Anda di halaman 1dari 33

KEDOKTERAN DAN

ILMU KESEHATAN

NYERI KEPALA

Nur Rafida (20204010015)


Pembimbing : dr. Sherlyta Tambing, Sp.S
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN DEFINISI

• Nyeri merupakan pengalaman sensorik


dan emosional yang tidak
menyenangkan, berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang nyata atau
berpotensi menimbulkan kerusakan
jaringan
• Nyeri kepala adalah suatu rasa nyeri
atau rasa tidak enak pada daerah kepala
termasuk meliputi daerah wajah dan
tengkuk leher.

.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN EPIDEMIOLOGI

• Menurut Internasional headache society


 Migren sering terjadi
pada pria dengan usia 12 tahun
sedangkan pada wanita migren
sering terjadi pada usia > 12 tahun
 Cluster headache 80 ± 90 % terjadi
pada pria.
• Prevalensi sakit kepala di USA
menunjukkan 1 dari 6 orang
(16,54%) atau 45 juta orang menderita
sakit kepala kronik dan 20
juta dari 45 juta tersebut merupakan
wanita. Cephalgia tipe tension headache
sebanyak 75 % dari jumlah diatas
• 90% populasi manusia pernah
mengalami cephalgia dan menjadi alasan
terbanyak ke 2 untuk
datang ke dokter.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN FAKTOR RESIKO
• Jenis kelamin : Perempuan memiliki resiko 3.02 kali lebih
besar dari laki-laki. Setelah pubertas wanita 2 kali lipat lebih
beresiko mengalami nyyeri kepala karena adanya fluktuasi
estrogen dapat memicu nyeri kepala.
• Usia : Kelompok usia 20-40 tahun memiliki resiko lebih
sering terkena cephalgia
• Obesitas : Penderita obesitas dengan IMT > 30 yang
menderita nyeri kepala memiliki prevalensi 12,99%
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

STRUKTUR PEKA NYERI


KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN PATOFISIOLOGI

• Nyeri kepala disebabkan oleh perangsangan terhadap struktur peka


nyeri di daerah kepala atau leher berupa traksi, displacement, inflamasi,
spasme vaskular, dan distensi  serabut aferen  thalamus  Korteks
Cerebri
• Struktur peka nyeri dalam tulang tengkorak termasuk sinus venosus
(seperti sinus sagitalis), arteri meningeal media dan anterior, duramater
pada dasar tengkorak, nervus kranialis ke V, IX dan X, bagian proksimal
arteri karotis internal dan cabangnya dekat sirkulus Willisi, substansia
grisea periaquaductal batang otak dan nukleus sensoris dari talamus.
• Struktur peka nyeri ekstrakranial meliputi periosteum tulang tengkorak,
kulit kepala, jaringan subkutaneus, otot, tendon dan fascia daerah
kepala dan leher, arteri ekstrakranial, otot leher, saraf servikal kedua
dan ketiga, mata, telinga luar dan tengah, gigi dan orofaring dan
membran mukosal rongga hidung.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN PATOFISIOLOGI

• Proyeksi nyeri
Nyeri pada bangunan intrakranial tidak dirasakan dalam rongga
tengkorak melainkan diproyeksi ke bagian lainnya. Nyeri pada 2/3 kranium
(fossa kranium depan, tengah, supra tentorial) diproyeksikan di daerah
frontal, parietal dan temporal melalui nervus trigeminus. Nyeri infra tentorial
(fossa posterior) diproyeksi ke belakang telinga, di atas persendian
cervico-occipital, bagian atas tengkuk atau tenggorokan (neuralgia
glossofaringeal) melalui N. IX, N.X, saraf C1, C2 dan C3.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN ANAMNESIS NYERI KEPALA
1. Lokasi
 Nyeri kepala unilateral sering terjadi pada migren dan klaster.
 Nyeri kepala bilateral merupakan gejala dari nyeri kepala tipe
tegang (Tension type headache).
 Nyeri paranasal pada satu atau kedua sinus sering diakibatkan
infeksi pada struktur tersebut.
 Nyeri okular atau retro-okular menunjukkan gejala kelainan
oftalmologi.
 Nyeri kepala yang disebabkan massa intrakranial biasanya fokal
(dapat ditunjukkan lokasinya) tetapi bila terjadi peningkatan
tekanan intrakranial akan menimbulkan gejala nyeri kepala
bifrontal atau bioksipital.
2. Onset
 Mendadak/ detik-jam  Vaskular : Thunder Clap Headache
 Hari-pekan  inflamasi
 Pekan-bulan-tahun  neoplasma
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN ANAMNESIS NYERI KEPALA
3. Frekuensi

4. Faktor Memperberat dan memperingan


• Nyeri kepala migrain biasanya membaik dengan tidur, suasana
gelap, muntah atau dengan menekan pada arteri temporal
ipsilateral.
• Nyeri kepala akibat massa intrakranial berkurang bila berdiri dan
bertambah dengan perubahan posisi kepala cepat, batuk, dan
bersin.
• Membungkuk, bersin atau meniup dengan hidung dapat
memperparah nyeri pada sinusitis.

5. Intensitas
 Mild : masih bisa aktivitas
 Moderate-severe : aktivitas terhambat
 Severe : tidak dapat aktivitas
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN ANAMNESIS NYERI KEPALA

Keluhan nyeri kepala perlu mendapat perhatian lebih (red flags) terutama
bila terdapat gejala-gejala (SNOOP) sebagai berikut :

1. Gejala sistemik yang menyertai (demam berkepanjangan, penurunan


berat badan) atau adanya faktor risiko sekunder (HIV, kanker)
2. Gejala neurologis atau tanda abnormal lain (konfusi, gangguan
kesadaran) atau gejala neurologis fokal
3. Onset : tiba-tiba, cepat memburuk, “split second”
4. Onset baru pada usia lanjut dan progresif, terutama pada usia diatas
50th (giant cell arteritis)
5. Riwayat nyeri kepala sebelumnya : nyeri kepala yang pertama kali
terjadi atau adanya perubahan karakteristik nyeri kepala (frekuensi, derajat
keparahan atau gejala klinis)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
PEMERIKSAN
FISIK&PENUNJANG
Pemeriksaan fisik meliputi:
1. Pemeriksaan Fisik Umum dan Tanda Vital
2. Pemeriksaan Neurologi (nervus kranialis, motorik, sensorik)
3. Meningeal Sign
Pemeriksaan penunjang meliputi :
4. Pemeriksaan Laboratorium
5. CT Scan dengan kontras atau tanpa kontras
6. MRI
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
NYERI KEPALA

NYERI KEPALA
NYERI KEPALA
PRIMER

NYERI KEPALA

NYERI KEPALA
SEKUNDER
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
NYERI KEPALA PRIMER
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
NYERI KEPALA PRIMER
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN MIGREN
• Migren adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer.
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72 jam.
• Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang atau
berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti
dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.
• Migran
• Migren dengan aura, paling sedikit terdapat dua dari karakteristik di
bawah ini:
• Sekurangnya satu gejala aura menyebar secara bertahap ≥5
menit, dan/atau dua atau lebih gejala terjadi secara berurutan.
• Masing-masing gejala aura berlangsung antara 5-60 menit
• Setidaknya satu gejala aura unilateral
• Aura disertai dengan, atau diikuti oleh gejala nyeri kepala dalam
waktu 60 menit.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN MIGREN

• Migren tanpa Aura : sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang


memenuhi kriteria.
• Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4 – 72 jam (tidak
diobati atau tidak berhasil diobati).
• Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik
berikut : lokasi unilateral, kualitas berdenyut, intensitas nyeri
sedang atau berat, keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik
atau penderita menghindari aktivitas fisik rutin (seperti berjalan
atau naik tangga).
• Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini : nausea
dan atau muntah, fotofobia dan fonofobia
• Tidak ada yang lebih sesuai dengan diagnosis lain dari ICHD-3
dan transient ischemic attack harus dieksklusi
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN MIGREN
Terapi abortif migrain:
a. Abortif non spesifik : analgetik, obat anti-inflamasi non steroid (OAINS)
b. Abortif spesifik : triptan, dihidroergotamin, ergotamin, diberikan jika analgetik atau
OAINS tidak ada respon. Risiko medication overuse headache (MOH) harus
dijelaskan ke pasien, ketika memulai terapi migrain akut
• Analgetik dan OAINS
a. Aspirin 500 - 1000 mg per 4-6 jam
b. Ibuprofen 400 – 800 mg per 6 jam
c. Parasetamol 500 -1000 mg per 6-8 jam untuk terapi migrain akut ringan
sampai sedang.
d. Kalium diklofenak (powder) 50 -100 mg per hari dosis tunggal.
• Antimuntah
a. Antimuntah oral atau per rektal dapat digunakan untuk mengurangi
gejala mual dan muntah dan meningkatkan pengosongan lambung
b. Metokloperamid 10mg atau donperidone 10mg oral dan 30mg rektal.
• Triptan
a. Triptan oral dapat digunakan pada semua migran berat jika serangan
sebelumnya belum dapat dikendalikan dengan analgesik sederhana
b. Sumatriptan 30mg, Eletriptan 40-80 mg atau Rizatriptan 10 mg
• Ergotamin Ergotamin tidak direkomendasikan untuk migrain akut
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN MIGREN
Terapi profilaksi migrain:
• Prinsip umum
• Obat harus dititrasi perlahan sampai dosis efektif atau maksimum untuk
meminimalkan efek samping.
• Obat harus diberikan 6 sampai 8 minggu mengikuti dosis titrasi.
• Pilihan obat harus sesuai profil efek samping dan kondisi komorbid pasien.
• Setelah 6-12 bulan profilaksi efektif, obat dihentikan secara bertahap.
• Beta bloker
• Propanolol 80-240 mg per hari sebagai terapi profilaksi lini pertama
• Timolol 10-15 mg dua kali/hari, dan metropolol 45- 200 mg/hari, dapat
sebagai obat profilaksi alternatif
• Antiepilepsi
• Topiramat 25-200 mg per hari untuk profilaksi migrain episodik dan kronik
• Asam valproat 400-1000 mg per hari untuk profilaksi migrain episodik.
• Antidepresi
• Amitriptilin 10-75mg, untuk profikasi migrain
• Obat antiinflamasi non steroid I
• buprofen 200 mg 2 kali sehar
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN TENSION TYPE HEADACHE

• Tension Headache atau Tension Type Headache (TTH) adalah bentuk sakit
kepala yang paling sering dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangka waktu
dan peningkatan stres.
• Nyeri kepala memiliki karakteristik bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan
intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin,
tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia.
• Patofisiologi tension type headache (TTH) belum begitu jelas, tetapi diduga
banyak faktor yang berperan. Mekanisme perifer sangat berperan pada
patofisologi Episodik TTH (ETTH), sedangkan mekanisme sentral berperan
dalam kronik TTH (KTTH). Faktor muskulus (otot) sangat berperan dalam
mekanisme perifer. Pada penderita dengan ETTH maupun KTTH dijumpai
peningkatan ketegangan otot miofsial baik saat nyeri kepala maupun setelah
bebas nyeri kepala.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN TENSION TYPE HEADACHE
1. Kriteria diagnosis TTH Episodik Infrekuen. Paling tidak terdapat 10 episode
serangan dengan rata rata<1hr/bln (<12hr/thn), dan memenuhi kriteria
• Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari.
• Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas: lokasi bilateral,
menekan/mengikat (tidak berdenyut), intensitasnya ringan atau sedang, tidak
diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga.
• Tidak didapatkan: mual atau muntah (bisa anoreksia), lebih dari satu
keluhan: foto fobia atau fonofobia.
• Tidak ada yang lebih sesuai dengan diagnosis lain dari ICHD-3.
2. Kriteria diagnosis TTH Episodik frekuen bila terjadi sedikitnya 10 episode yang
timbul selama 1–14 hari/bulan selama paling tidak 3 bulan (12– 180 hari/tahun)
atau TTH kronik bila nyeri kepala timbul > 15 hari per bulan, berlangsung > 3
bulan (≥180 hari/tahun). Dapat disertai/tidak adanya nyeri tekan perikranial
(pericranial tenderness) yaitu nyeri tekan pada otot perikranial (otot frontal,
temporal, masseter, pteryangoid, sternokleidomastoid, splenius dan trapezius)
pada waktu palpasi manual, yaitu dengan menekan secara keras dengan
gerakan kecil memutar oleh jari-jari tangan kedua dan ketiga pemeriksa. Hal ini
merupakan tanda yang paling signifikan pada pasien TTH.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN TENSION TYPE HEADACHE
Tatalaksana

1. Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu, yaitu dengan analgetik :
• Aspirin 1000 mg/hari
• Asetaminofen 1000 mg/hari
• NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari, asam
mefenamat, ibuprofen 800 mg/hari, diklofenak 50-100 mg/hari).
• Kafein (analgetik ajuvan) 65 mg.
• Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein.
2. Pada tipe kronis
• Antidepresan
Jenis trisiklik: amytriptiline, sebagai obat terapeutik maupun sebagai
pencegahan tension-type headache
• Antiansietas
Golongan benzodiazepin dan butalbutal sering dipakai. Kekurangan obat
ini bersifat adiktif, dan sulit dikontrol sehingga dapat memperburuk nyeri
kepalanya.
3. Non farmakologis : kontrol diet, terapi fisik, hindari pemakaian harian obat
analgetik, sedatif dan ergotamin, behaviour treatment
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN CLUSTER TYPE HEADACHE

• Nyeri kepala klaster merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang paling hebat
dan insidensnya jarang, mempunyai gambaran klinis yang khas yaitu periodesitas
serta gejala otonom, yang membedakan dengan bentuk nyeri kepala yang lain.
• Nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di orbita, supraorbita, temporal
atau kombinasi dari tempat-tempat tersebut, berlangsung 15–180 menit dan
terjadi dengan frekuensi dari sekali tiap dua hari sampai 8 kali sehari.
• Serangan-serangannya disertai satu atau lebih sebagai berikut, semuanya
ipsilateral: injeksi konjungtival, lakrimasi, kongesti nasal, rhinorrhoea, berkeringat
di kening dan wajah, miosis, ptosis, edema palpebra. Selama serangan sebagian
besar pasien gelisah atau agitasi.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN CLUSTER TYPE HEADACHE
Kriteria Diagnosis
Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan yang memenuhi kriteria
• Nyeri hebat pada daerah orbita, supraorbita dan/atau temporal yang berlangsung
antara 15-180 menit jika tidak ditangani.
• Nyeri kepala disertai setidaknya satu gejala berikut:
• Injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi pada mata ipsilateral
• Kongesti nasal dan/atau rhinorrhea ipsilateral
• Edema palpebra ipsilateral
• Berkeringat pada daerah dahi dan wajah ipsilateral
• Miosis dan/atau ptosis ipsilateral
• Gelisah atau agitasi
• Frekuensi serangan 1-8 kali/hari d. Tidak berhubungan dengan kelainan lain
Kriteria Diagnosis Nyeri Kepala Klaster Episodik:
• Serangan-serangan yang memenuhi kriteria untuk nyeri kepala klaster.
• Paling sedikit dua periode klaster yang berlangsung 7–365 hari dan dipisahkan
oleh periode remisi bebas nyeri > 1 bulan.
Kriteria Diagnosis Nyeri Kepala Klaster Kronis:
• Serangan-serangan yang memenuhi kriteria untuk nyeri kepala klaster.
• Serangan berulang lebih dari 1 tahun tanpa periode remisi atau dengan periode
remisi yang berlangsung kurang dari 1 bulan.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN CLUSTER TYPE HEADACHE
Terapi Akut :
• Inhalasi oksigen (masker muka): oksigen 100% 7 liter/menit selama 15 menit
• Dihidroergotamin (DHE ) 0,5–1,5 mg i.v. akan mengurangi nyeri dalam 10 menit;
pemberian i.m. dan nasal lebih lama.
• Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg, akan mengurangi nyeri dalam waktu 5-15
menit; dapat diulang setelah 24 jam. Kontraindikasi: penyakit jantung iskemik,
hipertensi tidak terkontrol. Sumatriptan nasal spray 20 mg (kurang efektif dibanding
subkutan). Efek samping: pusing, letih, parestesia, kelemahan di muka.
• Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg per oral.
• Anestesi lokal: 1 ml Lidokain intranasal 4%.
• Indometasin (rectal suppositoria).
• Opioids (rektal, Stadol nasal spray) hindari pemakaian jangka lama.
• Ergotamine aerosol 0,36–1,08 mg (1–3 inhalasi) efektif 80%.
• Gabapentin atau Topiramat.
Supresi Periodik Klaster
• Prednison 40–75 mg/hari untuk 3 hari à reduksi dosis dengan interval tiap 3 hari à
tappering off dalam 11 hari à jika nyeri kepala klaster muncul lagi à stabilisasi dosis.
• Ergotamine tartrate tab 1 mg à dosis: 1–2 tab ½–1 jam sebelum prediksi serangan
(Efektif pada 1–2 periode klaster pertama)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN CLUSTER TYPE HEADACHE
Terapi Akut :
• Inhalasi oksigen (masker muka): oksigen 100% 7 liter/menit selama 15
menit
• Dihidroergotamin (DHE ) 0,5–1,5 mg i.v. akan mengurangi nyeri dalam 10
menit; pemberian i.m. dan nasal lebih lama.
• Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg, akan mengurangi nyeri dalam waktu 5-
15 menit; dapat diulang setelah 24 jam. Kontraindikasi: penyakit jantung
iskemik, hipertensi tidak terkontrol. Sumatriptan nasal spray 20 mg (kurang
efektif dibanding subkutan). Efek samping: pusing, letih, parestesia,
kelemahan di muka.
• Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg per oral.
• Anestesi lokal: 1 ml Lidokain intranasal 4%.
• Indometasin (rectal suppositoria).
• Opioids (rektal, Stadol nasal spray) hindari pemakaian jangka lama.
• Ergotamine aerosol 0,36–1,08 mg (1–3 inhalasi) efektif 80%.
• Gabapentin atau Topiramat.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
NYERI KEPALA SEKUNDER

PERDARAHAN OTAK

TUMOR

INFEKSI OTAK

CEDERA
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
NYERI KEPALA SEKUNDER

Perdarahan Tumor Infeksi intrakranial


1.Terjadi secara 1. Dapat neoplastik atau 1. Onset hari-pekan
traumatik/spontan non neoplastik 2. Disertai demam
2. Terdapat f.resiko 2.Dapat primer atau 3. Imunitas terganggu
koagulopati, kelainan sekunder 4. Port d entree
bawaan (AVM, Aneurisma) 3. Onset pekan, bulan atau 5. Imaging : CT/MRI
maupun anatomi tahun dengan kontras
degeneratif 4. Disertai defisit fokal
3. Onset umumnya 5. Imaging : CT?MRI dengan
mendadak kontras
4. Imaging : CT scan non
kontras
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
TANDA NYERI KEPALA SEKUNDER

• Peningkatan TIK
• Durasi lama
• Progresfi
• Memburuk dengan batukm mengejan, bersin
• Dapat terbangun ketika tidur
• Bisa disertai kejang, demam serta kelemahan/kesemutan anggotan
badan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
TRIGEMINAL NEURALGIA

• Neuralgia trigeminal (Tic douloureux) merupakan sebuah kelaianan


sistem saraf. Merupakan serangan wajah unilateral dan bersifat spontan,
episodik, menusuk seperti tersengat listrik, melibatkan cabang N,
Trigeminus (N.V) bagian atas V1 (N. Opthalmikus) meliputi persarafan
pada kulit kepala, dahi, dan kepala bagian depan, cabang bagian tengah
v2 (N. Maxillaris) meliputi pipi, rahang atas, bibir atas, gigi dan gusi dan
sisi hidung, cabang bagian bawah wajah V3 (n. Mandibular) menyarafi
rahang bawah, gigi, bibit bawah, gigi dan gusi.
• Nyeri unilateral lebih sering terkena : cabang III>II>I, karakteristik nyeri :
tajam, intensitas paroksismal singkat jarang > 1 menit, nyeri dapat remisi
bertahan bulanan sampai tahunan, dipicu oleh stimulus ringan seperti
sentuhan wajah, dingin, berbicara
• Terapi :carbamazepin 100-600 mg/hari,Pregabalin 150-300 mg/hari,
gabapentin 1200-3600mg/hari
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN Daftar Pustaka

1. Perdossi. 2016. Acuan Praktik Klinis Neurologi. Perdossi 2016 : 175-195


2. Goysal, Yudi. Buku Ajar Neurologi. Makassa : Bagian Neurologi Univversitas Hasanudiin Makassar
3. Tandaju, Runtuwene, Kembuan. 2016. Gambaran Nyeri Kepala Primer Pada Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.Jurnal e-clinic volume 4 nomer 1 : januari-Juni
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai