Journal Reading

Pathophysiology of Benign Prostatic

Hyperplasia and Benign Prostatic
Enlargement: A Mini-Review

TASYA
Pembimbing: dr. Ahmad Fajrial, Sp.U
Pendahuluan

BPH 30-40% pria

70-80% usia
>80 tahun
Pendahuluan
 Jalur Androgen
• Testosteron yang berasal dari testis (95%) dan kelenjar adrenal (5%) adalah
serum androgen utama yang merangsang pertumbuhan prostat.

• Konsentrasi testosteron rata-rata dalam plasma kira-kira 600 ng / mL. Kadar

testosteron serum tetap konstan antara usia 25 dan 60 tahun, namun menurun
secara bertahap setelahnya.

• Reseptor androgen (AR) banyak diekspresikan dalam epitel jinak dan stroma
yang berdekatan.

• Tindakan AR dalam jaringan prostat ditingkatkan oleh koaktivator yang dapat

berinteraksi dengan domain N-terminal, pengikat DNA dan / atau pengikat
ligan reseptor.
• Neuropeptida serotonin (5-HT) menurunkan AR, sehingga mencegah proliferasi
prostat

• Bahwa sel neuroendokrin berkontribusi pada perkembangan kanker prostat,

sedangkan pada BPH, sel dapat memiliki efek yang berbeda.

• Senyawa lain yang melemahkan efek testosteron pada jaringan BPH adalah
asam vanillic.

• Telah dibuktikan bahwa pengobatan dengan asam vanillic, yang juga dikenal
sebagai agen antiinflamasi, menyebabkan penurunan berat prostat dan induksi
ketebalan epitel.
• Metformin menghambat efek testosteron pada peningkatan regulasi reseptor
estrogen α dan penurunan regulasi reseptor estrogen β dalam model hewan.

• Meskipun metformin tidak menyebabkan efek apa pun pada 5α-reduktase,

metformin menurunkan mRNA untuk insulin like growth factor (IGF) -I dan
reseptornya.

• Akibatnya, metformin bertindak sebagai faktor pro-apoptosis melalui

penghambatan jalur Akt. IGF mengatur proliferasi dan apoptosis sel melalui
sistem kompleks yang bergantung pada ekspresi reseptor dan protein pengikat
• Regulasi hormonal BPH bisa menjadi antagonis dengan agen kemopreventif.

• Termasuk polifenol, flavonoid dan isoflavonoid. Mereka terkandung dalam

buah-buahan, brokoli, dan teh hijau

• Ekstrak buah delima, yang memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-oksidatif,

mengurangi peningkatan testosteron pada berat prostat dan mencegah
perubahan histologis yang diinduksi oleh hormon
• Pilihan terapeutik pada BPE / LUTS dapat didasarkan pada antagonisme antara
hormon androgenik dan estrogenik.

• Regulasi hormonal juga mencakup beberapa hormon peptida, dan sistem

pengaturan berdasarkan IGF menjadi yang paling penting.

• Antagonisme sistem ini dalam kombinasi dengan 5α-reductase inhibitor

mungkin merupakan pilihan yang berguna dalam pengobatan BPH di masa
depan.
Regulasi Hormonal BPH
 Age-Related Tissue Remodelling
• Penuaan dan androgen adalah 2 faktor risiko yang ditetapkan untuk pengembangan
BPH / BPE
• Remodelling jaringan di zona transisi ditandai dengan
(1) sel basal hipertrofik;
(2) perubahan sekresi sel luminal yang menyebabkan kalsifikasi, saluran tersumbat
dan peradangan;
(3) infiltrasi limfositik dengan produksi sitokin proinflamasi;
(4) peningkatan produksi spesies oksigen radikal yang merusak sel epitel dan
stroma;
(5) peningkatan produksi fibroblast dan TGF-β dasar yang menyebabkan proliferasi
stroma, transdiferensiasi dan produksi matriks ekstraseluler;
(6) perubahan persarafan otonom yang menurunkan relaksasi dan menyebabkan
tinggi tonus adrenergik; dan
(7) fungsi sel neuroendokrin berubah dan pelepasan peptida neuroendokrin
Inflammation
• Pengamatan peradangan kronis yang berdampingan dengan perubahan histologis
BPH pada spesimen patologis menyebabkan kecurigaan bahwa peradangan berperan
dalam pengembangan BPH / BPH dan juga LUTS

• Peradangan lokal dapat dipicu oleh infeksi virus atau bakteri, yang akan
menyebabkan sekresi sitokin, kemokin dan faktor pertumbuhan yang terlibat dalam
respon inflamasi dengan pertumbuhan sel prostat epitel dan stroma

• Peradangan prostat dikaitkan dengan perkembangan klinis secara keseluruhan dan

peningkatan risiko retensi urin dan kebutuhan untuk operasi. Selain itu, hubungan
positif antara tingkat protein C-reaktif plasma yang tinggi dan kemungkinan LUTS
sedang hingga berat.
Metabolic Factors
• Hasil dari beberapa studi pra-klinis dan klinis menunjukkan bahwa beberapa
penyimpangan metabolik terkait usia (sindrom metabolik, obesitas, dislipidemia dan
diabetes) merupakan penentu penting baik dalam perkembangan BPH / LUTS

• Dalam kohort Baltimore Longitudinal Study of Aging, setiap kenaikan 1 kg / m2 indeks

massa tubuh (BMI) sesuai dengan peningkatan volume prostat 0,4 mL.. Peserta obesitas
(BMI> 35 kg / m2) memiliki peningkatan risiko pembesaran prostat 3,5 kali lipat
dibandingkan dengannon-obesitas (BMI < peserta25 kg / m2)
Peran potensial sindrom metabolik dalam patofisiologi BPE /
LUTS
 Risk Factors and Disease Prevention
• Tingginya prevalensi penyakit dan dampak sosial ekonomi menimbulkan
masalah pencegahan penyakit. Studi jangka panjang dengan 5α-reduktase
inhibitor finasteride dan dutasteride menunjukkan bahwa kedua obat tersebut
mengurangi risiko retensi urin akut dan kebutuhan untuk operasi

• Apakah mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat (sindrom metabolik)

dapat mengubah kecenderungan pria untuk mengembangkan BPH / LUTS
masih harus diklarifikasi dalam uji coba terkontrol jangka panjang berskala
besar.
Perspektif Klinis
• Perkembangan LUTS merupakan proses multifaktorial dengan BPH / BPE dan perubahan
urodinamik menjadi faktor pendamping yang penting. Aspek lain yang relevan adalah respons
kandung kemih terhadap obstruksi prostat jinak, yaitu perkembangan aktivitas detrusor yang
berlebihan atau hipo-kontraktilitas detrusor. Pola urodinamik yang paling sering pada pria
lanjut usia dengan LUTS adalah aktivitas detrusor yang berlebihan (60%), sedangkan
obstruksi prostat jinak hanya terdapat pada 30-40%

• Semua pedoman menyarankan pendekatan individual yang disesuaikan dengan risiko

(pedoman AUA. Pada pria dengan gejala ringan (IPSS <8), tidak ada komplikasi dan risiko
rendah perkembangan penyakit, direkomendasikan pendekatan konservatif dan waspada. Pada
mereka dengan gejala sedang / berat dan tidak ada komplikasi, terapi medis diindikasikan.
TERIMAKASIH