RUANG SERTA
DAMPAKNYA BAGI
PEMBANGUNAN KOTA
DAN KESEJAHTERAAN
WARGA
Kelompok 8 :
1 2
a. Membagi, menetapkan dan mengembangkan 2 Pusat Pelayanan Kota (PPK), yaitu PPK Pusat Kota
dan PPK Jakabaring. Strategi ini dilaksanakan dalam rangka pencapaian pengembangan wilayah yang
seimbang antara wilayah Seberang Ilir dengan Seberang Ulu. Strategi akan dilaksanakan melalui
pelaksanaan program- program yang memacu pengembangan wilayah di Jakabaring dan pengendalian
perkembangan di Pusat Kota Palembang.
b. Mengembangkan kegiatan yang berfungsi sebagai fungsi primer. Strategi ini ditujukan untuk
mengembangkan kegiatan yang berfungsi primer di lokasi Pusat Pelayanan Kota sehingga kegiatan tersebut
akan mampu meningkatkan pelayanan dalam skala kota, regional, nasional dan internasional, sesuai dengan
fungsi Kota Palembang sebagai Pusat Kegiatan Nasional.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
SISTEM PUSAT-PUSAT PELAYANAN
Strategi Pengembangan sub pusat pelayanan kota dan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata,
seimbang dan efisien yang saling terkait satu sama lain sebagaimana disebutkan pada huruf (2)
adalah:
a. Membagi, menetapkan dan mengembangkan kota Palembang menjadi 9 SWK (Sub Wilayah Kota).
Strategi ini ditujukan agar pengembangan wilayah dapat dilaksanakan secara seimbang dan merata,
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kegiatan yang berfungsi sekunder.
b. Mengembangkan kegiatan ekonomi pada masing-masing SWK yang mampu mendorong
perkembangan wilayah dan menyerap tenaga kerja pada SWK tersebut. Strategi ini ditujukan agar
terjadi pergeseran kegiatan ekonomi yang selama ini terpusat di pusat kota menjadi menyebar ke seluruh
sub wilayah kota.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
SISTEM PUSAT-PUSAT PELAYANAN
c. Meningkatkan ketersediaan fasilitas pada masing-masing sub wilayah kota sesuai dengan skala
pelayanan dan daya dukung kawasan. Strategi ini di harapkan bisa mendorong perkembangan sub
wilayah kota agar lebih mandiri dalam menyediakan ruang untuk kegiatan ekonomi.
d. Mendorong pembangunan di Sub Wilayah Kota yang letaknya di pinggiran dan mengendalikan
pembangunan fisik di SWK Pusat Kota. Strategi ini dilaksanakan agar beban pusat kota semakin
berkurang dan disisi lain perkembangan wilayah pinggiran kota menjadi lebih cepat.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
SARANA DAN PRASARANA KOTA
Kebijakan pengembangan sistem prasarana dan sarana kota adalah Peningkatan ketersediaan jaringan prasarana dan
sarana kota yang berkualitas, merata, sesuai prioritas dan daya dukung, meliputi:
• Peningkatan kelancaran mobilitas antar wilayah dalam rangka mendorong kegiatan penduduk melalui peningkatan prasarana
dan sarana transportasi dan keterpaduan antar moda.
• Pengembangan angkutan umum yang bersifat masal yang aman, nyaman dan murah.
• Peningkatan fungsi jaringan drainase sebagai sarana pengendalian banjir dengan sistem jaringan drainase yang terpadu,
berhirarki dan efisien.
• Pengelolaan sampah dengan baik dan meningkatkan nilai tambah sampah menjadi barang yang berguna, serta mengurangi
dampak negatif akibat sampah.
• Peningkatan layanan telekomunikasi ke seluruh penjuru kota sesuai kebutuhan dengan seminimal mungkin mengurangi
ketersediaan ruang terbuka.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
SARANA DAN PRASARANA KOTA
• Peningkatan pelayanan air bersih yang merata, berkualitas dan berkelanjutan.
• Peningkatan ketersediaan energi serasi dengan rencana pengembangan jaringan jalan dan pusat kegiatan
penduduk.
• Pemerataan sarana pendidikan sesuai dengan skala pelayanan dan kebutuhan penduduk disertai dengan
peningkatan kualitas pendidikan.
• Peningkatan ketersediaan sarana kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau.
• Peningkatan kegiatan perdagangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kot a dan penyerapan tenaga
kerja.
• Peningkatan kegiatan peribadatan dengan penuh toleransi.
• Peningkatan ruang untuk fasilitas olah raga dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat dan prestasi
olah raga.
RENCANA POLA RUANG KOTA
PALEMBANG
1 2 3
• Identifikasi kawasan kota yang dapat difungsikan sebagai kawasan lindung. Kawasan lindung
di perkotaan akan diidentifikasi mengenai luasannya dan lokasinya agar lebih mudah dalam
penetapannya.
• Menetapkan lokasi dan delineasi kawasan lindung kota. Kawasan lindung perlu didelineasi
secara pasti kemudian ditetapkan agar tetap terjaga keberadaannya.
• Mewujudkan RTH minimal 30 % dari luas wilayah kota. Strategi ini dilaksanakan untuk
mewujudkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebanyak 30% seperti yang diamanatkan Undang-undang
penataan ruang, karena RTH merupakan salah satu unsur kawasan lindung.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KAWASAN LINDUNG
Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat merusak lingkungan
dan kawasan lindung sebagaimana disebut angka (2) adalah:
• Menerapkan disinsentif pada kawasan-kawasan lindung. Strategi disinsentif ini dapat dilakukan
melalui minimalisasi prasarana dan sarana di kawasan lindung, pengenaan aturan-aturan yang ketat,
dan sebagainya.
• Membangun jalur hijau atau buffer di sekeliling kawasan yang tidak boleh dibangun (rawa
konservasi, kolam retensi, areal TPA sampah).
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA
Kebijakan Pengembangan Kawasan Budidaya:
1. Pengembangan permukiman untuk memenuhi ke butuhan penduduk akan tempat tinggal yang layak
dan terjangkau.
2. Pengembangan kawasan perkantoran/pemerintahan yang terpadu, efisien dan lengkap dalam rangka
meningkatkan pelayanan publik
3. Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di lokasi yang strategis, nyaman dan berdaya saing
4. Pengembangan kawasan peruntukan industri yang efisien, produktif dan berkelanjutan serta
didukung dengan prasarana dan sarana yang lengkap
5. Pengembangan kawasan pariwisata sesuai dengan potensi, karakteristik dan jenis wisata unggulan
6. Pengembangan kawasan pertanian yang mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS
KOTA
Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis Kota:
● Peningkatan potensi kawasan strategis sebagai kawasan yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan
ekonomi kota, tempat pelestarian budaya dan pengelolaan lingkungan hidup.
Mengacu pada arah pembangunan jangka panjang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah, kondisi dan potensi Kota Palembang,
maka tujuan pengembangan wilayah Kota Palembang adalah :
DAMPAK KEBIJAKAN
● Pengembangan Sistem Pusat – Pusat Pelayanan
- Pengembangan 2 pusat pelayanan kota (PPK), yaitu PPK Pusat Kota dan PPK Jakabaring: wilayah menjadi seimbang
antara wilayah Seberang Ilir dgn Seberang Ulu. Hal tersebut memacu pengembangan wilayah di Jakabaring dan
perkembangan di Pusat Kota Palembang terkendali.
- Kebijakan tentang peningkatan kegitatan perdagangan: palembang menjadi daerah dengan pertumbuhan yang sangat baik
dengan keunggulan di beberapa sektor, seperti tingkat pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia yang di
atas rata2. dari data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Palembang dari tahun 2013
sampai 2017 terus mengalami kemajuan. Berdasarkan catatan BPS, pertumbuhan ekonomi Palembang pada tahun 2017
menyentuh angka 5,7 persen.
Fernado Oktareza. 2021. Terkendala Ketersediaan Lahan , RTH di Palembang Bakal di Revitalisasi. Diakses
tanggal 25 Oktober 2021, dari
https://www.sonora.id/read/422693256/terkendala-ketersediaan-lahan-rth-di-palembang-bakal-di-revitalisasi
Syahrul Ansyari, Sadam Maulana. 2018. Palembang Jadi Kota Paling Berkembang di Indonesia. Diakses
tanggal 25 Oktober 2021, dari
https://www.viva.co.id/berita/nasional/1032783-palembang-jadi-kota-paling-berkembang-di-indonesia?
page=all&utm_medium=all-page
TERIMA KASIH