Anda di halaman 1dari 30

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN ETIKA

UKHUWAH ISLAMIYYAH

Team Teaching PAIE


Semester Ganjil – TA 2020/2021
Pembahasan
1. Ukhuwah Islamiyyah
2. Indikator-Indikator muslim yang baik

Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan tentang Ukhuwah
Islamiyyah, Ukhuwah diniyyah, Ukhuwah
Wathaniyyah
2. Mampu Mengidentifikasi tentang Indikator-
Indikator muslim yang baik
UKHUWAH ISLAMIYYAH
A. Ukhuwah Islamiyyah
1. Etimologi (Kebahasaan)
Terdapat tiga Istilah Ukhuwah :
• Akhun, saudara kandung/seketurunan atau dapat
juga berarti kawan.
• Ikhwat, saudara kandung .
• Ikhwanun, Kawan. [1]
Jadi Ukhuwah bisa diartikan “persaudaraan”.
2. Terminologi (Istilah)
• Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Ukhuwah
Islamiah adalah ikatan kejiwaan yang
melahirkan perasaan yang mendalam dengan
kelembutan, cinta dan sikap hormat kepada setiap
orang yang sama-sama diikat dengan akidah
Islamiah, iman dan takwa. [2]
• Ukhuwah Islamiah merupakan suatu ikatan akidah
yang dapat menyatukan hati semua umat Islam,
walaupun tanah tumpah darah mereka berjauhan,
bahasa dan bangsa mereka berbeda, sehingga
setiap individu di umat Islam senantiasa terikat
antara satu sama lainnya, membentuk suatu
bangunan umat yang kokoh. [3]
• Adapun maksud Ukhuwah Islamiah menurut Dr.
Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Quran
diuraikan bahwa :
“Kata Islamiah yang dirangkaikan dengan kata
Ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai ajektifa,
sehingga Ukhuwah Islamiah berarti persaudaraan
yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam. [4]

Jadi Ukhuwah Islamiah merupakan suatu


persaudaraan antar sesama orang Islam, bukan
karena keturunan, profesi, jabatan dan sebagainya
melainkan karena adanya persamaan akidah.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hujurat: 10.

َ ‫هللا‬ ‫ا‬ ‫و‬


ْ ُ ‫ق‬َّ ‫ت‬‫ا‬ ‫و‬
َ  ‫م‬ْ ُ
‫ك‬ ْ
‫ي‬ ‫و‬
َ َ
‫خ‬ َ ‫أ‬ ‫ن‬
َ ْ
‫ي‬ َ ‫ب‬ ‫ا‬‫ُو‬
ْ ‫ح‬ِ ‫ل‬ ْ
‫ص‬ َ ‫أ‬َ ‫ف‬ ٌ ‫ة‬ ‫و‬‫خ‬ْ
َ ِ ‫إ‬ ‫ن‬
َ ‫و‬ْ ُ ‫ن‬‫م‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ْ
ِ ً ‫إِنَّ َما‬
ْ ‫ال‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْر َح ُم ْو َن‬
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat”. (Q.S Al-Hujurat:10)
Dan dalam HR. Bukhari dari Abdillah bin Umar ra. Nabi
Muhammad SAW bersabda:

‫صلّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلّ َم‬


َ ِ‫ َل هللا‬.‫ضى هللا َع ْنهُ َما اَ ٌّن َر ُس ْو‬ ِ ‫َع ْن َع ْب ِد ا هللِ ب ِْن ُع َم َر َر‬
ِ ‫ َم ْن كا َ َن فِي َحا َج ِة‬.‫ال يُ ْسلِ ُمهُ َو‬.‫ ْال ُم ْسلِ ِم ال يَضْ لِ ُمهُ َو‬.‫قا َل ْال ُم ْسلِ ُم أَ ُخ ْو‬
‫أخ ْي ِه‬
)‫ان هللاُ فِي َحا َج ِت ِه ( أخرجه البخاري فِي كتاب االكراه‬ َ ‫َك‬
Artinya:
“Ibnu Umar meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda: “Seorang
muslim adalah saudara dari seorang muslim (lainya); dan dia
tidak akan memperlakukanya tidak adil, atau dia tidak
meninggalkanya sendirian (menjadi korban ketidak adilan
orang lain); dan barang siapa memenuhi kebutuhan
saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhanya”. (HR Bukhari). 
3. Keutamaan Ukhuwah Islamiyah
Ada beberapa keutamaan dari ukhuwah yang
terjalin antar sesama umat islam, diantaranya.
[5]
• Ukhuwah menciptakan wihdah (persatuan)
• Ukhuwah menciptakan quwwah (kekuatan)
• Ukhuwah menciptakan mahabbah (cinta
dan kasih sayang)
Nabi bersabda:
‫ين فِى تَ َو ا َّد ِه ْم َو تَ َرا ُح ِم ِه ْم َو تَ َعاطُفِ ِه ْم َمثَ ُل ْال َج َس ِد‬
َ ِ‫َمثَ ُل ْال ُم ْؤ ِمن‬
‫ض ٌوتَ َدا َعى لَهُ َسا ئِ ُر ا ْل َج َس ِد بِال َّسهَ ِر َوا‬ ْ ‫إِ َذا ا ْشتَ َكى ِم ْنهُ ُع‬
‫ْل ُح َّمى‬
Artinya:
“perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling
mencintai, saling belas kasihan dan saling mengasihi
yaitu seperti satu badan yang apabila satu
anggotanya merasakan sakit maka anggota badan
yang lain juga akan merasakan sakit dengan tidak
bisa tidur dan panas” (HR. Bukhari dan Muslim)[6]
4. Proses Terbentuknya Ukhwah Islamiyah
• Melaksanakan proses Ta’aruf
‫يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا َخلَ ْقنَا ُكم ِّمن َذ َك ٍر وأُنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا‬
‫ارفُوا إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم عن َد هللاِ أَ ْتقَا ُك ْم إِ َّن هللاَ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬
َ ‫َوقَبَآئِ َل لِتَ َع‬
Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(Q.S Al-Hujurat : 13)
• Melaksanakan proses Tafahum
Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya
seorang muslim memperhatikan keadaan
saudaranya agar bisa bersegera memberikan
pertolongan sebelum saudaranya meminta,
karena pertolongan merupakan salah satu hak
saudaranya yang harus ia tunaikan. Saling
memahami adalah kunci ukhuwah islamiyah.
Tanpa tafahum maka ukhuwah tidak akan
berjalan.
• Melakukan At-Ta’aawun
Bila saling memahami sudah lahir, maka
timbullah rasa ta’awun. Ta’awun dapat
dilakukan dengan hati (saling mendo’akan),
pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati),
dan aman (saling bantu membantu). Saling
membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan
tersendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang
butuh berinteraksi dan butuh bantuan orang
lain. Kebersamaan akan bernilai bila kita
mengadakan saling Bantu membantu.
• Melaksanakan proses Takaful
Yang muncul setelah proses ta’awun berjalan. Rasa
sedih dan senang diselesaikan bersama. Takaful adalah
tingkatan ukhuwah yang tertinggi.
Banyak kisah dan hadits Nabi SAW dan para sahabat
yang menunjukkan pelaksanaan takaful ini. Seperti
ketika seorang sahabat kehausan dan memberikan jatah
airnya kepada sahabat lainnya yang merintih kehausan
juga, namun setelah diberi, air itu diberikan lagi kepada
sahabat yang lain, terus begitu hingga semua mati
dalam kondisi kehausan. Mereka saling mengutamakan
saudaranya sendiri dibandingkan dirinya (itsar). Inlah
cirri utama dari ukhuwah islamiyah.
Seperti sabda Nabi Saw tentang aplikasi nilai
ukhuwah dibanding dengan kesempurnaan iman
seseorang, antara lain dalam beberapa hadits
berikut :
‫الي ُْؤ ِم ُن أَ َح ُد ُك ْم َحتَّى ي ُِحبَّ أِل ِخ ْي ِه َما ي ُِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه‬
 
Artinya :
“Tidak beriman seseorang diantaramu hingga
kamu mencintainya seperti kamu mencintai
dirimu sendiri”. (HR. Bukhari-Muslim).
4. Hal-hal yang menguatkan ukhuwah Islamiyah
Ada beberapa hal yang dapat memperkuatkan ukhwah
islamiyah, antara lain:
• Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai
• Memohon dido`akan bila berpisah
• Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa
• Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non mahrom)
• Sering bersilaturrahmi (mengunjungi saudara)
• Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
• Memperhatikan saudaranya dan membantu
keperluannya
• Memenuhi hak ukhwah saudaranya
• Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat
keberhasilan [7]
5. Perusak Ukhuwah
Setidaknya ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah
islamiyah tetap terjaga dan terpelihara sehingga kita bisa tetap
menikmati indahnya persaudaraan, yaitu:[8]
1. Memperolok-olokan baik antar individu maupun antar
kelompok, baik dengan kata-kata maupun dengan bahasa
isyarat karena hal ini dapat menimbulkan rasa sakit hati,
kemarahan dan permusuhan.
2. Mencaci atau menghina orang lain dengan kata-kata yang
menyakitkan, apalagi bila kalimat penghinaan itu bukan
sesuatu yang benar.
3. Memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang tidak
disukai. Kekurangan secara fisik bukanlah menjadi alasan bagi
kita untuk memanggil orang lain dengan keadaan fisiknya itu.
4. Berburuk sangka merupakan sikap yang bermula dari iri
hati (hasad) yang akibatnya akan selalu buruk sangka
apabila seseorang mendapatkan kemikmatan atau
keberhasilan.
5. Mencari-cari kesalahan orang lain untuk merendahkannya.
Bukannya mencari kesalahn diri sendiri lebih baik agar kita
bisan memperbaiki diri dari sebelumnya?
6. Bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain
yang bila ia ketahui tentu tidak menyukainya, apalagi bila
hal itu menyangkut rahasia pribadi seseorang. Manakala
kita mengetahui rahasia orang lain yang ia tidak suka
apabila ada orang lain yang mengtahuinya, maka menjadi
amanah bagi kita untuk tidak membicarakannya.
B. Ukhuwah Diniyyah
Ukhuwah Diniyyah adalah persaudaraan antar
sesama muslim. Lebih tegasnya bahwa antar sesama
muslim menurut ajaran Islam adalah saudara.
Sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Hujurat ayat
10 :
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat. [9]
Dengan demikian dapat dipahami bahwa
dalam rangka menumbuh kembangkan per-
saudaraan ukhuwah keagamaan, yakni
ukhuwwah diniyyah, adalah memantapkan
kebersamaan dan persatuan mereka sesama
umat Islam, berdasarkan persamaan agama.
Karena itu, bentuk ukhuwah ini tidak dibatasi
oleh wilayah, kebangsaan atau ras, sebab
seluruh umat Islam di seluruh dunia di
manapun mereka berada adalah sama-sama
bersaudara.
C. Ukhuwah Wathaniyah
Wathaniah berasal dari kata Al-Wathan artinya
tanah air atau kampung halaman.
Sehingga yang dimaksud dengan ukhuwah
wathaniah adalah persaudaraan sesama warga
negara dalam satu tanah air dan satu bangsa.
Sifat ini merupakan perwujudan rasa syukur
seorang hamba kepada Allah Swt yang telah
mengkaruniai tanah air.
Lanjutan…..

Biasanya ukhuwah wathaniah kurang terasa


berpengaruh saat masih tinggal di negeri
sendiri, begitu telah berada diluar negeri,
ukhuwah wathaniah sangat terasa Manfaat
dan pengaruhnya. Hal ini juga penting untuk
persatuan dan persaudaraan dalam ikatan
tanah air. Perbedaan suku,bahasa,adat
istiadat,dan agama sebaiknya disatukan dalam
persaudaraan setanah air atau ukhuwah
wathaniah.
Prinsip paling cocok dalam ukhuwah ini adalah
berpijak pada “al-tasamuh” (toleransi), yaitu
adanya interaksi timbal balik antarumat
beragama, menghargai kebebasan beragama
bagi orang yang tidak sepaham , tidak
mengganggu peribadatan serta tetap menjaga
ukhuwah wathaniyah-nya. [10]
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa guna memantapkan
ukhuwah kebangsaan walau tidak seagama, pertama kali
Alquran menggaris bawahi bahwa perbedaan adalah hukum
yang berlaku dalam kehidupan ini. Selain perbedaan tersebut
merupakan kehendak Allah, juga demi kelestarian hidup,
sekaligus demi mencapai tujuan kehidupan makhluk di pentas
bumi.[11] Dalam QS. al-Maidah (5): 48 Allah berfirman :

‫فَا ْستَبِقُوا‬.‫ما َءاتَا ُك ْم‬.َ ‫ي‬.ِ‫ ف‬.‫ لِيَ ْبلُ َو ُك ْم‬.‫ َولَ ِك ْن‬.‫ َوا ِح َد ًة‬.‫ أُ َّم ًة‬.‫ هَّللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم‬.‫َولَ ْو َشا َء‬
ِ ‫ْال َخ ْي َرا‬
‫ت‬
Terjemahnya :
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan.[12]
D. Indikator-indikator Muslim yang Baik

Adapun Indikator-indikator Muslim yang baik yang


diajarkan oleh syariat Islam secara garis besarnya
menurut K.H. Abdullah Salim sebagai berikut : [13]
1. Menghubungkan tali persaudaraan
2. Saling tolong-menolong
3. Membina persatuan
4. Waspada dan menjaga keselamatan bersama
5. Berlomba mencapai kebaikan
6. Bersikap adil
7. Tidak boleh mencela dan menghina
8. Tidak boleh menuduh dengan tuduhan fasiq
atau kafir
9. Tidak boleh bermarahan
10. Memenuhi janji
11. Saling memberi salam
12. Menjawab bersin
13. Melayat mereka yang sakit
14. Menyelenggarakan pemakaman jenazah
15. Membebaskan diri dari suatu sumpah
16. Tidak bersikap iri dan dengki
17. Melindungi keselamatan jiwa dan harta
18. Tidak boleh bersikap sombong
19. Bersifat pemaaf
Sifat-sifat dan akhlak yang harus dipelihara
dan yang harus disingkirkan di atas
dimaksudkan untuk membina persaudaraan
dan persahabatan juga untuk memelihara
persatuan ukhuwah Islamiah.
Latihan
1. Apakah umat Islam Indonesia sudah
mewujudkan ukhuwah Islamiyah?
2. Bisakah organisasi Islam di Indonesia
meleburkan dirinya dan benar-benar melebur?
3. Mana yang lebih utama, seorang yang
agamanya kurang tetapi akhlaqnya bagus atau
seorang yang agamanya bagus (iltizam/kokoh
dalam mengamalkan syariat) tetapi akhlaqnya
kurang?
DAFTAR PUSTAKA
1. Louis Ma’luf al Yasui, Kamus al Munjid fi al Lughah
wa al A’lam, (Beirut: Dar al Masyriq), Cet. XXVIII,
1986, hlm. 5.
2. Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak
Menurut Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1990), hlm. 5.
3. Musthafa Al Qudhat, Mabda’ul Ukhuwah fil Islam,
terj. Fathur Suhardi, Prinsip Ukhuwah dalam Islam,
(Solo: Hazanah Ilmu, 1994), hlm. 14.
4. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung:
Mizan, 1998), hlm. 486-487.
5. Aunur Rofiq bin Ghufran, Ukhwah Islamiyah
(Bandung: Pustaka Al-Binjy, 2004).
6. Shohihul Bukhari No. 6011 dan Shoih Muslim No.
2586
7. Novi Hardian, Panduan Keislaman Untuk Remaja
(Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2003)
8. Fathi yakan, Robohnya Dakwah di Tangan Dai
(Yogyakarta : PT Era Adicitra Intermedia, 2011)
9. R. H. A. Soenarjo, Al-Quran dan Terhjemah, hlm.
846.
10. Novi Hardian, Panduan Keislaman Untuk Remaja
(Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2003)
11. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung:
Mizan, 1998), hlm. 487-488
12. Departemen Agama RI, Al-Aur'an dan Terjemahnya
(Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an,
1992.
13. Abdullah Salim, Akhlak Islam Membina Rumah
Tangga dan Masyarakat, (Jakarta: Media Dakwah,
1994), hlm. 123-153.

Anda mungkin juga menyukai