Anda di halaman 1dari 36

WIRING DIAGRAM

KELOMPOK F

FARIZ RACHMAN DANIYAL 04211740000052


MUHAMMAD SYUHRI 04211740000054
ADITYA PRAYUDHA 04211740000055

MAULANA AHMAD RAZAQ 04211740000062


ABRAR HILMI 04211740000065

DHANASATYA NARARYA 04211740000066


MUHAMMAD RIFQI NANDA 04211740000067
Apa itu Wiring Diagram?
Wiring diagram adalah gambaran suatu rangkaian listrik yang memberikan
informasi secara detail, dari mulai simbol rangkaian samopai dengan koneksi
rangkaian tersebut dengan komponen lain.

Wiring diagram berfungsi untuk mempermudah bagi kita untuk mengikuti alur
sebenarnya dari sebuah rangkaian sebagai peta dari sistem kelistrikan Dalam
Wiring diagram digambarkan susunan saklar, sakering, kabel, busbar, MSB,
ACB, dsb.
Macam-macam Wiring Diagram

• Panel Penerangan

• Panel Power
• Panel Battery
• Main Switch Board
Apa itu Arus Nominal?

• Full load ampere (FLA) atau arus nominal adalah banyaknya jumlah


maksimum arus normal yang dapat diterima oleh sebuah
motor/kompartemen informasi FLA dapat diketahui di nameplate yang
dipasang di motor. Penulisan yang ada di nameplate motor pun berbeda-
beda, ada pabrikan tertulis amps, fla, ampere, dan sebagainya
Listrik terbagi menjadi 2 jenis fasa, yaitu:
• Listrik 1 fasa, yang menggunakan dua kawat penghantar, yaitu 1 kawat fasa
(R,S, atau T) dan 1 kawat 0 (netral). Jadi kabel pada listrik 1 fase terdiri dari
2 kabel, yaitu 1 kabel bertegangan dan 1 kabel netral. Umumnya, tegangan
yang dihasilkan 220 Volt.

R N T N S N
• Listrik 3 fasa, yaitu jaringan listrik yang menggunakan tiga kabel fasa (R,S,T0
dan satu kabel netral (N). Umumnya listrik 3 fasa bertegangan 380 Volt dan
banyak digunakan di industri atau pabrik.
• Listrik 3 fasa adalah listrik AC yang menggunakan 3 kawat penghantar yang
tegangan pada masing-masing fasanya sama, tetapi berbeda dalam sudut
curvenya sebesar 120derajat

R T S N
Listrik 3 Fasa
Rumus Arus Nominal 1 Fasa dan 3 Fasa
• Untuk 1 fasa * Cos φ = 0.8

• Untuk 3 Fasa
Apa itu Arus Hubung Singkat?

Arus Hubung Singkat (Short


Circuit) adalah aliran arus listrik
melalui jalur yang tidak diinginkan,
dengan impedansi rendah dan
tidak ada hambatan,
menyebabkan jumlah arus yang
berlebihan.
Penyebab Arus Singkat Kerusakan yang diakibatkan

• Kerusakan Insulasi • Api


• Gesekan • Bolting
• Kerusakan peralatan • Jumlah arus yang berlebihan
• Sambungan kabel longgar
Bagaimana jika arus singkat terjadi di kapal?

• Perangkat – perangkat penting seperti steering gear, FO Pump,


Cooling Pump, dan sejenisnya dapat lumpuh jika arus singkat
terjadi.
Bagaimana caranya menentukan main busbar?
Perhitungan Arus Singkat
Tabel Busbar
Marine Cables

• Kabel merupakan komponen penting dalam instalasi


kelautan, terutama di kapal. Banyak jenis kabel yang
digunakan dalam instalasi kelautan.
ISOLATOR

Material isolator adalah material


yang digunakan untuk mengisolasi
atau menahan arus listrik dalam

instalasi listrik.

Gambar disamping menunjukkan


klasifikasi-klasifikasi isolator
berdasarkan batas suhu
maksimum.
• Isolator kelas Y adalah bahan organik berserat (mis: karbon, sutra, dll.)
• Isolator kelas A adalah materi berserat atau kelas Y yang dicelup di pernis atau dielektrik
lain
• Kelas E adalah bubuk PVC, bahan isolasi kawat enamel. (mis: film triasetat, selulosa, dll.)
• Kelas B adalah materi anorganik yang dicelup atau disegel menjadi satu oleh pernis atau
beberapa senyawa.
• Kelas F sama seperti kelas B tetapi dengan batas suhu yang lebih tinggi.
• Kelas H adalah materi anorganik yang disegel menjadi satu dalam silikon
• Kelas C sama seperti materi kelas H tetapi dengan batas suhu yang lebih tinggi
Jenis-Jenis kabel Marine

• Kabel PVC Polivinil Klorida adalah polimer plastik sintetis


yang digunakan untuk mengisolasi kabel Jenis kabel
dengan bahan isolator ini biasanya memiliki tegangan
rendah. pada suhu tinggi, produk dengan isolator kabel
listrik dari PVC sebaiknya tidak digunakan melebisi suhu 70
derajat celcius. Suhu tinggi dan pancaran sinar UV kerap
membuat bahan PVC mudah kaku dan rapuh. Kelebihan
bahan ini adalah bahan yang murah (Berpengaruh pada
harga kabel).
• Contoh type: 0.6/1kV CU or AL /PVC
• Butyl Rubber. BR memiliki sifat kelistrikan yang
sangat baik dan tahan diudara terbuka sehingga
sangat bagus untuk penggunaan pada kabel
tegangan tinggi. BR dapat bekerja dengan baik
pada suhu sampai dengan 80 – 85 oC
• Contoh : 3183TQ Heat & Oil Rejection 3 core
2.5mm Rubber Flex Round Butyl Flexible Cable

• Kabel EPR Ethylene propylene rubber (EPR) ,EPR


bersifat memperlambat penjalaran api. Untuk kabel
diatas kapal, EPR melapisi dan melindungi kabel
dari minyak dan mencegah api menjalar
(memperlambat api menjalar).
• Contoh: Centurion EPR PCP Flexible Cable 1.1 KV
• Cross-Linked Polyethylene (XLPE) merupakan
campuran bahan thermoset yang sifatnya lebih baik
dari PVC. Bahan ini memimiliki karakter sangat baik
dan biasa digunakan untuk produk kabel
bertegangan menengah hingga tinggi. biasanya
digunakan untuk kabel dalam penggunaan lepas
pantai.
• Contoh: Chinese cable 0,6 / 1kV CU or AL/XLPE

• Silicone Rubber SR merupakan bahan sintetis


yang mempunyai tahanan yang besar pada suhu
tinggi. Bahan ini lebih mahal dibandingkan dengan
bahan lainnya
• Contoh: VDE HO5SS-F Silicone Rubber Cable - UL
4535
• Polyethylene, juga disebut sebagai PE, adalah bentuk
isolasi termoplastik. PE ditemukan dalam berbagai bentuk.
Bisa padat (bentuk umum) atau berbusa. Salah satu
perbedaan listrik antara padat dan busa adalah konstanta
dielektrik. Konstanta dielektrik PE berbusa lebih rendah dari
PE padat. PE padat biasanya digunakan sebagai insulasi
kawat dan bukan sebagai jaket kabel. Karena ketahanan
kelembaban PE, ini biasanya digunakan dalam lingkungan
basah.Ini umum digunakan dalam industri minyak dan gas,
kabel elektronik dan jaringan.
• Contoh: 0-332-60 30 Meter Coil 3.2mm OD Black Polythene
Cable Spiral Binding
Wiring Diagram Penerangan
RULES

“ Lighting circuits are to be supplied by final sub-circuits separate from


those for heating and power. This does not preclude the supply from a
lighting circuit supplying a single fixed appliance, such as a cabin fan,
a dry shaver, a wardrobe or anticondensation heater, taking a

maximum current of 2 A

Lloyd’s Register Chapter 2, Section 5, 5.7 Lighting Circuits 5.7.1


RULES


Lighting for the following spaces is to be supplied from at least two final sub-circuits in such a way
that failure of one of the circuits does not leave the space in darkness. One of these circuits may
be an emergency circuit provided it is normally energized.
a) Spaces that are required to be lit for the safe working of the ship, such as control stations,
normal working spaces, etc.
b) Spaces where there may be a hazard due to movement of crew, passengers and/or
equipment, such as in corridors, working passage ways, stairways leading to boat decks,

public rooms, etc.
c) Spaces where there may be a hazard due to moving machinery and hot parts, such as in
machinery spaces, workshops, large galleys, laundries, etc.

Lloyd’s Register Chapter 2, Section 5, 5.7 Lighting Circuits 5.7.2


LANGKAH

1. Perencanaan pembagian Junction Lighting dibuat berdasarkan DECK


2. Pembuatan ZONING berdasarkan pembagian beban ruangan, untuk gangway dibuatkan zona
tersendiri.
3. PENOMORAN TITIK BEBAN setiap SUB-ZONING perphasanya (R,S,T). Untuk penerangan pada di
GANGWAY buat satu kelompok tersendiri (R,S,T)
4. WIRING DIAGRAM (setiap tarikan per phase max 11 titik beban)
5. Analisa BALANCING DAYA, Untuk satu kelompok tarikan yang terdiri dari 3 phase (R,S,T) dibuat
perbedaan pembebanan seminimal mungkin.
6. Perhitungan ARUS Nominal pada setiap phase pada setiap SUB-ZONING
7. Menentukan PENGAMAN dan PENAMPANG KABEL pada setiap sub-zonning
8. Perhitungan ARUS NOMINAL MAKSIMUM YANG MASUK pada setiap phase ke panel;
9. Menentukan PENGAMAN dan PENAMPANG KABEL MASUK
10.Menghitung ARUS SHORT CIRCUIT
11.Menentukan PENAMPANG BUSBAR dari Tabel Pemilihan Busbar
PEMBAGIAN ZONA
PENOMORAN TITIK BEBAN
BALANCING BEBAN DAN KETERKAITAN DENGAN LAMPU DAN STOP
KONTAK

• Arus Nominal
I = P/(V x cos θ)
PENENTUAN PENGAMAN & PENAMPANG KABEL

`
PEMILIHAN PENGAMAN &
PENAMPANG KABEL PER ZONNING
• Phase T1
• Komponen listrik
• Lampu penerangan : 11 titik
• Lampu : 10 x 2 x 20 W = 400 W
• Stop Kontak : 1 x 2A ( N x V x I x cos φ = 1 x 2A x 220 x 0.8 = 352 W )
Beban total = 752 + 60 = 812 W
Beban total fasa = 2340 W
• Menentukan kabel pengaman: P / (3 x V x cos φ = 2340 / (3 x
220 x 0.8) = 4,43 A
• Pemilihan pengaman dan penampang kabel untuk arus
nominal 4,43 A
• Pengaman : 6 A
• Penampang kabel : 1 mm2
PEMILIHAN PENGAMAN, PENAMPANG KABEL &
PENAMPANG BUSBAR UNTUK ARUS MASUK
• Penentuan Pengaman
Itotal = Ptotal/(3 x V x cos θ)
Itotal = (1638 + 1643 + 1643)/(3 x 220 x 0.8)
Itotal = 9.33 A

• Penentuan Busbar
Isc = 4 x Itotal
Isc = 4 x 9.33
Isc = 37.30 A
PEMILIHAN DIMENSI BUSBAR
PEMILIHAN DIMENSI BUSBAR
Panel
Penampang Kabel
Dimensi Spek
Busbar Kabel
Phase
& Netral

Sekring
F Four core
Lampu Indikator Fasa R
Lampu Indikator Fasa S
D Dual Core

Lampu Indikator Fasa T P EPR Insulation

Miniatur Circuit Breaker (MCB) Y PVC Protective Covering

R,S,T,N C Galvanized Steel Wire Braid

Anda mungkin juga menyukai