Anda di halaman 1dari 19

Kepemimpinan

&
Kekuasaan
DOSEN PENGAMPU : SARI NUSANTARA PUTRI, M.Pd
Oleh : kelompok 4

MANEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


INSITUT AGAMA ISLAM AL-KHAIRAT
Layar utama
Layar utama

A
Kepemimpinan

Kekuasaan

B
Beranda Next
kepemimpinan

01 02 03

Pengertian Teori Gaya


Kepemimpinan Kepemimpinan Kepemimpinan
Beranda Menu Next

1. Pengertian Kepemimpinan
a. James J Cribin mengatakan kepemimpinan adalah kemampuan memperoleh konsensus
dan keikatan pada sasaran bersama, melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai
dengan pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja.
b. Miftah Thoha mendefinisikan kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku
orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perseorangan maupun
kelompok.
c. James A.F Stoner mengatakan bahwa kepemimpinan manajerial adalah suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh kepada kegiatan – kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya.
d. James A.F Stoner mengatakan bahwa kepemimpinan manajerial adalah suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh kepada kegiatan – kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya.
e. Chung dan Megginson mengatakan bahwa Kepemimpinan adalah kesanggupan
mempengaruhi perilaku orang lain dalam suatu arah tertentu.
Beranda Menu Next

2. Teori  Kepemimpinan 
a. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory)
Teori sifat  beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori
ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa
sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian
b. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini
memiliki kecenderungan kearah 2 hal,
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin
yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam
hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
Beranda Menu Next

c. Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab
dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik
secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan
apa yang dikehendaki oleh pemimpin. 
d. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan
e. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership
Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
filsafat, keterampilan dan sikapnya
Beranda Menu Next

3. Jenis-jenis Gaya kepemimpinan


1. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Seseorang dengan gaya kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri:
a) Mampu menjelaskan tujuan kepada anggota.
b) Memimpin tanpa harus berada di tempat.
c) Mendelegasikan tugas kepada anggota yang dianggap potensial.
d) Memiliki ekspektasi/harapan tinggi terhadap anggota.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis


Seseorang dengan gaya kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri:
e) Mengajak anggota untuk mengambil keputusan.
f) Mengutamakan diskusi dalam memunculkan ide.
g) Menganggap setara para anggota.
h) Tertarik pada gagasan orisinil anggota.
Beranda Menu Next

3. Gaya Kepemimpinan Suportif


Seseorang dengan gaya kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri:
a) Menyediakan kebutuhan anggota.
b) Terlibat bersama anggota untuk memecahkan masalah.
c) Menggunakan pendekatan personal dalam interaksi bersama anggota.
d) Mengutamakan hubungan dengan anggota dibandingkan pencapaian target.

4. Gaya Kepemimpinan Transaksional


Seseorang dengan gaya kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri:
e) Menekankan pada aturan/kontrak kerja.
f) Memberikan hadiah atau sanksi pada kinerja anggota.
g) Tidak terlalu terbuka pada inovasi atau kreativitas dari anggota.
h) Sangat berorientasi pada pencapaian target.
Beranda Menu Next

5. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire


Seseorang dengan gaya kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri:
a) Memberikan kebebasan pada anggota.
b) Menyerahkan keputusan kepada anggota.
c) Membutuhkan anggota yang terampil dan aktif.
d) Lebih banyak mengambil peran untuk mengawasi kinerja anggota dari pada terlibat
langsung.

6. Gaya Kepemimpinan Karismatik


Seseorang dengan gaya kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri:
e) Mampu memberikan pengaruh melalui inspirasi.
f) Memiliki visi yang kuat dan mampu mengajak anggota untuk mencapainya.
g) Menjadi figur penting, yang ketiadaannya berpengaruh negatif bagi organisasi.
h) Tidak banyak mengambil gagasan dari anggota.
Beranda Menu Next

7. Gaya Kepemimpinan Otokratis


Seseorang dengan gaya kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri:
a) Menghendaki kekuasaan penuh dalam memimpin.
b) Mengambil keputusan secara mutlak.
c) Anggota sebagai pelaksana perintah.
d) Jarang membuka komunikasi kepada anggota.
Beranda Next

01 Pengertian Kekuasaan

kekuasaan 02 Sumber kekuasaan

03 Taktik Kekuasaan
Beranda Menu Next

1. Pengertian kekuasaan
Max Weber (1947:387) merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan
yang membuat seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu
jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan
halangan.
Walter Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mem-
pengaruhi aliran, energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang
berbeda secara jelas dari tujuan lainnya. Kekuasaan dipergunakan hanya jika tujuan-
tujuan tersebut paling sedikit mengakibatkan perselisihan satu sama lain
Russel mengartikan kekuasaan itu sebagai suatu produksi dari akibat yang
diinginkan. (Russel, 1938:176),
Bierstedt (1950: 36), mengatakan bahwa kekuasaan itu kemampuan untuk
mempergunakan kekuatan.
Beranda Menu Next

2. Sumber kekuasaan
Thomas (1995: 124-130) dan Mc Shane & Van Glnow (2010: 301 – 304)
mengemukakan lima sumber kekuasaan di dalam organisasi, yaitu legitimate power,
reward power, coercive power, expert power, dan referent power.
a. Legitimate power merupakan kesepakatan anggota organisasi bahwa individu dalam
peran-peran tertentu dapat menentukan prilaku tertentu dari orang lain. Legitimate power
biasanya ditentukan oleh deskripsi pekerjaan dalam suatu jabatan, misalnya seorang atasan
memiliki kekuasaan untuk meminta bawahannya melaksanakan tugas-tugas organisasi
sesuai dengan kapasitasnya.
Beranda Menu Next

b. Reward power adalah kekuasaan untuk mengontrol atau memberikan penghargaan kepada


pihak lain. Seorang manajer dapat mempromosikan bawahannya ke level yang lebih tinggi,
member bonus, atau member hak berlibur sebagai imbalan yang diberikan kepada karyawan
yang mencapai target kerja tertentu. Sebaliknya, seorang bawahan dapat memberikan umpan
balik atas kinerja atasannya.

c. Coercive power adalah kekuasaan untuk member sanksi atau hukuman. Contoh coercive
power adalah seorang atasan memiliki kekuasaan untuk memberikan sanksi kepada
bawahannya yang terbukti memiliki kesalahan fatal yang merugikan organisasi.
Beranda Menu Next

d. Expert power adalah kekuasaan yang berhubungan dengan kemampuan, keahlian, atau


pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Misalnya, tim peneliti yang dimiliki oleh
perusahaan pertambangan memiliki kekuasaan apakah sebuah projek dapat dilanjutkan atau
tidak.

e. Referent power adalah kekuasaan yang diasosiasikan dengan charisma seseorang. Secara


ilmiah, definisi referent power memunculkan perdebatan di kalangan para ahli karena ukuran
kharisma yang sulit untuk distandarkan. Namun, secara factual referent power memang ada
di dalam kehidupan berorganisasi. Di banyak perkampungan di Indonesia ada tokoh-tokoh
masyarakat yang disegani karena memiliki kharisma. Hal itu merupakan contoh yang nyata
dari referent power.
Beranda Menu Next

3. Taktik Kekuasaan
a. Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain
tertarik.

b. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang


mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk
membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan memberikan
penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan, harapan, dan
aspirasinya.

c. Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan


mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam
pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
Beranda Menu Next

d. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap
bersahabat dalam memohon sesuatu.

e. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.

f. Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas
kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.

g. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain
untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target setuju.
Beranda Menu Next

h. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan


menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam
meminta sesuatu.

i. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain


dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa
suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
Kelompok: 4

4
Shoutul Afif 201976012000770
Moh Ali Bais 201976012000746
Abd Hadir 201976012000714
M. Saherul Laily 201976012000741
Zain Pahlevi 201976012000783
Mahrus HR. 201976012000742
Sukardi 201976012000775
Sulaiman 201976012000776

Thank you!

Anda mungkin juga menyukai