Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Cahaya
Menurut IESNA (2000), cahaya adalah pancaran energi dari sebuah partikel
yang dapat merangsang retina manusia dan menimbulkan sensasi visual. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, cahaya merupakan sinar atau terang dari suatu
benda yang bersinar seperti bulan, matahari, dan lampu yang menyebabkan mata
dapat menangkap bayangan dari benda – benda di sekitarnya.
2. Definisi Pencahayaan
2. Sumber Pencahayaan
1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang memiliki sumber cahaya yang
berasal dari alam, seperti matahari, bintang, dll. Matahari adalah sumber
pencahayaan alami yang paling utama, namun sumber pencahayaan ini
tergantung kepada waktu (siang hari atau malam hari), musim, dan cuaca
(cerah, mendung, berawan, dll).
Pencahayaan alami memiliki beberapa keuntungan yaitu :
hemat energi listrik,
dapat membunuh kuman penyakit,
variasi intensitas cahaya matahari dapat membuat suasana ruangan
memiliki efek yang berbeda – beda, seperti pada hari mendung, suasana
di dalam ruangan akan memiliki efek sejuk, dan hari cerah menyebabkan
suasana bersemangat, dan
3. Pencahayaan Buatan
Arsitektur
Pencahayaan terdapat di dalam konteks arsitektur baik itu interior maupun
eksterior. Menurut Setiawan (2012), pencahayaan bukan berperan sebagai
pelengkap arsitektur, namun telah menjadi bagian dari arsitektur itu sendiri.
Keberadaan pencahayaan dapat mempengaruhi pengalaman ruang, estetika
bangunan, dan visualisasi ruang.
Kebutuhan Manusia
Dari segi aspek kebutuhan manusia, untuk mendapatkan kualitas pencahayaan
yang baik perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut:
1. Jarak Pandang (Visibility)
Peran pencahayaan sangat penting dalam mengatur kemampuan untuk
menangkap informasi sudut pandang visual dan juga jarak untuk melihat
daerah di sekeliling.
2. Performa Aktivitas (Task Performance)
Salah satu peran utama pencahayaan adalah memfasilitasi aktivitas yang
dilakukan manusia agar performa kerja mereka dapat optimal.
renderasi warna, dan temperatur warna yang berbeda. Menurut Moyer (1992), di
dalam memilih lampu bagi desain pencahayaan terdapat beberapa faktor yang
sangat penting untuk diperhatikan , yaitu intensitas, ukuran fixture, besaran watt,
tipe lampu (dalam variasi beamspread dan watt), dan warna.
Lampu pijar merupakan salah satu lampu yang paling tua usianya sejak
pertama kali dikembangkan oleh Thomas Alfa Edison. Lampu yang di Indonesia
lebih dikenal dengan sebutan bohlam karena bentuknya yang menyerupai bola.
Dari total energi listrik yang digunakan oleh lampu pijar, hanya sekitar 10% saja
yang diubah menjadi cahaya, sedangkan sekitar 90% lainnya dibuang sebagai
energi panas. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan usia lampu
pijar menjadi pendek (sekitar 1000 jam). Warna kekuningan (warm light) yang
dihasilkan lampu pijar mampu menciptakan suasana hangat, akrab, lebih alami,
dan teduh sehingga lampu pijar sering digunakan sebagai lampu utama pada
hunian.
Gambar 2.6 Lampu fluoresens Gambar 2.7 Compact Fluoresens Lamp (CFL)
Sumber : Lighting Design Basic (2004) Sumber : Lighting Design Basic (2004)
Gambar 2.8 Lampu metal halida Gambar 2.9 Lampu sodium bertekanan tinggi
Sumber : Lighting Design Basic (2004) Sumber : Lighting Design Basic
(2004)
memenuhi kebutuhan cahaya secara kuantitatif pada sebuah ruang atau bidang
kerja.
2. Armatur Floodlight
Floodlight merupakan lampu sorot dengan sudut cahaya yang lebih besar jika
dibandingkan dengan spotlight. Untuk menghasilkan cahaya dengan sudut
lebar, rumah lampu yang digunakan biasanya berbentuk kotak.
5. Armatur Bollard
Pada dasarnya bollard merupakan salah satu bentuk dari lampu tiang namun
dengan dimensi yang lebih kecil. Bollard sering difungsikan pada
pencahayaan jalur pejalan kaki dan taman.
Menurut The IESNA (2000), pencahayaan pada restoran dapat dibagi menjadi tiga
tipe yaitu :
rendah serta memiliki beberapa area atau objek yang disorot. Contoh dari
restoran tipe ini adalah cocktail lounge dan nightclub.