Anda di halaman 1dari 19

Patient Safety

Siti Soekiswati
Mengapa penting ?
1.Fakta bhw pasien ranap berisiko KTD
2.Pasien dlm terapi, risiko adverse effect

Kurikulum ttg patient safety mjd hal yg penting

Bhw sistem yankes akan mempengaruhi


kualitas & keselamatan pasien

KTD dapat dicegah dengan


profesionalitas tenaga medis &
tenaga kesehatan yang optimal
Definisi/ Pengertian
Patient safety = Tidak adanya kesalahan atau
bebas dari cidera karena kecelakaan dalam
yankes
Patient safety di Rumah sakit  sistem dimana Rumah Sakit membuat
perawatan pasien lebih aman, meliputi pencegahan risiko, identifikasi &
pengelolaan hal yg berhubungan dgn risiko pasien, pelaporan & analisis
insiden.
- Kemampuan belajar dari insiden & tindak lanjut, serta implementasi
solusi utk minimalisir timbulnya risiko & mencegah tjd cidera krn
kesalahan (akibat tindakan ceroboh atau tidak melakukan tindakan yg
seharusnya dilakukan).
You can simply impress your audience
and add a unique zing and appeal to your
Presentations. Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully designed.
Patient safety mnrt Kemenkes RI, 2015
= suatu sistem yg memastikan bhw
terapi/pengananganan pasien jauh lebih
amanmeliputi :
- pengkajian risiko
- identifikasi insiden
- pengelolaan insiden
- pelaporan atau analisis insiden
-implementasi & tindak lanjut insiden
 untuk meminimalkan risiko, mencegah
cidera/ insiden pd pasien krn kesalahan
tindakan pd yankes
Insiden ?
Permenkes RI No.1691 th 2011 ttg
Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Insiden : segala sesuatu yg terjadi secara


sengaja atau tidak sengaja & kondisi
mengakibatkan atau berpotensi
menimbulkan cidera pd pasien, terdiri :
-KTD,
-Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
-Kejadian Potensial Cidera (KPC)

-Insiden  dpt tjd se-waktu2 tanpa rencana,


membahayakan pasien & tdk terpenuhinya
outcome dlm penyembuhan pasien
Klasifikasi insiden patient safety :
1.Insiden tidak berbahaya

2.Insiden nyaris berbahaya  potensi/


risiko bahaya/ kerugian pasien

3.Insiden berbahaya
Klasifikasi insiden patient safety :
Menurut Cooper,dkk (2018), klasifikasi dampak insiden patient safety :

1. Tidak ada kerugian, pasien lalai kontrol...tapi masih aman. Ex: pasien dg
tx imunosupresif (Azathioprine) lalai periksa lab hematologis rutin slm
bbrp bulan, tp tdk ada bhy yg tjd
2. Tidak ada kerugian krn hasil mitigasi kesalahan dpt dihindari dg koreksi
shg pasien terhindarkan dr kerugian
3. Kerugian ringan  pasien kmd perlu penangangan tapi minimal
4. Kerugian sedang pasien kmd perlu penanganan jangka pendek
5. Kerugian berat  dampak jangka panjang/ permanen, mempersingkat
harapan hidup pasien. Ex: salah mnghitung dosis obat—anak epilepsi,
dpt fenobarbital dosis over—penurunan kesadaran smp 3 hr—
kesalahan hitung dosis
6. Kematian, krn kurang tepat diagnosis krn berobat via telpon
7. Insiden yg kurang detail informasi kurang detail—salah evaluasi saat
kontrol penyakit. Sampel uji histologi & sitologi tanpa label nama,tgl &
usia.
Tujuan patient safety di Rumah Sakit

01 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah


sakit

Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit


02

Menurunnya KTD di Rumah Sakit


03

Terlaksananya program” pencegahan shg


04 tdk terulang KTD
Tujuh standar patient safety(DepKes RI 2011)
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien & keluarga
3. Patient safety & kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja utk evaluasi &
program peningkatan patient safety
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan patient safety
6. Mendidik staf ttg patient safety
7. Komunikasi = kunci bagi staf utk mencapai patient safety
7 Kategori Pembelajaran
Komunikasi efektif

Bertindak Etis
Menggunakan bukti

Adverse events Belajar mengajar/


pembelajaran berlanjut
Praktik aman
Isu khusus
Patient Safety dalam Yankes Profesional

Berkontribusi membangun
01 budaya keselamatan pasien
Bekerja dalam Tim untuk
keselamatan pasien 02
Komunikasi Efektif untuk
03 keselamatan pasien
Mengelola risiko
04
Mengoptimalkan faktor
05 manusia & lingkungan
Mengenali, merespon &
melaporkan insiden 06
KTD sebagai alat ukur patient safety
- Dampak : hilangnya nyawa, kecacatan, besarnya biaya

1 pengobatan & pengadilan


- kurang tenaga medis dibanding jmlh penduduk, komoditas &
sarpras yankes yg kurang, hygyene & sanitasi yg buruk

Faktor manusia-upaya patient safety


Patient 2 - Faktor manusia  mngurangi kesalahan & insiden KTD
- Hubungan manusia dg sistem kerja : standarisasi prosedur, ada
cadangan saat ada kesalahan medis, komunikasi efektif, desain

Safety ulang sarpras dg teknologi tinggi

Faham ttg sistem & kompleksitas yankes


3 - Kompleksitas sistem yankes  hub.antara pasien dg keluarga,
penyedia yankes, ekonom, masyarakat dan hub. Antarberbagai
instansi yankes

Pemeran yg efektif dlm tim


4 -Kerjasama efektif dgn tim yankes dr multidisiplin
- miskomunikasi keterlambatan diagnosis, pengobatan yg salah
& kegagalan menindaklanjuti hasil pemeriksaan
Patient Safety....
Belajar dr kesalahan-> mencegah cidera
5 - Sistem yankes yg buruk -> berkontribusi thd KTD
- pemahaman thd insiden (KTD) jd dasar utk mbuat sistem
pelaporan yg efektif

6 Pemeran efektif dlm tim utk mencegah risiko


- manajemen risiko klinis -> menjaga sistem yankes tetap aman
- fokus pd peningkatan kualitas & keamanan yankes->
identifikasi kondisi berisiko pd pasien & cari solusi

7 Gunakan metode” peningkatan kualitas yankes


- Metode : 1. identifikasi masalah
2. mengukur masalah
3. kembangkan intervensi2 utk memperbaiki masalah
4. menguji apakah intervensi tsbt bekerja dg baik
 Diamati bagaimana setiap tahap yankes terhubung & terukur
- Prinsip : selalu ada upaya peningkatan teori & cara, kegiatan &
teknik yg dpt diterapkan dlm praktik
Patient Safety...
Libatkan pasien & keluarganya
8 - Peran kunci yankes aman  pasien & keluarga, dgn cara :
a.membantu informasi jujur utk diagnosis yg tepat; b.memutuskan ttg perawatan yg tepat;
c.memilih penyedia yankes yg aman, berpengalaman; d.memastikan perawatan yg tepat;
e.identifikasi efek samping & tindakan tepat  komunikasi yg baik

9 Metode” untk mengurangi risiko infeksi


-Tingkatkan upaya pencegahan & pengendalian infeksi
- Cegah penularan infeksi HAI

Patient safety & prosedur invasif


10 - Mencegah proses yg tdk memadai & kurangnya kontrol pd prosedur bedah
- meminimalisir kesalahan dlm identifikasi (mis-identifikasi) dg pedoman praktik terbaik
- semua pasien dirawat sesuai kebijakan & protokol tepat pasien/ lokasi/ prosedur

Meningkatkan keamanan pengobatan


- Reaksi obat yg merugikan pasien, kesalahan pengobatan
11 - Penyebab kesalahan t.a faktor” : a) pengenalan pasien & kondisi klinis; b) kurang
pengetahuan dokter ttg obat; c) kesalahan dosis obat; d) tulisan dokter tdk terbaca pd
resep; e) kebingungan ttg nama obat; f) lemahnya anamnesis ttg riwayat pengobatan
9 solusi patient safety
1. Perhatikan nama obat, rupa & ucapan mirip/ norum atau
look-alike, sound-alike medication names
2. Indentitas pasien hrs jelas
3. Komunikasi serah terima / operan pasien
4. Tindakan benar pd sisi tubuh yg benar
5. Pengendalian cairan elektrolit pekat (concentrated)
6. Kepastian akurasi pemberian obat pd transisi asuhan
7. Hindari kesalahan pemasangan kateter & selang (tube)
8. Alat injeksi sekali pakai
9. Kebersihan tangan (hand hygiene) utk pencegahan infeksi
(HAIs=Healthcare Associated Infections)
KEJADIAN YANG
TIDAK DIINGINKAN
Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD= adverse event) yg terjadi
dlm hubungan dokter (tenaga kesehatan) dgn pasien  segala
kejadian yg tidak sesuai dgn harapan dari adanya hubungan
dokter (tenaga kesehatan) dengan pasien. Peristiwa yang tidak
diinginkan itu bisa mengenai aspek fisik dan/ atau psikologis.

Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD) berdasar kondisi/ latar belakang


berikut:

1. KTD karena perbuatan immoral, salah (error) berisiko malpraktik.


Disebut immoral terjadi karena kesalahan dlm pelayanan kesehatan
selama/ sesudah proses terapi.

2. KTD karena perbuatan kelalaian, tidak ada unsur immoral, tidak ada
kesalahan (no error). Kesalahan bukan kesengajaan dari dokter/ tenaga
kesehatan
1. KTD karena perbuatan immoral, salah (error) berisiko malpraktik. Disebut immoral
terjadi karena kesalahan dlm pelayanan kesehatan selama/ sesudah proses terapi. Ada
2 kategori :

a. KTD salah tersembunyi (latent error) b. KTD salah aktif (active error) =
yang tidak diketahui oleh pasien kesalahan tindakan yg dilakukan ol/
ataupun keluarganya dokter (tenakes)  yang sering
disebut malpraktik, terdiri dari :
* KTD salah aktif (active error). i.negligence (kelalaian)
Ada tiga jenis KTD latent error. ii.intentional (kesengajaan
i.medical error : kesalahan kategori tindakan pidana)
dokter (tenakes) yg tdk diketahui iii.lack of skill (ketidak mampuan
pasien, tersembunyi dokter (tenakes) dlm menerapkan
ii.mismanagement : ilmunya dg benar pd pasien), ada 2
tersembunyi dlm managemen macam :
yankes, perawatan yg tdk baik 1).under competence :
iii.near mis : kejadian hampir kompetensi kurang/ rendah
celaka pd fase awal, ttp kmd dpt 2).out of competence : diluar
dicegah kompetensi
2. KTD tidak ada unsur immoral, tidak ada kesalahan (no error).
Kesalahan bukan dari dokter/ tenaga kesehatan (bukan
kesengajaan), ada 3 kategori :

a. Resiko tak laik bayang (unforeseable risk) terjadi sebagai peristiwa yang tidak
dapat diperkirakan sebelumnya atau tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Ex: peristiwa alergi obat

b. Resiko terikut tindakan (acceptable risk) merupakan resiko langsung dari


tindakan, terjadi bersamaan dengan tindakan yang diberikan kepada pasien.
Ex.: rasa sakit saat pasien disuntik

c. Komplikasi, sulit dihindari, bukan akibat tindakan dokter/ tenaga kesehatan.


Ex: pengobatan penyakit autoimun yang menggunakan kortikosteroid dosis
tinggi
THANK YOU

ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai