Anda di halaman 1dari 24

STRUKTUR & POLA

RUANG SERTA
DAMPAKNYA BAGI
PEMBANGUNAN KOTA
DAN KESEJAHTERAAN
WARGA
Kelompok 8 :

19-136 Tivany Simanjuntak


19-167 Marsellyna Br Marpaung
19-171 Great Manganju Purba
PROFIL NEGARA INDONESIA
Indonesia adalah negara yang terdiri dari 17. 500 pulau individu. Dari jumlah
tersebut ada sekitar 6.000 pulau berpenghuni, dan ini merupakan sekitar 700.000
kilometer persegi. Indonesia adalah rumah bagi lebih dari 300 suku bangsa, tetapi
hamper 70% dari seluruh populasi tinggal di Pulau Jawa,m yang hanya mencakup
6% dari luas daratan negara.
KEBIJAKAN SPASIAL PERENCANAAN
RUANG
DI SKALA NASIONAL
Penataan ruang di Indonesia pertama kali mendapat landasan hukum dengan
disahkannya UUD No. 24 Tahun 1992. UU tersebut diubah padatahun 2007
dalam konteks desentralisasi, urbanisasi, dan factor lainnya. Dalam proses
amandemen undang-undang tersebut, respon terhadap urbanisasi yang
berkembang pesat dianggap sebagai isu yang paling diprioritaskan. Oleh karena
itu, undang-undang tersebut berisis rencana transportasi, rencana ruang hijau dan
informasi yang terkait dengan sector informal terutama dalam rencana tata ruang
kota, dan undang-undang tersebut juga menetapkan tujuan numerik untuk
mengamankan 30% dari tanah kota.
PROFIL KOTA PALEMBANG

Pelembang adalah kota terbesar kedua di Sumatera


setelah Medan. Kota ini dengan luas wilayah 400,61 km
ini dihuni oleh lebih dari 1,6 juta penduduk pada 2020.
kota Palembang juga kota terpadat di Sumatera setelah
Medan, kota terpadat kelima di Indonesia setelah
Metropolitan Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan
kesembilan belas di Asia Tenggara.
RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA
PALEMBANG

1 2

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kebijakan dan Strategi Pengembangan


Sistem Pusat-Pusat Pelayanan Sarana dan Prasarana Kota
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN SISTEM PUSAT-PUSAT
PELAYANAN
Kebijakan pengembangan system pusat-pusat pelayanan adalah :
1. Pengembangan Pusat Pelayanan Kota yang seimbang dan efisien dalam
menunjang perkembangan fungsi dan peran kota serta memberikan pelayanan
kepada masyarakat dalam wilayah kota, provinsi maupun nasional.
2. Pengembangan sub pusat pelayanan kota dan pusat-pusat pelayanan
lingkungan secara merata, seimbang dan efisien yang saling terkait satu sama
lain.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
SISTEM PUSAT-PUSAT PELAYANAN
Strategi pengembangan pusat pelayan kota yang seimbang dan efisien dalam menunjang perkembangan
fungsi dan peran kota serta memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam wilayah kota,
provinsi maupun nasional sebagaimana huruf (1) adalah :

a. Membagi, menetapkan dan mengembangkan 2 Pusat Pelayanan Kota (PPK), yaitu PPK Pusat Kota
dan PPK Jakabaring. Strategi ini dilaksanakan dalam rangka pencapaian pengembangan wilayah yang
seimbang antara wilayah Seberang Ilir dengan Seberang Ulu. Strategi akan dilaksanakan melalui
pelaksanaan program- program yang memacu pengembangan wilayah di Jakabaring dan pengendalian
perkembangan di Pusat Kota Palembang.

b. Mengembangkan kegiatan yang berfungsi sebagai fungsi primer. Strategi ini ditujukan untuk
mengembangkan kegiatan yang berfungsi primer di lokasi Pusat Pelayanan Kota sehingga kegiatan tersebut
akan mampu meningkatkan pelayanan dalam skala kota, regional, nasional dan internasional, sesuai dengan
fungsi Kota Palembang sebagai Pusat Kegiatan Nasional.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
SISTEM PUSAT-PUSAT PELAYANAN
Strategi Pengembangan sub pusat pelayanan kota dan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata,
seimbang dan efisien yang saling terkait satu sama lain sebagaimana disebutkan pada huruf (2)
adalah:

a. Membagi, menetapkan dan mengembangkan kota Palembang menjadi 9 SWK (Sub Wilayah Kota).
Strategi ini ditujukan agar pengembangan wilayah dapat dilaksanakan secara seimbang dan merata,
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kegiatan yang berfungsi sekunder.
b. Mengembangkan kegiatan ekonomi pada masing-masing SWK yang mampu mendorong
perkembangan wilayah dan menyerap tenaga kerja pada SWK tersebut. Strategi ini ditujukan agar
terjadi pergeseran kegiatan ekonomi yang selama ini terpusat di pusat kota menjadi menyebar ke seluruh
sub wilayah kota.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
SISTEM PUSAT-PUSAT PELAYANAN
c. Meningkatkan ketersediaan fasilitas pada masing-masing sub wilayah kota sesuai dengan skala
pelayanan dan daya dukung kawasan. Strategi ini di harapkan bisa mendorong perkembangan sub
wilayah kota agar lebih mandiri dalam menyediakan ruang untuk kegiatan ekonomi.

d. Mendorong pembangunan di Sub Wilayah Kota yang letaknya di pinggiran dan mengendalikan
pembangunan fisik di SWK Pusat Kota. Strategi ini dilaksanakan agar beban pusat kota semakin
berkurang dan disisi lain perkembangan wilayah pinggiran kota menjadi lebih cepat.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
SARANA DAN PRASARANA KOTA
Kebijakan pengembangan sistem prasarana dan sarana kota adalah Peningkatan ketersediaan jaringan prasarana dan
sarana kota yang berkualitas, merata, sesuai prioritas dan daya dukung, meliputi:

• Peningkatan kelancaran mobilitas antar wilayah dalam rangka mendorong kegiatan penduduk melalui peningkatan prasarana
dan sarana transportasi dan keterpaduan antar moda.

• Pengembangan angkutan umum yang bersifat masal yang aman, nyaman dan murah.

• Peningkatan fungsi jaringan drainase sebagai sarana pengendalian banjir dengan sistem jaringan drainase yang terpadu,
berhirarki dan efisien.

• Pengelolaan sampah dengan baik dan meningkatkan nilai tambah sampah menjadi barang yang berguna, serta mengurangi
dampak negatif akibat sampah.

• Peningkatan layanan telekomunikasi ke seluruh penjuru kota sesuai kebutuhan dengan seminimal mungkin mengurangi
ketersediaan ruang terbuka.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
SARANA DAN PRASARANA KOTA
• Peningkatan pelayanan air bersih yang merata, berkualitas dan berkelanjutan.
• Peningkatan ketersediaan energi serasi dengan rencana pengembangan jaringan jalan dan pusat kegiatan
penduduk.
• Pemerataan sarana pendidikan sesuai dengan skala pelayanan dan kebutuhan penduduk disertai dengan
peningkatan kualitas pendidikan.
• Peningkatan ketersediaan sarana kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau.
• Peningkatan kegiatan perdagangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kot a dan penyerapan tenaga
kerja.
• Peningkatan kegiatan peribadatan dengan penuh toleransi.
• Peningkatan ruang untuk fasilitas olah raga dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat dan prestasi
olah raga.
RENCANA POLA RUANG KOTA
PALEMBANG

1 2 3

Kebijakan dan Strategi Kebijakan dan Strategi


Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Kawasan Pengembanan Kawasan
Pengembangan Kawasan
Lindung Budidaya
Strategis Kota
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG
Kebijakan pengembangan kawasan lindung adalah:

1. Pelestarian kawasan yang akan difungsikan sebagai kawasan lindung


2. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat merusak lingkungan dan kawasan lindung.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG
Strategi untuk pelestarian kawasan yang akan difungsikan sebagai kawasan lindung
sebagaimana disebut angka (1) adalah:

• Identifikasi kawasan kota yang dapat difungsikan sebagai kawasan lindung. Kawasan lindung
di perkotaan akan diidentifikasi mengenai luasannya dan lokasinya agar lebih mudah dalam
penetapannya.

• Menetapkan lokasi dan delineasi kawasan lindung kota. Kawasan lindung perlu didelineasi
secara pasti kemudian ditetapkan agar tetap terjaga keberadaannya.

• Mewujudkan RTH minimal 30 % dari luas wilayah kota. Strategi ini dilaksanakan untuk
mewujudkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebanyak 30% seperti yang diamanatkan Undang-undang
penataan ruang, karena RTH merupakan salah satu unsur kawasan lindung.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG
Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat merusak lingkungan
dan kawasan lindung sebagaimana disebut angka (2) adalah:

• Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan. Strategi ini


akan berpengaruh nyata terhadap pelestarian kawasan lindung, karena apabila masyarakat
menyadari pentingnya pelestarian kawasan lindung, maka mereka mempunyai rasa memiliki.

• Menerapkan disinsentif pada kawasan-kawasan lindung. Strategi disinsentif ini dapat dilakukan
melalui minimalisasi prasarana dan sarana di kawasan lindung, pengenaan aturan-aturan yang ketat,
dan sebagainya.

• Membangun jalur hijau atau buffer di sekeliling kawasan yang tidak boleh dibangun (rawa
konservasi, kolam retensi, areal TPA sampah).
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA
Kebijakan Pengembangan Kawasan Budidaya:

1. Pengembangan permukiman untuk memenuhi ke butuhan penduduk akan tempat tinggal yang layak
dan terjangkau.
2. Pengembangan kawasan perkantoran/pemerintahan yang terpadu, efisien dan lengkap dalam rangka
meningkatkan pelayanan publik
3. Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di lokasi yang strategis, nyaman dan berdaya saing
4. Pengembangan kawasan peruntukan industri yang efisien, produktif dan berkelanjutan serta
didukung dengan prasarana dan sarana yang lengkap
5. Pengembangan kawasan pariwisata sesuai dengan potensi, karakteristik dan jenis wisata unggulan
6. Pengembangan kawasan pertanian yang mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS
KOTA
Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis Kota:

● Peningkatan potensi kawasan strategis sebagai kawasan yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan
ekonomi kota, tempat pelestarian budaya dan pengelolaan lingkungan hidup.

● Strategi Pengembangan Kawasan strategis


• Mengidentifikasi dan menetapkan kawasan strategis kota berdasarkan kriteria penetapan kawasan strategis
• Menyusun rencana tata ruang kawasan strategis sebagai tindak lanjut
• Identifikasi potensi kawasan strategis dilanjutkan dengan perencanaan program pengembangan kawasan
strategis.
• Memprioritaskan pengembangan Kawasan Strategis dengan konsep keterpaduan
Tujuan penataan ruang dirumuskan dengan didasarkan pada visi dan misi kota, karakteristik wilayah kota dan isu strategis kota.

Mengacu pada arah pembangunan jangka panjang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah, kondisi dan potensi Kota Palembang,
maka tujuan pengembangan wilayah Kota Palembang adalah :
DAMPAK KEBIJAKAN
● Pengembangan Sistem Pusat – Pusat Pelayanan
- Pengembangan 2 pusat pelayanan kota (PPK), yaitu PPK Pusat Kota dan PPK Jakabaring: wilayah menjadi seimbang
antara wilayah Seberang Ilir dgn Seberang Ulu. Hal tersebut memacu pengembangan wilayah di Jakabaring dan
perkembangan di Pusat Kota Palembang terkendali.
- Kebijakan tentang peningkatan kegitatan perdagangan: palembang menjadi daerah dengan pertumbuhan yang sangat baik
dengan keunggulan di beberapa sektor, seperti tingkat pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia yang di
atas rata2. dari data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Palembang dari tahun 2013
sampai 2017 terus mengalami kemajuan. Berdasarkan catatan BPS, pertumbuhan ekonomi Palembang pada tahun 2017
menyentuh angka 5,7 persen.

● Sarana dan Prasarana Kota


- Pada pengembangan angkutan umum, seperti LRT, masih kurang efektif karena masih kerap terjadi kemacetan. Hal
tersebut terjadi karena LRT hanya untuk penghubung pada saat ASEAN games, tetapi tidak dipikirkan dalam jangka
panjang apa yang akan terjadi setelah ASEAN games selesai.

● Pengembangan Kawasan Lindung


- Kebijakan mengenai perwujudan RTH minimal 30 persen dari luas wilayah kota dampaknya masih belum dirasakan
hingga saat ini, hal tersebut dikarenakan kendala dalam ketersediaan lahan.
DAMPAK KEBIJAKAN
● Pengembangan Kawasan Strategis Kota
- Terjadinya perubahan penggunaan lahan dari lahan tak terbangun menjadi lahan terbangun baik di
kawasan itu sendiri maupun wilayah sekitarnya, misalnya Pengembangan Kasiba-Lisiba Talang Kelapa
di Kota Palembang yang dinilai cukup berhasil. Sebagai pusat pertumbuhan baru, Kasiba-Lisiba tidak
mendasarkan pada pusat kegiatan ekonomi dan industri seperti pusat-pusat pertumbuhan kota lainnya,
namun mendasarkan pada permukiman.

● Pengembangan Kawasan Budidaya


- Tersedianya destinasi wisata yang cukup nyaman, kondusif serta tersedianya fasilitas utama dan
pelayanan-pelayanan pendukung seperti infrasruktur danamenitas di Kota Palembang. Banyaknya event
nasional dan internasional yang diadakan di Kota Palembang,event yang dilaksanakan juga sudah mulai
rutin dan terjadwal sehinggamemudahkan wisatawan untuk melihat atraksi seni budaya. Tersedianya
fasilitas penginapan yang baik seperti hotel bintang 3 (tiga) sampai bintang 5 (lima) yang memudahkan
wisatawan memilih.
KESIMPULAN
- Pada rencana struktur ruang kota Palembang terdapat dua kebijakan, yaitu : Kebijakan dan strategi pengembangan Sistem
Pusat-Pusat Pelayanan dan Sarana dan Prasarana Kota. Kebijakan pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan adalah
Pengembangan pusat pelayanan kota yang seimbang dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi dan peran kota serta
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam wilayah kota, provinsi maupun nasional. Sedangkan kebijakan
pengembangan sistem prasarana dan sarana kota adalah Peningkatan ketersediaan jaringan prasarana dan sarana kota yang
berkualitas, merata, sesuai prioritas dan daya dukung.
- Pada rencana pola ruang kota Palembang terdapat tiga kebijakan, yaitu : Kebijakan dan strategi pengembangan Kawasan
Lindung, Kawasan Budidaya, dan Kawasan Strategis Kota. Kebijakan Pengembangan Kawasan Lindung adalah pelestarian
kawasan yang akan difungsikan sebagai kawasan lindung, dan Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
merusak lingkungan dan kawasan lindung. Kebijakan Pengembangan Kawasan Budidaya mencakup Pengembangan
permukiman, Kawasan perkantoran/pemerintahan, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan peruntukan industri, kawasan
pariwisata, dan kawasan pertanian. Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis Kota mencakup Peningkatan potensi
kawasan strategis sebagai kawasan yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi kota, tempat pelestarian budaya
dan pengelolaan lingkungan hidup.
- Segala rencana atau kebijakan suatu daerah/kota bertujuan untuk mendorong daerah/kota tersebut menjadi lebih maju dan
berkembang. Rencana dan kebijakan mulai dari rencana struktur hingga pola ruang kota palembang, sudah terbilang cukup
baik hingga pada saat ini. hal tersebut bisa dilihat dari dampak yang sudah terjadi mulai dari awal terbentuknya rencana
hingga sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kokudokeikaku. 2017. An Overview of Spatial Policy in Asian and European Countries. Diakses tanggal 25
Oktober 2021, dari
https://www.mlit.go.jp/kokudokeikaku/international/spw/general/indonesia/index_e.html

Fernado Oktareza. 2021. Terkendala Ketersediaan Lahan , RTH di Palembang Bakal di Revitalisasi. Diakses
tanggal 25 Oktober 2021, dari
https://www.sonora.id/read/422693256/terkendala-ketersediaan-lahan-rth-di-palembang-bakal-di-revitalisasi

Syahrul Ansyari, Sadam Maulana. 2018. Palembang Jadi Kota Paling Berkembang di Indonesia. Diakses
tanggal 25 Oktober 2021, dari
https://www.viva.co.id/berita/nasional/1032783-palembang-jadi-kota-paling-berkembang-di-indonesia?
page=all&utm_medium=all-page
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai