Anda di halaman 1dari 50

MUDHARABAH

Konsep Dasar Mudharabah


• Istilah Mudharabah berasal dari dharb artinya
memukul atau berjalan. Pengertian itu lebih tepatnya
proses seseorang menggerakkan kakinya dalam
menjalankan usahanya.
• Zuhaily mengemukakan, Mudharabah adalah akad
kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak
pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul
mal) yang menyediakan seluruh modal, dan pihak
kedua sebagai pengelola usaha (mudharib)
• Mudharabah bertujuan untuk memperoleh
keuntungan dalam sebuah usaha perdagangan
LANDASAN HUKUM
• Kerjasama dalam permodalan (Mudharabah)
disyariatkan oleh firman Allah SWT, hadis, ijma,
para sahabat dan para imam.
• Firman Allah dalam QS. Muzzamil ayat 20 : “Dan
orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari
sebagian karunia Allah”
• Hadis yang diriwayatkan oleh Ibu Majah dari Suhaib
r.a bahwasannya Rasulullah SAW bersabda “Ada tiga
perkara yang diberkahi: jual beli yang ditangguhkan,
memberi modal dan mencampur gandum dengan
delai untuk keluarga bukan untuk dijual”
RUKUN DAN SYARAT

1. Rukun Mudharabah
a) Pemilik Modal (shahibul mal)
b) Pengelola (Mudharib)
c) Ucapan Serah Terima (shighat ijab wa
qabul)
d) Modal (ra’sul mal)
e) Pekerjaan dan Keuntungan
Kategori Mudharabah
Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada
mudharib, mudharabah dapat dikategorikan sbb:

MUDHARABAH

MUDHARABAH MUDHARABAH
Mutlaqah Muqayadah
Mudharabah Mutlaqah
Unrestricted investment
Adalah akad kerjasama yang
MUDHARABAH memberikan kekuasaan
Mutlaqah
penuh kepada pengelola
(mudharib) untuk
mengelola modal usaha.
Mudharib tidak dibatasi
tempat, jenis dan tujuan
usaha
Mudharabah muqayadah

Restricted investment
Adalah akad kerjasama yang
MUDHARABAH menetapkan syarat-syarat
Muqayadah
yang harus dipenuhi oleh
pengelola modal (mudharib)
dari pemilik modal (shahibul
mal) baik mengenai tempat
usaha, jenis maupun tujuan
usaha
RUKUN DAN SYARAT MUDHARABAH
2. Syarat Mudharabah
a) Pemilik Modal (shahibul mal) dan Pengelola
(Mudharib) keduanya harus mampu bertindak
sebagai owner dan manajer.
b) Ucapan Serah Terima (shighat ijab wa qabul) kedua
belah pihak menunjukkan kemauan dan terdapat
kejelasan tujuan dalam melakukan kontrak
c) Modal (ra’sul mal) adalah sejumlah uang yang
diberikan shahibul mal kepada mudharib untuk
tujuan investasi dalam melakukan mudharabah.
Syarat modal harus diketahui jumlahnya, jenisnya,
dan modal harus disetor kepada mudharib.
RUKUN DAN SYARAT MUDHARABAH
2. Syarat Mudharabah
d) Keuntungan adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan modal, keuntungan adalah tujuan akhir
mudharabah
e) Pekerjaan atau usaha perdagangan merupakan
kontribusi mudharib dalam kontrak mudharabah
yang disediakan oleh shohibul mal yang kontrak
kerjasama telah ditetapkan oleh kedua belah pihak
HUKUM PELAKSANAAN
• (Mudharabah) harus dilakukan sesama Muslim,
jika non muslim maka yang bertindak sebagai
shahibul mal adalah non muslim, sedangkan
mudharibnya muslim
• Modalnya harus diketahui
• Bagian bagi pengelola/pelaku usaha terhadap
keuntungan harus ditentukan
• Jika keduabelah pihak tidak sepakat dengan bagian
yang disyaratkan, maka ucapan yang diterima
adalah ucapan sumpah pemodal
HUKUM pelaksanaan
• Jika Mudharabah telah selesai, tapi sebagian harta
berupa barang atau utang di orang, kemudian
pemodal meminta penjualan barang tersebut agar
menjadi uang cash dan meminta pelunasan utang,
maka pengelola/ pelaku usaha harus melakukannya.
• Jika pengelola/ pelaku usaha mengaku modal habis
dan mengalami kerugian, ucapannya diterima, jika
tidak ada bukti yang membatalkan pengakuannya
HUKUM pelaksanaan
• Pengelola/pelaku usaha tidak boleh melakukan
Mudharabah dengan orang lain jika merugikan
harta orang pertama, kecuali jika orang pertama
mengizinkannya
• Keuntungan tidak dibagi selama akad masih
berlangsung, kecuali jika ada kesepakatan
• Modal itu selamanya dipotong dari keuntungan.
Jadi pekerja tidak berhak sedikitpun atas
keuntungan kecuali setelah modal diambil dari
keuntungan jika Mudharabah telah selesai
Hak DAN kewajiban pengelola
1. Hak Pengelola (Mudharib)
a) Nafkah/biaya hidup
b) Keuntungan
2. Kewenangan Pengelola (Mudharib)
a) Jika akadnya mudharabah muthlaqah, maka
mudharib memiliki kewenangan penuh untuk
menjalankan bisnis apa saja, dimana dan kapan
saja. Jika akadnya muqayad, maka sesuai kontrak
yang berlaku.
b) Mudharib diperbolehkan menitip aset mudharabah
kepada pihak lain, misal bank.
Hak dan kewajiban pengelola
c) Mudharib juga berhak merekrut karyawan guna
menjalankan bisnisnya, seperti halnya sewa
gedung, alat transportasi, dan lainnya yang
mendukung operasional bisnis untuk
mendapatkan laba.
Namun ada beberapa hal yang tidak diperbolehkan:
a) Mudharib tdk boleh membeli aset secara
berhutang, walaupun mendapat izin dari
shahibul mal.
b) Mudharib tidak boleh menginvestasikan aset
mudharabah kepada orang lain dengan akad
mudharabah, melakukan syirkah, dicampur
dengan harta pribadi atau orang lain kecuali
diberi kebebasan penuh oleh shahibul mal.
Biaya Pengelolaan Mudharabah
• Basyir (1983:64): pembiayaan pengelolaan bagi
mudharib diambil dari hartanya sendiri selama ia
tinggal di daerah/lingkungannya sendiri.
• Jika shahibul mal mengizinkan mudharib untuk
membelanjakan modal mudharabah guna
kepentingan dirinya ditengah perjalanan atau
karena penggunaan tersebut sudah menjadi
kebiasaan, maka boleh memakainya.
Sistem Mudharabah Perbankan
1. Mudharabah mutlaqah ketentuannya sbb :
• Keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang
disepakati di awal
• Shahibul mal tidak boleh ikut serta dalam
pengelolaan usaha, membuat usulan atau melakukan
pengawasan. Mudharib memiliki kekuasaan penuh
untuk mengelola modal dan tidak ada batasan, baik
mengenai tempat, tujuan maupun jenis usaha.
Sistem Mudharabah Perbankan
1. Mudharabah mutlaqah ketentuannya sbb :
• Penerapannya dapat berupa tabungan dan
deposito, sehingga terdapat dua jenis himpunan
dana, yaitu tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah
• Pemilik modal dapat mengambil dananya apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan sesuai dengan
kesepakatan perjanjian namun tidak
diperkenankan mengambil saldo negatif
• Deposito hanya dapat cair dalam waktu yg
disepakati, 1, 3, 6,12 bulan.
Sistem Mudharabah Perbankan
2. Mudharabah Muqayadah ketentuannya
sbb :
• Bank bertindak sebagai manajer investasi bagi
nasabah institusi atau nasabah korporasi untuk
menginvestasikan dana mereka pada unit
usaha/proyek yg disepakati
• Rekening dioperasikan berdasarkan prinsip
mudharabah muqayadah
• Bentuk investasi dan nisbah pembagian keuntungan
biasanya dinegosiasikan kasus per kasus.
Mekanisme pembagian keuntungan
1. Mudharabah Muthlaqah on Balance Sheet
• Pemilik dana wajib menetapkan syarat tertentu yg
diikuti oleh bank dan wajib membuat akad yang
mengatur persyaratan
• Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana
mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan
keuntungan serta resiko yang dapat ditimbulkan
dari penyimpanan dana
• Bank wajib menerbitkan bukti simpanan khusus,
dan memisahkan dana ini dari rekening
Mekanisme pembagian keuntungan
1. Mudharabah Muthlaqah on Balance Sheet
• Untuk deposito Mudharabah, bank wajib
memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan
deposito kepada deposan
Mekanisme pembagian keuntungan
2. Mudharabah Muqayadah on Balance Sheet
• Sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan
bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkan
dana dari rekening lainnya
• Dana simpanan khusus harus disalurkan secara
langsung kepada pihak yang diamanatkan oleh
pemilik dana
• Bank penerima komisi atau jasa mempertemukan
kedua belah pihak, sedangkan antara pemilik dana
dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil
SKEMA MUDHARABAH / MUSYARAKAH
Nasabah parsial: Bank Syariah
Asset Value Parsial :
Pembiayaan

PROYEK
USAHA

Keuntungan

Bagi hasil keuntungan sesuai porsi


kontribusi modal (nisbah)
TINDAKAN SETELAH MENINGGAL PEMILIK MODAL

• Sabiq (1983:41) Jika pemilik modal meninggal


dunia mudharabah menjadi fasakh. Maka
pengelola modal tidak berhak mengelola modal
lagi.
• Jika kerja sama dalam permodalan
(mudharabah) telah batal (fasakh) sedangkan
modal berbentuk ‘urud (barang dagangan)
pemilik modal dan pengelola modal menjual
atau membaginya karena hak milik berdua.
PEMBATALAN MUDHARABAH
• Zuhaily (1989: 872), prinsipnya kontrak kerja
sama dalam permodalan akan berhenti jika
salah satu pihak menghentikan kontrak, atau
meninggal, atau modal yang ditanamkan
mengalami kerugian di pengelola modal. Akad
kerja sama juga akan batal ketika pemilik modal
murtad, begitu juga dengan pengelola modal.
Batalnya mudharabah (Suhendi)
• Tidak terpenuhinya salah satu atau beberapa
syarat mudharabah
• Pengelola dengan sengaja meninggalkan
tugasnya sebagai pengelola modal atau
pengelola modal berbuat sesuatu yang
bertentangan dengan tujuan akad
• Apabila salah pelaksana atau pemilik modal
meninggal dunia, mudharabah menjadi batal
Fatwa DSN No. 3/DSN-MUI/IV/2000
Tentang DEPOSITO
DEPOSITO
• Keperluan masyarakat dalam peningkatan
kesejahteraan dan dalam bidang investasi pada
masa kini, memerlukan jasa perbankan; dan
salah satu produk perbankan di bidang
penghimpunan dana berjangka yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan baik.
• Bahwa kegiatan deposito tidak semuanya dapat
dibenarkan oleh hukum Islam (Syari’ah)
Dasar Hukum :
Deposito ada 2 jenis :
• Deposito yang tidak dibenarkan secara syari’ah,
yaitu Deposito yang berdasarkan perhitungan
bunga.
• Deposito yang dibenarkan, yaitu Deposito yang
berdasarkan prinsip Mudharabah.
Ketentuan Umum Deposito berdasarkan Mudharabah :

• Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai


shahibul maal atau pemilik dana, dan Bank
sebagai mudharib atau pengelola dana
• Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank
dapat melakukan berbagai macam usaha yang
tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya
mudharabah dengan pihak lain.
• Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya,
dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
• Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam
bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad
pembukaan rekening
• Bank sebagai Mudharib menutup biaya
operasional dengan menggunakan nisbah
keuntungan yang menjadi haknya.
• Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi
nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan
yang bersangkutan
Fatwa M MUI No. 7
Pembiayaan Mudharabah (qiradh)
BAGAN MEKANISME MUDHARABAH
MUDHARIB SHAHIBUL
(NASABAH) MAL (LKS)

PROY
EK KERUG
USAH IAN
A

KEUNTU
NGAN
KETENTUAN UMUM
o Pembiayaan mudharabah disalurkan oleh LKS kepada pihak
lain untuk suatu usaha yang produktif.
o LKS sebagai shahibul maal dan nasabah yang bertindak
sebagai mudharib atau pengelola usaha.
o Harus berdasar kesepakatan
o LKS boleh melakukan pembinaan tapi tidak ikut campur dalam
usaha yang dijalankan
o LKS menanggung semua kerugian keecuali bila kerugian
akibat kelalaian nasabah, lalai atau nasabah menyalahi
perjanjian
• Pada prinsipnya tidak ada jaminan, namun untuk
menghindari moral hazard maka diperbolehkan
• Beban Operasional merupakan beban mudharib
• Jika LKS melakukan kelalaian atau pelanggaran
nasabah bisa meminta ganti rugi
• Jumlah dana jelas dalam tunai bukan piutang
Rukun dan syarat
 Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharib)
harus cakap hukum.
 Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak

• Modal
 Harus diketahui jumlah dan jenisnya.
 Berbentuk uang atau barang yang dinilai
 harus dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap.
Keuntungan
• Diperuntukkan bagi kedua pihak
• Keuntungan proporsional dinyatakan pada waktu
kontrak disepakati dan harus dalam bentuk presentasi
(nisbah)
• Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat
dari mudharabah

Kegiatan Usaha
• Hak eksklusif mudharib
• Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan
pengelola
• Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syari'ah Islam
Ketentuan lain
• Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
• Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu'allaq) dengan
sebuah kejadian di masa depan yang belum tentu
terjadi.
• Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti
rugi,.
• Jika terjadi perselisihan di antara kedua belah
pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrasi Syari'ah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
Contoh dalam Perekonomian
mudharabah yang melibatkan tiga pihak
• Tambahan satu pihak ini diperankan oleh bank syariah sebagai
lembaga perantara yang mempertemukan shahib al-mal dengan
mudharib. Jadi, terjadi evolusi dari konsep direct financing
menjadi indirect financing.
• Dalam skema indirect fianancing, bank menerima dana dari
shahib al-mal dalam bentuk dana pihak ketiga sebagai sumber
dananya. Dana-dana tersebut dapat berbentuk tabungan atau
simpanan deposito mudharabah dengan jangka waktu yang
bervariasi. Selanjutnya, dana-dana yang sudah terkumpul ini
disalurkan kembali oleh bank ke dalam bentuk pembiayaan-
pembiayaan yang menghasilkan (earning assets). Nah,
keuntungan dari penyaluran pembiayaan inilah yang akan dibagi
hasilkan antara bank dan pemilik dana (pemilik dana ketiga),
DEPOSITO MUDHARABAH
• Deposito mudharabah merupakan investasi
melalui simpanan pihak ketiga ( perseroan atau
badan Usaha) yang penarikanya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu jatuh
tempo, dengan mendapatkan imbalan bagi hasil.
Imbalan dibagi dalam bentuk berbagai
pendaptan atas penggunaan dan tersebut secara
syariah dengan proporsi pembagian katakanlah
70: 30, 70% untuk deposan dan 30% untuk bank.
Sedangkan jangka waktu deposito mudharabah
berkisar antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12
Bulan
Fatwa DSN No. 38
SERTIFIKAT INVESTASI MUDHARABAH ANTARBANK (IMA)
Pertama :
Ketentuan Umum
1. Sertifikat investasi antarbank yang berdasarkan bunga, tidak
dibenarkan Mudharabah Antarbank (IMA), dibenarkan
menurut syariah.
2. Sertifikat investasi yang berdasarkan pada akad Mudharabah,
yang disebut dengan Sertifikat Investasi
3. Sertifikat IMA dapat dipindahtangankan hanya satu kali setelah
dibeli pertama kali.
4. Pelaku transaksi Sertifikat IMA adalah:
a. bank syariah sebagai pemilik atau penerima dana.
b. bank konvensional hanya sebagai pemilik dana.
Kedua :
Ketentuan Khusus
Implementasi dari fatwa ini secara rinci diawasi oleh Dewan
Pengawas Syariah pada bank syariah dan oleh Bank Indonesia.
Ketiga :
Penyelesaian Perselisihan Jika salah satu pihak tidak
menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di
antara para pihak, maka penyelesaiannya dapat dilakukan
melalui Badan Arbitrasi Syari’ah yang berkedudukan di
Indonesia setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.
Keempat :
Penutup Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan,
akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Karakteristik Sertifikat Investasi Mudharabah
Antarbank Berdasarkan Prinsip Syari’ah

Diterbitkan dengan menggunakan akad mudharabah, mudharabah


adalah penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada
pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu,
dengan pembagian menggunakan metode bagi untung dan rugi (profit
and loss sharing) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing)
antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati
sebelumnya.
Dapat diterbitkan dalam rupiah maupun valuta asing, jadi penanaman
dana yang dilakukan oleh BUS atau UUS bisa dalam bentuk mata
uang rupiah ataupun mata uang asing.
Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank berdasarkan
prinsip syari’ah (SIMA) adalah instrumen dari kegiatan
Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syari’ah
(PUAS). SIMA adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Bank
Umum Syari’ah atau Unit Usaha Syari’ah (UUS) yang
digunakan sebagai transaksi PUAS.
SIMA ini digunakan sebagai sarana investasi bagi bank
yang kelebihan dana untuk mendapatkan keuntungan dan di
lain pihak untuk mendapatkan dana jangka pendek bagi
bank syari’ah yang mengalami kekurangan dana, dengan
menerbitkan SIMA guna memperoleh dana dari bank
lainnya, baik dari bank syari’ah maupun dari bank
konvensional. Dalam pelaksanaannya sertifikat ini
berdasarkan akad mudharabah.
Sertifikat ini berjangka waktu 90 hari, diterbitkan oleh
kantor pusat bank syariah dengan format dan ketentuan
standar yang  ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Pemindahtanganan Sertifikat Investasi Mudharabah
Antarbank hanya dilakukan oleh bank penanam dana pertama
saja, sedangkan bank penanam dana kedua tidak
diperkenankan memindahtangankan kepada pihak lain
sampai berakhirnya jangka waktu.
Pembayaran akan dilakukan oleh bank syariah penerbit
sebesar nilai nominal ditambah imbalan bagi hasil (yang
dibayarkan awal bulan berikutnya dengan nota kredit melalui
kliring, bilyet giro Bank Indonesia (BI) atau transfer
elektronik).
Fatwa DSN No.51/DSN-MUI/III/2006
Akad Mudharabah Musytarakah

Salah satu bentuk akad Mudharabah di mana


pengelola (mudharib) turut menyertakan modalnya
dalam kerjasama investasi; diperlukan karena
mengandung unsur kemudahan dalam
pengelolaannya serta dapat memberikan manfaat
yang lebih besar bagi para pihak;
Ketentuan-ketentuan
Ketentuan Umum
Mudharabah Musytarakah adalah bentuk akad
mudharabah di mana pengelola (mudharib)
menyertakan modalnya dalam kerjasama
investasi tersebut
Ketentuan Hukum
Mudharabah Musytarakah boleh dilakukan oleh
LKS, karena merupakan bagian dari hukum
Mudharabah
Ketentuan Akad
1. Akad yang digunakan adalah akad Mudharabah Musytarakah,
yaitu perpaduan dari akad Mudharabah dan akad Musyarakah.
2. LKS sebagai mudharib menyertakan modal atau dananya dalam
investasi bersama nasabah.
3. LKS sebagai pihak yang menyertakan dananya (musytarik)
memperoleh bagian keuntungan berdasarkan porsi modal yang
disertakan.
4. Bagian keuntungan sesudah diambil oleh LKS sebagai
musytarik dibagi antara LKS sebagai mudharib dengan nasabah
dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.
5. Apabila terjadi kerugian maka LKS sebagai musytarik
menanggung kerugian sesuai dengan porsi modal yang
disertakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai