di Indonesia
Asas pemungutan pajak yang terakhir adalah asas umum. Berdasarkan asas ini, pemungutan pajak di
Indonesia didasarkan atas keadilan umum.
7. Asas
Artinya, baik pemungutan maupun penggunaan pajak memang dirancang dari dan untuk masyarakat
Umum Indonesia dengan perhitungan yang cermat. Setiap wajib pajak juga akan memiliki besaran tanggungan
pajak yang sesuai dengan porsinya.
Falsafah dan dasar hokum
Pajak di Indonesia
Di Indonesia sendiri, kegiatan seperti perpajakan sudah ada sejak masa pra kolonial. Istilah yang dipakai saat itu
adalah upeti. Ya, upeti dipungut oleh raja untuk kebutuhannya dan kerajaan. Contoh dari peruntukan upeti yang
terkumpul tersebut adalah untuk membangun istana dan pembiayaan di dalamnya. Artinya, upeti secara spesifik
akan dipakai untuk kepentingan kerajaan saja, bukan dikembalikan ke rakyat dalam bentuk pembangunan.
Berakar dari upeti itulah, kegiatan pajak mulai diterapkan. Pada Masa penjajahan Belanda, sistem pajak modern
akhirnya diperkenalkan. Salah satu jenis pajak yang diterapkan sejak tahun 1839 adalah pajak rumah tinggal dan
pajak usaha. Pada masa kolonial Belanda itu pula, besaran tarif pajak dibedakan berdasar kewarganegaraan si
wajib pajak. Berbeda dengan upeti yang hanya dipakai untuk kerajaan, pada masa kolonial Pajak mulai diarahkan
untuk kepentingan rakyat juga.
Fungsi Hukum Pajak di
Indonesia
Pada dasarnya, hukum pajak berfungsi untuk mengatur subjek pajak dan
objek pajak. Subjek pajak yang dimaksud adalah wajib pajak. Sedangkan
objek pajak merupakan setiap penghasilan yang diterima oleh orang atau
kelompok. Secara lebih luas, maka fungsi hukum pajak ini akan sangat
berkaitan dengan fungsi negara itu sendiri, yaitu mensejahterakan rakyat,
menjaga pertahanan dan keamanan, serta melaksanakan ketertiban.
Fungsi Hukum Pajak di
Indonesia
pajak memiliki sejumlah fungsi atas dasar asas-asas mencapai kesejahteraan rakyat.
Secara garis besar, fungsi hukum pajak yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Sebagai acuan menciptakan sistem pungutan pajak yang adil, efisien, dan jelas
pengaturannya dalam Undang-Undang Hukum Fiskal.
Landasan yang menerangkan siapa subjek dan objek yang dijadikan sumber
pungutan pajak sehingga potensi pajak bisa ditingkatkan secara komprehensif.
Memakmurkan dan mensejahterakan rakyat. Hal ini juga menjadi fungsi negara itu
sendiri yaitu memberi kenyamanan dan kemakmuran seluruh rakyatnya secara
ekonomi dan sosial.
Menciptakan ketertiban dan suasana kondusif untuk menjaga ketertiban umum.
Memberikan rasa aman dan menjaga negara dari gangguan, seperti ancaman dari
negara luar.
Menegakkan keadilan untuk seluruh aspek kehidupan rakyat.
Layaknya hukum lain, hukum pajak pada intinya juga berfungsi untuk mengatur
tatanan suatu hal untuk terciptanya keadilan bagi semua masyarakat.
Hukum Pajak Material Hukum
Hukum pajak formal adalah
Hukum merupakan peraturan pajak
peraturan-peraturan mengenai cara-
Pajak perundang-undangan formal
cara untuk pelaksanaan hokum pajak
Meterial tentang keadaan, perbuatan, materil. Hukum pajak ini memuat
peristiwa hukum yang cara-cara penyelenggaraan mengenai
menjadi syarat sesuatu pentapan utang pajak, pengawasan
menjadi objek pajak, subjek pemerintah terhadap
pajak, besaran tarif pajak,
dan semua yang berkaitan
Jenis penyelenggaraannya, kewajiban para
wajib pajak, kewajiban pihak ketiga
dengan ada atau dihapusnya
pajak. Hukum pajak material
Hukum serta prosedur pmungutan pajak
termaksud. Tujuan hokum pajak
ini juga mengatur sanksi Pajak di formal adalah melindungi fiskus dari
terkait hubungan antara
pemerintah dan wajib pajak.
Indonesia wajib pajak atau untuk menjamin
bahwa pelaksaaan hokum pajak dapat
Contoh: UU no 36 thn 2008 terselenggara secara benar dan tepat.
tetantang PPh, UU no 18 Contoh: UU no 6 tahun 1983 tentang
tahun 2000 tentang PPN dan ketentuan umum dan tata cara
PPn-BM, UU no 20 tahun perpajakan Indonesia yang
2000 tentang PBB dan UU no disempurnakan dengan UU no 28 th
13 tahun 1985 tentang Bea 2007 ttg ketentuan umum dan tata
materai cara perpajakan
Alasan pembuatan undang-
undang perpajakan di
Indonesia
sebagian peraturan perpajakan
Perlunya undang-undang baru
lama warisan Belanda yang saat itu
yang dapat menunjang
semata-mata hanya untuk
sepenuhnya laju
menghimpun dana bagi
pemerintah kolonial 。
02 04 pembangunan dan
mempercepat terwujudnya
Perubahan peraturan
01 03 pemerataan pendapatan
masyarakat
memasuki alam kemerdekaan
sejak proklamasi guna
melakukan penyempurnaan Perlunya undang-undang baru yang
02
Official Assessment
System
03
Withholding
Assessment System
System
Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang
membebankan penentuan besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak
yang bersangkutan.
Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam
menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi online yang sudah dibuat oleh
pemerintah.
Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai pengawas
dari para wajib pajak. Self assessment system diterapkan pada jenis pajak pusat.
Contohnya adalah jenis pajak PPN dan PPh. Sistem pemungutan pajak yang satu
ini mulai diberlakukan di Indonesia setelah masa reformasi pajak pada 1983 dan
masih berlaku hingga saat ini.
Namun, terdapat konskuensi dalam sistem pemungutan pajak ini. Karena wajib
pajak memiliki wewenang menghitung sendiri besaran pajak terutang yang perlu
dibayarkan, maka wajib pajak biasanya akan mengusahakan untuk menyetorkan
pajak sekecil mungkin.
Ciri-ciri sistem pemungutan pajak Self Assessment:
Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri.
Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya mulai dari
menghitung, membayar, hingga melaporkan pajak.
Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak, kecuali jika wajib
pajak telat lapor, telat bayar pajak terutang, atau terdapat pajak yang
seharusnya wajib pajak bayarkan namun tidak dibayarkan.
System
Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak
yang membebankan wewenang untuk menentukan besarnya pajak
terutang pada fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut
pajak.
Dalam sistem pemungutan pajak Official Assessment, wajib pajak
bersifat pasif dan pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya
surat ketetapan pajak oleh fiskus.
Wajib Adalah wajib pajak yang ditetapkan mwnteri keuangan sebagai pemungut pajak atau
pajak pemotong pajak seperti bendahara Negara dan badan-badan tertentu laiinnya. Adapun
non pihak yang tidak termasuk subjek pajak:
subjek
1. Badan perwakilan Negara asing
2. Pejabat perwakilan deplomatik dan konsulat/ pejabat dari Negara asing
3. Organisasi internasional yang ditetapkan mentri keuangan
Objek pajak adalah hal yang dikenakan pajak
Objek
Objek dan dasar untuk menghitung pajak yang
pajak
pajak terutang.
Tarif tunggal adalah pajak yang menggunakan satu macam tarif saja
1. Tarif tetap adalah tariff pajak yang besarnya tetap dan tidak tergantung kepada
TARIF
TARIF nilai objek yang dikenakan pajak. Contohnya aturan bea matrai untuk cek dan
TUNGGAL
TUNGGAL bilyet giri dengan nilai nominal berapapun adalah Rp3000,00 。
Tarif tidak tunggal adalah pajak yang menggunakan lebih dari satu macam tarif saja
TARIF 1. Tarif progresif adalah suatu tariff yang menggunakan persentase semakin besar
TARIF
tidak
tidak untuk nilai objek pajak yang jumlahnya makin besar. Contohnya: pajak penghasilan
TUNGGAL
TUNGGAL yang mempunyai tariff 5%, 15%, 25% dan 30%
Utang pajak timbul apabila telah ada peraturan yang mendasari dan telah
terpenuinya atau telah terjadi suatu sasaran perpajakan ( taatbestand), yang tediri
dari keadaan-keadaan tertentu, peristiwa/dan perbuatan tertentu.
Timbulnya
Timbulnya
utang
utang
pajak Namun yang sering terjadi ialah karena keadaan, seperti pajak karena suatu
pajak
penghasilan atau kekayaan. Pajak penghasilan atau kekayaan sendiri muncul pada
suatu saat pada akhir masa
a. Pada suatu saat, untuk pajak penghasilan yang dipotong pihak ketiga
b. Pada akhir masa, untuk pajak penghasilan karyawan yang dipotong oleh pemberi
kerja atau oleh pihak atas kegitan usaha
TIMBUL DAN HAPUSNYA
UTANG PAJAK
Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal, Antara lain karena pembayaran, kompensasi, kadaluwarsa,
pembebsan, atau penghapusan
a. pembayaran. Pembayaran dengan wujud uang pada kas Negara atau kantor-
kantor lain yang ditunjuk oleh Negara merupakan hal pertama yang dapat
menghapuskan utang pajak
Hapusnya
Hapusnya
utang
utang B kompensasi. Utang pajak dapat dihapus melalui kompensasi atau pengimbangan.
pajak
pajak Caranya dengan menggunakan kelebihan pembayaran pada suatu jenis pajak
tertentu untuk menutup kekurangan pembayaran pajak lainnya
TIMBUL DAN HAPUSNYA
UTANG PAJAK
Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal, Antara lain karena pembayaran, kompensasi, kadaluwarsa,
pembebsan, atau penghapusan
c. kadaluwarsa. Utang pajak dapat terhapus dan lunas secara mutlak apabila kadaluwarsa atau
dalam jangka waktu lebih dari lima tahun tidak ditagih oleh pemungutnya. Namun demikian
utang pajak ini masih bias dibayar secara sukarela bila si wajib pajak ingin melunasinya
Hapusnya
Hapusnya
utang
utang d. Pembebasan dan penghapusan. Utang juga dapat dihapuskan dengan pembebasan dan
pajak
pajak penghapusan dari pemerintah., karena pemohon atau keadaan ekonomi wajib pajak yang
mengalami kemunduran keuangan yang sangat mencolok atau asset bendanya habis karena
suatu bencana. Pebebasan biasanya hanya untuk kenaikan atau denda-dendanya,
sedangkan penghapusan biasanya untuk pokok-pokok pajaknya
Jenis-jenis pajak
Pajak menurut
pihak yang
menanggung
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembayarannya dapat
dialihkan kepihak lain. Contohnya PPN, PPn-BM (pajak penjualan
atas barang mewah) dan cukai rokok.
。
Jenis-jenis pajak
a. Pajak Negara
Contoh:
1. pajak yang dipungut Direktorat Jenderal Pajak meliputi pajak
penghasilan (PPh), PBB, bea materai dan bea lelang
2. Pajak yang dipungut Direktorat Jenderal Bea Cukai meliputi pajak
impor (bea masuk), pajak ekspor (bea keluar) dan pajak
pertambahan nilai barang dan jasa (PPN)
3. Pajak yang dipungut Direktorat Jenderal Moneter adalah pajak
Menurut lembaga atas minyak bumi
pemungutnya
b. Pajak daerah
1. Pajak kabupaten/kota : pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan,
dan pajak reklame, pajak penerangan jalan dan pajak
pengambilan bahan galian golongan C
2. Pajak provinsi : pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas
air, bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas
air, pajak bahan bakar kendaraan bermotor serta pajak
Jenis-jenis pajak
a. Pajak subjektif
Adalah pajak yang dalam pemungutannya memperhatikan keadaan
atau kemamuan wajib pajak (subjeknya). Contoh pajak PPh
Pajak menurut
sifatnya
b. Pajak Objektif
Adalah pajak yang dalam pemungutannya memperhatikan nilai atau
manfaat objek pajaknya, tanpa memperhatikan kemampuan wajib
pajak, objek disini bias berupa benda, keadaan, perbuatan atau
perostiwa yang menyebakantimbunya kewah=jiban membayar pajak.
Contohnya PPN
。
selesai