Fasyankes
Kementerian Kesehatan
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Direktorat Kesehatan Lingkungan
Sistematika
Prinsip
Timbulan Air Limbah
Prinsip dan Tujuan
Alur Pengelolaan
Air Limbah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Air Limbah
• Semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan.
Tujuan
Pra Pengolahan
Pengumpulan terpisah Pengumpulan sedikit Screen/filter Grease Trap Netralisasi Pengolahan disinfektan
Penyaluran
Gravitasi Pompa Kombinasi
Pengolahan lumpur
Bak pengering lumpur Bak stabilisasi lumpur Mesin pengering lumpur
Desinfeksi
Klorin Ultraviolet Ozon
Pembuangan
Badan Air
IPLC (Izin Pembuangan Limbah Cair)
Casanova, L., et. al. 2009. Survival of Surrogate Coronaviruses in Water. Water Research 43.7: 1893-1898.
Gundy, P. M., Gerba, C. P., Pepper, I. L. 2009. Survival of Coronaviruses in Water and Wastewater. Food and Environmental Virology 1(1), 10.
Efektivitas Pengolahan Air Limbah Terhadap Inaktivasi Virus
• Pada umumnya perusakan dan inaktivasi virus dengan pengolahan air limbah
sekunder sangat bervariasi antara 0 hingga >2 LRV (log removal value) atau 99%.
• Karena variasi ini maka proses utama inaktivasi virus Corona pada pengolahan
air limbah difokuskan pada desinfeksi kimia (klorinasi) dan desinfeksi sinar
ultraviolet (UV).
• Virus Corona lebih rentan terhadap desinfeksi pada air limbah daripada
mikroorganisme lainnya yang dapat menginfeksi manusia:
• E. coli
• Phage (f2)
• Poliovirus 1
• Karena virus Corona memiliki selubung amplop maka kerusakan pada selubung
amplop diduga dapat mengakibatkan inaktivasi virus tersebut.
Hewitt, J., et. al. 2013. Evaluation of Human Adenovirus and Human Polyomavirus as Indicators of Human Sewage Contamination in The Aquatic Environment. Water Research 47(17), 6750-6761.
USEPA. 1986. Design Manual: Municipal Wastewater Disinfection. Office of Research and Development.
Gundy, P. M., Gerba, C. P., Pepper, I. L. 2009. Survival of Coronaviruses in Water and Wastewater. Food and Environmental Virology, 1(1), 10.
Wang, et. al. 2005. Study on The Resistance of SARS-Associated Coronaviruses. J. Vir Methods 126(1-2), 171-177.
Desinfeksi Air Limbah
Klorinasi
• Desinfeksi air limbah dilakukan dengan klorin (Cl2) sebagai oksidator dalam bentuk gas klor
dioksida (ClO2) serta dalam bentuk padat/cair sodium hipoklorit (NaOCl) dan kalsium hipoklorit
(CaOCl2) klorinasi dapat menggunakan injection (gas), kontak (tablet), dan dozing pump (cair).
Ozonisasi
• Ozon mampu membunuh mikroorganisme melalui oksidasi langsung dengan merusak dinding
sel mikroorganisme (cell lysis) sekaligus membunuhnya, proses oksidasi oleh radikal bebas
hidrogen peroksida (H2O2) dan hydroxyl radical (OH) dengan potensial oksidasi yang sangat
tinggi (2,8 V).
Sterilisasi Ultra Violet
• Sinar ultra violet diabsorpsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaan sel, sehingga terjadi ikatan antara molekul-molekul Timin yang bersebelahan dan
menyebabkan terbentuknya dimer Timin sehingga fungsi asam nukleat terganggu dan
mengakibatkan kematian mikroorganisme.
Efektivitas Desinfeksi Klorin
• Efektivitas klorinasi bergantung pada banyak faktor kualitas air seperti
keberadaan substansi yang bereaksi terhadap desinfektan termasuk amonia, pH,
temperatur, dan faktor lainnya.
• Kloramina (Chloramine) terbentuk akibat reaksi amonia dengan klorin,
kloramina merupakan agen desinfeksi yang lemah melawan virus dibandingkan
dengan sisa klorin (Free Residual Chlorine/FRC).
• Efektivitas FRC diduga memiliki efektivitas untuk inaktivasi virus Corona (sama
untuk inaktivasi virus lainnya) dengan kandungan 0,5 mg/L (ppm) selama 30
menit.
Wang, et. al. 2005. Study on The Resistance of SARS-Associated Coronaviruses. J. Vir Methods 126(1-2), 171-177.
Kinetik Desinfeksi (Residu/Sisa Klorin)
Alat Ukur Klorin
Sisa Klorin
Minimum 0,2 mg/L sisa klorin pada saat air akan dibuang ke badan air.
Deklorinasi bisa dilakukan dengan mengalirkan air pada saluran terbuka agar
klorin menguap sebelum dibuang ke badan air.
Efektivitas Desinfeksi Ultraviolet
• Ultraviolet (UV) dapat menjadi pengolahan yang efektif untuk disinfeksi virus
pada air limbah apabila didesain secara tepat, desain desinfeksi ultraviolet yang
tepat dapat membuatnya lebih efektif daripada klorinasi.
• Akan tetapi tidak mungkin untuk memperkirakan perhitungan inaktivasi virus
pada sistem IPAL secara umum karena umumnya IPAL tidak didesain untuk
melakukan inaktivasi virus.
• Efektivitas desinfeksi ultraviolet sangat bergantung pada faktor-faktor seperti:
• Beban virulensi
• Kualitas air
• Proses pengolahan
• Desain sistem
Blatchley III, ER, et. al. 2007. Effects of Wastewater Disinfection on Waterborne Bacteria and Viruses. Water Environment Research 79.1: 81-92.
Penggunaan UV pada IPAL
Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan
Evaluasi
Cara Memilih IPAL
Pemantauan Pengelolaan Limbah Cair
Pemantauan
Evaluasi
• Evaluasi kualitas air limbah IPAL dilakukan dengan cara membandingkan konsentrasi parameter air limbah outlet (hasil olahan)
IPAL dengan Baku Mutu limbah cair.
• Cara menilainya adalah apabila konsentrasi air limbah hasil olahan IPAL berada di bawah baku mutu dan kinerja proses sesuai
disain kriteria, maka kinerja IPAL dinilai baik.
• Debit air limbah adalah volume air limbah per satuan waktu (misal: m 3/hari).
• Evaluasi debit air limbah Fasyankes dilakukan untuk melihat kesesuaian antara disain beban hidraulik dengan debit aktual air
limbah yang masuk.
• Debit air limbah sebaiknya sama atau berada di bawah desain beban hidraulik IPAL.
• Evaluasi debit dilakukan dengan cara mencatat volume air limbah pada alat ukur debit.
• Hasil pencatatan debit dapat berguna untuk menghitung beban air limbah dan satuan produksi air limbah.
• Untuk mengetahui kemampuan sistem IPAL untuk menurunkan konsentrasi parameter air limbah tertentu pada kondisi sebelum
dan setelah proses.
• Bagi pengelola sarana pelayanan kesehatan, evaluasi ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan program operasional dan
pemeliharaan IPAL.
Cara Memilih IPAL
Memahami dengan benar konsep yang terjadi Risiko kesulitan dalam operasional, pemeliharaan,
pada setiap sistem IPAL. dan perawatan termasuk garansi dan cuku cadang.
Melihat IPAL yang sudah beroperasi di tempat lain Hasil effluent air limbah memenuhi baku mutu
minimal 3 tahun. (dibuktikan dengan hasil uji).
Sistem IPAL ekonomis dalam operasional, Jika ada rencana pengembangan, gunakan IPAL
pemeliharaan, dan perawatan. yang dapat dipindahkan/ditambah (modular).