Anda di halaman 1dari 12

Nama Anggota Kelompok :

1. Milla Puji Astuti


2. Rinda Ayu Agustina
3. Sarirotus Sangadah
4. Sekar Pharaye Gintano
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
DEFINISI:

Penyakit jantung koroner adalah penyakit


01 yang disebabkan terjadinya
penyumbatan pembuluh arteri koroner atau menyempit karena
endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri.
Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa terjadi di
pembuluh arteri lainnya. Arteri koroner adalah pembuluh darah di
jantung yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel jantung.

04
KLASIFIKASI PJK:
Menurut Huon Gray (2002:113) penyakit jantung koroner diklasifikasikan
menjadi 3, yaitu sebagai berikut:

1. Silent Ischaemia (Asimtotik)


Silent Ischaemia adalah serangan jantung tanpa disertai gejala.

2. Agina Pectoris
Angina pectoris adalah nyeri dada akibat penyakit jantung koroner. Angina
adalah gejala penyakit arteri koroner.

3. Infark Miocard Akut (Serangan Jantung)


Infark miocard akut atau acute myocardial infarction merupakan kejadian
nekrosis miokard yang disebabkan oleh sindrom iskemik tak stabil. Infark
miokard akut (IMA) disebabkan kerusakan ireversibel pada otot jantung
akibat pasokan oksigen yang kurang.
PENYEBAB PJK:

Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan


lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner),
dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan
jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah. Yang kesemuanya akan
mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan
aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius,
dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung.
Faktor Resiko dan Komplikasi:

--Faktor resiko

1. Kadar Kolesterol Tinggi.


Penyebab penyakit jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri
dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, harus
menjaga kadar kolesterol dalam darah.

2. Tekanan Darah Tinggi/Hipertensi.


Tekanan darah tinggi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal/kaku dan
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

3. Trombosis
Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri atau vena. Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri
koroner, maka Anda berisiko terkena penyakit jantung koroner.
4. Kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang kegemukan juga cenderung
memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi.

5. Diabetes mellitus.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua
pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya.

6. Penuaan.
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring usia. Semakin tua, semakin menurun efektivitas organ-organ tubuh,
termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80 persen penderita jantung koroner berusia di atas 60 tahun.

7.Keturunan.
Risiko lebih tinggi bila orang tua Anda juga terkena penyakit jantung koroner, terlebih bila mulai mengidap di usia kurang
dari 60 tahun.

8. Merokok
Efek rokok adalah menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya
konsumsi oksigen akibat inhalasi CO.

9. Dislipidemia
Penelitian Balitbang Kesehatan tahun 2000, menghasilkan persentasi tertinggi dibanding faktor risiko yang lain seperti
hipertensi, DM, merokok, dan kepribadian Tipe A, yaitu 70,4 %.
--Komplikasi

1. Nyeri dada (Angina)

2. Serangan jantung

3. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi di mana sebagian jantung mengalami kekurangan oksigen
dan nutrisi lain yang tidak didapatkannya karena tersumbatnya pembuluh darah.

4. Gangguan ritme jantung


gangguan ritme jantung atau bisa dikenal sebagai aritmia. Kondisi ini biasanya terjadi
karena asupan darah menuju jantung tidak mencukupi kebutuhan.
--Terapi Farmakologi

1. Pengencer darah.
Antiplatelet dapat membantu mencegah pembekuan darah, dan menurunkan risiko angina serta
serangan jantung. Contoh obat ini adalah aspirin (antiplatelet) dan clopidogrel (antiplatelet).

2. Statin
Statin berfungsi menurunkan kolesterol tinggi, dengan membuang LDL dari darah, sehingga
memperlambat perkembangan penyakit jantung. Contoh obat statin yang biasa diresepkan adalah
atorvastatin dan simvastatin.

3. Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors)


Jenis obat ini digunakan untuk mengobati hipertensi, di antaranya captopril dan enalapril.
4. Angiotensin II receptor blockers (ARB)
Fungsi obat ini sama seperti ACE inhibitors, yaitu mengatasi hipertensi. Contohnya adalah valsartan
dan telmisartan.
5. Penghambat beta (beta blockers)
Obat ini berfungsi mencegah angina dan mengatasi hipertensi. Contohnya adalah bisoprolol dan
metoprolol.

6. Nitrat
Nitrat berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jantung meningkat, dan
jantung tidak memompa darah lebih keras. Salah satu jenis nitrat adalah nitrogliserin.

7. Antagonis kalsium
Obat ini bekerja melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun. Contohnya
adalah verapamil dan diltiazem.

8. Diuretik
Jenis obat ini bekerja mengurangi kadar air dan garam dalam darah melalui urine, dan
melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah menurun.
--Terapi Non Farmakologi
Menjalani pola hidup sehat dapat meningkatkan kesehatan jantung. Contohnya
adalah:

1. Berhenti merokok.

2. Mengurangi atau berhenti mengonsumsi alkohol.

3. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

4. Mengurangi stress.

5. Menjaga berat badan ideal.

6. Berolahraga secara teratur.


TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai