Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH ORIENTASI BUKAAN

PADA RUANG STUDIO GAMBAR


TERHADAP PENCAHAYAAN
ALAMI

STUDI KASUS : RUANG GAMBAR


ARSITEKTUR UNIVERSITAS
KEBANGSAAN REPUBLIK INDONESIA

ILHAM ABDUL MALIK


20161210011
PENDAHULUAN
Penerangan Pencahayaan alami dibutuhkan
pada ruang kerja,ruang kuliah,ruang
laboratorium.
Krisis energi menjadi ancaman global
mengingat sumber energi dunia yang makin
lama makin menipis.
Negara Indonesia masuk ke dalam daftar 25
negara pemakai sumber energi dunia.
Dalam segi efisiensi
penggunaannya,Indonesia masih menempati
urutan 17 dari 25 negara
tersebut(Alvarez,Vaidyanathan,Hannah,&
King,2018). 2
 Sistem pencahayaan yang baik dipertimbangkan
melalui orientasi bangunan,bentuk
bangunan,perencanaan ruang,warna pelingkup
ruang dan jenis bukaan (Lechner,2015).
 Perencanaan bukaan harus selalu diperhatikan
karena perencanaan bukaan yang kurang baik
seringkali menimbulkan silau.
 Perencanaan bukaan yang baik dapat dilakukan
dengan menempatkan jendela pada ketinggian
diatas kepala manusia,menempatkan beberapa
bukaan dalam satu ruang pada sisi dinding yang
berbeda,melindungi bukaan dari sinar matahari
berlebih,dll.
 Selain itu,shaft cahaya juga dapat menjadi
alternative pencahayaan ketika bukaan samping
tidak dapat menjangkau area terdalam
(szokolay,2004).
 Intensitas cahaya dalam ruang gambar yang ideal
bagi fungsi ruang gambar adalah minimal 750 lux
( Badan standardisasi Nasional,2001).

3
 Pentingnya orientasi dalam sebuah bangunan
harus diperhatikan sejak awal, ketika arsitek
merencanakan lokasi bangunan pada site,
tujuannya untuk memastikan ketersediaan
cahaya alami maksimum dari permanfaatan
cahaya matahari untuk interior. Aspek lainnya
adalah meyakinkan alam bawah sadar saat
berada di dalam bangunan untuk tetap
berhubungan dengan dunia luar, baik untuk
mengetahui waktu atau kondisi cuaca (Philips,
2004).

4
 Pencahayaan Ruang Gambar diperoleh
terutama dari pemakaian energi yang efisien.
Audit energi bangunan menggunakan
simulasi perangkat lunak adalah salah satu
cara untuk mengetahui bagaimana konsumsi
energi bangunan dan mencari alternatif untuk
mengurangi konsumsi energi supaya
memenuhi kriteria sebagai gedung hemat
energi. Salah satu cara mengetahui
pemakaian energi pada bangunan yaitu
dengan menggunakan perangkat lunak
EnergyPlus.

5
 Dari hasil penelitian tersebut diatas
menyimpulkan bahwa aktivitas masih dapat
berjalan dengan baik meskipun desain pen-
cahayaannya tidak sesuai standar tingkat
iluminasi yang direkomendasikan oleh SNI
tahun 2001. Distribusi cahaya dapat diserap
masuk kedalam bangunan semaksimal mungkin,
apabila tidak ada yang menghalangi masuknya
pencahayaan alami, sehingga penggunaan energi
sebagai sumber pencahayaan buatan dapat
diminimalkan, namun perlu pula memperhatikan
efek negative apabila cahaya alami.

6
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaruh
orientasi bukaan terhadap
pencahayaan alami? 2.Bagaimana pengaruh
pencahayaan alami pada ruang
studio gambar?
 Menganalisis pengaruh orientasi
bukaan terhadap pencahayaan alami  Menganalisis standar pengaruh
pencahayaan alami pada ruang studio
gambar

7
BATASAN
PERMASALAHAN

1. Orientasi bukaan menghadap


ke selatan dan utara.
2. Batasan mencakup ruang
studio 1 Universitas
Kebangsaan Republik
Indonesia.
3. Pengukuran dibatasi dari
jam 8.00 wib sampai 16.00
wib.

8
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Tentang Pencahayaan Alami Menurut Lechner, Norbert. (2001)

Penyediaan sumber cahaya alami ke dalam area menjadi  Menempati bangunan, yaitu mengorientasikan
tantangan tersendiri karena banyaknya variasi untuk bangunan untuk memperoleh cahaya matahari
menyediakan cahaya alami. Pada kebanyakan iklim dan secara optimal
tipe bangunan, pencahayaan alami dapat menghemat  Pembentukan massa bangunan, menampilkan
energi. Contohnya, gedung perkantoran khas di selatan permukaan bangunan yang secara optimum
California dapat menekan pemakaian lisrtik buatan sampai menghadap ke arah matahari.
20 persen dengan menggunakan cahaya alami.(Sumber  Memilih bukaan bangunan yang memungkinkan
buku : Lechner, Norbert. (2001), Heating, Cooling, Lighting, jumlah cahaya yang cukup masuk ke dalam
Design Methods for Architects) bangunan, dengan memperhitungkan siklus
matahari, musim, dan cuaca.
Menurut Satwiko (2004) Cahaya alami merupakan
 Menambahkan peralatan pelindung yang tepat
cahaya yang didapatkan dari sinar matahari secara
dan dapat diatur, seperti kerai atau tirai, untuk
langsung dari awal matahari terbit hingga terbenam memungkinkan penghuni bangunan untuk
(Satwiko :2004). Pencahayaan adalah proses lengkap dalam mengontrol cahaya
mendesain bangunan untuk memanfaatkan cahaya alami
secara maksimal. Hal itu meliputi aktifitas berikut (Karlen,
2007 : 31) :
9
LEMBAGA PENDIDIKAN
Standarisasi Tingkat FUNGSI TINGKAT
PENCAHAYAAN
RENDERASI
KETERANGAN
RUANGAN
Penerangan (LUX)
WARNA

Ruangan Ruang Kelas 250 1 atau 2


Perpustakaan 300 1 atau 2
Laboratorium 500 1
(SNI Tata Cara Sistem Ruang Gambar Menggunakan
pencahayaan
Pencahayaan, 2001) 750 1
setempat pada
meja gambar
Kantin 200 1

10
METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini di Ruang Gambar


Kampus Universitas Kebangsaan Republik
Indonesia,Bandung, Jawa Barat,Indonesia.

11
METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan metode kuantitatif melalui
pengukuran di lapangan dan analisa menggunakan
microsoft excel.

12
METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
• Melakukan pengukuran ruang dan bukaan pada
ruang gambar
• Jumlah ruang gambar yang disurvey sebanyak 1
ruang gambar yaitu ruang gambar universitas
kebangsaan republik Indonesia (UKRI)
• Menganalisis data dengan memasukan hasil
pengukuran ruang ke dalam microsoft excel
• Hasil dari analisis data akan ditemukan standarisasi
ruang gambar yang memiliki pencahayaan alami
yang baik

13
Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar observasi serta alat ukur untuk pengambilan data
kuantitatif.

Meteran Pensil Kertas Lux meter Laptop

 Untuk mengukur  Untuk  Media Untuk  Untuk mengukur  Untuk memasukan


panjang suatu menulis,mencatat, menulis,menggam insensitas cahaya data-data yang
benda maupun menggambar dan bar yang saya suatu ruangan akan dijadikan
jarak sebuah semua yang lakukan bahan penelitian
bangunan/ruangan berhubungan
yang akan dengan penulisan
dijadikan
penelitian

14
Teknik Analisis Data
Analisis data menggunakan program microsoft yang mengarah pada pencahayaan alami.Hasil dari analisa
microsoft akan didiskusikan dengan penelitian yang sejenis dan akan diambil kesimpulan tentang
pencahayaan alami.

15
PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN

Analisis rekomendasi standar iluminasi Ruang Studio Gambar

Titik   Iluminasi Satuan Tabel ini menunjukan tingkat iluminasi pada ruang studio
1 = 720 LUX
gambar 1 pada jam 08.00 sampai 16.00.Nilai iluminasi pada
2 = 289 LUX
ruang gambar 1 pada jam 08.00 sampai 16.00 sebesar 720 lux
3 = 163 LUX

4 = 587 LUX (titik 1) 289 lux (titik 2) 163 lux (titik 3) 636 lux (titik 4) 290 lux (titik
5 = 290 LUX 5) 208 lux (titik 6) 972 lux (titik 7) 305 lux (titik 8) 203 lux (titik
6 = 208 LUX
9).Hal ini menunjukan bahwa nilai iluminasi pada ruang studio
7 = 970 LUX
gambar 1 tidak merata.
8 = 305 LUX

9 = 203 LUX

16
 Hasil analisis pada kesembilan titik ruang  Berdasarkan pemaparan ini, dapat
studio gambar 1 menunjukkan bahwa nilai disimpulkan bahwa tingkat iluminasi pada
iluminasi minimum dan maksimum ruang studio gambar 1 Universitas
terletak pada titik ukur yang sama pada Kebangsaan Republik Indonesia belum
setiap jam pengukuran. Nilai iluminasi memenuhi standar iluminasi bagi ruang
pada titik area dekat jendela bangunan gambar, namun berdasarkan wawancara
yaitu titik ukur 1,2,4,5 dan 7 memenuhi dengan beberapa mahasiswa, mereka
standar iluminasi , namun area titik ukur masih dapat melakukan aktifitas per-
3,6,8 dan 9 belum memenuhi standar kuliahan dengan baik.
tersebut oleh karena jauh dari bukaan
jendela bangunan dan belum mencukupi
rekomendasi SNI.

17
 Desain titik ukur pada ruang sebanyak 9 titik dan
jarak titik ukur antara 1 meter. Ruang studio
gambar 1 mempunyai luasan yang yaitu (6,80 x
Analisis tingkat pencahayaan terhadap orientasi 8,85) meter
bangunan
 Orientasi bangunan berpengaruh terhadap
Obyek penelitian adalah ruang studio gambar 1 nilai iluminasi, yaitu ruang studio gambar
Universitas Kebangsaan Republik Indonesia dimana
orientasi bangunan ke arah utara dan selatan. Obyek 1 yang berorientasi ke selatan mempunyai
penelitian yang dianalisis yaitu pertitik tingkat iluminasi antara 163 lux hingga 972
lux.. Pengukuran dilakukan sebanyak 3
kali dalam sehari dan hasil analisis
menunjukkan bahwa pada jam 08.00
885.00
hingga jam 16.00 seperti gambar 10
dibawah ini, tingkat iluminasi pada ruang
P1
J1 J1

BV2 BV1 BV2

studio gambar berorientasi ke Utara lebih


tinggi dari pada orientasi bangunan ke
68 0 .0 0
STUDIO GAMBAR 680.00 selatan.

BV3 BV3 BV3

885.00

18
 Perbedaaan nilai rerata tingkat iluminasi
pada ruang yang berorientasi ke utara dan
selatan sangat minim, namun dapat
disimpulkan bahwa tingkat iluminasi
berpengaruh terhadap orientasi bangunan.

 Grafik menunjukkan bahwa semakin jauh dari


bukaan bangunan, maka tingkat iluminasi
semakin rendah. Titik 1,4 dan 7 merupakan area
yang paling dekat dengan bukaan bangunan
yaitu dengan nilai rerata sebesar 970 lux
sedangkan pada titik 3 adalah area yang
 terjauh pada bukaan bangunan mempunyai nilai
rerata sangat rendah yaitu sebesar 163 lux

19
Gambar menunjukkan nilai rerata tingkat iluminasi pada
ruang studio gambar 1. Grafik ini menunjukkan bahwa
semakin jauh dari bukaan bangunan maka tingkat
iluminasi semakin rendah

20
Grafik menunjukkan rerata tingkat iluminasi pada pagi hari
yaitu; 599 lux (titik 1) 216 lux (titik 2) 149 lux (titik 3) 182
lux (titik 4) 232 lux (titik 5) 174 lux (titik 6) 947 lux (titik 7)
352 lux (titik 8) 174 lux (titik 9). Grafik ini menunjukkan
semakin jauh dari letak bukaan bangunan maka tingkat
iluminasi semakin rendah. Berdasarkan uraian ini dapat
disimpulkan bahwa tingkat iluminasi berpengaruh pula
terhadap jarak bukaan pada jendela bangunan

21
Kesimpulan Dan Saran

 Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat iluminasi pada ruang studio gambar 1 Universitas Kebangsaan
Republik Indonesia tidak memenuhi standar iluminasi yang direkomendasikan oleh SNI yaitu sebesar 750 lux,
namun mahasiswa masih dapat mengikuti perkuliahan dengan baik. Berdasarkan hal ini diharapkan penelitian
ini dapat dikembangkan sebagai menjadi acuan dalam penyusunan rekomendasi standar iluminasi ruangan
gambar. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat iluminasi berpengaruh terhadap orientasi bangunan dan
semakin jauh area dari bukaan bangunan maka tingkat iluminasi pada area tersebut semakin rendah.

Perencanaan bangunan perlu memperhatikan orientasi dan luas bukaan yang dibutuhkan ruangan
untuk mencapai standar intensitas cahaya yang dibutuhkan.Selain itu,perlu adanya penambahan dan
pengurangan jumlah unit bukaan pada ruang studio gambar Universitas Kebangsaan Republik
Indonesia untuk mencapai intensitas cahaya di atas 750 lux.

22
THANK
YOU!
ILHAM ABDUL MALIK
NPM

2016 121 00 11

Anda mungkin juga menyukai