Anda di halaman 1dari 17

Matakuliah Praktikum 2

Prinsip Dasar & Prinsip Praktik Pekerjaan


Sosial Mikro
A. Pengertian

Beberapa penulis menyebut praktik mikro itu sendiri


dengan istilah bimbingan sosial perorangan atau case
work. Mary Richmond, salah seorang perintis case work
ilmiah, mendefinisikannya sebagai berikut:
“social casework consist of those processes which
develop personality through adjusments consciously
effected, individual by individual, between men and
their environent” (dalam Skidmore, p.49)
Lebih jauh lagi Skidmore (1994) menegaskan bahwa
casework merupakan suatu teknik pertolongan, yaitu:
“Social casework is a methode of helping people based
knowledge, understanding, and the use of techniques
skillfully applied to helping people to solve problem” (p.
50)
B. KERANGKA PRAKTIK

Dalam suatu praktik mikro setidaknya terdapat maksud


(tujuan), nilai-nilai, sanksi, pengetahuan, dan metode-
metode yang seringkali merupakan jantung dari praktik
casework bersama dengan perseorangan, dan keluarga.
a. Maksud/tujuan
Maksud atau tujuan ini mengemukakan mengenai
alasan-alasan untuk bertindak yaitu :
1. Upaya pencegahan dan perawatan yang
ditimbulkan dari keretakan atau gangguan
hubungan harmonis antara perorangan dan
keluarganya atau kelompoknya.
2. Membantu orang untuk mengenali dan mengatasi
permasalahan dalam hubungannya (sosial),
3. Meminimalisasi akibat- akibat yang ditimbulkannya.
b. Nilai dan Prinsip Dasar Pekerjaan Sosial
Beberapa nilai dasar umum kemanusiaan yang dapat
mempengaruhi praktek pekerjaan sosial antara lain:
1. Penghargaan terhadap martabat dan harga diri
manusia;
2. Penghargaan terhadap hak manusia untuk
menentukan ‘nasibnya’ sendiri;
3. Penghargaan terhadap adanya kesempatan yang
sama bagi setiap manusia.
4. Tanggung jawab sosial.
Nilai-nilai dasar tersebut umumnya hampir terdapat
dalam setiap masyarakat di belahan bumi ini, tidak
terkecuali di Indonesia. Dari nilai-nilai dasar tersebut
memunculkan sejumlah asumsi dasar mengenai nilai
filosofis (umum) dalam praktek pekerjaan sosial, yaitu:
1) Nilai dan harga diri (martabat) seseorang adalah
penting (terpenting);
2) Manusia dan masyarakat saling bergantung satu
sama lainnya, dan juga memiliki tanggung jawab
satu sama lainnya.
3) Memandang perbedaan dan keunikan setiap orang
begitu penting, setiap orang perlu berbagi dengan
lainnya
4) Potensi setiap orang adalah nyata, dan setiap diri
seseorang menerima atau memiliki tanggungjawab
sosial yang aktif untuk turut serta dalam urusan
kemasyarakatan.
5) Jika seseorang tidak mampu berfungsi, masyarakat
memiliki tanggung jawab untuk mengatasi
hambatan- hambatan yang membatasi tumbuh-
kembang seseorang tersebut.
Dari dasar asumsi tersebut dapat diturunkan
secara lebih rinci lagi menjadi beberapa asumsi
yang melandasi praktik pekerjaan sosial mikro,
yaitu;
1) Asumsi nilai terhadap martabat dan kapasitas
individu
a) Martabat manusia menempatkan setiap
individu dalam posisi yang unggul/ utama
b) Nilai martabat menunjukkan bahwa setiap
individu memiliki kemampuan untuk
mengendalikan tindakannya, dan berpotensi
untuk meraih tujuan dan kemajuannya.
c) Pekerjaan sosial berupaya memperkuat
kapasitas, potensi martabat, serta sumber-
sumber yang ada.
2) Nilai keunikan
a) Keyakinan akan keunikan individu dan menunjukkan
suatu pendekatan penerimaan pekerjaan sosial dan
memandang perbedaan sebagai suatu asset.
b) Secara individu baik pekerja sosial dan klien saling
menegaskan akan engagement (perjanjian keikutsertaan
untuk terlibat), dimana tenaga pekerja sosial dan klien
akan saling berkomunikasi untuk membangun hubungan
yang bermakna.
c) Dalam bimbingan sosial persorangan (casework)
individualitas menempati posisi yang utama; berbeda
dengan keseragaman.
3) Postulat nilai penentuan nasib sendiri (self-
determination)
a) Sebagai penerapan dalam proses pekerjaan
sosial konsep nilai tersebut secara jelas
mengakui bahwa klien adalah manusia yang
berdiri ‘sendiri’. Apakah akan diterima atau
tidaknya suatu pelayanan (dalam batas
tertentu) merupakan keputusan klien.
b) Self-determination berarti bahwa klien akan
memutuskan apakah ya atau tidak mengikuti
proses bimbingan sosial perorangan (casework)
c) Para pekerja sosial secara perasaan dan mental
tetap harus bersikap netral, tetapi dapat
membagi pemikiran (gagasan), perasaan,
pengalaman, sepanjang dilakukan secara
menarik, penuh perhatian, dan empati.
d) Pengalihan kebebasan memilih dan self –
determination akan merusak hubungan dan
mengurangi pemecahan masalah klien dan
kapasitasnya. .
c. Sanksi
Sanksi merupakan kewenangan dan penghargaan
masyarakat terhadap kegiatan (setiap ekspresi)
pekerjaan sosial dalam pengaturan struktural,
hukum, dan pernyataan kebijakan. Kewenangan
terhadap pelayanan adalah diberikan oleh hukum,
atau seperangkat pembuatan kebijakan dalam
aturan dan perundang-undangan badan-badan
sosial yang mencerminkan harapan-harapan
masyarakat yang mendukung pelayanan sosial
dijalankan badan-badan sosial.
d. Pengetahuan
1. Pengetahuan di sini adalah yang memberikan dasar
pengetahuan mengenai fakta, konsep, dan prinsip-
prinsip praktik; yaitu teori yang mendasari
pekerjaan sosial secara mendasar yang berasal dari
profesi pekerjaan sosial dan dari praktik pekerjaan
sosial.
2. Beberapa sumbangan pengetahuan penting yang
berasal dari disiplin tertentu, diantaranya: psikologi
dinamik, psikologi ego, dan berbagai
pengembangan teoritis dalam sosiologi, piskologi
sosial, psikiatri, dan antropologi budaya.
3. Meski pekerjaan sosial “meminjam” teori-teori dari
psikologi, sosiologi dan bidang ilmu lainnya,
keprofesian pekerjaan sosial itu sendiri menata,
mengatur, menyesuaikan dan menentukan tekanan
mana yang akan digunakan berkait dengan praktek
pekerjaan sosial.

Anda mungkin juga menyukai