Anda di halaman 1dari 12

FT Pada

AsmaBronchiale

KELOMPOK 5:

1. Agnes Dwi Putri


2. Ima Hazimah
3. Nurul Azzahrah Burhan
4. Widya Nindy Nur Amanah
Definisi Asma Bronchiale
i. Asma bronkial adalah suatu penyakit episodic yang ditandai dengan hipersensivitas cabang trakebronkial
terhadap berbagai rangsangan yang bermanifestasi sebagai penyempitan saluran nafas reversible yang disebabkan
oleh bronkospasme, edema mukosa, dan hipersekresi mucus yang kental (Price dan Wilson, 2006).

ii. Asma bronkial yaitu, penyakit saluran nafas yang ditandai oleh peningkatan daya responsid percabangan
trakebronkial terhadap berbagai jenis stimulus. Penyakit asma mempunyai manifestasi fisiologis berbentuk
penyempitan yang meluas pada saluran udara pernapasan yang dapat sembuh spontan atau dengan terapi dan
secara klinis ditandai dengan serangan mendadak dyspnea, batuk, serta mengi (Asdie, 2000).
Etiologi

Beberapa faktor resiko terjadinya asma dapat dibagi


menjadi dua, yaitu yang menyebabkan
berkembangnya asma pada individu dan yang memicu
terjadinya gejala asma. Faktor yang pertama dari
faktor pasien, yang meliputi unsur genetik, obesitas
dan jenis kelamin. Faktor yang kedua adalah pemicu
terjadinya gejala asma yang meliputi asap rokok,
polusi udara baik di dalam maupun diluar ruangan
(Ikawati,2011).
Klasifikasi
Klasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahan penyakit (derajat asma) yaitu :

1. Intermiten
Intermitten adalah derajat asma yang paling ringan. Pada tingkatan derajat asma ini, serangannya biasanya berlangsung secara
singkat. Dan gejala ini juga bisa muncul malam hari dengan intensitas sangat rendah yaitu ≤ 2x sebulan.

2. Persisten Ringan
Persisten ringan ialah derajat asma yang tergolong ringan. Pada tingkatan derajat asma ini, gejala pada sehari-hari
berlangsung lebih dari 1 kali seminggu.

3. Persisten Sedang
Presisten sedang ialah sederajat dengan asma yang tergolong lumayan berat. Pada tingkatan
derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya di atas 1x seminggu dan hampir setiap hari.

4. Persisten Berat
Presisten berat ialah derajat asma yang paling tinggi tingkat keparahannya. Pada tingkatan
derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya hampir setiap hari, terus menerus, dan sering
kambuh. Membutuhkan bronkodilator setiap hari dan serangannya biasanya dapat
mengganggu aktifitas tidur dimalam hari
Tanda dan Gejala

Menurt Ikawati (2011) untuk mendiagnosa


adanya asma antara lain: adanya sesak napas,
mengi saat menghirup napas, riwayat batuk yang
memburuk pada malam hari, dada sesak yang
terjadi berulang, dan napas tersenggal-senggal,
adanya peningkatan gejala pada saat olahraga dan
terbangun malam-malam dengan gejala-gejala
seperti di atas.
Factor Resiko Asma Bronkial
Dalam factor resiko penyakit asma, dapat dibagi menjadi 3 bagian factor resiko, yaitu factor
genetic, factor lingkungan, dan factor lain :

1. Factor Genetik
Riwayat Keluarga
Factor genetic merupakan salah satu dari factor resiko seseorang dapat terkena
penyakit asma. Hal yang diturunkan adalah alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunannya. Penderita dengan penyakit alergi biasanya
mempunyai keluarga dekat yang juga alergi. Dengan adanya bakat alergi ini,
penderita sangat mudah terkena penyakit asmabronkial jika terpajan dengan
faktor pencetus.

Obesitas
Obesitas atau peningkatan Body Mass Index (BMI), merupakan factor resiko
asma. Mediator tertentu seperti leptin dapat mempengaruhi fungsi saluran napas
dan meningkatkan kemungkinan terjadinya asma. Meskipun mekanismenya
belum jelas penurunan berat badan pada penderita obesitas dengan asma,
dapat memperbaiki gejala fungsi paru, morbiditas dan status kesehatan.
2. Factor Lingkungan
Hewan peliharaan dan debu rumah
Asma alergik disebabkan terhadap bulu hewan, kotoran hewan, tungau, debu, jamur
dan antigen lain.

3. Factor Lain
Cuaca
Penyebab asma timbul dari cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi
asma. Atmosfer yang mendadak dingin merupakan factor pemicu terjadinya serangan asma.
Serangan kadang-kadang berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau,
musim bunga (serbuk sari bertebaran).

Latihan Fisik Venus has a beautiful name and is


latihan fisik merupakan slah satu penyebab akut asma yang paling sering ditemukan.
the second planet fromTimbulnya
the Sun. It’s
bronkospasme akibat latihan fisik mungkin berpengaruh pada beberapa pasien asma dan pada
terribly hot
beberapa pasien mungkin mekanisme pencetus tunggal yang akan menimbulkan gejala asma.
Ditemukan interaksi yang bermakna Antara ventilasi yang diperoleh dari exercise, suhu dan
kandungan air udara yang di inspirasi dan besarnya obstruksi pasca exercise. Jadi, untuk kondisi
udara yang diinspirasi secara sama, berlari akan menyebabkan serangan asma yang lebih berat
dibandingkan berjalan (Purnomo, 2008).
Intervensi Fisioterapi

1. Nebulizer
 
Menurut Caiafrancis (2008) dalam Kusumawati (2014)
nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah
obat dalam bentuk cairan menjadi aerosol stabil.
Bersamaan dengan cairan dapat diberikan juga obat
bronkodilator atau kortikosteroid. Pada eksaserbasi
akut terapi oksigen merupakan hal yang pertama
diberikan dengan tujuan untuk memperbaiki hipoksemi
dan mencegah keadaan yang mengancam jiwa
Intervensi Fisioterapi
2. Difragmatic breathing exercise
 
Menurut Holloway Ram (2004) dalam Utami (2014) latihan pernapasan
diafragma dimaksudkan untuk melatih cara bernapas yang benar.
Karena ketika terjadi sesak napas pasien cenderung tegang yang
membuat pasien tidak dapat mengatur pernapasannya sehingga
mengakibatkan bertambah penyempitan pernapasan di bronkus.
Melenturkan dan memperkuat otot pernapasan bertujuan
untuk mempertahankan pasien asma terkontrol dan melatih
penderita untuk pernapasan difragma jika terasa serangan
mendadak.
Daftar Pustaka
http://eprints.ums.ac.id/36953/26/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/asma/etiologi
http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/1606/1/SKRIPSI1367-1803102366.pdf
https://dhiystory.blogspot.com/2015/12/daftar-isi-toc-o-h-z-u-daftar-isi.html

Ikawati, Z. 2011. Penyakit sistem pernapasan dan tatalaksana terapinya.Yogyakarta: Burs Ilmu.

Anonim. 2014. Cara Menggunakan Nebulizer Asma. http://webkesehatan.com-


/cara-menggunakan-nebulizer-asma/. Di akses 02 Desember 2

Fisioterapi Indonesia. 2012. Breathing teccnic. Diakses 15 Mei 2015.


http://www.fisioterapi.web.id/2012/01/breathing-technic.html.

 
Kusumawati, R. 2013. Penatalaksanaan fisioterapi pada penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) eksaserbasi akut di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. (Karya Tulis Ilmiah). Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
 
Setiawan, A. 2014. Penatalaksanaan fisioterapi pada penderita asma di BBKPM Surakarta. (Karya Tulis Ilmiah). Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

014.

Anda mungkin juga menyukai