Anda di halaman 1dari 16

KEWAJIBAN DAN

HAK-HAK WAJIB
PAJAK
PENGERTIAN WAJIB PAJAK

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang atau kelompok yang bergabung dan bekerjasama
dalam bentuk modal yang diwajibkan untuk terlibat dalam ketentuan perpajakan terlepas dari
mereka melakukan usaha atau tidak melakukan usaha. WPB meliputi: Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Komanditer (CV)
Pengelompokan Wajib Pajak

Kelompok Kategori Keterangan

   Orang Pribadi (Induk)  Wajib Pajak belum menikah, dan suami sebagai kepala
 Wajib Pajak orang pribadi keluarga
 Hidup Berpisah (HB)  wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena hidup
berpisah berdasarkan putusan hakim
 Pisah Harta (PH)  suami-istri yang dikenai pajak secara terpisah karena
menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan
harta dan penghasilan secara tertulis
 Memilih Terpisah (MT)  wanita kawin, selain kategori Hidup Berpisah dan Pisah
Harta, yang dikenai pajak secara terpisah karena memilih
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan
terpisah dari suaminya
 Warisan Belum Terbagi (WBT)  sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak pengganti,
menggantikan mereka yang berhak, yaitu ahli waris
   Badan  sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
 Wajib Pajak badan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha
 Joint Operation  bentuk kerja sama operasi yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak atas nama
bentuk kerja sama operasi
 Kantor Perwakilan Perusahaan Asing  Wajib Pajak perwakilan dagang asing atau kantor perwakilan
perusahaan asing (representative office/liaison office) di
Indonesia yang bukan Bentuk Usaha Tetap (BUT)
 Bendahara  bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dan diwajibkan
melakukan pemotongan atau pemungutan pajak
 Penyelenggara Kegiatan  pihak selain empat Wajib Pajak badan sebelumnya yang
melakukan pembayaran imbalan dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
1. Mendaftarkan diri ke kantor direktorat jenderal pajak
Salah satu hak dan kewajiban Wajib Pajak yang utama adalah mendaftarkan diri untuk mendapat Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hal ini bisa dilakukan di KP2KP atau KPP. Bisa juga secara online melalui 
ereg.pajak.go.id atau aplikasi pajak online AyoPajak yang telah diawasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
2. Kewajiban memberi data
Data yang dimaksud adalah informasi orang pribadi atau badan yang dapat menunjukkan kegiatan/usaha,
penghasilan dan/atau kekayaan, peredaran usaha, termasuk informasi terkait transaksi keuangan dan lalu
lintas devisa, nasabah debitur, kartu kredit, hingga laporan keuangan dan/atau laporan kegiatan usaha
yang disampaikan kepada instansi lain di luar Ditjen Pajak.
3. Kewajiban pembayaran, pelaporan, pemungutan/pemotongan pajak
Wajib Pajak harus menghitung, membayar, dan melaporkan pajak terutangnya sendiri. Anda bisa
melakukan hal ini secara mudah dan praktis melalui platform AyoPajak.
4. Kewajiban pemeriksaan
Contoh kewajiban yang dimaksud adalah memenuhi panggilan untuk menghadiri pemeriksaan,
memberikan izin untuk memasuki ruangan atau tempat yang dinilai perlu, dan memberikan keterangan
jika dibutuhkan.
HAK-HAK WAJIB PAJAK
1.    Hak pada saat Wajib Pajak dilakukan pemeriksaan
Sebagai Wajib Pajak yang tengah menjalankan pemeriksaan pajak, maka Wajib Pajak sendiri berhak untuk melihat tanda pengenal
pemeriksa, meminta surat perintah untuk pemeriksaan, menerima penjelasan terkait maksud dan tujuan dari pemeriksaan yang akan
dilakukan, meminta detail perbedaan antara hasil pemeriksaan dan Surat Pemberitahuan (SPT), serta memiliki hak untuk hadir dalam
pembahasan atas akhir hasil pemeriksaan sesuai batas waktu yang ditentukan.

2.    Hak untuk mengajukan keberatan, banding, dan peninjauan kembali


Wajib Pajak yang merasa dirinya tidak setuju dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak
(DJP), maka berhak untuk mengajukan keberatan. Selain itu, Wajib Pajak juga berhak untuk mengajukan banding hingga peninjauan
kembali ke Mahkamah Agung.

3.    Hak atas kelebihan pembayaran pajak


Pada saat Wajib Pajak membayar pajak dengan jumlah yang lebih banyak daripada yang seharusnya, maka Wajib Pajak berhak untuk
menerima kelebihan atas pembayaran pajak tersebut dengan cara mengirimkan surat permohonan ke Kepala KPP atau melalui surat
pemberitahuan.

4.    Hak atas pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak


Bagi Wajib Pajak yang patuh, memiliki hak untuk mendapat pengembalian pendahuluan atas kelebihan pembayaran pajak dalam
jangka waktu minimal satu bulan untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan jangka waktu tiga bulan untuk Pajak Penghasilan (PPh)
terhitung sejak surat permohonan tersebut diterima oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
HAK-HAK WAJIB PAJAK
5.    Hak atas pengangsuran dan penundaan pembayaran
Pada kondisi tertentu, Wajib Pajak berhak untuk meminta permohonan pengangsuran atau penundaan
atas pembayaran pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6.    Hak atas kerahasiaan
Wajib Pajak juga berhak untuk dijaga kerahasiaannya atas semua informasi yang disampaikan kepada
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terkait dengan perpajakan. Hal yang dilindungi adalah data dari pihak
ketiga yang bersifat rahasia.
7.    Hak atas Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Apabila Wajib Pajak mengalami kondisi tertentu, seperti kerusakan bumi dan bangunan yang
diakibatkan dari bencana alam, maka Wajib Pajak berhak untuk mengajukan pengurangan pajak yang
terutang atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
8.    Hak atas penundaan pelaporan SPT
Wajib Pajak juga berhak mengajukan permohonan perpanjangan atau penundaan atas penyampaian
SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi maupun Pajak Penghasilan (PPh) badan sesuai
dengan kondisi tertentu.
HAK-HAK WAJIB PAJAK
9.    Hak atas pembebasan pajak
Wajib Pajak berhak untuk mengajukan permohonan atas pembebasan pemotongan atau pemungutan Pajak
Penghasilan (PPh) sesuai dengan kondisi tertentu.

10.  Hak atas Pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25


Sesuai dengan kondisi tertentu, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan atas pengurangan jumlah
angsungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25.

11.  Hak atas insentif perpajakan


Terdapat sejumlah kegiatan atau Barang Kena Pajak (BKP) yang berhak untuk diberikan fasilitasn
pembebasan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN), diantaranya buku-buku, pesawat udara, kereta api, kapal
laut, ataupun perlengkapan TNI/Polri yang diimpor atau diserahkan sekitar area pabean oleh Wajib Pajak
tertentu.

12.  Hak atas Pajak yang ditanggung pemerintah


Wajib Pajak berhak untuk mendapatkan atau menerima hal-hal yang berkaitan dengan aspek perpajakan
PENGERTIAN NPWP DAN FUNGSI
NPWP
PENGERTIAN NPWP DAN FUNGSI
NPWP
• NPWP adalah singkatan dari Nomor Pokok Wajib Pajak, yaitu nomor yang diberikan pada
Wajib Pajak untuk sarana dalam administrasi perpajakan sebagai tanda pengenal atau identitas
diri dari Wajib Pajak dalam memenuhi hak dan kewajibannya. Selain sebagai identitas Wajib
Pajak, NPWP memiliki fungsi untuk menjaga ketertiban dan ketaatan pembayaran pajak serta
pengawasan administrasi perpajakan Wajib Pajak. Karena semua dokumen tentang perpajakkan
memiliki keterkaitan dengan nomor NPWP.
Setiap wajib pajak hanya diberikan satu NPWP saja. Nomor NPWP terdiri dari 15 digit angka, 9 digit angka pertama
merupakan informasi kode wajib pajak, dan 6 digit terakhir merupakan informasi kode administrasi. Struktur lebih
merinci dari NPWP dapat dilihat pada gambar di atas. Penjelasan arti kode NPWP tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dua digit (XX) pertama menunjukkan identitas Wajib Pajak, Contoh, 01 – 03 adalah Wajib Pajak Badan, 04 – 06
adalah Wajib Pajak Pengusaha, dst.
2. Enam digit (YYY.YYY) setelahnya menunjukkan nomor registrasi atau nomor urut KPP yang diberikan oleh kantor
pusat DJP.
3. Satu digit (Z) selanjutnya berfungsi sebagai kode pengaman agar tidak terjadi kesalahan atau pemalsuan NPWP.
4. Tiga digit (XXX) selanjutnya merupakan kode KPP terdaftar. 
5. Tiga digit (YYY) terakhir adalah status Wajib Pajak (Tunggal, Pusat atau Cabang). 000 untuk status Wajib Pajak
Tunggal atau Pusat, sedangkan 001, 002, dst untuk status Wajib Pajak Cabang.
JENIS NPWP
Supaya kamu tidak salah mengklasifikasikan NPWP, yuk pelajari jenis-jenisnya! Ada 2 jenis
NPWP yaitu NPWP Pribadi dan NPWP Badan. Berikut adalah perbedaannya:
1)      NPWP Pribadi yaitu NPWP yang dimiliki secara individu yang memiliki penghasilan di
Indonesia. Berikut ini individu yang masuk ke daftar NPWP pribadi, yaitu:
• Memiliki Penghasilan dari Pekerjaan
• Memiliki Penghasilan dari Pekerjaan Bebas
• Memiliki Penghasilan dari Usaha

2)      NPWP Badan yaitu NPWP yang dimiliki oleh setiap perusahaan atau badan usaha yang
memperoleh penghasilan di Indonesia. Berikut ini perusahaan yang masuk ke dalam daftar
NPWP Badan, yaitu:
• Badan milik Pemerintah
• Badan milik Swasta
MANFAAT NPWP
Walaupun NPWP merupakan dokumen yang penting, masih banyak orang yang tidak mengerti dan tidak membuat
NPWP. Padahal, NPWP memiliki banyak manfaat didalam ataupun diluar perpajakan loh! Contohnya sebagai berikut:
1)      Persyaratan Administrasi
• Dengan memiliki NPWP, kita akan mendapatkan kemudahan dalam mengurus persyaratan administrasi seperti di
bank. Beberapa instansi perbankan saat ini mengharuskan memasukkan nomor NPWP sebagai salah satu syarat
utama atau syarat dokumen pendukung untuk mengurus administrasi di tempat tersebut. Contohnya adalah kredit
bank, rekening dana nasabah (RDN) , rekening efek, rekening bank, pembuatan SIUP (Surat izin Usaha
Perdagangan), dan pembuatan paspor.
2)      Mempermudah Urusan Perpajakan
• Manfaat lain dari NPWP adalah berkaitan langsung dengan kemudahan pengurusan segala bentuk administrasi
perpajakan. Jika tidak memiliki NPWP, anda bisa jadi tidak diperkenankan untuk membuat dokumen-dokumen
tersebut. Contoh dokumen administrasi yang memerlukan NPWP adalah pengurusan restitusi pajak, pengajuan
pengurangan pembayaran pajak, mengetahui jumlah pajak yang mesti dibayar, dan lain – lain.
• Dengan memiliki NPWP, maka Wajib Pajak akan terhindar dari sanksi hukum. Karena bagi Wajib Pajak yang tidak
melaksanakan ketentuan yaitu mempunyai NPWP, akan terkena sanksi pidana sesuai dengan pasal yang berlaku.
FUNGSI NPWP
Fungsi NPWP baik secara administrasi perpajakan maupun diluar administrasi perpajakan adalah sebagai berikut :
 

1. Mempunyai fungsi sebagai sarana dalam administrasi perpajakan.


2. Mempunyai fungsi sebagai kode unik tanda pengenal diri atau Identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya yang selalu digunakan dalam setiap urusan perpajakan yang membuat data perpajakan Anda
tidak akan tertukar dengan wajib pajak lainnya.
3. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan administrasi perpajakan.
4. Berfungsi untuk mengurus proses restitusi.
5. Bagi Anda yang berniat mengajukan kredit ke Lembaga keuangan, NPWP mempunyai fungsi menjadi dokumen penting
yang menjadi syarat pembuatan kredit. Kalau Anda punya usaha, sudah seharusnya memiliki NPWP. Sebab, NPWP
diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Kredit kepemilikan rumah (KPR).
•· Kredit Tanpa Agunan (KTA).
•· Kartu kredit.
•· Kredit multiguna.
•· Kredit Kendaraan Bermotor
•· Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)
6. Pembuatan rekening bank
7. Membeli produk investasi
8.Mengikuti lelang pemerintah
TATA CARA MEMPEROLEH NPWP
Jika syarat membuat NPWP sudah dapat kamu penuhi, sekarang kamu sudah bisa mengajukan
pembuatan NPWP untuk wajib pajak pribadi. Membuat NPWP dapat dilakukan
secara online ataupun secara offline. Berikut adalah opsi pembuatan NPWP:
Datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak/ KP2KP terdekat tempat tinggal/usaha
• Siapkan dokumen persyaratan yang telah difotokopi.
• Datang ke KPP terdekat dari alamat pada KTP Anda. Bila alamat domisili sekarang berbeda
dengan KTP, Anda diharuskan melampirkan surat keterangan tinggal dari Kelurahan.
• Isi formulir pengajuan NPWP.
• Serahkan berkas ke petugas pendaftaran.
• Menerima tanda terima pendaftaran Wajib Pajak
TATA CARA MEMPEROLEH NPWP
Mengirim lewat kantor pos formulir pendaftaran beserta dokumen yang disyaratkan ke
KPP terdekat tempat tinggal/usaha
• Unduh formulir, cetak lalu isi formulir tersebut dengan lengkap pada kolom-kolom yang
tersedia. Jangan lupa ditandatangani.
• Kirim formulir yang sudah kamu isi, beserta dengan seluruh dokumen yang diminta sesuai
dengan kategori wajib pajak melalui:
– Kantor pos
– Jasa ekspedisi atau kurir, seperti JNE, J&T, TIKI, dan sebagainya.
• Setelah seluruh persyaratan Permohonan Pendaftaran diterima oleh KPP secara lengkap, maka
KPP akan menerbitkan Bukti Penerimaan Surat.
• Lalu, KPP menerbitkan kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) paling lambat 1
hari kerja setelah Bukti Penerimaan Surat diterbitkan.
• Kamu hanya perlu menunggu SKT dan NPWP dikirimkan ke alamat tempat tinggal kamu
melalui pos atau ekspedisi/kurir.
Daftar online melalui e-registration Direktorat Jenderal Pajak pada https://ereg.pajak.go.id
/.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai