KELOMPOK 2
Farmasi-A
Dian Ndolu Fransisca Dos Santos
Erlen Fatu Raja Imelda Jebatu
Eurico Afonso Jaqualin Dara
Fify Mahardika Laulei Margareta Mako
Kasus
MM (Wanita) dirawat di IGD dalam kondisi tidak sadar/tidak merespon kecuali terhadap stimulus noksius.
Teman MM mengatakan bahwa MM minum alkohol dalam jumlah besar dalam rangka merayakan ulang tahun
ke 21. Respirasi MM 8 napas/menit dan pendek, suhu tubuh 36°c. pH 7,29 dan HCO3 19 mEq/L.
Terapi apa yang disarankan untuk depresi respirasi pasien?
Data Laboratorium 30 menit kemudian : Natrium 142 mEq/L ; Kalium 3,5 mEq/L ; Klorida 104 mEq/L ; CO2
20 mEq/L ; BUN 18 mg/dL ; Kreatinin 0,9 mg/dL ; glukosa 49 mg/dL ; Etanol o,479 mg%.
Menurut anda apakah intoksikasi pasien MM cukup berat dan penanganan medis apa yang anda sarankan
untuk kondisi pasien MM, serta untuk menangani intoksikasi alcohol MM ?
Data Subjektif Data Objektif
kondisi tidak sadar/tidak merespon kecuali terhadap
stimulus noksius
Respirasi MM 8 napas/menit dan pendek
suhu tubuh 36°c
pH 7,29 (Normal 7,36-7,44)
Teman MM mengatakan bahwa MM minum alohol
dalam jumlah besar dalam rangka merayakan ulang Pco2 52 mmHg (Normal 35-45)
tahun ke 21. HCO3 19 mEq/L (Normal 21-27)
Data Laboratorium 30 menit kemudian :
Menghentikan pembentukan metabolit yang beracun dengan menghambat kerja alkohol dehidrogenase yaitu
dengan pemberian:
a) Fomepizole
Loading dose 15 mg dalam 10 ml D5W diberikan selama 30 menit: dosis rumutan 10mg/g setiap 12 jam selama 48
jam, dosis rumutan dinaikkan menjadi 15mg/kg setiap 12 jam karena fomepizole mendorong proses metanolismenya
sendiri. Fomepizole ikut dibersihkan bersama proses hemodialisis oleh karena itu pemberian tiap 4 jam. Obat ini
akan dimetabolisme oleh hepar dan diekskresikan melalui urin. Efek samping pemberian fomepizole yang dilaporkan
antara lain nyeri kepala, pusing, mual, dan muntah. Dalam beberapa
kasus, fomepizole intravena dapat diberikan tanpa bantuan hemodialisis pada pasien dengan asidosis metabolik dan
masih memiliki fungsi ginjal normal
b. Etanol
etanol menjadi salah satu pilihan tata laksana keracunan ethylene glycol dan metanol karena kemampuannya
untuk mengikat enzim alkohol dehidrogenase sejak tahun 1940-an. Dengan memberikan infus etanol secara
intravena dan dengan mempertahankan konsentrasinya pada kadar 100-150 mg/dl, ethylene glycol dan
metanol tidak beraksi menjadi racun metabolik melainkan akan diekskresikan oleh tubuh. Dosis loading
yang direkomendasikan untuk anak-anak dan dewasa adalah 750 mg/kg BB diberikan melalui intravena
dalam 30 menit. Infus rumatan dilanjutkan pada dosis 100-150 mg/kg BB/jam. Saat pasien mendapatkan
lanjutan etanol intravena, kadar etanol darah harus sering dipantau untuk mempertahankan rentang
teraputiknya berkisar antara 100-150 mg/dl. Efek samping dari terapi ini dapat menyebabkan intoksikasi
etanol yang disertai depresi sistem saraf pusat, pusing, mual, muntah, dan risiko aspirasi.
(Risna Yekti Mumpuni. 2019. Tata Laksana Keracunan Minuman Keras Oplosan (Metanol Dan Ethylene
Glycol) Dengan Fomepizole, Etanol, Dan Hemodialisis)
https://xdocs.tips/doc/244601572-sarkep-4-intoksikasi-alkohol-dan-penatalaksanaannya-di-icu-1-vod47d2v
w1o6
Sekian dan Terimakasih