Asuhan Keperawatan
Anak
TB PARU, ASMA,
BRONKOPNEUMONIA
ANGGOTA KELOMPOK
1. Azizia Kanya Fathiarachman 131911133034
2. Ririn Nur Mahmudah 131911133005
3. Shafa Fadia Khanza S. 131911133035
4. Kharisma Nuur Lutfiyah 131911133161
5. Rosula Ridly Nur Fathonah 131911133162
6. Silvy Octavia 131911133163
7. Azka Chusniah Fitrah 131911133164
8. Miftakhul Qorni Isna 131911133006
9. Mina Imroatus Sholihah 131911133001
Asuhan Keperawatan Teoritis
TUBERCULOSIS
(TB)
Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).
Anak sangat rentan terinfeksi TB terutama yang kontak erat dengan pasien
TB terkonfirmasi bakteriologis dan anak juga lebih berisiko untuk
menderita TB berat seperti TB milier (TB diseminata) dan TB meningitis
(Kemenkes, 2019)
V Disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis
• Percik renik (Kuman TB dalam droplet nuclei) yang ukurannya sangat kecil akan terhirup dan
dapat mencapai alveolus.
• Kuman yang tidak dapat dihancurkan seluruhnya oleh mekanisme imunologis nonspesifik,
maka menyebabkan makrofag alveolus akan memfagosit kuman TB
• Kuman TB yang tidak dapat dihancurkan oleh fagositosit akan terus berkembang biak di dalam
makrofag, dan akhirnya menyebabkan lisis makrofag.
• Kuman TB selanjutnya membentuk lesi di tempat tersebut, yang dinamakan focus primer Ghon.
Dari fokus primer Ghon, kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe
regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke lokasi fokus primer. Penyebaran
ini menyebabkan terjadinya inflamasi di saluran limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe
(limfadenitis) yang terkena.
• Masa inkubasi TB bervariasi selama 2-12 minggu, biasanya berlangsung selama 4-8 minggu.
Klasifikasi
TB
TB paru
paru BTA
BTA (+)
(-) TB paru BTA (-)
Gejala sistemik
Gejala lokal
• Gejala sistemik yang dapat timbul
• Gejala sesuai organ yang terlibat meliputi demam, malaise, keringat
dan tergantung seberapa luas lesi malam, anoreksia dan berat badan
yang sudah dibentuk menurun.
● Konfirmasi bakteriologis TB
● Gejala klinis yang khas TB
● Adanya bukti infeksi TB (hasil
uji tuberkulin positif atau
kontak erat dengan pasien TB)
● Gambaran foto toraks sugestif
TB
Sistem Skoring
TB Anak
Penatalaksanaan Pengobatan TB Anak
Obat anti tuberkulosis
(OAT) Kombinasi dosis tetap (KDT) atau Terapi nutrisi
Fixed Dose Combination (FDC)
Pengobatan
Pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara
lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir
Tabel hasil
Lengkap pengobatan hasilnya negative namun tanpa ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan pengobatan
Gagal
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau
Kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama
pengobatan atau kapan saja apabila selama dalam pengobatan
pasien TB Anak
diperoleh hasil laboratorium yang menunjukkan adanya
resistensi OAT
Pasien TB yang meninggal oleh sebab apapun sebelum
Meninggal
memulai atau sedang dalam pengobatan
To Do! My Tasks!
Riwayat Riwayat
pertumbuhan perkembangan Pemeriksaan fisik
BB saat datang, TB, LD, Kaji anak sesuai dengan ROS,B1-B6, endoktrin,
LK, LLA pada anak serta perkembangan usia anak. personal hygiene, psiko-
BB lahir dan sebelum sakit sosio-spiritual
Data Penunjang
1) Uji tuberculin. Uji tuberkulin (+).
4) Pemeriksaan darah tepi (Tidak khas.
2) Foto rontgent rutin. Foto pada rongga paru LED dapat meninggi)
atas. Indikasi: tulang, sendi, abdomen.
Rontgent paru tidak selalu khas. 5) Pemeriksaan patologik anatomik.
Kelenjar, hepar, pleura; atas indikasi.
3) Sputum. Pemeriksaan ini penting karena Sumber infeksi., adanya kontak
dengan ditemukannya BTA, diagnosis dengan penderita TB menambah
tuberkulosis sudah dapat dipastikan. Juga kriteria diagnosa
dapat memberikan evaluasi terhadap
pemeriksaan yang sudah diberikan.
Diagnosis Keperawatan
● Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0001) b.d proses infeksi d.d batuk tidak efektif, tidak mampu batuk,
sputum berlebih, mengi, wheezing dan/atau ronkhi kering, dyspnea, sulit bicara, ortopnea, gelisah, sianosis,
bunyi napas menurun, frekuensi napas berubah, pola napas berubah.
● Gangguan pertukaran gas (D.0003) b.d perubahan membrane alveolus- kapiler d.d dyspnea, PCO2
meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia, PH arteri meningkat/meurun, bunyi napas tambahan, pusing,
penglihatan kabur, sianosis, diaphoresis, gelisah, napas cuping hidung, pola napas abnormal, kesadaran
menurun.
● Pola napas tidak efektif (D.0005) b.d hambatan upaya napas d.d dyspnea, penggunaan otot bantu pernapasan,
fase espirasi memanjang, pola napas abnormal, ortopnea, pernapasan persed-lip, pernapasan cuping hidung,
ventilasi semenit menurun, kapasitas vital menurun, tekanan ekspirasi menurun, tekanan inspirasi menurun,
ekskursi dada berubah.
Diagnosis Keperawatan
● Resiko defisit nutrisi (D.0032) d.d peningkatan kebutuhan metabolisme
● Intoleransi aktivitas (D.0056) b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d mengeluh lelah,
frekuensi jantung meningkat > 20% dari kondisi istirahat, dyspnea saat/setelah aktivitas, merasa tidak nyaman
setelah aktivitas, merasa lemah, sianosis.
● Keletihan (D.0057) b.d kondisi fisiologis (penyakit TB) d.d merasa energy tidak pulih walaupun telah tidur,
merasa kurang tenaga, mengeluh lelah, tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin, tampak lesu, kebutuhan
istirahat meningkat.
● Nyeri akut (D.0077) b.d agen pencedera fisiologis (cedera jaringan/kerusakan sel) d.d mengeluh nyeri, tampak
meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, pola napas berubah, nafsu makan berubah, diaphoresis.
● Hipertermi (D.0130) b.d proses penyakit (infeksi) d.d suhu tubuh diatas nilai normal, takikardi, takipnea, kulit
terasa hangat.
Rencana Intervensi
ASMA
DEFINISI
Asma merupakan suatu kelainan berupa
peradangan atau inflamasi kronik pada
saluran napas yang menyebabkan
hiperaktivitas bronkus terharap berbagai
rangsangan. (Kemenkes RI 2018)
Faktor genetik diantaranya ETIOLOGI Dan faktor lain yang
yaitu riwayat atopi / alergi berpengaruh yaitu allergen
dan biasanya memiliki dari makanan seperti susu,
keluarga yang juga telur, makanan laut, bahan
memiliki alergi. Kemudian penyedap dan bahan
jenis kelamin, anak laki- pengawet. Bahan iritan
laki sebelum 14 tahun
memiliki prevalensi 1,5
A. B. seperti parfum, household
spray dan asap rokok juga
hingga 2 kali lebih besar dapat merangsang
dibandingkan anak timbulnya asma pada
perempuan. anak.
(Kemenkes RI 2018)
PATOFISIOLOGI
Kontrol asma yang baik dapat dicapai pada sebagian besar anak-anak dengan terapi
farmakologis strategi intervensi.
● Berikut sebelum langkah apapun dalam pengobatan dipertimbangkan.
1) Pastikan bahwa gejala-gejala tersebut disebabkan oleh asma dan bukan kondisi
yang menyertai atau alternate
2) Rujuk untuk penilaian ahli jika diagnosis diragukan.
3) Periksa dan perbaiki teknik inhaler.
4) Pastikan kepatuhan yang baik dengan dosis yang ditentukan.
5) Pertimbangkan uji coba salah satu pilihan pengobatan lain untuk langkah itu,
karena banyak anak mungkin merespons salah satu dari pilihan,
6) Tanyakan tentang faktor risiko seperti paparan alergen atau asap tembakau
Pemeriksaan Penunjang
Uji faal paru
Uji faal paru dikerjakan untuk menentukan derajat obstruksi,
menilai hasil provokasi bronkus, menilai hasil pengobatan dan
mengikuti perjalanan penyakit. Alat yang digunakan untuk uji
faal paru adalah peak flow meter
Foto toraks
Foto toraks pada pasien asma yang telah kronik akan
terlihat jelas adanya kelainan berupa hiperinflasi
Pemeriksaan darah dan atelektasis.
Keluhan utama
● Umumnya orangtua akan mengeluhkan anaknya batuk dengan atau
tanpa produksi mukus, dan akan semakin parah ketika malam hari.
Dada Ekstremitas
Genetalia
Abdomen atau anus
Kesimetrisan dada,
retraksi dada, Inspeksi kelainan
inspeksi pergeran bentuk dan
dada, auskultasi Inspeksi warna, kesimetrisan, edema, Kebersihan anus
bunyi napas keadaan, dan turgor nyeri tekan dan genetalia,
tambahan kulit, perkusi dan inspeksi tanda-
auskultasi tanda robekan,
hemoroid, polip
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan AGD
Pemeriksaan darah Mengetahui kadar atau
tingkat oksigen dalam
Menentukan tipe asma dan darah
tingkat gangguan
pernapasan
Diagnosis Keperawatan
02
Bronkopneumonia atau radang paru-paru pada bagian
lobularis ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate 03
(Dicky,2017)
ETIOLOGI 01
BRONKOPNEUMONIA
02
Bakteri Jamur
03
streptococcus,
Aspergillus spesies,
staphylococcus, H.
candida albican 04
Influenzae, klebsiella
05
Virus Benda asing
Legionella pneumonia, Adeno Aspirasi makanan, sekresi 06
virus, parainfluenza, human orofaringeal atau isi lambung
metapneumovirus masuk kedalam paru-paru
PATOFISIOLOGI
Bronkopneumonia dalam perjalanan penyakitnya akan menjalani beberapa stadium
peradangan apabila pertahanan tubuh tidak kuat, yaitu: (Surtawan 2019)
1. Stadium I atau Hiperemia (4-12 jam pertama)
Ketika faktor pencetus masuk kedalam tubuh, Sel imun melepaskan mediator peradangan
(histamin dan prostaglandin) dan mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama
dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan
meningkatkan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan penimbunan edema antara
kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan dan edema tersebut meningkatkan jarak yang harus
ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida, sehingga mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin.
patofisiologi
03
Faktor 04
Predisposisi
05
Usia Genetik 06
bronkoPneumonia
Faktor Resiko Pencetus
Gizi buruk atau gizi Imunisasi yang tidak
01 kurang 04 lengkap
3. Anak sangat gelisah, adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang dicetuskan oleh
bernafas dan batuk
4. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung
dan mulut
5. Kadang-kadang disertai muntah dan diare
02
03
Laboratorium
04
Laringoskopi/Bronskopi
Foto rontgen toraks pneumonia lobaris, ditandai dengan
infiltrat opak di lapang paru kanan
Penatalaksanaan
• Terapi Nebuliser : melebarkan otot pada saluran pernapasan dan ekspektoran untuk
mengencerkan dahak
• Terapi Ampicillin : bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel. Obat ini berdifusi
baik dijaringan dan cairan tubuh
• Terapi Gentamisin : golongan obat antibiotik, digunakan untuk menangani infeksi dengan cara
membunuh sekaligus mencegah pertumbuhan bakteri
• Terapi Dexametasone : Dexametasone adalah obat anti inflamasi golongan kartikostreoid yang
berperan dalam mengurangi atau menekan proses peradangan
Penatalaksanaan
Adapun menurut (Ridha, 2014) :
1. Oksigen 2 Liter/menit
4. Jenis cairan yang digunakan adalah 2A-K CL (1-2 mek/kgBB/24 jam atau KCL 6 mek/500
ml). Kebutuhan
KgBB
(ml/kgBB/hari)
5. Kebutuhan cairan 3-10 kgBB 105
11-15 kgBB 85
>15 kgBB 65
WOC
01
02
03
Asuhan Keperawatan Teoritis
04
Bronkopneumonia 05
1) Gangguan Pertukaran Gas b.d perubahan membrane alveolus-kapiler d.d dispnea, PCO2 menurun (28,6
mmHg), PO2 menurun (76,6 mmol/L), gelisah, nafas cuping hidung (D.0003)
2) Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d hipersekresi jalan napas d.d dispnea, batuk tidak efektif, tidak
mampu batuk, sputum berlebih, ronkhi, gelisah, frekuensi napas berubah (24x/menit), pola napas berubah
(D.0001).
3) Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d berat badan menurun 10% dibawah rentang
ideal, serum albumin turun (1,8 gr/dl) (D.0019)
4) Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi) d.d klien mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah,
frekuensi nadi meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah (D.0077)
Rencana Intervensi
Rencana Intervensi
Rencana Intervensi
Implementasi & Evaluasi
Implementasi & Evaluasi
Implementasi & Evaluasi
Thanks
Do you have any questions?