Anda di halaman 1dari 12

ALAT BANTU MOBILISASI PASIEN

DAN PENGATURAN POSISI PASIEN DI TEMPAT


TIDUR
Disusun Oleh :

1. Agung Suryadi 210101080


2. Aji Guntoro 210101007
3. Anjarani Dian Restsuningstiyas 210101100
4. Eftika 10101107
5. Eka Kurniawati 210101101

6. Eka Triyana 210101106


7. Eko Saputra 210101062

8. Farid Agiel Maududi 210101121


9. Rani Dewi 210101071

10. Reni Marlena 210101114


11. Rohaini Ulfa Al-Aluf 210101090

12. Saskia Yufi Khairunisa 210101026


13. Siti Warda 210101075

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


TAHUN 2021/2022
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,
teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan i adalah suatu
pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu
sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan
oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau
berbaring (Susan J. Garrison, 2004). penting untuk kemandirian (Barbara Kozier,
1995).

MACAM-MACAM
MOBILIASASI

Mobilisasi Mobilisasi
penuh sebagian
MANFAAT MOBILISASI
Sistem respiratori Meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan diikuti oleh
laju
laju istirahat
istirahat kembali
kembali lebih
lebih cepat
cepat juga
juga dapat
dapat meningkatkan
meningkatkan ventilasi
ventilasi alveolar
alveolar
(normal
(normal 5-6
5-6 L/mnt),
L/mnt), menurunkan
menurunkan kerja
kerja pernapasan,
pernapasan, meningkatkan
meningkatkan pengembangan
pengembangan
diafragma
diafragma jika
jika mengubah
mengubah posisi
posisi pasien
pasien 2
2 jam
jam sekali.
sekali.

Sistem
Sistem kardiovaskuler
kardiovaskuler Meningkatkan
Meningkatkan curah
curah jantung,
jantung, memperbaiki
memperbaiki
kontraksi
kontraksi miokardial,
miokardial, menguatkan
menguatkan otot
otot jantung
jantung dan
dan menyuplai
menyuplai darah
darah
ke
ke jantung
jantung dan
dan otot
otot yang
yang sebelumnya
sebelumnya terjadi
terjadi pengumpulan
pengumpulan darah
darah
pada
pada bagian
bagian ekstermitas,
ekstermitas, menurunkan
menurunkan tekanan
tekanan darah
darah istirahat,
istirahat, serta
serta
memperbaiki aliran balik vena.

Sistem
Sistem metabolik
metabolik Meningkatkan
Meningkatkan laju
laju metabolisme
metabolisme basal
basal dimana
dimana
apabila
apabila pasien
pasien melakukan
melakukan aktivitas
aktivitas berat
berat maka
maka kecepatan
kecepatan
metabolisme dapat meningkat hingga 20 kali dari kecepatan
normal, meningkatkan penggunaan glukosa dan asam lemak,
meningkatkan pemecahan trigliserida, meningkatkan motilitas
lambung,
lambung, serta
serta meningkatkan
meningkatkan produksi
produksi panas
panas tubuh.
tubuh.

Menurunkan
Menurunkan insiden
insiden komplikasi
komplikasi Mencegah
Mencegah hipotensi/
hipotensi/ tekanan
tekanan darah
darah
rendah, otot mengecil, hilangnya kekuatan otot, konstipasi,
rendah, otot mengecil, hilangnya kekuatan otot, konstipasi,
meningkatkan
meningkatkan kesegaran
kesegaran tubuh,
tubuh, dan
dan mengurangi
mengurangi tekanan
tekanan pada
pada kulit
kulit
yang
yang dapat
dapat mengakibatkan
mengakibatkan kulit
kulit menjadi
menjadi merah
merah atau
atau bahkan
bahkan lecet.
lecet.
TAHAP-TAHAP MOBILISASI
 Tahap-tahap mobilisasi dini menurut Clark et al, (2013), meliputi :

 a. Level 1 : Pada 6-24 jam pertama post pembedahan, pasien diajarkan teknik nafas dalam dan batuk efektif,
diajarkan latihan gerak (ROM) dilanjut dengan perubahan posisi ditempat tidur yaitu miring kiri dan miring
kanan, kemudian meninggikan posisi kepala mulai dari 150 , 300 , 450 , 600 , dan 900.

 b. Level 2 : Pada 24 jam kedua post pembedahan, pasien diajarkan duduk tanpa sandaran dengan mengobservasi
rasa pusing dan dilanjutkan duduk ditepi tempat tidur. 18

 c. Level 3 : Pada 24 jam ketiga post pembedahan, pasien dianjurkan untuk berdiri disamping tempat tidur dan
ajarkan untuk berjalan disamping tempat tidur.

 d. Level 4 : Tahap terakhir pasien dapat berjalan secara.


1.5 KONTRAINDIKASI MOBILISASI

 Menurut Zanni & Needham (2010), kontraindikasi pasien untuk mobilisasi dini adalah:

 a. Tekanan darah tinggi Pasien dengan tekanan darah sistole > 200 mmHg dan diastole > 100 mmHg. Peningkatan tekanan
darah yang mendadak pada orang yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal bisa menyebabkan pembuluh darah di
otak mengalami penciutan mendadak.

 b. Pasien dengan fraktur tidak stabil Pasien dengan fraktur atau patah tulang yang tidak stabil karena pasien fraktur
membutuhkan imobilisasi untuk mempertahankan posisi dan kesejajaran yang benar sampai masa penyatuan.

 c. Penyakit sistemik atau demam Mobilisasi dilakukan dengan bertahap sesuai dengan pulihnya keadaan atau kekuatan
pasien. Pengobatan yang mendukung pada sistemik atau demam meliputi isitirahat yang cukup, guna untuk mencegah
komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan. Pasien harus tirah baring sampai demam pasien menurun. 19

 d. Trombus emboli pada pembuluh darah Pembentukan thrombus dimulai dengan melekatnya trombosittrombosit pada
pemeriksaan endotel pembuluh darah jantung. Darah yang mengalir menyebabkan semakin banyak trombosit tertimbun
pada daerah tersebut. Pada saat mobilisasi, peningkatan aliran darah yang cepat masa yang terbentuk dari trombosit akan
terlepas dari dinding pembuluh tetapi kemudian diganti oleh trombosit lain.
ALAT ALAT
BANTU
JALAN PENYANGGA
TUBUH
5.Kursi
1. Kruk
Roda

1.Korset 2.Cervica
Collar

4.Tripod 2.Walker

3.Knee Decker
3.Tongkat
1.7 HAMBATAN MELAKSANAKAN MOBILISASI

 Menurut Zanni & Needham (2010), ada beberapa hambatan dalam melaksanakan mobilisasi,
diantaranya :

a. Gejala fisik yang dialami pasien seperti merasakan lemah, nyeri dan kelelahan.

b. Kurangnya tenaga kesehatan untuk membantu dan membimbing pasien ketika


melakukan mobilisasi.

c. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasien tentang pentingnya melakukan mobilisasi


post pembedahan.
1.8 PERAN PERAWAT DALAM MOBILISASI

 Peran perawat dalam mobilisasi dini menurut Potter & Perry (2006), yaitu :

a. Peran perawat sebagai caregiver Membuat diagnosa dari hasil pengkajian. Kemudian dilanjut memberikan
asuhan keperawatan pada pasien terkait dengan masalah mobilisasi pasien. Diawali dengan melakukan
pengkajian pada pasien 20 tentang aspek biologis pasien seperti usia, riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
pasien (muskuloskletetal, kardiovaskuler, respirasi, perubahan integument, gastrointestinal), setelah itu
dilanjutkan dengan untuk membuat rencana asuhan keperawatan, lalu melakukan implementasi dan evaluasi
pasien.

b. Peran perawat sebagai educator Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai bahaya tirah baring
lama, pentingnya latihan bertahap dan mobilisasi dini, serta mencegah ketergantungan pasien dengan melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari sendiri semampu pasien

c. Peran perawat sebagai colaboration Melakukan kolaborasi dengan tim medis interdispilin dengan partisipasi
pasien dan keluarga mengenai tindakan mobilisasi pada pasien. Kolaborasi juga dengan ahli gizi untuk
memberikan nutrisi yang adekuat, asupan cairan dan makanan yang mengandung serat serta suplementasi
vitamin dan mineral.
1.9 PENGERTIAN PENGATURAN POSISI PASIEN

 Pengaturan posisi pasien melibatkan pemeliharaan dengan benar keselarasan tubuh netral pasien
dengan mencegah hiperekstensi dan rotasi lateral yang ekstrim untuk mencegah komplikasi imobilitas
dan cedera. Memposisikan pasien adalah aspek penting dari praktik dan tanggung jawab seorang
perawat.

 Di sebagian besar pengaturan posisi, pasien yang diposisikan dengan optimal dapat memberikan
pengaruh pada peningkatan manajemen jalan nafas dan ventilasi, menjaga keselarasan tubuh, serta
memberikan keamanan fisiologis.
1.
1. Posisi
Posisi Fowler
Fowler

10.
10. Posisi
Posisi 2.
2. Posisi
Posisi Sim’s
Sim’s
lateral
lateral

9.
9. Posisi
Posisi 3.
3. Posisi
Posisi
pronasi
pronasi Trendelenberg
Trendelenberg

MACAM
MACAM
PENGATURAN
POSISI DI
TEMPAT
TIDUR

4.
4. Posisi
Posisi Dorsal
Dorsal
8.
8. Supinasi
Supinasi Recumben
Recumben

7.
7. Posisi
Posisi 5.
5. Posisi
Posisi
orthopeneic
orthopeneic Lithotomi
Lithotomi

6. Posisi Genu
6. Posisi Genu
pectrocal
pectrocal
1.11 TUJUAN PENGATURAN POSISI

ALAT-ALAT
ALAT-ALAT BANTU
BANTU YANG
YANG
TUJUAN MERUBAH DIGUNAKAN
DIGUNAKAN UNTUK
UNTUK
MENGATUR POSISI: MENGATUR
MENGATUR POSISI
POSISI TEPAT
TEPAT

Mengurangi tekanan Mencegah nyeri otot


Bantal
Bantal Memberi
Memberi sokongan
sokongan
Sanbag ( bantal pasir )•
tubuh
tubuh dan
dan ekstremitas,
ekstremitas,
Memberi sokongan dan
meninggikan
meninggikan beberapa
beberapa
bentuk
bentuk struktur
struktur tubuh,
tubuh, bagian tubuh, membebat
membuat
membuat imobilisasi
imobilisasi daerah insisi untuk
ektremitas,
ektremitas, mempertahan
mempertahan mengurangi sakit pasca
kesejajaran
kesejajaran tubuh
tubuh spesifik
spesifik operasi.
operasi.

Mencegah kerusakan
Mencegah
saraf dan pembuluh
kontraktur
darah superfisial

Papan
Papan kaki/Footguard,
kaki/Footguard,
Trochanter roll, Mencegah Mempertahankan
rotasi luar pada tungkai Mempertahankan
Memudahkan suatu dorsofleksi
dorsofleksi pada
pada kaki
kaki
Mempertahankan ketika
ketika klien
klien posisi
posisi supine•
supine•
tindakan baik medik
tonus otot dan
maupun
reflex
keperawatan.
Kesimpulan
 Dari makalah di atas ahirnya kita dapat menarik kesimpulan bahwa, alat bantu mobilisasi adalah alat alat yang
bertujuan untuk memudahkan atau membantu pasien yang mengalami apa itu susahnya bergerak atau tidak dapat
bergerak bebas dikarenakan factor tertentu. Oleh sebap itu alat mobilisasi ini harusnya kita bias memperbanyak
produksi demi memudahkan dan membaru para penderita gangguan gerak.

 sedangkan untuk pengaturan posisi ini sangatlah penting untuk di ketahui oleh semua kalangan maupun dia yang
berkecimpung di dunia kesehatan maupun tidak hal ini bertujuan agar kualitas kesehatan di Indonesia mampu
menyaingi Negara-negara maju yang sudah maju teknologinya, serta agar angka krmatian di Indonesia semakin
menurun.

Anda mungkin juga menyukai