Anda di halaman 1dari 7

KOASISTENSI VIROLOGI

DIAGNOSA LABORATORIUM
“HOG CHOLERA”

Maria Melanny Overa, S.KH


 
• Nama Pemilik: Wempi
• Alamat: Fatukoa
• Lama Pemeliharaan: mulai
beternak babi sejak tahun Data Pemilik
2019

• Hari/tanggal :Minggu, 31
Oktober 2021
• Hewan: Babi
• Ras Hewan: Landrace
Signalement • Umur : 1 bulan 2 minggu
• Jenis kelamin: Jantan
• Berat Badan : -
• Warna: Putih
Anamnesa
• penurunan nafsu makan dan minum, babi
kurang aktif bergerak.
• Selama beternak babi, pemilik sering
memberikan obat seperti vitamin dan antidiare
dan melakukan perawatan ternak dengan
bantuan tenaga/ petugas kesehatan hewan.
• Tidak ada riwayat vaksinasi.

• Informasi dari pemilik selama pemeliharan dari


tahun 2019 hingga 2021 jumlah babi yang mati
lebih dari 100 ekor (lahir mati, baru
didatangkan)
• Babi dipelihara secara intesif
• Jumlah babi yang dipelihara saat ini sebanyak
22 ekor
• Pemberian pakan dan air dilakukan pada pagi
dan sore hari, pakan yang diberikan ampas
tahu dan makanan toko.
Pemeriksaan Fisik

•Suhu 38,8°C (suhu


tubuh babi yang normal
38,9–39,8ºC)
•CRT< 2 detik
•cermin hidung lembab,
rambut terlihat kusam,
pada kulit terlihat bintik-
bintik merah
•serta hewan terlihat
lemah dan mengalami
diare berwarna cokelat
kekuningan

Gambar . Kondisi fisik babi


Pemeriksaan Serologis

Hasil pemeriksaan serum oleh


UPT Veteriner Provinsi Nusa
Tenggara Timur, menunjukkan
hasil positif antibody (83,59%).

Pada kasus ini menunjukkan hasil


positif antibodi hog cholera dan
gejala yang terlihat sama seperti
gejala klinis Hog cholera pada
bentuk kronis yaitu penurunan
nafsu makan, babi nampak lesu,
berbulu kusam, berkerumun
disuatu sudut (Podung dan
Adiani, 2018)
Berdasarkan hasil anamnesa, pemilik menjelaskan
bahwa pada peternakan miliknya sering terjadi anak babi
lahir mati sedangkan induknya tidak menunjukan gejala
klinis. Dapat dicurigai bahwa penyebab keguguran
tersebut adalah infeksi persisten virus hog cholera.

• Sifat virus hog Cholera dapat


menembus barrier plasenta pada
semua umur kebuntingan
• Fetus yang terinfeksi oleh virus
virulensi rendah pada saat
kebuntingan 45 hari terakhir pasca
partus tidak berakibat kematian
karena fetus dapat mengeliminasi
virus tersebut
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai