MENJAMUR DI INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Ismail Yahya (1011419157) Zulfikar turuki (1011419206) KASUS – KASUS KORUPSI 3 Terdakwa Kasus Korupsi Proyek Rp 6,9 M di Bengkulu Divonis Bebas Lima Terdakwa Korupsi Divonis Bebas di Sulsel Anak Buah Juliari Divonis 7 Tahun dalam Kasus Korupsi Bansos 54 Koruptor Divonis Bebas Sepanjang 2019 Juliari Divonis 12 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Bansos Jejak Kasus Korupsi Imam Nahrawi Sampai Divonis 7 Tahun Penjara Analisis Putusan Bebas Penyebab terjadinya putusan bebas dalam perkara korupsi adalah adanya perbedaan persepsi antara Jaksa dan Hakim baik mengenai penerapan hukum maupun penilaian terhadap fakta yang terungkap dalam persidangan, adanya kekeliruan atau kurang cermatnya penuntut umum dalam menerapkan pasal yang didakwakan termasuk adanya pembahasan yuridis di dalam surat tuntutan yang diajukan oleh penuntut umum kurang optimal sehingga menimbulkan celah bagi hakim untuk menyatakan bahwa penuntut umum tidak dapat membuktikan dakwaannya sedangkan kendala yang dihadapi dalam penuntutan perkara tindak pidana korupsi selain sulit pembuktiannya, juga tidak terlepas dari karakteristik tindak pidana korupsi, baik kendala yuridis dan non yuridis, missal : adanya intervensi dari oknum – oknum tertentu atau aparat pejabat pemerintah / Negara yang ingin membebaskan terdakwa dari tanggung jawab, baik dengan cara menggunakan kekuasaan atau kewenangan jabatan atau imbalan uang atau dengan kekeluargaan. Alasan Di putus Pidana
Pertanggungjawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Pengaturan pidana
dalam tindak pidana korupsi diatur dalam Pasal 413-437 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang disingkat menjadi KUHP, selain itu ada juga peraturan lain yang mengatur tentang tindak pidana korupsi diluar KUHP yaitu yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pertanggungjawaban pidana dalam delik korupsi lebih luas dari hukum pidana umum. Hal itu nyata dalam hal, kemungkinan penjatuhan pidana secara in absentia seperti yang terdapat dalam Pasal 23 ayat 1 sampai ayat 4 UndangUndang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 38 ayat 1, 2 ,3 dan 4 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Perampasan barang- barang yang telah disita bagi terdakwa yang telah meninggal dunia sebelum ada putusan yang tidak dapat diubah lagi seperti yang terdapat dalam Pasal 23 ayat 5 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Pasal 38 ayat 5 Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahkan kesempatan banding tidak ada. Perumusan delik dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang sangat luas ruang lingkupnya, terutama yang terdapat dalam Pasal 1 ayat 1 butir a dan b Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Analisis Kasus Indeksasi terhadap beberapa putusan dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap kondisi perkara tindak pidana korupsi di Indonesia. Putusan-putusan yang diindeks terdiri dari putusan tingkat pertama dan kasasi, namun indeksasi ini tidak menggambarkan jumlah perkara pada tahun tertentu secara keseluruhan. Kemudian berdasarkan kasus-kasus yang ada tata surya kelas analisis tentunya ada sekitar 6 kasus yang ada tanda dicontoh di mana rata-rata yang terdapat dalam korupsi menurut saya berdasarkan analisis yang telah dilakukan seimbang jadi baik divonis bebas maupun juga divonis hukuman penjara seimbang dan tentunya adanya vonis hukuman vonis bebas ada pertimbangan diri dari majelis hakim atau dari pihak hukum dalam menangani kasus tersebut dimana ketika terjadi penyelewengan atau tidak bisa korupsi dan divonis bebas denda sangat miris sekali karena hal tersebut sangat merugikan negara kemudian dengan vonis yang juga cukup sedikit pada narapidana kasus korupsi juga membuat kita merasakan hukum negara kita ini yang cenderung terkesan takut untuk menetapkan hukum yang berrat untuk para koruptor. TERIMA KASIH