Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN PUSTAKA

Skleritis
Skleritis didefinisikan sebagai gangguan granulomatosa kronik yang
ditandai oleh destruksi kolagen, sebukan sel dan kelainan vaskular yang
mengisyaratkan adanya vaskulitis
Etiologi
• Penyakit Autoimun
(SLE, Rhematoid Artritis, SPondylitys Ankylosing, dll)
• Penyakit Granulomatosa
(Lepra, Sarkoidosis, Tuberkulosis dll)
• Gangguan Metabolik
(Gout, Tirotoksikosis)
• Infeksi
(Toksoplasmosis, Herpes Zoster, Infeksi Pseudomonas, Aspergillus dll)
• Trauma
(Fisik : radiadi, luka bakar termal, Kimia : luka bakar asam atau basa, Mekanis :
cedera tembus, Pasca Ekstraksi Katarak)
• Idiopatik
Klasifikasi
1. Skleritis Anterior
a). Difus (bentuk ini dihubungkan dengan artritis reumatoid, herpes
zoster oftalmikus dan gout)
b). Nodular (bentuk ini dihubungkan dengan herpes zoster oftalmikus)
c). Nekrotik (dihubungkan sebagai komplikasi sistemik atau komplikasi
okular)

2. Skleritis Posterior
Sebanyak 43% skleritis posterior didiagnosis bersama dengan skleritis
anterior. Ditandai dengan rasa nyeri dan penurunan kemampuan penglihatan.
Inflamasi skleritis posteriro yang berlanjut dapat menyebabkan COA dangkal,
proptosis, terbatas pergerakan ekstra okular dan retraksi kelopak mata bawah)
Diagnosis
• Anamnesis
- Keluhan utama pasien, perjalanan penyakit, riwayat penyakit dahulu termasuk
riwayat infeksi, trauma ataupun riwayat operasi.

Tanda dan Gejala :


mata merah, mata nyeri, mata berair, fotofobia, spasme, dan penurunan tajam
penglihatan

http://www.eyestar.com.tr/htm/sklera.htm
• Pemeriksaan Fisik

1. Daylight
Sklera tampak merah kebiruan atau keunguan yang difus. Setelah serangan yang berat dari
inflamasi sklera, daerah penipisan sklera dan translusen juga dapat muncul dan tampak uvea
yang gelap.

2. Slit Lamp
Terdapat bendungan yang masif di jaringan dalam episklera dengan beberapa bendungan pada
jaringan superfisial episklera. Pada tepi anterior dan posterior cahaya slit lamp bergeser ke depan
karena episklera dan sklera edema

3. Red-free Light
Untuk menegakkan area yang mempunyai kongesti vaskular yang maksimum, area dengan
tapilan vaskular yang baru dan juga area yang avaskular total.
Tatalaksana
Terapi obat :
- Obat NSAID sistemik (ibuprofen 300mg/hari dan indometasin 100mg/hari)
- Steroid sistemik (Prednison 80 mg tappering off dalam 2 minggu sampai
dosis pemeliharaan 10 mg)
- Obat imunosupresif (Siklofosfamid : apabila terdapat banyak kompleks
imun dalam darah)

Tindakan Bedah :
Jarang dilakukan kecuali untuk memperbaiki perforasi sklera atau kornea.
Diperlukan apabila terjadi kerusakaan hebat akibat invasi langsung mikroba,
atau pada granulomatosis Wegener atau poliarteritis nodusa yag disertai
penyulit perforasi kornea.
DAFTAR PUSTAKA
• Bolumleri. Sklera. http://www.eyestar.com.tr/htm/sklera.htm [diakses
30 November 2008]

Anda mungkin juga menyukai