LISTRIK TENAGA
AIR
Amalia Nurbaniati (191321002)
Brian Fadilah Susanto (191321008)
Fadhilah Gilang Lazuardi (191321012)
Risma Artika Nurapriyanti (191321026)
Vera Fitriani (191321030)
PENGERTIAN PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA AIR
Pembangkit Listrik Tenaga Air atau yang biasanya
disingkat PLTA adalah pembangkit listrik yang
memanfaatkan air dengan mengubahnya dari energi
potensial dan energi kinetik air. Pembangkit listrik tenaga
air tak hanya terbatas pada air dari sebuah bendungan,
namun juga meliputi pembangkit listrik yang
menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga
ombak.
Bagian Utama PLTA
1. Dam/Waduk/Bendungan berfungsi
untuk menampung air dalam jumlah
besar karena turbin memerlukan pasokan
air yang cukup dan stabil. Selain itu dam
juga berfungsi untuk pengendalian
banjir.
2. Pipa Pesat
(Penstock)
Alat ini berfungsi untuk menyalurkan dan
mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah satu
ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang
minimanl 10 cm diatas lantai dasar bak
penenang. Fungsi lain pipa udara ini untuk
membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa
pesat Pada saat start awal PLTMH mulai
dioperasikan
3. TURBIN
5. Jalur Transmisi
a. Konstruksi Stator
1. Stator Frame : Casing dimana
stator core, bearing bracket dan seal 2. Stator core lamination : Bagian dimana
ring bracket terpasang. terpasang stator coil dan lokasi dimana
terjadinya aliran induksi medan magnet.
5. Stator coil : Penghantar utama arus output
generator. Terbuat dari material tembaga murni
(copper) yang dilapisi oleh material isolasi.
Kavitasi akan timbul apabila tekanannya terlalu rendah. Proses terjadinya kavitasi adalah
sebagai berikut, air yang mengandung udara atau gelembung-gelembung uap air yang
disebabkan oleh adanya kondisi setempat yang tekanannya turun hingga dapat
menimbulkan penguapan.
Pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, maka gelembunggelembung tersebut akan
terkondensasi dan pecah dengan tiba-tiba, hal ini akan mengakibatkan tekanan pada sisi
masuk pipa isap atau komponen turbin lainnya. Pecahnya gelembung-gelembung ini akan
menghasilkan tekanan yang sangat tinggi. Makin tinggi kecepatan aliran dan makin tinggi
temperatur airnya, maka makin tinggi pula bahaya dari pembentukan uap dan kavitasi
Faktor kavitasi
Faktor atau tingkat kavitasi (sigma/angka Thoma) untuk
menentukan tekanan dimana turbin dapat bekerja tanpa 𝜎𝑐 = Angka Thoma kritis
terkena dampak kavitasi sehingga kavitasi dapat dihindari.
𝑝𝑎𝑡𝑚 = Head tekanan atmosfer (m)
Untuk menghindari kavitasi perlu diketahui angka
𝑝𝑣 = Head tekanan uap jenuh (m)
Thoma kritis. Adapun nilai angka Thoma kritis (σc)
hs = Jarak vertikal antara sumbu
yaitu sebagai berikut pada persamaan :
pusat runner dan tail water level (m)
Ρ = k . η . H . q . [kW]
dimana:
P = daya [kW]
k = konstanta
CONTOH
Sebuah PLTA mempunyai debit air penggerak turbin sebesar 14 m³/detik dengan tinggi terjun 125
meter. Apabila efesiensi turbin bersama generator adalah 95% hitunglah besar potensi daya akan
dibangkitkan generator tersebut!
JAWAB:
Ρ = k . η . H . q . [kW]