Anda di halaman 1dari 37

BAHAN PEMBANTU

DALAM SEDIAAN
INJEKSI

MARIA DONA OCTAVIA,


M.FARM, APT
Bahan-bahan Pembantu dalam Pembuatan Obat suntik

• Obat jadi termasuk obat suntik jarang diberikan


dalam bentuk obat berkasiat saja, biasanya digabung
dengan penambahan bahan pembantu

• Secara umum defenisi bahan pembantu adalah


Substan yang ditambahkan atau digunakan dalam
pembuatan sediaan jadi sehingga obat ini
mempunyai sifat-sifat yang lebih baik dan
memungkinkan digunakan sebagai obat
Definisi bahan pembantu menurut farmakope indonesia III

• Bahwa zat pembantu/ zat tambahan adalah zat yang


ditambahkan pada suatu sediaan untuk mempertinggi
kegunaan, kemantapan, keawetan dan sebagai zat
warna dimana dalam jumlah yang digunakan tidak
membahayakan, tidak mengganggu dan mengurangi
kasiat obat, dan tidak mengganggu/ mengurangi
prmeriksaan penetapan kadar
Pemilihan dan penggunaan bahan pembantu harus hati-hati, untuk sediaan yang
diberikan lebih 5 ml, kecuali dinyatakan lain berlaku :

1. Zat yang mengandung rasa dan surfaktan kationik tidak


lebih dari 0,01%
2. Golongan Chlorbutanol, kresol, dan fenol tidak lebih dari
0,5 %
3. Belerang dioksida atau sejumlah yang setara atau Na
Sulfit, Na bisulfit, Na-metabisulfit tidak lebih dari 0,2%
4. Bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah
pertumbuhan mikroba dikemas dalam dosis ganda
Syarat Umum Zat Pembantu

1. Secara terapi harus inert dan tidak toksik, bahan pembantu itu sendiri dalam dosis
yang digunakan tidak berkasiat
2. Bahan pembantu secara kimia fisika dapat bercampur dengan bahan obat tidak
menyebabkan iritasi maupun reaksi alergi
3. Tidak boleh menggangu penentuan/ pemeriksaan zat berkasiat
4. Pengaruh bahan pembantu terhadap liberasi (pembebasan obat) dan resorpsi
obat harus diketehui, untuk menghindari pengaruh negative.
Tujuan Penambahan Zat Pembantu

• Adalah untuk mempertinggi kegunaan dan stabilitas


obat diantaranya :
1. Memelihara kelarutan obat
2. Untuk mencapai isotonis
3. Menjaga stabilitas kimia fisika
4. Memelihara sterilitas larutan bila diberikan dalam
takaran berganda (pengawet)
5. Memudahkan pemakaian obat dengan mengurangi rasa
sakit sewaktu penyuntikan, misal pada anastesi lokal
Tujuan Penambahan Zat Pembantu

• Memelihara kelarutan obat


Untuk menjaga kelarutan obat diperlukan penambahan substan lain sebagai
solubilizing agent yang baik berupa pelarut pembantu atau co-solvent yang dapat
bercampur dengan air atau zat kimia tertentu
• Senyawa co-solvent yang sering digunakan adalah PEG 4000 dan PEG 3000, gliserin,
alkohol
• Senyawa tersebut akan mempengaruhi sifat –sifat air yang dikenal dengan
HIDROTOPI EFFECT
…Tujuan Penambahan Zat Pembantu

Mekanisme :
Co solvent akan mengurangi pembentukan cluster (kelompok atau suku dalam larutan air, seperti
gambar berikut , terdapat ikatan hidrogen)
banyaknya terdapat ikatan H yang lepas akan memungkinkan terjadi ikatan H yang lebih banyak
dengan senyawa yang akan dilarutkan.
• Senyawa yang dapat dipertinggi kelarutannya melalui efek hidrotofi adalah : senyawa barbiturat,
senyawa hipertensi, golongan glikosida jantung
• Zat kimia lainya yang dapat digunakan seperti surfaktan, dapat mempertinggi kelarutan hormon,
sulfonamida, minyak menguap, zat warna
Gambar 1. Skema Cluster molekul air
Pengawetan

• Defenisi Umum
Proses yang menghalangi pertumbuhan mikroba
artinya menghalangi pembiakan mikroba baik secara
fisika seperti proses pendinginan pada suhu yang
sangat rendah, secara pengeringan, maupun secara
kimia
… Pengawetan

• Bahan Pengawet :
Senyawa kimia / campuran senyawa yang beracun
terhadap mikroorganisme pada konsentrasi rendah
tapi tidak berbahaya pada manusia pada konsentrasi
efektif mikroba
…Pengawetan

• Suatu pengawetan dikatakan berhasil apabila bahan


pengawet ditambahkan pada fase awal/ awal fase
eksponensial
• Berikut ini merupakan kurva pertumbuhan mikroba
(log N) yang terjadi setelah penambahan pengawet :
(terjadi 4 peristiwa)
…kurva Pertumbuhan Mikroba setelah penambahan pengawet

Log N

I II 1
III IV
4 2 t
3
kurva Pertumbuhan Mikroba setelah penambahan pengawet

1. Kurva pertumbuhan mikroorganisme dalam keadaan


normal yaitu tanpa ada bahan pengawet/ konsentrasi
bahan pengawet sangat kecil sehingga tidak
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
2. Kurva keadaan mikroba dalam situasi “doormarcy”
(tidur, mikroba hidup tapi tidak ada pertumbuhan
(jumlah yang hidup = mati)
…kurva Pertumbuhan Mikroba setelah penambahan pengawet

3. Terjadi fase kematian, disini bahan pengawet


memiliki reaksi mikrosibid, sebelum
pertumbuhan eksponensial mikroba sudah
mati
4. Terjadinya fase kematian mikroba tapi pada
mulanya sudah ada pembiakan mikroba, sudah
mengalami fase eksponensial sehingga sudah
ada endotoksin yang dihasilkan dan dapat
menyebabkan kerusakan pada bahan obat
Mekanisme hancurnya mikroba dengan penambahan pengawet

• adalah berdasarkan keracunan


terhadap sel, mula-mula senyawa ini
diserap oleh dinding sel dan secara
difusi masuk ke dalam sel melalui
membran sitoplasma selanjutnya
terjadi reaksi dengan bagian sel
sehingga terjadi kematian sel
tujuan penambahan pengawet pada sediaan farmasi

Ada 2 :
1. Melindungi konsumen dari kontaminasi mikroba
2. Memelihara potensi dan stabilitas obat
2. Melindungi konsumen dari kontaminasi
mikroba
Adalah hal yang lebih penting terutama pada
sediaan injeksi takaran ganda dan pada produk
steril
untuk pemakaian topikal dimana material
digunakan dari wadah yang sama menyatakan
bahwa preparat injeksi larut air dalam wadah
berganda harus ditambahkan pengawet yang
sesuai terutama untuk sediaan yang tidak bersifat
antimikroba dan pada etiket harus ditulis jumlah
dan jenis pengawet tersebut
Beberapa Farmakope yang mengharuskan
penggunaan pengawet
Nama sediaan PH Eropa USP PH Jerman FI IV
Injeksi takaran berganda + + +
Injeksi takara tunggal x X
Salep mata + + X
Tetes mata berganda + + + E
Tetes mata untuk operasi - - - -
Emulsi E E
Lotio E
Suspensi E
Sirup x
Tetes hidung E

+ = diharuskan - = penambahan dilarang


X = boleh ditambahkan/ tidak E = penambahan diperlukan
• Larutan air yang akan diinjeksikan
yang dibuat secara aseptis dan tidak
dapat disterilkan dapat ditambahkan
bahan pengawet yang cocok
• Farmakope Eropa menyatakan :
Injeksi dan obat tetes mata yang tidak
dapat diberikan pengawet harus
diberikan dalam wadah tidak
berganda (takaran tunggal)
Syarat pengawet yang ideal

1. Efektif pada konsentrasi rendah terhadap banyak


mikroorganisme
2. Larut baik dalam formula pada konsentrasi yang
dibutuhkan
3. Tidak bersifat toksik pada konsentrasi yang
diperlukan
4. Dapat bercampur baik dengan obat dan
pelarut/pembawa
5. Tidak berbau, berwarna, berasa
6. Aktif dengan stabilitas yang lama pada interval pH
dan temperatur yang luas
7. Harga ekonomis
• Masing-masing pengawet memiliki
keterbatasn sendiri-sendiri, oleh karena
itu farmasis harus memilih salah satu
pengawet dalam bentuk kombinasi
sehingga didapat efek yang baik
• Seringkali pemilihan bahan pengawet
didasarkan pada pengalaman dan
penelitian sendiri
• Pengawet yang dikenal sekarang
berbeda dalam spektrum aktivitasnya
• Pemilihannya secara umum berdasarkan
pada :
1. Reaksi optimum yag tergantung pada pH
2. Kelarutannya
3. Tercampunya dengan zat lain
4. Stabilitas terhadap temperatur dan
penyimpanan
Beberapa senyawa yang digunakan sebagai pengawet

a. Senyawa golongan fenol


b. Asam karbon organik
c. Golongan alkohol
d. Senyawa raksa
e. Senyawa amonium kwarterner
Senyawa golongan fenol

• Pada konsentrasi 0,5% dalam air dapat


dengan cepat membunuh bakteri vegetatif
• Sering digunakan sebagai larutan standar
untuk perbandingan terhadap pengawet
lainnya
• Kegunaan untuk sediaan parenteral tidak
boleh karena berbau, toksik, mudah
menguap dan mengiritasi
Turunan fenol yang sering digunakan sebagai
pengawet adalah
a. Kresol : 0,3 % - 0,5 %
mempunyai aktivitas yang hampir sama dengan
fenol
sifatnya :
kurang mengiritasi
kurang beracun dibandingkan dengan fenol
b. Klorokresol
mempunyai aktifitas 10x fenol dan bisa
digunakan untuk preparat obat mata dengan
konsentrasi 0,1%
Asam karbon organik

1. Asam Benzoat
berupa pengawet bahan makanan yang baik walaupun
senyawa ini sering digunakan dalam bentuk garam tetapi
berkasiat adalah bentuk asam yang tidak terion,
karenanya asam benzoat lebih aktif dalam larutan asam
daripada dalam larutan netral/ basa
bekerja baik pada pH 4 dengan konsentrasi 0,05% -0,1%
2. Ester dari asam parahidroksi benzoat
C = O R = Metil : nipagin M
OR = etil : nipagin A (1 : 300)
= propil : nipasol (1 : 3000)
OH

Semakin panjang rantai R maka


semakin sukar larut dalam air
Nipagin M

• Memiliki kelarutan 1 : 500


• Senyawa paraben ini efektif terhadap bakteri,
jamur, ragi
• Pada konsentrasi rendah tidak berwarna,
tidak berbau tapi sedikit berasa
• Tidak mengiritasi, toksisitas rendah, stabil
dan aktif pada daerah pH dan temperatur
yang luas, tidak menguap dan harga murah
• Karenanya beberapa peneliti menyebut
senyawa ini adalah pengawet yang ideal
Metil dan propil paraben

• Banyak digunakan bila dibandingkan


yang lain dan sering dikombinasi untuk
mendapatkan spektrum antimikroba
yang luas
• Dengan bertambahnya rantai alkil, maka
kelarutan dalam air semakin berkurang
dan dalam minyak bertambah, tapi
aktivitas dan toksisitasnya bertambah
…Metil dan propil paraben

• Paraben sangat stabil dalam kebanyakan preparat


farmasi dan hanya akan terhidrolisa dalam kondisi
yang ekstrim
• Walaupun senyawa ini aktif pada interval pH yang
luas tapi aktivitasnya lebih baik dalam suasana asam
…Metil dan propil paraben

• Penggunaan senyawa ini sedikit terbatas karena


daya larut yang kecil, hal ini dapat diatasi dengan
kombinasi turunan ini
• Contoh : nipagin 0,18%
nipasol 0,02%
gabungan kedua pengawet tersebut dikenal dengan
“nipacombine”
Golongan alkohol

• Benzil alkohol dan fenil alkohol


digunakan sediaan dalam air dan
untuk pemakaian oral
• Benzil Alkohol : 1 – 2 %
• Fenil alkohol : 0,5 – 1,5 %
Senyawa raksa

• Garam fenil merkuri dan thimerasol adalah senyawa


yang berkekuatan biostatik, digunakan sebagai
pengawet dalam larutan parenteral, preparat
ophtalmic, topical
• Konsentrasi yang digunakan
fenil merkuri : 0,001 % - 0,005 %
timerasol : 0,01 % - 0,02 %
Senyawa amonium kwarterner

• Digunakan sebagai pengawet pada pengenceran 1 :


5000 – 1 : 20000, untuk obat tetes mata
• Untuk oral, tidak biasa digunakan karena rasa pahit
Contoh : benzalkonium klorida
merupakan senyawa bersifat surfaktan kationik yang
larut dalam air pada konsentrasi 0,01 – 0,02 %
Pemilihan pengawet berdasarkan pH efektifnya

• pH 4 – 6
Klorbutanol asam benzoat
benzil alkoholasam sorbat
• pH 6 – 8
timerasol benzalkoniumklorida
• pH 7 – 9
fenil merkuri
TUGAS
TUGAS DIKERJAKAN DIKERTAS DOBEL FOLIO DAN DIKIRIM KE CLASSROOM SESUAI
JADWAL YANG DITENTUKAN, BAGI YANG TIDAK SESUAI JADWAL DIANGGAP
TIDAK HADIR

• 1. Apa yang dimaksud dengan bahan pembantu?


• 2. Jelaskan tujuan dan Syarat Penambahan Zat pembantu?
• 3. Salah satu bahan pembantu yang digunakan dalam seddiaan
parenteral adalah pengawet, jelaskan apa yang dimaksud dengan
pengawet?
• 4. Jelaskan Kurva Pertumbuhan mikroba setelah penambahan
pengawet ?
• 5. Jelaskanlah Uji efektifitas Pengawet dari Farmakope Indonesia ?

Anda mungkin juga menyukai