Anda di halaman 1dari 88

TUJUAN PERTEMUAN HARI INI

Pengenalan Logistik Paket Pelayanan Awal Minimum Kesehatan Reproduksi


Perhitungan Perkiraan Kebutuhan Logistik PPAM Kesehatan Reproduksi
LOGISTIK KESEHATAN REPRODUKSI

1. Kit Individu:
o Kit higienis (WUS 15-49)
o Kit ibu hamil (terutama bumil
trimester 3)
o Kit ibu pasca melahirkan
o Kit bayi baru lahir (0-3 bulan)
2. Kit Bidan/Persalinan
3. Kit Kesehatan Reproduksi (Kit 0
s/d 12)
4. Sarana pendukung lainnya
o Pos/Tenda Pelayanan Terpadu
Kesehatan Reproduksi
o Tenda Ramah Remaja
o Ruang Ramah Perempuan
o Media KIE kesehatan reproduksi:
kipas, radio, poster, kaos, dll
1. Kit Individu

Kit Warna Sasaran


Kit Higiene biru Perempuan usia subur

Kit Ibu Hamil hijau Untuk ibu hamil trimester III

Kit Ibu Pasca oranye Untuk ibu pasca


Melahirkan melahirkan/bersalin/nifas

Kit Bayi Baru Lahir merah Untuk bayi baru lahir


(sampai usia 3 bulan)
KIT INDIVIDU KESEHATAN REPRODUKSI

Kit Ibu Hamil Bra khusus, celana dalam adjustdable,


kain panjang, baju hamil, selimut, sabun
(prioritas bumil mandi, pasta gigi, shampo, sikat gigi,
trimester 3) handuk, senter, peluit, tas hijau

Bra menyusui, kain panjang, pembalut


Kit Ibu Pasca nifas, blus berkancing depan, celana
dalam ukuran besar, selimut, sabun
Melahirkan mandi, pasta gigi, shampo, sikat gigi,
(ibu bersalin-nifas) handuk, senter, peluit, dan tas
orange

Popok katun, pakaian katun, sarung


Kit Bayi Baru Lahir tangan dan kaki, selimut gendong, topi,
(0-3 bulan) kelambu, kain bedong, sabun mandi,
bedak, handuk, telon, dan tas merah

Kit Higiene Sarung, handuk, sabun mandi, pasta gigi,


shampo, pembalut, pakaian dalam,
(utk WUS, termasuk sandal jepit, selimut, sikat gigi, sisir,
remaja putri) senter, peluit, dan tas biru.
Indonesia
Kebutuhan Spesifik

Kit ibu pasca melahirkan Kit ibu hamil


Dignity kit dari Nepal

8
Dignity kit dari Philippines
Dignity Kit dari Fiji

10
Dignity Kit & mama baby packs dari Sierra Leone
Penghitungan Estimasi Jumlah Sasaran Kesehatan Reproduksi
  Variabel Rumus Contoh Catatan
  Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Jumlah bayi yang lahir per CBR 25/1000 Bila tidak ada data CBR, bisa
Rate/CBR) 1000 penduduk dalam waktu Jumlah pengungsi 100,000 memakai estimasi sebesar 4%
1 tahun (biasanya terlalu besar untuk
Indonesia)

  Wanita usia subur 25% dari jumlah 25% x 100,000 = 25,000  


penduduk/pengungsi
  Estimasi jumlah Ibu hamil      
a Estimasi jumlah kelahiran hidup dalam CBR x Jumlah pengungsi 25/1000 x 100,000 = 2,500 4/100 x 100,000 = 4,000
1 tahun
b Estimasi jumlah kelahiran per bulan a : 12 2,500 : 12 = 208 4,000 : 12 = 333

c Estimasi jumlah kehamilan yang a x 0.25 2,500 x 0,25 =625 4,000 x 0.25 = 1,000
berakhir dengan lahir mati atau
keguguran (estimasi 25% dari kelahiran
hidup)

d Estimasi jumlah kehamilan dalam 1 a+ c 2,500 + 625 = 3,125 4,000 + 1,000 = 5,000
tahun
e Estimasi jumlah ibu hamil pada satu 70% x d 70% x 3,125 = 2,187 70% x 6,000 = 4,200
bulan tertentu (70% dari d)
Populasi “Standard“ berdasar jumlah penduduk
· Pria dewasa 20%
· Angka kelahiran kasar CBR atau 4%
• Jumlah ibu hamil 70% dari (Angka kelahiran + Komplikasi -25%)
• Jumlah persalinan n(Angka kelahiran :12) x 3 bulan darurat
o Aborsi/kehamilan dengan komplikasi 20%
o Robekan vagina/persalinan 15%
o Operasi sesar/persalinan 5%

· Wanita usia subur (WUS) 25%


o WUS korban perkosaan 2%
· WUS yg memakai kontrasepsi 15%
• Kontrasepsi oral 30%
• Suntikan 65%
• IUD 5%
2. Kit Persalinan
Lapangan
• Untuk menolong persalinan
• Kit persalinan lapangan dapat diberikan kepada bidan
untuk mengganti peralatan yang rusak/hilang saat
bencana sehingga masih bisa melakukan pelayanan
seperti sedia kala
• Kit persalinan lapangan sebaiknya sudah tersedia
sebelum bencana terjadi dan segera didistribusikan
sesaat setelah bencana terjadi apabila dibutuhkan.
3. Kit Kesehatan Reproduksi
• Satu set alat dan bahan untuk pelayanan kesehatan
reproduksi pada situasi bencana terdiri dari 13 kit (kit 0-
12)
• Kit kesehatan reproduksi dikemas khusus (disesuaikan
jenis pelayanan/tindakan) dengan tujuan untuk
memudahkan saat dipakai dalam kondisi bencana
• Digunakan untuk mendukung pelaksanaan PPAM
kesehatan reproduksi
• Saat ini pengadaan dan penyimpanan secara global di
Copenhagen, Denmark (harus diimpor dan didatangkan
dari Denmark).
PERHITUNGAN KEBUTUHAN LOGISTIK KESPRO
BLOK KIT TINGKAT
BLOK 1 KIT 0, 1, 3, 4, 5 PUSTU, PUSKESMAS
Terdiri dari 6 kit, untuk fasilitas (PERSALINAN
kesehatan primer Kit administrasi (0) NORMAL)
(10.000 orang/3 bulan) Kit Kondom (1)
Kit Perawatan Korban Perkosaan (3)
Kit Kontrasepsi Pil dan Suntik (4)
Kit Pengobatan Infeksi Menular Seksual (5)
BLOK 2 KIT 6 – 10 PUSKESMAS
Terdiri 5 kit, untuk fasilitas (PERSALINAN
kesehatan primer dan rumah Kit Kit Pertolongan Persalinan di klinik (6) NORMAL, PONED)
sakit rujukan Kit Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR/IUD) dan Implan (7)
(30.000 orang/3 bulan) Kit Penanganan Keguguran dan Komplikasi (8)
Kit Jahitan Robekan (Leher Rahim dan Vagina) dan Pemeriksaan
Vagina (9)
Kit Persalinan dengan Ekstraksi Vacuum (10)
BLOK 2 KIT 11 – 12 RUMAH SAKIT
Terdiri 5 kit, untuk fasilitas RUJUKAN
kesehatan primer dan rumah Kit Tingkat Rujukan untuk Kesehatan Reproduksi A+B (11) (PERSALINAN
sakit rujukan Kit Transfusi Darah (12) NORMAL, PONED,
(30.000 orang/3 bulan) PONEK)
Kit Kespro untuk Situasi Bencana

• Blok 1 (kit 0 sampai 5)


Layanan kesehatan primer/tingkat
puskesmas
10 000 penduduk untuk 3 bulan
• Blok 2 (Kit 6 sampai 10)
Tingkat puskesmas atau rujukan
30 000 orang untuk 3 bulan
• Blok 3 (kit 11 dan 12)
Tingkat rujukan
150 000 orang untuk 3 bulan

PELATIHAN PAKET PELAYANAN AWAL MINIMUM KESEHATAN REPRODUKSI PADA SITUASI BENCANA
KIT KESEHATAN REPRODUKSI

Blok 1
Terdiri dari 6 kit, untuk fasilitas kesehatan primer - PUSKESMAS
( 10,000 org/ 3 bulan)
Kit 0 (oranye) Kit administrasi
Kit 1 A & B (Merah) Kit Kondom BKKBN, PKBI, Inset

Kit 2 (Biru tua) Kit Persalinan Bersih IBI, UNFPA, Americares


Kit 3 (Merah Muda/pink) Kit penanganan korban perkosaan Kemenkes/Dinkes,
BKKBN, PKBI, dll.
Kit 4 (Putih) Kit alat kontrasepsi oral dan injeksi
BKKBN, PKBI

Kit 5 (Hijau Toska) Kit Terapi infeksi menular seksual DINKES HIV PIMS,
PKBI
KIT KESEHATAN REPRODUKSI

Blok 2
Terdiri 5 kit, untuk fasilitas kesehatan primer dan rumah sakit rujukan (30,000
org/3bulan) – PUSKESMAS PONED DAN RS PONEK

Kit 6 (coklat) Kit Persalinan di klinik


IBI, Americares

Kit 7 (hitam) Kit IUD BKKBN, PKBI

Kit 8 (kuning) Kit Manajemen penanganan komplikasi keguguran POGI, DKT, Americares

Kit 9 (ungu) Kit jahitan sobekan vagina dan cerviks dan pemeriksaan PPNI, IBI, Americares
vagina
Kit 10 (abu-abu) Kit persalinan vacum
KIT KESEHATAN REPRODUKSI

Blok 3
Terdiri dari 2 kit, untuk rumah sakit rujukan pusat
Untuk 150,000 orang/3 bulan – RS PONEK
Kit 11 (hijau muda) Kit RS Rujukan Kesehatan Reproduksi

Kit 12 (hijau tua) Kit Tranfusi darah PMI, BDRS


Kit 0
Kit Administrasi
Kit 1 A
Kondom laki-laki
Kit 3
Kit Penanganan korban
perkosaan
Kit 4
Kontrasepsi oral dan injeksi
• 1 cycle Levonorgestrel • Medroxyprogesterone
0.15mg+Ethinyloestradio Acetate Inj 150 mg/ 1 ml
l 0.03mg • Spuit, disposable 2 ml
• Leaflet penggunaan pil • Jarum, disposable, 21 G
kombinasi
• Chlorhexidine sol. 1 L
• Postinor 2
• Safety box
• Leaflet Kontrasepsi
darurat
• Pill progestinn
Kit 5
Pengobatan IMS
Kit 6 kotak 1
Persalinan di klinik
Kit 6 kotak 2
Persalinan di klinik
Kit 6 kotak 3
Persalinan di klinik
Kit 6 kotak 3
Persalinan di klinik
Kit 6 kotak 4
Persalinan di klinik
Kit 6 kotak 4
Persalinan di klinik
Kit 7
Intra Uterine Devices (IUD)
Kit 8 kotak 1
Penanganan kasus keguguran &
komplikasi keguguran
Kit 8 kotak 1
Penanganan kasus keguguran &
komplikasi keguguran
Kit 9
Jahitan robekan (vagina dan cerviks)
dan pemeriksaan vagina
Kit 10
Kit persalinan dengan Vacuum
Kiwi Cup
Kit 11 A
Kit RS rujukan Kesehatan Reproduksi
Peralatan yang bisa dipakai ulang
Kit 12
Transfusi darah
Harga RH kit
No Jenis Kit Harga (USD)
1 RH kit 0 123
2 RH kit 1A 476
3 RH kit no 3 1,138
4 RH it no 4 436
5 RH kit no 5 652
6 RH kit 6A 875
7 RH kit 6B 610
8 RH kit no 7 179
9 RH kit 8 637
10 RH kit no 9 290
11 RH kit no 10 892
12 RH kit no 11A 848
13 RH kit no 11B 4,268
14 RH kit no 12 1,516
Total USD 12,940
Total IDR 174,690,000
PERHITUNGAN KEBUTUHAN LOGISTIK
KESPRO
BLOK KIT TINGKAT
BLOK 1 KIT 0 - 5 PUSTU, PUSKESMAS (PERSALINAN
Terdiri dari 6 Kit, untuk pelayanan NORMAL)
primer 10,000 orang/3 bulan

BLOK 2 KIT 6 - 10 PUSKESMAS (PERSALINAN


Terdiri dari 5 Kit, untuk NORMAL, PONED)

BLOK 3 KIT 11 - 12 RUMAH SAKIT RUJUKAN


(PERSALINAN NORMAL, PONED,
PONEK)
Penghitungan Estimasi Jumlah Sasaran
Kesehatan Reproduksi
PENGHITUNGAN ESTIMASI JUMLAH SASARAN
KESEHATAN REPRODUKSI PADA SITUASI KRISIS KESEHATAN
  Variabel Rumus Contoh Catatan

  Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Jumlah bayi yang CBR 25/1000 Bila tidak ada data CBR, bisa
Rate/CBR) lahir per 1000 Jumlah pengungsi memakai estimasi sebesar 4%
penduduk dalam 100,000 (biasanya terlalu besar untuk
waktu 1 tahun Indonesia)
  Wanita usia subur 25% dari jumlah 25% x 100,000 =  
penduduk/pengungsi 25,000
  Estimasi jumlah Ibu hamil      
a Estimasi jumlah kelahiran hidup CBR x Jumlah 25/1000 x 4/100 x 100,000 = 4,000
dalam 1 tahun pengungsi 100,000 = 2,500
b Estimasi jumlah kelahiran per a : 12 2,500 : 12 = 208 4,000 : 12 = 333
bulan
c Estimasi jumlah kehamilan yang a x 0.15 2,500 x 0,15 =375 4,000 x 0.15 = 600
berakhir dengan lahir mati atau
keguguran (estimasi 15% dari
kelahiran hidup)
d Estimasi jumlah kehamilan dalam 1 a + c 2,500 + 375 = 4,000 + 600 = 4,600
tahun 2,875
e Estimasi jumlah ibu hamil pada 70% x d 70% x 2,875 = 70% x 4,600 = 3,320
satu bulan tertentu (70% dari d) 2,013
Latihan Bersama
Perhitungan Kasar Cepat Pada Saat Tanggap Darurat Bencana

Contoh: Jumlah pengungsi di Kabupaten X: 100,000 jiwa

Perhitungan cepat untuk:


WUS = 25% dari total penduduk terdampak
= 25% x 100,000 = 25,000  kit hygiene

Jumlah Kelahiran dalam 1 tahun = 4% x dari penduduk terdampak


= 4% x 100,000 = 4,000
Jumlah Kelahiran dalam 1 bulan :
= 4,000/12 = 333  Kit Ibu Pasca Melahirkan dan Kit Bayi Baru Lahir (x 3 bulan)

Estimasi 15% dari kelahiran adalah bayi lahir mati


= 15% x 4,000 = 600
Jumlah Ibu Hamil dalam 1 tahun = 4,000 (lahir hidup) + 600 (lahir mati) = 4,600 ibu
Jumlah Ibu Hamil dalam bulan tertentu: 70% x 4,600 = 3,220 ibu hamil  Kit Ibu Hamil

Jumlah Laki-laki dewasa di lokasi terdampak = 20% dari penduduk terdampak


= 20% x 100,000 = 20,000 orang
Untuk menghitung keperluan kondom = 5% laki-laki menggunakan kondom
= 5% x 20,000 = 1,000 orang
Kebutuhan kondom = 3 kondom per minggu x 4 minggu (1 bulan) x 1,000 = 12,000 kondom
Menghitung Kebutuhan
Kit Kesehatan Reproduksi

• Perhitungan kebutuhan kit kespro berdasarkan


perkiraan populasi standar
• Dengan hanya mengetahui jumlah pengungsi
dapat diperkirakan besaran populasi standar
4. Alat dan Sarana Penunjang Lainnya

1. Tenda Kesehatan Reproduksi


2. Media KIE kesehatan reproduksi
3. Generator
4. Peralatan pendukung
5. Tempat penampungan limbah medis padat dan limbah
medis tajam
Pos Terpadu Kesehatan Reproduksi
Tenda Kesehatan
Reproduksi
Pos Terpadu Kesehatan Reproduksi

1. Tujuan
2. Jenis Layanan
3. Denah dasar
4. Yang harus di perhatikan
Pos Terpadu Kesehatan Reproduksi
RUMAH
SAKIT

PUSKESMAS

PUSTU
Tujuan:
Layanan KESPRO
berlanjut – PPAM POS YAN
Pelayanan: Informasi – Informasi:
• Kesehatan Ibu dan bayi baru • Jadwal Pemeriksaan
lahir; Tenaga Kesehatan;
• KB; • Jadwal layanan: ANC, PNC,
• Kesehatan Reroduksi Remaja; KB
• Pencegahan dan penanganan • Jadwal penyuluhan;
tindak kekerasan; • Informasi hotline
• Pencegahan dan penanganan kegawatdaruratan –
infeksi menular seksual perujukan;
termasuk HIV/AIDS
[MCH, GBV, HIV/AIDS,
Layanan ASI]
Denah Dasar pagar

A. Ruang Pemeriksaan
dan Konsultasi; Tempat arsip Alkes
dengan kunci
B. Ruang layanan
persalinan, KB,
layanan kespro Ruang
lainnya; tunggu A C B
C. Ruang
pemulihan/ruang D
ASI; Papan pengumuman Alkes

D. Ruang
penyimpanan
pagar
logistic;
A. Ruang Periksa
B. Ruang Layanan Persalinan, KB, Kespro
C. Ruang Pemulihan / ASI
D. Ruang Penyimpanan dan logistics
Bagaimana kalau begini?
Lemari Obat dan Alkon Lemari Arsip terkunci
1. Keamanan
Yang harus diperhatikan 2. Transportasi dan komunikasi
3. Tenaga kesehatan
4. Jam buka dan jenis layanan
5. Ketersediaan Informasi:
Perujukan-perujukan
6. Pesan-pesan kesehatan
reproduksi
7. Ketersediaan obat dan alkes
8. Arsip
9. Listrik, air, toilet, drainage
10.Infection control [i.e.:
Pembuangan sampah]
Media KIE Kesehatan Reproduksi

Media KIE: Contoh dalam Bentuk Kipas dengan


Informasi tentang Kesehatan Reproduksi dan GBV
Pengelolaan Logistik PPAM
Kesehatan Reproduksi pada
Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
Pengelolaan Logistik PPAM Kesehatan
Reproduksi pada Tanggap Darurat Krisis
Kesehatan
1. Koordinasi, Kolaborasi, dan Kerjasama
2. Perencanaan
3. Penyediaan
4. Penyimpanan
5. Mobilisasi logistik
6. Pemusnahan
1. Koordinasi, Kolaborasi, dan
Kerjasama Dukungan Logistik
1) Pemetaan pihak/lembaga yang c. Melakukan identifikasi potensi dukungan logistik
memiliki kegiatan dan sumber daya yang ada pada semua pemangku kegiatan.
di bidang kesehatan reproduksi, d. Membangun sistem informasi dukungan logistik
kesehatan reproduksi yang dapat diakses oleh
bertujuan untuk: para pelaksana kegiatan.
a. Menyusun kegiatan bersama pada lokasi atau e. Menyusun mekanisme mobilisasi dukungan
sasaran wilayah yang sama. logistik.
b. Tidak ada tumpang tindih kegiatan. f. Menjalin jejaring kerjasama dengan sub-klaster di
lingkungan Klaster Kesehatan maupun dengan
c. Ada kejelasan peran dan tanggung jawab
klaster bidang yang lain.
masing-masing pihak untuk melaksanakan
kegiatan dan menyediakan sumberdaya. g. Mempersiapkan perjanjian kerjasama dengan
dunia usaha untuk penyediaan logistik dan
2) Kesepakatan komitmen bersama penggunaan fasilitas logistik dalam situasi krisis
dalam koordinasi: kesehatan yang nantinya diusulkan ke Badan
Nasional Penanggulangan Bencana melalui Pusat
a. Menetapkan Koordinator Sub Klaster Krisis Kesehatan, Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan Reproduksi, diharapkan dari Kesehatan.
penanggung jawab program Kesehatan
Reproduksi Dinas Kesehatan setempat. h. Mempersiapkan tim respon logistik yang bertugas
melakukan mobilisasi logistik pada awal terjadinya
b. Menyusun perencanaan kegiatan untuk krisis kesehatan dan pengendaliannya.
dukungan logistik.
2. Perencanaan
1) Perencanaan logistik dapat melibatkan 4) Koordinasi dan kerjasama dengan sub
semua pihak, seperti penanggung klaster lain dibawah Klaster Kesehatan
jawab program, organisasi maupun dengan klaster lain terkait
kemasyarakatan, CSR lembaga, dengan kegiatan Sub Klaster
organisasi profesi kesehatan, organisasi
keagamaan, lembaga kerja sosial, Kesehatan Reproduksi.
lembaga internasional dengan 5) Memastikan logistik tersedia secara
menggunakan spesifikasi yang telah lengkap dan dapat dimobilisasi ke
ditentukan pemerintah. daerah terkena bencana berskala
2) Perencanaan logistik disusun bersama besar sesuai kebutuhan.
semua anggota Sub Klaster Kesehatan 6) Memperhatikan volume dan berat
Reproduksi sesuai kebutuhan, untuk kepentingan berapa besar
kemampuan, dan ketersediaan sumber gudang yang perlu disiapkan apabila
daya serta kewenangan masing-masing akan merencanakan untuk buffer
3) Lembaga usaha (CSR) merupakan mitra stock, dan perhitungan berat untuk
potensial untuk memberi dukungan keperluan menghitung biaya distribusi
logistik melalui dukungan dana, untuk pengiriman.
penyediaan barang, fasilitas logistik
seperti pergudangan, dan transportasi.
Menghitung Kebutuhan
Kit Kesehatan Reproduksi

• Perhitungan kebutuhan kit kespro berdasarkan


perkiraan populasi standar
• Dengan hanya mengetahui jumlah pengungsi
dapat diperkirakan besaran populasi standar
3. Penyediaan

Pengadaan Kit Secara Lokal dan Internasional


3. Penyediaan
PENGADAAN LOGISTIK SECARA LOKAL c. Mekanisme pengadaan:
1) Dinas kesehatan • Pengadaan logistik dilaksanakan secara
Provinsi/Kabupaten/Kota dapat terencana dengan memperhatikan jenis
mengadakan sendiri kebutuhan kit dan jumlah kebutuhan logistik.
kesehatan reproduksi dengan mengacu • Mekanisme pengadaan logistik dapat
pada daftar isi kit kesehatan dilakukan dengan cara pengadaan setiap
reproduksi. Pengadaan dilakukan pada jenis barang (item) dari masing-masing kit
fase prakrisis kesehatan karena untuk kemudian dirakit sendiri dibuat kedalam
pengadaan dan perakitan kit paket-paket (kit); atau pengadaan dalam
kesehatan reproduksi memerlukan bentuk kit yang sudah dirakit oleh
waktu yang cukup lama.
vendor/penyedia barang.
2) Mekanisme pengadaan • Pengadaan dapat dilakukan melalui
a. Penanggung jawab: Koordinator Sub pelelangan, penunjukan langsung, dan
Klaster Kesehatan Reproduksi pengadaan langsung sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
b. Sumber dana: APBN, APBD, tentang Pengadaan Barang dan Jasa
masyarakat, CSR, LSM, dan lembaga Pemerintah beserta Perubahannya.
internasional lainnya yang bergerak
di bidang kesehatan reproduksi.
3. Penyediaan
PENGADAAN LOGISTIK SECARA LOKAL e. Mekanisme pengeluaran dan
distribusi
d. Mekanisme penyimpanan
• Perencanaan pendistribusian
Kriteria gudang untuk penyimpanan, berdasarkan data inventarisasi
meliputi: kebutuhan di lapangan, disertakan
• Lokasi yang mudah dengan dokumen/data pendukung
diakses/dijangkau untuk kendaraan (adanya permintaan dan persetujuan
saat mobilisasi. pejabat berwenang).
• Kapasitas/ukuran gudang • Perencanaan distribusi merangkum
disesuaikan dengan keseluruhan informasi/data, siapa saja yang akan
volume kit yang akan diadakan menerima bantuan, prioritas bantuan
(ukuran kit terlampir). logistik yang diperlukan, waktu
• Kondisi gudang dengan sirkulasi penyampaian, lokasi, cara
udara (ventilasi) yang baik. menyampaikan, alat transportasi yang
digunakan, dan siapa yang bertanggung
• Tersedia fasilitas untuk
jawab atas penyampaian bantuan
penyimpanan dengan rantai dingin.
logistik tersebut.
• Penerimaan logistik disertai berita
acara/bukti penerimaan yang
Kapan Kit Kespro dipesan?
• Kit kespro merupakan alkes dan bahan habis pakai
yang biasa digunakan di puskesmas maupun RS dalam
mendukung pelayanan kesehatan > sudah dikemas
sesuai dengan tindakan
• Kit kespro hanya dipesan jika sarana dan prasarana
kesehatan rusak parah > bencana berskala besar saja

PENGADAAN LOGISTIK SECARA INTERNASIONAL


3. Penyediaan
PENGADAAN LOGISTIK SECARA Mekanisme pengadaan internasional
INTERNASIONAL a. Memastikan tersedia transportasi dan akses
menuju lokasi untuk distribusi kit kesehatan
1. Tidak memungkinkan dilakukan reproduksi.
pengadaan kit kesehatan reproduksi
secara lokal dan telah terjadi krisis b. Menyiapkan tempat/lokasi penyimpanan kit
kesehatan akibat bencana berskala kesehatan reproduksi sementara (gudang) yang
memadai sebelum didistribusi (sesuai kriteria di
besar dan ketersediaan kit kesehatan
atas).
reproduksi sangat diperlukan.
c. Memeriksa kelengkapan alat dan obat serta
2. Dinas kesehatan setempat dapat tanggal kadaluarsa dari lampiran yang tersedia
mengajukan permohonan penyediaan di luar kotak kit kesehatan reproduksi.
kit kesehatan reproduksi melalui surat d. Mendistribusikan kit kesehatan reproduksi
kepada Kementerian Kesehatan c.q. sesuai dengan kriteria fasilitas kesehatan.
Direktur Kesehatan Keluarga.
e. Orientasi tentang kit kesehatan reproduksi dan
3. Kementerian Kesehatan akan indikasi penggunaan kit kesehatan reproduksi.
meneruskan permohonan kepada f. Menyerahkan kit kepada penanggung jawab
UNFPA untuk mendukung penyediaan kegiatan/kepala puskesmas dan atau rumah
kit kesehatan reproduksi dari gudang sakit dengan menandatangani serah terima
internasional di Copenhagen. barang.
Cara Memesan
Kit Kesehatan Reproduksi

Kementerian Kesehatan,
UNFPA
Direktorat Kesehatan Keluarga

Provinsi/Kabupaten/Kota

Sementara kit tersebut belum tersedia, bila terjadi bencana berskala besar, Dinas
Kesehatan dapat mengajukan permohonan ke Kementerian Kesehatan yang
didatangkan dari Copenhagen, Denmark. Dinas Kesehatan setempat dapat
menyediakan RH Kit lokal sesuai pedoman.
Kit Kespro pada situasi bencana
Isu logistik lokal
• Ijin beacukai
• Memantau rantai dingin
• Rencana distribusi dalam negeri
• Transport dalam negeri
• Gudang dalam negeri
• Koordinasi dengan partner lokal (Depkes,
LSM dan badan PBB lain)
3. Penyediaan

Pada saat melakukan penerimaan logistik, agar memperhatikan :


• Melihat kondisi logistik, batch number, dan tanggal kadaluarsa,
khususnya untuk obat-obatan.
• Untuk logistik non obat (alat kesehatan) agar dilihat kondisi
barangnya, apakah layak digunakan atau tidak sebelum disimpan.
4. Penyimpanan
1. Logistik Kesehatan Reproduksi perlu dan pengeluaran logistik dengan
tersedia dan disimpan di Provinsi, menggunakan prinsip first in first out,
Kabupaten/Kota rawan bencana dan kondisi dari barang apakah masih
atau sering terjadi bencana yang
layak digunakan atau tidak. Dalam
menimbulkan krisis kesehatan.
pelaksanaannya, harus disertai dengan
2. Apabila tidak tersedia gudang yang pencatatan dan pelaporan mobilisasi
dapat digunakan, Koordinator Sub logistik.
Klaster Kesehatan Reproduksi harus
berkoordinasi dengan klaster 4. Dapat dilaksanakan ‘rolling’ logistik
logistik atau Organisasi Perangkat agar selalu valid masa berlakunya dan
Daerah (OPD) lain yang memiliki dilakukan penggantian kemudian hari.
fasilitas gudang untuk penyimpanan Disamping itu, harus dipastikan bahwa
logistik. data tahun pengadaan dan masa
3. Perlu memperhatikan masa kadaluarsa barang tercantum pada
kadaluarsa bahan, obat dan alat kemasan paket.
kesehatan PPAM melalui 5. Penyimpanan logistik dilaksanakan
pengecekan secara rutin sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor
78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pemanfaatan BMN.
5. Mobilisasi
1. Mobilisasi logistik PPAM berdasarkan hasil penilaian kaji
cepat kebutuhan kesehatan reproduksi.
2. Perlu diperhitungkan berapa lama waktu yang
diperlukan dan dibuatnya keputusan untuk
mendistribuskan logistik tersebut, sampai barang
tersebut dapat diterima di lokasi bencana (beneficiaris).
3. Perlu dipertimbangkan dan direncanakan apabila
membutuhkan jenis transportasi khusus terutama
untuk obat-obatan hormonal.
4. Koordinasi dengan Klaster Logistik pada Klaster Nasional
untuk memudahkan akses dalam percepatan distribusi
pada situasi krisis kesehatan.
6. Pemusnahan
• Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan Secara garis besar, proses
fisik dan/atau kegunaan BMN, terhadap
barang yang tidak dapat pemusnahan obat dan perbekalan
digunakan/dimanfaatkan, dan tidak dapat kesehatan terdiri dari:
dipindahtangankan atau alasan lain sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan 1. Memilah, memisahkan dan
yang berlaku. menyusun daftar obat dan
• Pelaksanaan pemusnahan untuk logistik dan perbekalan kesehatan yang akan
peralatan mengacu pada peraturan dimusnahkan
perundangan dalam pengelolaan Barang
Milik Negara (BMN) (Peraturan Menteri 2. Menentukan cara pemusnahan
Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan 3. Menyiapkan pelaksanaan
Penghapusan Barang Milik Negara). pemusnahan
• Pemusnahan BMN dilakukan dengan 4. Menetapkan lokasi pemusnahan
dibakar, dihancurkan, ditimbun,
ditenggelamkan, dirobohkan, atau cara lain 5. Pelaksanaan pemusnahan
sesuai dengan ketentuan peraturan 6. Membuat berita acara
perundang-undangan; yang dituangkan
dalam Berita Acara Pemusnahan. pemusnahan.
Contoh Penyimpanan Kit Kespro di bandara
Sri Lanka
Rencana distribusi
Transportasi dalam negeri
Pengendalian Logistik PPAM
Kesehatan Reproduksi pada
Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
Pengendalian Logistik PPAM Kesehatan
Reproduksi pada Tanggap Darurat Krisis
Kesehatan
Untuk mengetahui pelaksanaan dari persiapan
1. Pemantauan sampai bantuan logistik diterima atau
digunakan

Pendampingan melibatkan instansi terkait, dan


2. Supervisi untuk memastikan dukungan logistik diterima
atau digunakan untuk pelayanan

Untuk menilai pelaksanaan kegiatan


3. Evaluasi (pencapaian tujuan, pelaksanaan, hasil,
dampak, biaya) dan menetapkan rencana
operasi dukungan logistik berikutnya

Untuk merangkum informasi keluar masuk


4. Pencatatan dan barang/logistik selama rangkaian kegiatan
mobilisasi logistik, informasi penting untuk
pelaporan pengambilan keputusan dan kebijakan lebih
lanjut
Pos Terpadu Kesehatan Reproduksi

Keep up good work!


Tolong di jaga ya
tendanya :-)

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai