Anda di halaman 1dari 21

Penerapan Restorative Justice

Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak


Dr. Diah Sulastri Dewi, S.H., M.H.
Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Tanjung Karang
Anggota Kelompok Kerja Perempuan dan Anak
Mahkamah Agung Republik Indonesia

Diskusi Penerapan Restorative Justice di Indonesia dan Australia


Kedutaan Besar Australia
Jakarta, 4-5 Desember 2018
Sistem Peradilan Pidana Anak

Keadilan Restoratif:
Wajib Mengutamakan Penyelesaian perkara tindak pidana dengan
SISTEM Pendekatan Keadilan melibatkan pelaku, korban, keluarga, & pihak lain
PERADILAN Restoratif yang terkait untuk bersama-sama mencari
PIDANA ANAK penyelesaian yang adil dengan menekankan
(Pasal 5)
pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan
pembalasan 
Pergeseran Paradigma Dalam Hukum
Pidana Tentang KEADILAN

Retributive Restitutive Restorative


Justice Justice Justice
Kerangka Regulasi Sistem Peradilan Anak

UU No. 11/2012
tentang SPPA

PP 8/2017 tentang Tata PP 9/2017 tentang


PP 65/2015 tentang
Cara Koordinasi Evaluasi Pedoman Register Perkara
Pedoman Diversi
dan Pelaporan SPPA Anak

Sedang dalam penyusunan: PP tentang Pelaksanaan Putusan Pidana & Tindakan

Regulasi Internal Kementerian, Lembaga dan Pemda:


PERMA – PERMENKUMHAM – PERJA – PERKAPOLRI – PERMENSOS, PERDA, dsb.
UU Sistem Peradilan Pidana Anak

Disahkan : 30 Juli 2012


Diberlakukan : 31 Juli 2014

s/d hari ini : 4 tahun 4 bulan 4 hari

Apa yang telah dilakukan APH


Anak?
Kondisi Penanganan ABH di Indonesia setelah
berlakunya UU SPPA
10000
9357
9000

8000

7000 6573 6628

6000

5000 4612
4379
3983
4000 3734
3449

3000
2358 2226 2342
2000
1485

1000 563
386 352 432 485 506
263 227
0
Diversion Success Child Go Back to Child Go To Special Child Go to Prison Child Dealing With
Parent Development Agency Law

2015 2016 2017 2018 (August)


Upaya Mencapai Keadilan Restoratif melalui UU SPPA

Diversi:
1. Ancaman < 7th
2. Bukan pengulangan

Penanganan Anak
belum berumur 12
tahun

Penanganan Anak
melalui proses
peradilan pidana

Penanganan Anak
Saksi dan Anak
Korban
PRAKTEK PENERAPAN RJ
DALAM SPPA
Musyawarah, Local Wisdom
Influence Traditional and
Religion Law
Diversi Pada Tahap Penyidikan
Pembimbing
Kemasyara-
katan

Upaya diversi ditolak 


pelimpahan ke tahap
Penuntutan
Penyerahan SPDP Pekerja
Pemberitahuan
dari Penyidik ke Sosial/ TK Mengupayakan Diversi
Penuntut Umum Diversi
Sosial

Kesepakatan diversi PK menyampaikan Setuju Diversi 


dilaksanakan  KPN menetapkan
penghentian
laporan melanjutkan
hasil diversi Diversi tidak mencapai
penyidikan (SP3) pelaksanaan diversi diversi
kesepakatan 
pelimpahan ke tahap
Penuntutan

Kesepakatan diversi tidak


dilaksanakan 
pelimpahan ke tahap
Penuntutan
Diversi Pada Tahap Penuntutan
Pembimbing
Kemasyara-
katan

Upaya diversi ditolak 


pelimpahan perkara ke
Penyerahan Pengadilan
Pemberitahuan Pekerja
Berkas Perkara
dari Penyidik ke
Diversi dari Sosial/ TK Mengupayakan Diversi
Penuntut Umum Penuntut Umum Sosial

Kesepakatan diversi PK menyampaikan Setuju Diversi 


dilaksanakan  KPN menetapkan
penghentian
laporan melanjutkan
hasil diversi Diversi tidak mencapai
penuntutan (SKP2) pelaksanaan diversi diversi
kesepakatan 
pelimpahan perkara ke
Pengadilan

Kesepakatan diversi tidak


dilaksanakan 
pelimpahan perkara ke
Pengadilan
Diversi Pada Tahap Pemeriksaan di Pengadilan
Pembimbing
Kemasyara-
katan

Upaya diversi ditolak 


melanjutkan perkara ke
Penyerahan Pemberitahuan tahap persidangan
Pekerja
Berkas Perkara Diversi dari Penuntut
dari Penuntut Umum atas perintah
Sosial/ TK Mengupayakan Diversi
Umum ke PN Hakim Sosial

Kesepakatan diversi PK menyampaikan Setuju Diversi 


KPN menetapkan
dilaksanakan  laporan melanjutkan
Penetapan Hakim
hasil diversi Diversi tidak mencapai
pelaksanaan diversi diversi
-> Jaksa penghentian kesepakatan 
penuntutan (SKP2) melanjutkan perkara ke
tahap persidangan

Kesepakatan diversi tidak


dilaksanakan 
melanjutkan perkara ke
tahap persidangan
Kesepahaman konsep
keadilan restoratif

Koordinasi antar penegak


hukum

Tantangan Dukungan suprastruktur


(kebijakan teknis &
Implementasi kelembagaan)
Keadilan Restoratif
Dukungan infrastruktur
(anggaran & sarpras)

Kesiapan SDM
PENGEMBANGAN
PENERAPAN RJ
DALAM SPPA
Upaya Mencapai Keadilan Restoratif melalui UU SPPA

Diversi:
1. Ancaman < 7th
2. Bukan pengulangan

Penanganan Anak belum


berumur 12 tahun

Penanganan Anak
melalui proses peradilan
pidana......?

Penanganan Anak Saksi


dan Anak Korban
Can This Process
Implement to
Children with
Criminal Offence
more then 7 Year ?

Can This
Process
Implement to
Adult in
Indonesia ??
Proses Persidangan

Pemeriksaan MEDIASI
Persidangan PENAL

Penuntutan
REQUISITOR

DECISION
Putusan Pembelaan
PLEDOI
PENGEMBANGAN
1. Mediasi
Penal dalam Perkara Pidana Anak yang
ancamannya = / > 7 tahun;

2. Forum Komunikasi dan Koordinasi APH dan pihak


terkait;

3. Kebijakan Pemerintah dalam implementasi SPPA;

4. DIPA Khusus untuk Penanganan ABH;

5. Diklat Terpadu di setiap propinsi;


Peran Pemda dalam Sistem Peradilan Pidana Anak
PP No. 8/2017 tentang Tata Cara Koordinasi, Evaluasi & Pelaporan SPPA

Terlibat dalam Rapat Koordinasi dalam rangka


sinkronisasi perumusan kebijakan SPPA (Ps. 5 (2)
jo Ps. 2)

Berkoordinasi dengan lembaga terkait dalam


melaksanakan kebijakan SPPA (Ps. 7)

Berkoordinasi dengan Kementerian PPPA dalam


rangka melakukan Pemantauan pelaksanaan
Sistem SPPA (Ps. 9 (1))

Pendanaan untuk pelaksanaan kebijakan SPPA di


daerah (Ps. 17 (2))
TERIMA KASIH
Dr. DIAH SULASTRI DEWI, S.H., M.H.
High Judge of Tanjungkarang High Court

Diah Sulastri Dewi, Dewi as High Judge of Tanjungkarang High


Court have specialization as Judge Mediator, Juvenile Judges, IPR
Judge. Her involvement in Mediation start from 2004 until now.
Dewi wrote a book (Mediasi Penal, Penerapan Restorative Justice
di Pengadilan Anak Indonesia) and many articles (focus in
Mediation and Restorative Justice). Dewi now act as Mediator
Trainer Certification that organized by PUSDIKLAT MA RI, IICT,
PMN. Dewi part of Teaching Staff Penal Mediation / Restorative
Justice on the Supreme Court, Attorney General, Ministry of
Social, and the Ministry of Justice and Human Rights. Dewi
member of working Group of MEDIATION on MA RI. Dewi now
active as Guest Lecturer at the University of Indonesia, North
Sumatra University, Jayabaya University and Pasundan University.

Anda mungkin juga menyukai