Anda di halaman 1dari 28

KANDIDIASIS

DAN
KRIPTOKOKOSIS
BY: GROUP 7
GROUP 7- MICOLOGY
Mergina A.L Rumbewas - Nita Clara Ramandei 80840139

Merry C. Sihombing 0120840178 Nita Nurohmawati 0120840198

Meyranti Dwi Puspa Ningrum 0120840179 Nosalina Mabael 0110840107

Mikhaela Mote 0120840183 Nova M. Sada 0120840199

Mitah Silva 0120840185 Novela Way 0120840200

Monalisa N. Simopiaref 0120840186 Nurfitria 0120840201

Monica Caroline Molenaar 0120840187 Nuril Azizah Rahmat P. 0120840309

Muh. Syaifullah M. Maada 0120840188 Nurlela 0120840203

Muhamad Agung Supriyanto0120840189 Nursalam 0120840202

Muhammad Ridwan 0120840190 Obaja Yohanes Aroga 0120840204

Muhmijan Alhamid Kilian 0110840234 Octovina Oppy Howay 0120840205

Musa Barana Lande 0120840191 Oktovianus Abraham Rembe 0120840206

Naomi Doroti Dedaida 0908440084 Oktovince T. Yewen 0120840207

Naomi Helda Uaga 0120840192 Origeria Rape 0120840210

Nelly Telenggen 80840093 Oryza Ayuni Ikaningtyas 0120840211

Neny Hardhini Asmodiasih 0120840194 Parahmita 0120840212

Niluh Putu Asrini Dewi 0120840195 Paulina N. Weyai 0120840215

Ni Putu Vidha Cendraswari 0120840196 Priska Itlay 0110840193

Nining Mentari Muis 0120840197


KANDIDIASIS

• Merupakan mikosis sistemik yang paling umum.

• Agen penyebab:
C. albicans C. parapsilosis C. guilliermondii

C. tropicalis C. glabrata C. dubliniensis


Morfologi dan Identifikasi

• Beberapa spesies dari Candida adalah anggota


flora normal di kulit, membrane mukosa, dan
saluran gastrointestinal.

• Candida sp. tumbuh sebagai sel ragi, bentuk oval


dan bertunas (3-6 µm), juga membentuk
pseudohifa.

• C. albicans bersifat dimorfik.


• membentuk koloni lunak, warna krem, bau ragi.
Patogenesis dan Patologi

Kerusakan kulit atau epitel


memungkinkan invasi oleh ragi
dan pseudohifa  Candida sp. Membentuk
koloni di permukaan mukosa Kandidiasis
 Histologi setempat lesi kutan superficial
atau mukokutan ditandai
Peningkatan jumlah populasi reaksi peradangan beragam
Candida setempat

Candida masuk aliran darah dan  Candida dapat menyerang


pertahanan fagositik pejamu tidak ginjal, melekat pada katup Kandidiasis
mampu menahan pertumbuhan jantung prostetik atau sistemik
dan penyebaran ragi hasilkan infeksi dimanapun
Gambaran Klinis Kandidiasis kutaneus dan mucosal

• Faktor resiko:
 AIDS,
 kehamilan,
 diabetes,
 usia,
 pil KB, dan
 trauma

• Lesi pseudomembranosa warna keputihan, berbercak atau

menyatu (konfluens), terdiri atas sel epitel, ragi, dan pseudohifa.


Kandidiasis kutaneus dan mucosal
Kandidiasis selaput lendir (thrush)  lidah,
bibir, gusi, langit-langit.

Ragi  mukosa vagina  vulvovaginitis 


iritasi, gatal, dan duh vagina.

Invasi kulit  infeksi intertriginosa di bagian


tubuh yang hangat dan lembab  merah
dan lembab, muncul vesikel.

Invasi di kuku dan sekitar lempeng kuku 


onikomikosis
Gambaran Klinis Kandidiasis sistemik

• Penyebab:
 kateter dalam tubuh,
 pembedahan,
 penyalahgunaan obat intravena,
 aspirasi,
 cedera kulit atau saluran cerna

• Pasien dengan pertahanan tubuh normal 


kandididemia sementara.

• Pasien dengan gangguan pertahanan fagositik


alami  mengalami lesi tersembunyi khususnya
di ginjal, kulit, mata, jantung, dan meninges.
Kandidiasis mukokutan kronis
Gambaran Klinis

• Penyakit langka yang punya onset di awal


masa kanak-kanak.

• Berkaitan dengan imunodefisiensi sel dan


endokrinopati.

• Menyebabkan infeksi superfisial kronik yang


mengubah bentuk kulit dan mukosa.
Uji Laboratorium Diagnostik
Spesimen Pemeriksaan mikroskopis Biakan

• Apus dan kerokan lesi • Spesimen dapat diperiksa • Semua specimen dibiakkan pada medium jamur atu

dalam apusan yang dipulas bakteriologis, suhu ruang atau suhu 37 0 C.


superfisial

• Darah gram atau sediaan • Koloni ragi diperiksa untuk mencari pseudohifa.

• C. albicans dikenali melalui pembentukan tabung tunas


• Cairan spinal histopatologis  Melihat
atau klamidospora.
adanya pseudohifa dan sel
• Biopsi jaringan tunas. • Isolat candida lain ditentukan spesiesnya dengan

• Urin serangkaian reaksi biokimiawi.

• Eksudat • Kerokan kulit atau kuku • Kultur positif yang diambil dari lokasi di tubuh yang
pertama-tama ditempatkan
• Materi dari kateter dalam tetesan KOH 10%
normalnya steril adalah signifikan.

intravena yang dilepas • Kultur darah positif mencerminkan kandidiasis sistemik


dan putih calcofluor. atau transien akibat jalur intravena yang terkontaminasi.

• Kultur lesi kulit dapat menegakkan diagnosis.


Candida sp.
Koloni C. albicans pada
Saboroud Agar

Candida albicans
Imunitas

• Dasar resistensi rumit dan belum sepenuhnya dimengerti.

• Respon imun yang diperantarai sel khususnya CD4, penting dalam


mengendalikan kandidiasis mukokutaneus.

• Neutrofil kemungkinan berperan penting dalam meminbulkan resistensi


terhadap kandidiasis sistemik.
Terapi
KANDIDIASIS TERAPI
Kandidiasis selaput lendir mulut dan nistatin topikal atau
mukokutan ketokonazol atau
flukonazol oral.
Kandidiasis sistemik amfoterisin B sesekali + flusitosin
flukonazol,
caspofungin oral.
Kandidiasis mukokutan kronis ketokonazol oral dan azol
• Penyembuhan lesi kulit dipercepat dengan hilangkan kelembaban berlebih atau obat
antibakteri..

• Belum ada regimen profilaksis yang tetap untuk pasien berisiko kandidiasis sistemik,

• Terapi azol atau amfoterisin B dosis rendah.


Epidemiologi dan Pengendalian

• Pencegahan paling penting adalah menghindari terganggunya


keseimbangan flora mikroba dan pertahanan pejamu yang
utuh.

• Kandidiasis tidak menular, karena hampir semua orang


merupakan habitat organisme ini.
KRIPTOKOKOSIS

Kedua spesies tersebut


Crytococcus neoformans dan menyebabkan kriptokokosis yang
Crytococcus gatii merupakan ragi terjadi setelah inhalasi sel ragi
basidiomisites yang memiliki yang mengering atau
kapsul polisakarida yang besar kemungkinan basidiospora yang
berukuran lebih kecil
Morfologi dan Identifikasi

• Di dalam kultur, Cryptotocus sp. menghasilkan koloni mukoid keputihan


dalam 2-3 hari

• Semua spesies Cryptococcus, termasuk beberapa spesies nonpatogen


terbungkus di dalam kapsul dan mengandung urease, kecuali C. neoformans
dan C. Gattii

• C. neoformans dan C. gattii berbeda dengan spesies nonpatogen karena


mampu tumbuh disuhu 37°C dan menghasilkan lakase

• Isolat klinis dikenali dengan terdapatnya produksi lakase atau pola spesifik
asimilasi karbohidrat
Secara mikroskopis :

1. Sel ragi berbentuk bulat dan


bertunas
2. Diameter 5-10 μm
3. Dikelilingi oleh kapsul tebal yang
tidak terwarnai
STRUKTUR ANTIGEN
KRIPTOKOKOSIS

Apapun serotipenya, memiliki polisakarida dan struktur yang serupa: Polimer


panjang tak bercabang yang tersusun atas satu tulang punggung α – 1,3-
linked polymannose dengan cabang-cabang monomer xilosa dan asam
glukoronat yang terhubung β.

Sewaktu terjadi infeksi, polisakarida kapsular larut didalam cairan spinal,


serum, atau urine dapat terdeteksi dengan imunoassay enzim atau melalui
aglutinasi partikel lateks yang diselimuti oleh antibodi terhadap polisakarida
tersebut.
Patogenesis

• Infeksi diawali dengan inhalasi sel ragi, yang dialam bersifat kering, terenkapsulasi minimal,
dan mudah menjadi aerosol

• Infeksi paru primer dapat asimtomatis atau menyerupai infeksi pernapasan mirip influenza,
dan sering kali sembuh spontan

• Pasien luluh imun, ragi dapat menyebar ketubuh lain, tetapi paling sering ke sistem saraf
pusat, menyebabkan meningoensefalitis kriptokokokus

• Lokasi penyebaran lain yang umum meliputi kulit, adrenal, tulang, mata, dan kelenjar prostat

• Reaksi peradangan biasanya minimal atau granulomatosa


Gambaran Klinis

• Manifestasi klinis yang utama adalah meningitis


kronis yang dapat menyerupai tumor otak, abses
otak, penyakit degenerasi sistem saraf pusat,
atau meningitis mikobakteri atau jamur yang lain

• Penderita mengeluh nyeri kepala, kaku leher,


dan disorientasi, selain itu bisa terdapat lesi
dikulit, paru, atau organ lain

• Sekitar 5-8% pasien AIDS menderita meningitis


kriptokokus

• Infeksi ini tidak ditularkan dari orang


Uji laboratorium diagnostik

Pemeriksaan
Spesimen mikroskopis Biakan Serologi
• cairan serebropinal, • spesimen diperiksa setelah • dapat di identifikasi • Mengetahui fungsi antigen
• jaringan, disiapkan dengan basah, dengan adanya kapsular dapat dikerjakan
baik secara langsung pertumbuhan di suhu 37º pada cairan serebrospinal
• eksudat, maupun setelah dicampur C dan terdeteksinya urase. dan serum
• sputum, dengan tinta india untuk • Uji aglutinasi lateks pada
• darah, mengetahui batas kapsul kaca objek : untuk mencari
• kerokan kulit dan antigen kriptokokus positif
pada 90% penderita
• urin meningitis kriptokokus.
• Dengan terapi efektif, titer
antigen menurun, kecuali
penderita AIDS, yang
sering tiap tetap
menunjukkan titer antigen
tinggi untuk waktu lama
• cairan serebropinal,
• jaringan,
• eksudat,
• sputum,
• darah,
• kerokan kulit dan
• urin

Spesimen
Terapi Kriptokokokis

Kombinasi Amfoterisin B dan Fluksitosin


• Untuk meningitis kriptokokus

Flukonazol
• Untuk terapi penderita AIDS yang relaps

HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy)


• Menyebabkan kejadian kriptokokus menurun pada pasien AIDS
Epidemiologi & Pengendalian

• Organisme ini tumbuh subur didalam tinja


merpati, tetapi burungnya sendiri tidak
terinfeksi.
• Pasien AIDS atau keganasan hematologi,
pasien yang diberi kortikosteroid sangat rentan
menderita kriptokokosis.
• Kebanyakan kasus kriptokokosis diseluruh
dunia disebabkan oleh C. neoformans (serotipe
A, D, atau AD.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai