Anda di halaman 1dari 31

Clinical Science Session

KATARAK
SENILIS
Amira Risandry Catri 1940312160
Siti Nabilla Saskia Utami 1940312162

Preseptor : dr. Rinda Wati, SpM(K)


PENDAHULUAN
Latar belakang

• Katarak senilis, suatu jenis katarak yang


• Katarak merupakan suatu terjadi >usia 50 tahun, merupakan jenis
kondisi kekeruhan pada
lensa mata yang katarak yang paling sering terjadi,
mengganggu proses dimana 90 % dari seluruh kasus katarak
masuknya cahaya ke di dunia adalah katarak senilis.
mata

• WHO: penyebab utama • Berdasarkan letak kekeruhannya,


kebutaan di seluruh katarak sinilis terbagi : Katarak nuklearis,
dunia.
Katarak kortikal dan Katarak subcapsular
posterior
Batasan masalah
Makalah ini membahas tentang anatomi dan
fisiologi lensa, definisi, epidemiologi, etiologi dan
faktor risiko, klasifikasi, patogenesis dan
patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis,
tatalaksana, komplikasi dan prognosis katarak
senilis.

Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan menambah
pengetahuan para dokter muda mengenai
Katarak Senilis.
Metode Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan tinjauan
kepustakaan yang merujuk kepada berbagai
literatur.

Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk menambah informasi
dan pengetahuan tentang katarak
senilis.
Tinjauan
Pustaka
ANATOMI LENSA
FISIOLOGI LENSA
Sifat lensa
• Kenyal : menipis dan menebal saat akomodasi
• Jernih : transparan sebagai media masuknya cahaya
• Lensa memiliki kadar kalium dan asam amino yang lebih tinggi daripada
akuos humor dan korpus vitreum tetapi memiliki kadar natrium dan klorida
yang lebih rendah.
• Keseimbangan elektrolit ini diatur oleh permeabilitas membran, pompa
natrrium dan enzim Na-K-ATPase.
• Terjadi ketidakseimbangan elektrolit  sifat transparan lensa akan menurun
 keruh  katarak
Katarak
Suatu keadaan patologik lensa di mana lensa
menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau
denaturasi protein lensa

Klasifikasi :
1. Katarak kongenital
2. Katarak juvenil
3. Katarak presenilis
4. Katarak senilis
Katarak Sinilis
Katarak Senilis adalah semua kekeruhan lensa
yang terdapat pada usia di atas 50 tahun. Pada
katarak senilis terjadi penurunan penglihatan
secara bertahap dan lensa mengalami
penebalan secara progresif. Katarak senilis
merupakan hasil dari proses penuaan tanpa
kelainan bawaan atau gangguan
metabolisme yang jelas.
Etiologi

HEREDITER FAKTOR DIET

RADIASI UV
MEROKOK
Epidemiologi

• Jenis katarak terbanyak, 90% dari seluruh


katarak
• Indonesia : angka kebutaan tertinggi di Asia
Tenggara
• Insiden katarak : 0,1% / tahun
• Sumatera Barat (RISKESDAS) : 2,3%
Klasifikasi
BERDASARKAN LOKASI KEKERUHANNYA

• Katarak Nuclear
• kekeruhan sentral
• warna lensa menjadi kuning/cokelat 
penurunan visus
• Katarak Kortikal
• Koagulasi protein + hidrasi  pada sel-
sel serat lensa  lensa cembung
• Katarak Subkapsular Posterior
• Ditemukan kekeruhan seperti plak di
korteks subkapsuler posteri
Patofisiologi
• Seiring bertambahnya usia
• Pertambahan massa dan ketebalan lensa  mengurangi

daya akomodatif
• Dalam lensa terdapat Heat shock protein (suatu protein

kristalin)  mempertahankan molekul protein  tetap

inaktif  lensa tetap jernih.


• Pertambahan usia  tidak dapat lagi mensintesis

kristalin untuk menggantikan kristalin yang rusak 

kekeruhan lensa.
• Agregat protein membesar  menghamburkan

penyebaran cahaya  miopisasi


Patofisiologi
Mekanisme hilangnya transparansi lensa:
1. Katarak Kortikal
- Peningkatan usia/aging  penurunan protein, asam amino,
kalium  meningkatkan konsentrasi natrium  penyerapan
air ke lensa  hidrasi lensa  lensa lunak + cembung
- koagulasi protein dalam korteks  opasifikasi lensa
2. Katarak Nuklear.
- Aging  sklerosis nuklear  dehidrasi dan penebalan
nukleus 
lensa menjadi keras dan kehilangan daya akomodasi.
- Hal ini disertai dengan peningkatan signifikan dalam
protein
yang tidak larut dalam air.
Tahapan maturasi katarak kortikal :

1. Separasi Lamellar
Terjadi pemisahan serat kortikal lensa karena cairan (hidrasi). Tahap ini dapat
terlihat menggunakan slitlamp dan bersifat reversible

2. Katarak Insipien
Kekeruhan terlihat pada bagian lensa yang masih transparan. Terdapat 2
bentuk yaitu; kuneiformis (kekeruhan dimulai dari ekuator kearah sentral) dan
kupuliformis (dimulai dari sentral)
3. Katarak Senilis Imatur
• Lensa berwarna putih keabuan, namun kekeruhan belum terjadi sepenuhnya
(terdapat bagian korteks yang masih jernih  tampak iris shadow (+)
• Volume lensa dapat bertambah  lensa menjadi lebih cembung  bisa
mengakibatkan glaucoma sekunder

4. Katarak Senilis Matur


• Kekeruhan komplit pada lensa. Lensa menjadi berwarna putih mutiara
5. Katarak Senilis Hipermatur
• Morgagnian hypermature : korteks mencair  lensa mengkerut
 berubah menjadi suatu kantung berisi cairan  nucleus coklat
terlihat di bagian posterior
• Cairan berisi fragmen protein keluar dari kapsul  lensa
mengecil, kuning
Maturasi katarak sinilis nuclear :

• Terjadi proses sklerotik: lensa kehilangan daya elastisitas  keras 


menurunkan kemampuan akomodasi lensapenghamburan sinar
cahaya yang melewati lensa mata.
• Perubahan warna terjadi akibat adanya deposit pigmen
• nukleus berwarna coklat (katarak brunesens)
• hitam (katarak nigra)
• berwarna merah (katarak rubra).
Manifestasi klinis

• Glare/Silau
• Uniocular polyopia/Poliopia uniokular (melihat bayangan objek
secara ganda)
• Halo berwarna.
• Bintik hitam di depan mata.
• Pandangan kabur, distorsi gambar dan penglihatan
berkabut/berawan
• Penurunan atau bahkan kehilangan penglihatan.
• Kerusakan visual : Tidak nyeri dan berkembang secara bertahap
Anamnesis
Faktor risiko

• Diabetes • Pemakaian steroid lama


• Radang mata (oral/tetes) atau tertentu
lainnya
• Trauma mata
• Merokok
• Riwayat keluarga
dengan katarak • Pembedahan mata lainnya
• Terpajan banyak sinar
ultaviolet
Anamnesis
Ketajaman Penglihatan Diplopia Monokuler atau
Menurun Polyopia

Silau (Glare) dan


Perubahan Sensitivitas Halo
Kontras
Peningkatan frekuensi untuk
Miopisasi mengganti kacamata refraksi
01 Pemeriksaan visus
Pemeriksaan
Oftalmologik 02 Pemeriksaan Slit lamp

03 Shadow test

04 Funduskopi

05 Tonometer
Tatalaksana
01
Non-Bedah
Penghambat reduktase aldosa,
Zinc, Beta karoten, Vitamin E,
Vitamin C

02
Bedah
Indikasi Pembedahan

Optik Medis Kosmetik


Penurunan tajam - Katarak hipermatur Kekeruhan
penglihatan hingga - Glaukoma sekunder katarak secara
mengganggu - Uveitis sekunder kosmetik tidak
kegiatan sehari-hari - Dislokasi/Subluksasi dapat diterima,
o lensa misalnya pada
- Benda asing intra- pasien muda
lentikuler
- Retinopati diabetika
- Ablasio retina
Teknik Bedah Katarak
Ekstraksi katarak
intracapsular (EKIK)

Ekstraksi Katarak
Fakoemulsifikasi
Ekstrakapsular (EKEK)
Komplikasi
01 02 03
Postoperatif
Preoperatif Intraoperatif
Awal
Ansietas, nausea, Laserasi, perdarahan,
gastritis, konjungtivitis cedera kornea, cedera hifema, prolaps iris,
iritatif.alergi, abrasi iris, lepas/hilang keratopati striata, uveitis
kornea vitreous anterior postoperatif, dan
endoftalmitis bakterial.
04
Postoperatif
Lanjut
Cystoid Macular Edema, delayed chronic postoperative endophtalmitis,
Pseudophakic Bullous Keratopathy ,ablasio retina, glaukoma sekunder,
katarak sekunder atau Posterior Capsular Opacity
Prognosis
Tindakan pembedahan secara
defenitif pada katarak senilis
dapat memperbaiki ketajaman
penglihatan pada lebih dari 90%
kasus.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai