Anda di halaman 1dari 22

HIPERTENSI

Muh. Syarif (P1803209505)


Satriani (P1803209511)
Islamiyah (P1803209512)
Pendahuluan
Hipertensi dikenal secara luas sebagai
penyakit kardiovaskular. Pada kebanyakan
kasus, hipertensi terdeteksi saat
pemeriksaan fisik karena alasan penyakit
tertentu, sehingga sering disebut sebagai
“silent killer”.
Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti
pusing, gangguan penglihatan, dan sakit
kepala, seringkali terjadi pada saat
hipertensi sudah lanjut disaat tekanan
darah sudah mencapai angka tertentu yang
bermakna.
Epidemiologi

Hipertensi diperkirakan telah


menyebabkan 4.5% dari beban penyakit
secara global, dan prevalensinya
hampir sama besar di negara
berkembang maupun di negara maju.
Lanjutan….

Di Amerika, diperkirakan 30% penduduknya (± 50


juta jiwa) menderita tekanan darah tinggi
(≥ 140/90 mmHg); dengan persentase biaya
kesehatan cukup besar setiap tahunnya.

National Health and Nutrition Examination Survey


(NHNES), insiden hipertensi pada orang dewasa
di Amerika tahun 1999-2000 adalah sekitar 29-
31%, yang berarti bahwa terdapat 58-65 juta
orang menderita hipertensi, dan terjadi
peningkatan 15 juta dari data NHNES III tahun
1988-1991.
Lanjutan…
• Tekanan darah tinggi merupakan salah satu
penyakit degeneratif. Umumnya tekanan
darah bertambah secara perlahan dengan
bertambahnya umur. Risiko untuk menderita
hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang
tadinya tekanan darahnya normal adalah 90%.
• Diamerika paling sedikit 30% pasien hipertensi
tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya
31% pasien yang diobati mencapai target
tekanan darah yang diinginkan dibawah
140/90 mmHg. National Health and Nutrition
Examination Survey (NHNESIII);
Lanjutan….

Penyakit hipertensi menimbulkan angka


morbilitas (kesakitan) dan mortalitas
(kematian) yang tinggi. Prevalensi
hipertensi di Asia Tenggara cukup tinggi,
diantaranya yaitu
1.Vietnam (2004) mencapai 34,5%,
2. Thailand (1989) 17%,
3.Malaysia (1996) 29,9%,
4.Philipina (1993) 22%, dan
5.Singapura (2004) 24,9%.
Lanjutan…

Hasil Survei Kesehatan Rumah


Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986
dan 1992 menunjukkan
peningkatan prevalensi penyakit
kardiovaskuler yang menyolok
sebagai penyebab kematian dan
sejak tahun 1993 diduga sebagai
penyebab kematian nomor satu.
Lanjutan….
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995
1. prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8,3%.
2. Sama halnya, survei faktor resiko penyakit
kardiovaskuler (PKV) oleh proyek WHO di Jakarta,
menunjukkan prevalensi dengan tekanan darah
160/90 masing-masing pada pria adalah 13,6%
(1988), 16,5% (1993), dan 21,1% (2000).
3. Pada wanita, angka prevalensi mencapai 16%
(1988), 17% (1993), dan 12,2% (2000).
4. Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih
dari 50 tahun berkisar antara 15%-20%.
5. Survei di pedesaan Bali (2004) menemukan
prevalensi pria sebesar 46,2% dan 53,9% pada
wanita (Infokes, 2007).
Lanjutan….

Dari berbagai penelitian epidemiologi yang dilakukan


di Indonesia menunjukkan 1,8-28,6% penduduk
berusia di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi.
Saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa
masyarakat perkotaan lebih banyak menderita
hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal
ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya
hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan
resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas
(kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, dan
makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Definisi

Hipertensi adalah kondisi medis


dimana terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis (dalam jangka
waktu lama). Secara umum
seseorang dikatakan menderita
hipertensi jika tekanan darah
sistolik/diastoliknya melebihi 140/90
mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
Etiologi

1. Hipertensi primer (essensial)

Hipertensi sering turun temurun


dalam suatu keluarga, ==== faktor
genetik memegang peranan penting
pada patogenesis hipertensi primer.
Klasifikasi Tekanan Darah
Lanjutan….

2. Hipertensi Sekunder

Kurang dari 10%


Penggunaan obat-obatan ex
Pyk ginjal kronis pkt tiroid,dll
Lanjutan

Obat-obat tertentu, baik secara


langsung ataupun tidak, dapat
menyebabkan hipertensi atau
memperberat hipertensi dengan
menaikkan tekanan darah. Apabila
penyebab sekunder dapat
diidentifikasi, maka dengan
menghentikan obat yang bersangkutan
atau mengobati/mengoreksi kondisi
komorbid yang menyertainya sudah
merupakan tahap pertama dalam
penanganan hipertensi sekunder.
Faktor Resiko Hipertensi
1. Faktor risiko yang dapat dikendalikan
atau dikontrol Ex : (obesitas, kurang
olahraga, merokok, menderita diabetes
mellitus, mengkonsumsi garam berlebih,
diet, minum kopi dan stress.

2. Faktor risiko yang tidak dapat


dikendalikan atau tidak dapat dikontrol
Ex : (umur, jenis kelamin, dan genetic).
Patogenesis Hipertensi

(Greene, Russel.J., Harris, Norman D., Goodycr, Larry I., 2000)


Mekanisme Kerja Terjadinya Hipertensi

(Raffa R.B and Rawls SM., 2005)


Komplikasi Hipertensi
Penatalaksanaan Hipertensi
1. Terapi non Farmakologi

Modifikasi Gaya Hidup Untuk Mengontrol Hipertensi


Lanjutan….

KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI DAN


EDUKASI)

Pemberian KIE mempunyai tujuan


utama yaitu meningkatkan
pemahaman pasien mengenai gaya
hidup sehat ==== menigkatktn Derjt
kesehatan
Lanjutan….
2. Terapi Farmakologi

(Trevor A.J., Katzung B.G.,and Masters S.B.,2005)


Sekian dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai