BERKEBUTUHAN KHUSUS
KELOMPOK 2
NUR AISIYAH 858064007
NURELY NOVIANTI 858064995
NURLIHA 858063993
SUPRAPTI 858062139
WELLY EMELDA 858063535
PENDIDIKAN
ANAK TUNA NETRA
Ada dua jenis definisi sehubungan dengan
Kehilangan penglihatan berikut ini :
1. Definisi legal (definisi berdasarkan peraturan perundang-
undangan)
Ketajaman penglihatan ( visual acuity )
Medan pandang ( visual field)
2. Definisi edukasional mengenai ketunanetraan lebih
dapat memenuhi persyaratan daripada definisi legal oleh
karenanya dapat menunjukkan :
Metode membaca dan metode pembelajaran membaca yang mana
yang sebaiknya dipergunakan
Alat bantu serta bahan ajar yang sebaiknya dipergunakan
Kebutuhan yang berkaitan dengan orientasi dan mobilitas.
BUTA (BLIND)
TUNANETRA RINGAN
( LOW VISION )
Penyebab Terjadinya Ketunanetraan
INDRA PERABAAN
Indra perabaan dapat memberikan informasi yang biasanya kita peroleh
melalui indra penglihatan.
INDRA PENCIUMAN
Betapa banyak bahan makanan yang dapat kita kenali melalui indra
penciuman.
Misalnya, jika kita tidak dapat membedakan antara kunyit dan jahe
melalui perabaan kenalilah baunya.
SISA INDRA PENGLIHATAN
Sebagian besar orang yang dikategorikan sebagai tunanetra masih
mempunyai sisa penglihatan (low vision). Kebanyakan orang low vision
dapat merespon secara baik terhadap warna-warna kontras, dan
mereka harus memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK
1. Visualisasi
Cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan di dalam lingkungannya dan
membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan menggunakan ingatan visual ( visual
memory) atau visualisasi (juga disebut peta mental). yang tepat agar tetap menjadi bagian dari
kehidupan yang normal.
2. Ingatan Kinestetik
Ingatan kinestetik adalah ingatan tentang kesadaran gerak otot yang dihasilkan oleh interaksi
antara indra perabaan (tactile), propriosepsi dan keseimbangan yang dikontrol oleh sistem
vestibular, yang berpusat di bagian atas dari telinga bagian dalam. Sistem ini peka terhadap
percepatan, posisi, dan gerakan kepala.
3. Persepsi Obyek (Object Perception)
Banyak tunanetra yang sudah berpengalaman banyak dalam bepergian secara mandiri, akan
mengembangkan suatu kemampuan yang mungkin turut membentuk anggapan orang bahwa
individu tunanetra memiliki indra keenam atau sekurang-kurangnya member kesan bahwa dia
mempunyai indra pendengaran yang lebih tajam. Kemampuan ini disebut persepsi obyek
(object perception)
CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA
Membuka/ mobil
menutup pintu
CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA
2. CARA MENGORIENTASIKAN
Jika kita menunjukkan arah menuju suatu tempat atau
benda kepada seorang tunanetra, kita tidak bisa sekedar
menunjukkan sambil mengatakan “ke sana” ke sini”. Kita
harus lebih spesifik. Misalnya: kira-kira 10 meter ke
depan; di sebelah kiri; 5 langkah ke kanan; di atas TV; dsb.
Untuk lingkungan yang kecil, kita dapat menggunakan
putaran jam sebagai rujukan. Misalnya, ketika kita ingin
memberitahukan letak makanan di dalam piring seorang
tunanetra yang akan makan, kita dapat mengatakan ikan
ada di jam 9, sambal di jam 12, tahu di jam 6, dst.
KB 3 :
Pendidikan Bagi Siswa
Tunanetra di Sekolah Umum
dalam Setting Pendidikan
Inklusif
KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN
SISWA TUNANETRA
1. PENGEMBANGAN KONSEP
Konsep adalah simbol atau istilah yang menggambarkan suatu
obyek, kejadian, atau keadaan tertentu.
3. Keterampilan Sosial/Emosional
Agar efektif dalam interaksi sosial, anak tunanetra perlu
memiliki keterampilan tertentu, seperti keterampilan
penggunaan bahasa non verbal atau bahasa tubuh
(body language)
4. Keterampilan Orientasi dan Mobilitas
1. Alat Peraga
Objek atau situasi sebenarnya, benda asli yang
diawetkan, model dua dimensi, dan model tiga
dimensi.