Jurding Wulan
Jurding Wulan
READIN
G
Presentator : Sri Wulan Dhari
Moderator : dr. Dian Paramita Wulandari, M.Sc., SpT.H.T.K.L (K)
VISI
PROGRAM STUDI
IK THTKL
Menjadi program studi berstandar global yang
inovatif dan unggul, serta mengabdi kepada
kepentingan bangsa dan kemanusiaan dengan
dukungan sumber daya manusia yang
professional dan dijiwai nilai-nilai Pancasila
1. Meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian
dan
pengabdian masyarakat yang berlandaskan kearifan lokal.
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui hasil guna kombinasi Amoxicillin, Prednison, Ibuprofen
dibandingkan terapi tunggal dalam mengurangi nyeri post tonsilektomi
pada anak
HIPOTESIS PENELITIAN
Populasi Target
Populasi Terjangkau
Semua pasien anak usia 4 sampai dengan 10 tahun dengan OSA
dan tonsilitis rekuren di Ribeirao Preto State Hospital, Sao Paulo,
Brazil
Sampel Penelitian
Semua pasien anak usia 4 sampai dengan 10 tahun dengan OSA dan
tonsilitis rekuren di Ribeirao Preto State Hospital, Sao Paulo, Brazil
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
KELAYAKAN DAN SELEKSI
KRITERIA
EKSKLUSI
KRITERIA
a) Anak dengan gangguan kognisi
INKLUSI atau neuropsikiatri
b) Formulir evaluasi yang tidak
a) Pasien anak lengkap
usia 4-10 c) Pemakaian obat-obatan yang
mempengaruhi morbiditas post
tahun op
b) Pasien d) Alergi obat-obatan tertentu
dengan e) Butuh operasi tambahan selain
OSA dan adenotonsilektomi
Tonsilitis
Rekuren
c) Risiko
anestesi
rendah
(ASA 1 atau
ALUR PENELITIAN
Populasi
Kriteria Inklusi
N=421
Kelompok Intervensi
Kelompok 1: Kelompok Kontrol- Sodium metamizole (25 mg/kg/
dose, up to 4 times/day). Pada nyeri refrakter, orang tua diarahkan
memberi asetaminofen (15 mg/kg/dose, 4xsehari) sesuai kebutuhan
dengan rentang minimum pemberian 6 jam
Skor 0-10
Skor Cutoff : 4 memisahkan moderate sampai severe pain
<4 : nyeri tidak signifikan secara klinis
>6 : nyeri signifikan secara klinis
VALIDITAS
4 Apakah spektrum pasien ini didefinisikan dengan baik? 2 1 0 TTD
5 Apakah diagnosis dari penyakit didefinisikan dengan 2 1 0 TTD
baik?
6 Jika pragmatis, apakah digunakan kriteria yang pantas 2 1 0 TTD
dan memenuhi syarat?
7 Jika dijelaskan, apakah kriteria tersebut dipersempit? 2 1 0 TTD
VALIDITAS
8 Apakah perlakuan dilakukan secara acak? 2 1 0 TDD
9 Jika ya, apakah dijelaskan metode acaknya? 2 1 0 TDD
10 Apakah semua pasien diperhitungkan? 2 1 0 TDD
11 Apakah loss to follow up rendah? 2 1 0 TDD
12 Apakah kelompok perlakuan mirip pada awal uji 2 1 0 TDD
dilaksanakan?
13 Apakah semua pasien diperlakukan sama? 2 1 0 TDD
14 Apakah pasien, pekerja kesehatan, dan peneliti buta 2 1 0 TDD
terhadap perlakuan?
15 Apakah penilaian hasil tetap buta? 2 1 0 TDD
16 Apakah ditunjukkan efek samping yang terjadi? 2 1 0 TDD
17 Jika ya, apakah frekuensi dan keparahannya ditunjukkan? 2 1 0 TDD
PENGUKURAN
18 Apakah analisis utama dilakukan “intention to 2 1 0 TTD
treat?”
19 Jika tidak, apakah dilakukan analisis sensitivitas? 2 1 0 TTD
20 Apakah ditambahkan faktor klinik yang relevan? 2 1 0 TTD
21 Apakah digunakan uji statistic yang sesuai? 2 1 0 TTD
22 Apakah metode yang tidak lazim dijelaskan? 2 1 0 TTD
23 Jika analisis subgroup dilakukan, apakah 2 1 0 TTD
diperlihatkan secara eksplisit?
KEGUNAAN
24 Apakah hasilnya membantu untuk memilih 2 1 0 TTD
terapi?
TOTAL : 26 (A)
Skor 2 : Jawaban Ya
Skor 1 : Jawaban Unclear/Possibly
Skor 0 : Jawaban Tidak
Tidak dapat diterapkan (TDD) : Tidak punya nilai karena data tidak tersedia
Post-hoc Tests. When significant differences are detected between treatments, i.e., the null hypothesis
of Friedman's test is rejected, there are several post-hoc tests that can be applied to find out which
treatments differ from the others (unplanned comparisons).
Uji kruskal Wallis adalah salah satu uji statistik non
parametrik yang dapat digunakan untuk menguji
apakah ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok variabel independen dengan variabel
dependennya. Karena untuk melihat perbedaan yang
signifikan antar kelompok, uji ini jelas digunakan
untuk melihat perbandingan lebih dari 2 kelompok
populasi dengan data berbentuk ranking. Umumnya
Uji ini juga disebut sebagai uji kruskal-wallis H, atau
H-test.
standar deviasi adalah nilai statistika yang digunakan untuk
menentukan bagaimana persebaran data dalam suatu sampel dan
melihat seberapa dekat data-data tersebut dengan mean atau
rata-rata dari sampel tersebut
Anak-anak dan orang tua diperintahkan untuk mengisi formulir di akhir malam,
sebelum tidur, untuk menunjukkan perubahan perilaku dan untuk pilih wajah
yang sesuai dengan rasa sakit yang paling parah yang dirasakan seharian.
Protokol dikumpulkan pada kunjungan pertama setelah operasi (7-10 hari) dan
diarsipkan untuk analisis selanjutnya
Anamnesis
Questioner OSA Modifikasi Kenny Pang
Curiga OSA bila gejala di bawah ini >3x
seminggu :
Terbangun dari tidur karena tersedak (batuk)
Apnea saat tidur
Bangun tidur dengan perasaan tidak segar
Modul Kolegium THTKL, 2015
DIAGNOSIS
Anamnesis
PEMERIKSAAN
Lingkar leher (deposit lemak) – pada anak >36cm
FISIK
Ukuran tonsil
Tabel 2 memperlihatkan progresi nyeri post op dengan PPPM. Perbedaan rerata interval
2 hari skor PPPM selama rentang 7 hari penilaian, sampai H4 skor PPM interval 2 hari
tampak menunjukkan progresi nyeri post op yang cukup bermakna dgn pvalue <0.05,
paling tinggi di interval H1 dan H3 pada kelompok prednisolone disusul kelompok
kombinasi amox dan prednisolone
Gambar 3A memperlihatkan persentase kelompok yang bertahan dengan
makanan non solid selama 7 hari post op, terlihat yang kelompok 3 (kombinasi
prednisolone) paling tinggi persentase nya dari H1-H7, dimana trend yang
terlihat semua kelompok semakin menurun kebutuhan makanan non solidnya
dari H1-H7 walaupun tidak begitu signifikan penurunannya (dengan tes
Wilcoxon p=0.41 p>0.05)