Oleh:
Ayuni Fatricia
2111901004
Pembimbing :
dr. M. Risnandar, Sp. PD
Klasifikasi anemia dibagi menjadi 5 yaitu Anemia mikrositik hipokrom (anemia defisiensi besi,
anemia penyakit kronis), Anemia makrositik (defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat),
Anemia karena perdarahan, Anemia hemolitik, Anemia aplastic
Sirosis merupakan jalur histologis umum terakhir untuk berbagai macam penyakit hati kronis. Istilah ini berasal
dari istilah Yunani scirrhus mengacu pada permukaan hati yang berwarna oranye-coklat atau kuning
kecokelatan yang terlihat pada otopsi
Sirosis didefinisikan secara histologis sebagai proses hati difus yang ditandai dengan fibrosis dan
konversi arsitektur hati normal menjadi nodul struktural abnormal.
ANEMIA DEFISIENSI
BESI
Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah
sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin
di dalamnya lebih rendah dari biasanya.
2. Anemia normokromik normosirer, bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg;
b. Bentuk non-megaloblastik
1. Anemia pada penyakit hati kronik
2. Anemia pada hipotiroidisme
- Faktor nutrisi
penyediaan
besi untuk
eritropoesis
• Gejala umum anemia sindrom anemia, timbul karena iskemia organ target serta akibat mekanisme
kompensasi tubuh terhadap penurunan kadar hemoglobin.
lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging (tinnitus), mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin,
sesak nafas dan dyspepsia
Pada pemeriksaan, pasien tampak pucat: konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan
di bawah kuku.
• Gejala penyakit dasar Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan anemia
Pendekatan diagnosis
secara laboratoris untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi (tahap satu dan tahap dua) dapat dipakai
kriteria diagnosis anemia defisiensi besi (modifikasi dari kriteria Kerlin et al) sebagai berikut:
Anemia hipokromik mikrositer pada apusan darah tepi, atau MCV < 80 fl dan MCHC < 31 % dengan salah
satu dari a, b, c atau d:
a. Dua dari parameter ini : Besi serum < 50 mg/dl, TIBC > 350 mg/dl, Saturasi transferin < 15% atau
b. Serum feritinin < 20 g/dl
c. Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia (perl’s stain) menunjukan cadangan besi negatif
d. Dengan pemberian sulfas fenosus 3 x 200 mg/hari selama 4 minggu disertai kenaikan kadar
hemoglobin lebih dari 2 g/dl
Tatalaksana
● Terapi Nutrisi dan Pertimbangan Diet
● Transfusi Darah pemberian packed red cell
• Sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketiga pada penderita yang
berusia 45 - 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskular dan kanker)
• Di Indonesia data prevalensi penderita SH secara keseluruhan belum ada.
• Di daerah Asia Tenggara, penyebab utama SH adalah hepatitis B (HBV) dan C
(HCV).
• Angka kejadian SH di Indonesia akibat hepatitis B berkisar antara 21,2-46,9% dan
hepatitis C berkisar 38,7 - 73,9%.2
Etiologi
Alkohol
Sirosis
Hepatis
Gejala
Morfologi Prognosis
klinis
Kompensata Dekompensata
skoring klasifikasi Child-Turcott-Pugh
5 (Siti, 2015)
Diagnosis
Mudah lelah, lemas
Kembung, mual
Ikterik
Gejala dari sirosis kompensata yang lebih
menonjol
Kegagalan hati
Hipertensi porta
Hematemesis, melena
Temuan klinis pada sirosis dapat meliputi
1. Spider Nevi (spider teleangiektasis) Spider nevi ditemukan di wilayah vaskuler vena kava superior dan sangat jarang terdapat
dibawah garis puting susu.
2. Eritema palmaris Telapak tangan berwarna merah terutama pada thenar dan hypothenar.
4. Atrofi testis hipogonadisme Tanda ini menonjol pada alkoholik sirosis dan hemokromatosis.
5. Splenomegali Pembesaran ini akibat kongesti pulpa merah lien karena hipertensi porta.
6. Asites penimbunan cairan dalam rongga peritoneum akibat hipertensi portal dan hipoalbuminemia.
7. Ikterus Bilirubin meningkat
8. Warna urin gelap seperti teh
9. Tanda-tanda lain yang menyertai, diantaranya:
Demam yang tidak tinggi akibat nekrosis hepar
Batu pada vesika felea akibat hemolysis
Pembesaran kelenjar parotis terutama pada sirosis alkoholik
Pemeriksaan Laboratorium:
Serologi virus hepatitis
• Aminotransferase: ALT dan AST: Normal atau sedikit - HBV : HbSAg, HBeAg, Anti HBc, HBV-
meningkat DNA
• Alkali fosfatase /ALP: sedikit meningkat
- HCV : Anti HCV HCV-RNA
• Gamma-glutamil transferase: yGT: Korelasi dengan
- Auto antibodi (ANA, ASM, Anti-LKM)
ALP, spesifik khas akibat alkohol sangat meningkat
• Bilirubin: Meningkat pada SH lanjut prediksi penting untuk autoimun hepatitis
mortalitas - Saturasi transferin dan feritinin untuk
• Albumin: Menurun pada SH lanjut hemokromatosis
• Globulin: Meningkat terutama IgG
- Ceruloplasmin dan Copper untuk
• Waktu Prothrombin: Meningkat /penurunan produksi
penyakit Wilson
faktor V/VII dari hati
• Natrium darah: Menurun akibat peningkatan ADH dan - Alpha 1-antitrypsin
aldosterone - AMA untuk sirosis bilier primer
• Trombosit: Menurun (hipersplenism)
• Lekosit dan netrofil: Menurun (hipersplenism) - Antibodi ANCA untuk kolangitis
• Anemia: Makrositik, normositik dan mikrositik sklerosis primer
Pemeriksaan radiologis
ekodensitas hati meningkat dengan ekostruktur kasar homogen atau heterogen
Ultrasonografi (USG) pada sisi superficial. Dpt dijumpai pembesaran lobus caudatus, splenomegali,
dan vena hepatika gambaran terputus-putus. Hati mengecil
Hipertensi porta disebabkan oleh Peningkatan resistensi intra hepatik terhadap aliran darah porta akibat
adanya nodul degeneratif dan Peningkatan aliran darah splanchnic sekunder akibat vasodilatasi pada
splanchnic vascularbed
Peritonitis bakterial spontaninfeksi spontan cairan asites tanpa adanya fokus infeksi intraabdominal
Varises gastroesofagus Pecahnya varises esophagus (VE) mengakibatkan perdarahan varises yang berakibat
fatal.
Ensefalopati hepatikum adanya gangguan metabolisme energi pada otak dan peningkatan permeabelitas
sawar darah otak
Sindroma Hepatorenal vasokonstriksi dari arteri renalis sehingga menyebabkan menurunnya perfusi ginjal
yang selanjutnya akan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus
Asites sirosis hepatis
Non
Penatalaksanaan farmakologi
Farmakologi
Bed rest
Hentikan konsumsi
alkohol
º 8-10 g IV perliter cairan parasintesis
º Parasintesis bila asites sangat besar, hingga 4-6
(jika >5 L)
liter dan dilindungi pemberian albumin
º Direkomendasikan jika natrium serum
º Retriksi cairan
kurang 120-125 mmol/L
1
7
0
PENATALAKSANA
AN º º
Ensefalopati Laktulosa 30-45 mL sirup oral 3-4 kali/hari atau 300 mL
hepatikum enema sampai 2-4 kali BAB/hari dan perbaikan
status mental
º Neomisin
º 4-12 g oral/hari dibagi tiap 6-8 jam; dapat
ditambahkan pada pasien yang refrakter
laktulosa
11
PENATALAKSANA
AN
1
2
prognosis
System skoring ini antara lain skor Child Turcotte Pugh (CTP) dan Model ens stage liver Disease
(MELD) yang digunakan untuk evaluasi pasien dengan rencana tranplantasi hati.
Keterangan :
CTP kelas A angka kesintasan berturut-turut 1 tahun dan 2 tahun sebesar 100% dan 85%.
CTP kelas B angka kesintasan berturut-turut 1 tahun dan 2 tahunnya sebesar 81% dan 60%.
CTP kelas C 1 tahun dan 2 tahun berturut-turut adalah 45% dan 35%
BAB III
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Robitoh
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 41 Tahun
Alamat : Jl. Sinarwajo
Agama : Islam
No Rekam Medis : 42.91.25
Tanggal Masuk : 06 November 2021
Tanggal Keluar :
Masuk RS Melalui : IGD
Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal : 06 November 2021
Resume anamnesis :
Keluhan utama : Muntah darah sejak 3 hari ini diperberat 1 hari ini
Resume riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan muntah darah sejak 3 hari ini
Muntah semakin berat 1 hari ini
1 hari ini muntah darah sampai 3 kali sebanyak ± 3 gelas teh
Muntah darah berwarna merah gelap dan bergumpal
Pasien juga mengeluh lemas 3 hari ini
pusing(+), demam (-), batuk (-), flu (-)
Perut membuncit muncul 1 tahun yang lalu dan membesar 1 bulan ini
Nyeri ulu hati (+)
BAB dan BAK lancar
Riwayat Penyakit Dahulu :
Sirosis hepatis 1 tahun yang lalu, dan pasien rajin kontrol ke
dokter
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada pemeriksaan mata didapatkan konjungtiva anemis(+/+), sklera ikterik
(+/+), pada inspeksi perut ditemukan tampak membuncit, tampak vena kolateral,. Pada palpasi abdomen
terdapat nyeri epigatrium, teraba lien di Schuffner 2 (S 2), pada pemeriksaan asites ditemukan shifting dullness
(+) undulasi (+). Pada pemeriksaan ekstremitas superior inferior ditemukan warna kulit kuning.
Diagnosis banding:
- Ulkus Peptikum
Tindakan
•Rontgen Thorak
Pada anamnesis ditemukan pasien datang dengan keluhan muntah darah sebanyak 3
gelas teh kemudian ditemukan sindrom anemia seperti dari rasa lemah, lesu, cepat
lelah, dan dispepsia.
Pada pemeriksaan, pasien tampak pucat, yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa
mulut, telapak tanga.berdasarkan pemeriksaan penunjang didapatkan pada pemeriksaan
hematologi, Hb 8,3, MCV : 66 FL (80-100), MCH : 21 PG (27-32) (hipokromik mikrositer),
dan Hematokrit : 26%.
Berdasarkan teori gejala khas Anemia defisiensi zat besi ialah: pasien lemah, lesu dan cepat lelah serta
ditemkan Anemia hipokromik mikrositer pada apusan darah tepi, atau MCV < 80 fl dan MCHC < 31 %
2. Sirosis hepatis
Pada anamnesis, didapatkan tanda dan gejala yang dialami pasien sesuai dengan tanda dan gejala Sirosis Hepatis
yaitu: pasien muntah darah 3 hari ini sebanyak kurang lebih 3 gelas teh yang mengarah ke pendarahan varises
esofagus, dimana varises esofagus merupakan komplikasi dari sirosis hepatis, perut membunci (asites) disebabkan
oleh penimbunan cairan dalam rongga peritoneum akibat hipertensi portal dan hipoalbuminemia, sklera ikterik
disebabkan kerusakan pada sel hepar sehingga proses metabolisme bilirubin terganggu menyebakan peningkatan
kadar bilirubin I meningkat didalam darah,
Pada pemeriksaan fisik ditemukan sklera ikterik, perut membesar, tampak vena Kolateral yang disebabkan
oleh hipertensi portal, pada saat palpasi terdapat pembesaran spleen yang juga disebabkan hipertensi portal,
shifting dullness (+), undulasi (+), pada ekstrimitas terdapat kulit berwarna kuning. Selain itu, hasil dari
pemeriksaan penunjang yaitu darah rutin: hemoglobin, limfosit, eritrosit, hematokrit menurun.
Pada kimia darah: Albumin menurun, pada pasien dengan sirosis hepatis akan terjadi penurunan produksi
albumin dan komponen penunjang sel darah merah akibatnya kerusakan sel-sel parenkim hati sehingga dapat
terjadi hipoalbuminemia dan anemia, SGOT meningkat.protein total menurun, globulin meningkat dimana
konsentrasi globulin akan cenderung mengalami peningkatan yang merupan akibat sekunder dari pintasan
antigen bakteri dari sistem portake jaringan limfoid yang selanjutnya akan menginduksi produksi
imunoglobulin.
Dari hasil pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada
pasien dapat mendukung diagnosis dari sirosis hepatis.
Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
1. Wolf. C. D, 2020, Cirrhosis, Updated: Oct 15, 2020, Medscape, dari: https://emedicine.medscape.com/article/185856-overview#a2
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna
Publishing; 2014:2581-92.
3. Setiawan, Poernomo Budi. Sirosis hati. In: Askandar Tjokroprawiro, Poernomo Boedi Setiawan, et al. Buku Ajar Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. 2007. Page 129-136
4. Sulaiman, Akbar, Lesmana dan Noer. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Jakarta; Jayabadi. 2007
5. Dooley J, Lok A, Burroughs AK, Heathcote E, eds. Sherlock’s diseases of the liver and billiary system, 12 th edn. Oxford: Wiley-
Blackwell, 2011.
7. EASL. Clinical practice guidelines on the management of ascites, spontaneous bacterial peritonitis and hepatorenal syndrome in
cirrhosis. Journal of hepatology. 2010; 53: 397-417.
9. Kassebaum NJ; GBD 2013 Anaemia Collaborators. The global burden of anemia. Hematol Oncol Clin North Am. 2016;30(2):247–
308. doi:10.1016/j.hoc.2015.11.002
10. Gkamprela E, Deutsch M, Pectasides D. Iron deficiency anemia in chronic liver disease:
etiopathogenesis, diagnosis and treatment. Ann Gastroenterol. 2017;30(4):405-413.
doi:10.20524/aog.2017.0152
11. WHO. Nutritional anaemias: tools for effective prevention and control; 2019
12. Joseph E Maakaron, MD. Anemia Treatment & Management. 2019. niversity of Nebraska
Medical Center College of Pharmacy; Medscape:
https://emedicine.medscape.com/article/198475-treatment#d12 (Diakses 24 September 2020)
13. Bashar S dan Savio J. Hepatic Cirrhosis. StatPearls Publishing; 2020 dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482419/