Anda di halaman 1dari 9

CASE CONCERNING THE TEMPLE OF PREAH VIHEAR

(MERITS)
Judgement of 15 June 1962

Disusun Oleh: Group 9


Handy Firmansyah 110110080281
Ilham Alhaq 110110080241
Raden Silvia D. 110110080237
Rani Dwi Septaria 110110080240
Reza Dwi H. 110110080248
Syarif Hidayat Adipura 110110080244
Latar Belakang
Merupakan sengketa kedaulatan teritorial perbatasan
atas sebuah kuil di wilayah perbatasan Kamboja dan
Thailand.
Saat ini kuil terletak di sebelah utara provinsi Preah
Vihear, 400 km dari Pnom Penh
Pada tanggal 6 Oktober 1959 Kamboja memasukkan
petisi ke Mahkamah Internasional karena Thailand
mengancam kedaulatan teritorial Kamboja atas
wilayah Kuil Preah Vihear dan halamannya.
Thailand menjawab dengan menyatakan bahwa area
tersebut berada pada garis batas di bawah kedaulatan
Thailand.
Keputusan Hakim
Dalam keputusannya, mayoritas hakim (9 dari 12)
Mahkamah Internasional menyatakan bahwa Kuil
Preah Vihear berada dalam wilayah kedaulatan
Kamboja, dan Thailand harus menarik personil
kepolisian dan militer dari kuil tersebut atau dari
daerah sekitarnya dalam wilayah kedaulatan Kamboja.
Pertimbangan Hakim
Dalam kasus ini, Kamboja mendasarkan argumennya pada peta
(Annex I Map) yang dibuat oleh pejabat Prancis pada tahun 1907
yang beberapa diantaranya adalah anggota Mixed Commission
yang dibentuk berdasarkan boundary treaty antara France dan
Siam tanggal 13 Pebruari 1904. Pada peta ini, daerah Dangrek
yaitu lokasi dimana Kuil Preah Vihear terletak – berada dalam
wilayah Kamboja. Thailand di lain pihak berargumen bahwa peta
tersebut tidaklah mengikat karena tidak dibuat oleh anggota
Mixed Commission yang sah. Lebih lanjut, garis perbatasan yang
digunakan dalam peta tersebut adalah berdasarkan watershed
line yang salah dan bila menggunakan watershed line yang benar
maka Kuil Preah Vihear akan terletak di dalam wilayah Thailand.
Menarik bahwa dalam salah satu kesimpulannya, mayoritas hakim
berpendapat bahwa walaupun peta sebagaimana dalam Annex I Map
mempunyai kekuatan teknis topografi – namun pada saat dibuatnya
peta ini tidak memiliki karakter mengikat secara hukum. Lalu apa
alasan hakim sehingga menggunakan peta ini sebagai dasar
keputusannya? Alasannya adalah karena saat peta ini diserahkan dan
dikomunikasikan kepada pemerintah Siam oleh pejabat Perancis,
pemerintah Siam telah sama sekali tidak memberikan reaksi,
menyatakan keberatan ataupun mempertanyakannya. Ketiadaan
rekasi tersebut menjadikan pemerintah Siam menerima keadaan dan
kondisi dalam peta ini. Demikian juga pada banyak kesempatan
lainnya, pemerintah Thailand telah tidak mengajukan keberatan
apapun terhadap letak Kuil Preah Vihear.
Pendapat mayoritas hakim Mahkamah Internasional ini
nampaknya didasarkan pada prinsip estoppel, dimana
kegagalan Thailand menyatakan keberataannya saat
kesempataan tersebut ada membuat Thailand
kehilangan hak untuk menyatakan bahwa pihaknya
tidak terikat pada peta dalam Annex I Map.
Lebih menarik lagi, mayoritas hakim berkesimpulan
bahwa adalah tidak penting lagi untuk memutuskan
apakah watershed line yang dipergunakan dalam peta.
Peta sebagaimana Annex I Map telah sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Perkembangan Terkini
Pada 8 Juli 2008 Kuil Preah Vihear dari abad ke-11
dianugerahi status Warisan Dunia (World Heritage)
oleh salah satu badan PBB, UNESCO.
Penganugerahan ini memicu kemarahan kaum
nasionalis Thai yang mengklaim situs budaya itu
adalah milikThailand. Kuil ini ditetapkan sebagai
milik Kamboja oleh Mahkamah Internasional pada
1962.

Anda mungkin juga menyukai