Anda di halaman 1dari 16

COVID-

19
and
GANGGUAN
SISTEM
PERNAFASAN
DAVID MUSNELDI
(1814201008)
AZIZAH MARDHATILLAH
(1814201013)
COVID ITU APA SIH ?
Penyakit COVID-19 adalah penyakit yang sangat menular dimana penularannya dari manusia ke
manusia melalui droplet dan kontak. Biasanya dimanifestasikan sebagai demam, batuk kering, mialgia dan
sesak dengan tingkat keparahan penyakit berkisar dari penyakit ringan, berat hingga kritis. Saat ini, tidak
ada pengobatan atau vaksin pasti untuk COVID-19.(Sharma et al., 2020).
Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit
pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu
biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe
Acute Respiratory Syndrme (SARS).
Etiologi COVID-19 adalah infeksi virus family coronaviridae, dengan
nama spesies SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome virus
corona 2). Transmisi virus antar manusia melalui droplet yang
disebarkan baik secara langsung maupun tidak langsung dari
permukaan benda yang terkontaminasi.

SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung


genom single-stranded RNA yang positif. Morfologi
virus corona mempunyai proyeksi permukaan (spikes)
glikoprotein yang menunjukkan gambaran seperti
menggunakan mahkota dan berukuran 80-160 nM
dengan polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein
utama SARS-CoV-2 adalah protein nukleokapsid (N),
protein matriks (M), glikoprotein spike (S),
protein envelope (E) selubung, dan protein aksesoris
lainnya.
TANDA DAN
GEJALA
1. Gejala yang paling umum:
• Demam
• Batuk
• Kelelahan
• Kehilangan rasa atau bau

2. Gejala yang sedikit tidak umum:


• Sakit tenggorokan
• Sakit kepala
• Sakit dan nyeri
• Diare
• Ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan
atau jari kaki
• Mata merah atau iritasi
 
3. Gejala serius:
• Kesulitan bernapas atau sesak napas
• Kesulitan berbicara atau bergerak, atau bingung
• Nyeri dada.
Penatalaksanaan Covid – 19
● Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.

■ Terapi oksigen

■ Humidifikasi dengan nebulizer

■ Fisioterapi dada

■ Pengaturan cairan

■ Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat

■ Obat inotropik

■ Ventilasi mekanis

■ Drainase empiema
Penatalaksanaan Covid – 19
● Terapi Antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk Covid, karena
menyajikan fitur non-spesifik dan lebih cepat tes laboratorium di lakukan
untuk keperluan mendiagnosis Covid - 19 dalam beberapa hari di mana
awal pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai
dengan kejadian diperlukan untuk menghadapi Ganguan pernafasan atau
melakukan pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat agar tidak
mengalami sesak nafas.
Setelah mengesampingkan gangguan lain, terapi antibiotik dapat
ditarik. Selain efek antibakteri, beberapa antibiotik imun terharap
beberapa kejadian serta dikenal memiliki sifat, khusus. Efek terapi
Antibiotik belum di pastikan aman.
Beberapa pasien dengan penyakit ringan tanpa Antibiotik sekalipun masih
bisa sembuh dan kembali ke rumah masing-masing untuk isolasi mandiri.
Konsep Penyebaran Covid – 19
Covid – 19 ditularkan melalui kontak dekat, misalnya
pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah
dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau
cairan tubuh dari penderita suspect atau probable.
Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara,
ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung
diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung
berhadapan dengan penderitaCovid - 19. Untuk
sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat
demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga
penyakitnya dinyatakan sembuh.
Konsep Penyebaran Covid – 19
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari.
Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan
penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-
lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada sistem
pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
Covid - 19

2m
1. Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi
cepat bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi
bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi.

2. Perhatikan perubahan suhu tubuh.

3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.

4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau Pengkajian


kambuhan, tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi
pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi.

5. Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan,


kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan
mengerti tindakan yang dilakukan.

6. Pengetahuan pasien atau keluarga : pengalaman terkena


penyakit pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan
dan tindakan yang dilakukan.
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
inflamasi dan obstruksi jalan nafas.

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral


tidak adekuat, takipneu, demam.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
Diagnosa
pemasukan berhubungan dengan faktor biologis.

4. Nyeri berhubungan dengan agen injury biologi


(kerusakan organ)

5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan


hiperventilasi (RR >24x/menit) atau hipoventilasi (RR
<16x/menit).
Intervensi dan Implentasi

Karena ada 5 diagnosa yang di


dapat. Kami berdua
memutuskan untuk membuka
Makalah. Tunggu sebentar ya
teman-teman
MODALITAS PENATALAKSANAAN
SISTEM PERNAFASAN
Latihan Napas Dalam
Penatalaksanaan latihan napas dalam dengan
klien yang mempunyai masalah dengan
kapasitas dan ventilasi paru. Tujuan utama
pemberian latihan napas dalam adalah agar
masalah keperawatan klien terutama
ketidakefektifan pola napas dan bersihan
jalan napas dapat secepatnya diatasi oleh
perawat.
MODALITAS PENATALAKSANAAN
SISTEM PERNAFASAN
Latihan batuk efektif
Tujuan batuk efektif adalah meningkatkan mobilisasi
sekresi dan mencegah risiko tinggi retensi sekresi
(pneumonia, atelektasi, dan demam). Pemberian
latihan batuk efektif dilaksanakan terutama pada klien
dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan napas dan masalah risiko tinggi infeksi
saluran pernapasan bawah yang berhubungan dengan
akumulasi sekret pada jalan napas yang sering
disebabkan oleh kemampuan batuk yang menurun
atau adanya nyeri setelah pembedahan thoraks atau
pembedahan abdomen bagian atas sehingga klien
merasa malas atau takut melakukan batuk.
MODALITAS PENATALAKSANAAN
SISTEM PERNAFASAN
Latihan Fisioterapi dada
Fisioterapi dada termasuk di dalamnya
adalah drainase postural (postural drainage),
perkusi dan vibrasi dada, latihan
pernapasan /latihan ulang pernapasan, dan
batuk efektif. Tujuan fisioterapi dada adalah
mebuang sekresi bronkial, memperbaiki
ventilasi, dan meningkatkan efisiensi otot-
otot pernapasan.
THANK YOU ALL

Anda mungkin juga menyukai