Presus Ab Inkomplit Ghina Athirah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

ABORTUS INKOMPLIT

PEMBIMBING :
dr. Adi Rachmanadi, Sp.OG

OLEH :
Ghina Athirah
171 0221 034

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN


GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “Veteran” JAKARTA
IDENTITAS KELUHAN
PASIEN UTAMA
Nama : Ny. AM Keluar darah dari jalan lahir sejak 2 hari
yang lalu
Tgl. Lahir / Umur : 32 tahun
Alamat : Pringsari 3/1,
Pringapus, Kab. Semarang
Tanggal masuk : 14 Maret 2019
Bangsal : Bougenvile
No.RM : 166***
ANAMNESIS
RPS :
Pasien G2P1A0 hamil 20 minggu datang rujukan dari bidan dengan keluar darah dari jalan
lahir. Menurut pasien, sejak awal kehamilan pasien sering mengalami flek namun dalam 2
minggu terakhir flek semakin banyak. Sejak dua hari yang lalu, darah yang keluar dari
jalan lahir semakin banyak seperti orang haid, tidak terdapat gumpalan. Pasien mengatakan
2 hari terakhir ini mengganti pembalut sebanyak 1 x per hari dengan kondisi pembalut
penuh dan berisi darah segar. Pasien mangatakan perutnya terasa sakit dan nyeri dalam 2
hari terakhir. Pasien juga mengatakan dirinya lemas, mual maupun muntah. Pasien tidak
memiliki riwayat keluhan yang sama. Pasien terakhir berhubungan dua minggu SMRS.
Riwayat trauma disangkal, riwayat infeksi disangkal, riwayat memelihara hewan berbulu
seperti kucing disangkal. Pasien bekerja sebagai karyawan swasta yang bekerja di depan
komputer tidak menggunakan aktivitas berlebih seperti mengangkat – angkat benda berat.
Riwayat sering mengangkat beban berat di rumah juga disangkal oleh pasien.
Menarche Pernikahan - Kontrol Sebelumnya

Riwayat pernikahan
Riwayat Haid

Riwayat ANC

Riwayat KB
usia : 15 tahun pertama dan kehamilan rutin pasien tidak
telah menikah ke bidan  menggunakan
selama 5 tahun Trimester I 1x KB
Siklus : 28 hari
- Suntik TT
lengkap
Lama : 7 hari _ Konsumsi
tablet Fe dan
B12
Riwayat Obstetri

G2P1A0 hamil 20 minggu dengan


Abortus Insipien
HPHT : 07 November 2018
HPL 14 Agustus 019
Usia Kandungan berdasarkan USG 20
mingggu

NO Jenis Kelamin Tahun Lahir BBL Riwayat Penolong


Persalinan
1. Perempuan 2016 3200 gr normal bidan

2. Hamil anak sekarang


Riwayat Penyakit Dahulu
• Hipertensi (-)
• Diabetes Melitus (-)
• Asma (-)
• Penyakit Jantung (-)
• Alergi (-)
• Kejang (-)
• Riwayat infeksi sebelumnya (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Hipertensi (-)
• Diabetes Melitus (-)
• Asma (-)
• Penyakit Jantung (-)
• Alergi (-)
• Kejang (-)
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pekerjaan Suami : Karyawan Swasta
• Pekerjaan Istri : Karyawati Swasta
• Pendidikan terakhir suami : SMA
• Pendidikan terakhir istri : SMA
Riwayat Pribadi
• Konsumsi minuman beralkohol (-)
• Merokok (-)
• Konsumsi obat – obatan (-)
PEMERIKSAAN FISIK • Abdomen :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis I : Cembung, striae gravidarum (-), linea alba (+), bekas sc (-)
Vital Sign : A : BU + normal
 TD : 110/70
P : HIS (-), hasil pemeriksaan leopold terlampir
N : 80 x
 RR : 22 x P : timpani
T : 36,8

• Ekstremitas : Akral hangat +/+, CRT < 2 “, sianosis -/-, edema


Status Generalis -/-
• Mata : Conjungtiva Anemis -/- • Genetalia : chadwick sign (+)
• Thorax :
- Pulmo : SDV +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-
- Cor : I : iktus cordis tidak terlihat
P : iktus cordis tidak terangkat
P : batas jantung dbn
A : S1>S2 reguler, murmur -, gallop
STATUS OBSTETRI
Pemeriksan Dalam/Vaginal
Pemeriksaan Luar
Toucher
Inspeksi : cembung gravid, supel, linea Perdarahan per vaginam (+) warna
nigra (+), striae gravidarum (-), luka merah segar, konsistensi cair,
bekas SC (-). vulva/uretra tidak ada kelainan, dinding
vagina dalam batas normal
Palpasi : supel (+), nyeri tekan (-)
Portio lunak
Auskultasi (DJJ) :-
Ostium uterus eksterna terbuka 1 jari
Diagnosa Penatalaksanaan

G2P1A0 hamil 20 Bed rest


minggu dengan abortus - Drip Protocin 10 IU 40
insipien tpm
Janin tunggal - Misoprostol 1 tab/SL/6
intrauterine, gerakan jam sampai janin keluar
aktif janin - Pro Kuretase
FOLLOW UP
15/03/19 pukul 07.40
keluar jaringan dari
jalan lahir. KU :
baik, kontraksi uterus
(+), tampak janin 16/03/19 Dilakukan
diluar OUE kuretase pada pasien

Diagnosa : G2P1A0 Diagnosa Post


hamil 20 minggu Kuretase  Abortus
dengan abortus Inkomplit
inkomplit
TINJAUAN PUSTAKA
ABORTUS
Abortus adalah kehamilan yang berhenti prosesnya pada umur kehamilan di bawah
20 minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram atau kurang.

Llewollyn & Jones (2002) mendefinisikan abortus adalah keluarnya janin sebelum
mencapai viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya
kurang dari 500 gram.3

WHO merekomendasikan viabilitas apabila masa gestasi telah mencapai 22 minggu


atau lebih dan berat janin 500 gram atau lebih.1
KLASIFIKASI
klasifikasi

Menurut
Menutut
gambaran
terjadinya
klinis

Spontan Buatan Iminens

Berdasarkan
Insipiens
kaidah ilmu

kriminal Inkomplit

Komplit

Miss abortion

Habitualis

Infeksius

Septik
KLASIFIKASI BERDASARKAN
TERJADINYA ABORTUS
Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun
mekanis
Abortus buatan, abortus provocatus (disengaja, digugurkan), yaitu:
1. Kaidah ilmu (Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus). Indikasi
abortus untuk kepentingan ibu, misalnya : penyakit jantung, hipertensi esential, dan
karsinoma serviks. Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter
ahli kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri, atau psikolog
2. Kriminal (Abortus provocatus criminalis) adalah pengguguran kehamilan tanpa
alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang oleh
hukum
KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Abortus imminens yaitu abortus tingkat permulaan (threatened abortion) dimana
terjadi perdarahan per vaginam.
Abortus iminens didiagnosa bila seseorang wanita hamil kurang daripada 20 minggu
mengeluarkan darah sedikit pada vagina.
Perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau dapat berulang, dapat pula disertai
sedikit nyeri perut bawah atau nyeri punggung bawah seperti saat menstruasi. ostium
uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Abortus insipiens (inevitable abortion) yaitu abortus yang sedang mengancam dimana
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi
masih dalam kavum uteri.
Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan banyak,
kadang-kadang keluar gumpalan darah yang disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat
dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan
ketuban dapat teraba.
Dapat menyebabkan kematian bagi ibu.
Jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi
Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini
merupakan kontraindikasi.
KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Abortus incompletus (incomplete abortion) yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi
yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak, dan membahayakan ibu.
Serviks sering tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap
sebagai benda asing (corpus alienum).
Oleh karena itu, uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan
kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada abortus
insipiens.5
KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Abortus completus (complete abortion) artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar
(desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong.
Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya
dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena dalam masa ini luka rahim
telah sembuh dan epitelisasi telah selesai.
Serviks juga dengan segera menutup kembali. Kalau 10 hari setelah abortus masih
ada perdarahan juga, abortus inkompletus atau endometritis pasca abortus harus
dipikirkan5
KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih
tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih.

Abortus habitualis (recurrent abortion) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali
berturut-turut atau lebih.

Abortus infeksius (infectious abortion) adalah abortus yang disertai infeksi genital.

Abortus septik (septic abortion) adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium
ETIOLOGI
Faktor ovofetal Faktor maternal
Pemeriksaan USG janin dan histopatologis Sebanyak 2% peristiwa abortus disebabkan
selanjutnya menunjukkan bahwa pada 70% oleh adanya penyakit sistemik maternal
kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk (systemic lupus erythematosis) dan infeksi
berkembang atau terjadi malformasi pada sistemik maternal tertentu lainnya.
tubuh janin. 8% peristiwa abortus berkaitan dengan
Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar abnormalitas uterus (kelainan uterus
kongenital, mioma uteri submukosa,
belakang kejadian abortus adalah kelainan
inkompetensia servik).
chromosomal.
Terdapat dugaan bahwa masalah psikologis
Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan memiliki peranan pula dengan kejadian
trofoblast untuk melakukan implantasi abortus meskipun sulit untuk dibuktikan atau
dengan adekuat. dilakukan penilaian lanjutan.
3
FAKTOR 1. Kelainan endokrin (hormonal)
misalnya kekurangan tiroid,
YANG kencing manis
2. Faktor kekebalan (imunologi),
DAPAT misalnya pada penyakit lupus, anti
phospholipid syndrome

MENYEB 3. Infeksi, diduga akibat beberapa


virus seperti cacar air, campak

ABKAN Faktor
jerman, toksoplasma, herpes,
klamidia

ABORTU
4. Kelemahan otot leher rahim
5. Kelainan bentuk rahim.
Ibu
S
Faktor Faktor
ayah Janin Faktor janin penyebab keguguran
Kelainan kromosom dan infeksi adalah kelainan genetik, dan ini
sperma diduga dapat menyebabkan terjadi pada 50%-60% kasus
abortus. keguguran.
FAKTOR LAINNYA
Faktor Genetik
• Penyebab yang paling sering menimbulkan abortus spontan adalah abnormalitas
kromosom pada janin. Lebih dari 60% abortus spontan yang terjadi pada trimester
pertama menunjukkan beberapa tipe abnormalitas genetik.
Faktor Anatomi
• Lesi anatomi kogenital yaitu kelainan duktus Mullerian (uterus bersepta). Duktus
mullerian biasanya ditemukan pada keguguran trimester kedua
• Kelainan kogenital arteri uterina yang membahayakan aliran darah endometrium
• Kelainan yang didapat misalnya adhesi intrauterin (synechia), leimioma, dan
endometriosis. Mioma submukosa merupakan salah satu faktor mekanik yang dapat
mengganggu implantasi hasil konsepsi.
FAKTOR LAINNYA
Faktor Endokrin
• Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom
polikistik ovarium merupakan faktor kontribusi pada
keguguran. Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh
hipertiroidismus, diabetes melitus dan defisisensi
progesteron.
• Karena progesteron berfungsi mempertahankan desidua,
defisiensi hormone tersebut secara teoritis akan mengganggu
nutrisi pada hasil konsepsi dan dengan demikian turut
berperan dalam peristiwa kematiannya.
FAKTOR LAINNYA
Faktor Infeksi
• Infeksi intrauterin sering dihubungkan dengan abortus spontan berulang.
Organisme-organisme yang sering diduga sebagai penyebab antara lain
Chlamydia, Ureaplasma, Mycoplasma, Cytomegalovirus, Listeria
monocytogenes dan Toxoplasma gondii.
Faktor Imunologi
• Terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang
ari-ari sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah
dari ari-ari tersebut
• Inkompatibilitas golongan darah A, B, O, dengan reaksi antigen antibodi dapat
menyebabkan abortus berulang, karena pelepasan histamin mengakibatkan
vasodilatasi dan peningkatan fragilitas kapiler.
FAKTOR LAINNYA
Faktor Trauma
• Trauma abdominal yang berat dapat menyebabkan
terjadinya abortus yang yang diakibatkan karena adanya
perdarahan, gangguan sirkulasi maternoplasental, dan
infeksi.
Faktor Obat – obatan rekreasional dan toksin
• Peranan penggunaan obat-obatan rekreasional tertentu yang
dianggap teratogenik
GAMBARAN KLINIS
1. Amenore
2. Perdarahan pervaginam
3. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus
4. Pemeriksaan ginekologi
- Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam ada atau tidak ada jaringan konsepsi, tercium atau tidak
bau busuk dari vulva
- Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak
jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium
- Vagina toucher (VT): portio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam
kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio
digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglas, tidak menonjol dan tidak nyeri 5-6
DIAGNOSIS
Anamnesis
Tiga gejala utama (postabortion triad) pada abortus adalah nyeri di perut bagian bawah
terutamanya di bagian suprapubik yang bisa menjalar ke punggung,bokong dan perineum,
perdarahan pervaginam dan demam yang tidak tinggi.11

Perdarahan pervaginam dapat tanpa atau disertai jaringan hasil konsepsi. Bentuk jaringan yang
keluar juga ditanya apakah berupa jaringan yang lengkap seperti janin atau tidak atau seperti
anggur. Rasa sakit atau keram bawah perut biasanya di daerah atas simpisis.10

Riwayat penyakit sekarang seperti tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, trauma,
merokok, mengambil alkohol dan riwayat infeksi traktus genitalis harus diperhatikan.10
Riwayat kepergian ke tempat endemik malaria dan pengambilan narkoba malalui jarum suntik
dan seks bebas dapat menambah curiga abortus akibat infeksi.11
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang ini diperlukan dalam keadaan abortus imminens, abortus
habitualis dan missed abortion:5-6

1. Tes kehamilan: positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
4. Pemeriksaan lain sesuai dengan keadaan dan diagnosis pasien.
TATALAKSANA
Tatalaksana Umum
1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,
pernapasan, suhu)
2. Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan darah sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok,
lakukan tatalaksana awal syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat
penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat
3. Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi,berikan kombinasi antibiotika sampai
ibu bebas demam untuk 48 jam:
- Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
- Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
- Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
4. Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
5. Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan konseling kontrasepsi pasca
keguguran.
6. Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus. 6,7,9,10
Bagan 1. Algoritme Penatalaksanaan Abortus

Abortus:
Definisi

ALGORITMA
Pembagian menurut:
§ Penyebab
§ Gambaran klinis
 

Abortus Imminens Abortus Insipien Abortus Inkompletus Abortus Khusus


Amenorea Amenorea Amenorea Infeksiosus
Rasa nyeri Rasa nyeri Perdarahan Miised abortion
Perdarahan Perdarahan Sisa jaringan Habitualis
Tanpa dilatasi banyak/menggumpal Terdapat dilatasi
Terdapat dilatasi

Tatalaksana: Tatalaksana Definitif:


Konservatif Persiapan dilatasi dan kuretase
§ Tirah baring Pasang infus jika perlu transfusi darah
§ Obat penenang Dilatasi dan kuretase
Terapi hormonal:
§ Derivat progesteron
§ Dupaston
§ Gestanon
Pemeriksaan laboratorium: Komplikasi tindakan:
§ Penunjang diagnostik Perdarahan
  Infeksi
Trauma tindakan
Kemungkinan degenerasi
koriokarsinoma
 
TATALAKSANA
Abortus imminens
1. Pertahankan kehamilan
2. Tidak perlu pengobatan khusus
3. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau berhubungan seksual
4. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk
pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila
perdarahan terjadi lagi
5. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai kemungkinan adanya
penyebab lain
6. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (salbutamol atau
indometasin) karena obat ini tidak dapat mencegah abortus
7. Bila reaksi kehamilan 2 kali berturut-turut negatif, maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret)
TATALAKSANA
Abortus insipiens
1.Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman selama
tindakan evakuasi, serta memberikan informasi mengenai kontrasepsi pascakeguguran
2. ika usia kehamilan < 16 minggu: lakukan evaluasi isi uterus. Jika evakuasi Lakukan konseling
untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman selama tindakan evakuasi, serta
memberikan informasi mengenai kontrasepsi pascakeguguran
3. Jika usia kehamilan < 16 minggu: lakukan evakuasi isi uterus dengan aspirasi vakum manual
(AVM). Jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera:
- Berikan Ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu) atau Misoprostol
400 mg per oral dan bila masih diperlukan dapat diulang setelah 4 jam jika perlu Segera lakukan
persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
TATALAKSANA
4. Jika usia kehamilan > 16 minggu:
- Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan spontan kemudian dilakukan evakuasi uterus
dengan AVM
- Bila perlu, berikan Induksi oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai 8 tetes sampai 40 tetes/
menit, sesuai kondisi kontraksi uterus sampai terjadi pengeluaran hasil konsepsi. Segera lakukan
persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus
- Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan
ibu ke ruang rawat
- Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke
laboratorium
- Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin setiap 6
jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb
>8 g/dl, ibu dapat diperbolehkan pulang.6,7,9,10
TATALAKSANA
Abortus incompletus
1, Lakukan konseling
2. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, gunakan jari atau
forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks
3. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum
manual (AVM) adalah metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila AVM tidak tersedi.
Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian
bila perlu)
4. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi
5. Lakukan evaluasi tanda vital pascatindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan
ibu ke ruang rawat
6. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium
7. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam
selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g/dl, ibu
dapat diperbolehkan pulang.6,7,9,10
TATALAKSANA
Abortus komplit
1. Tidak diperlukan evakuasi lagi
2. Lakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional dan menawarkan
kontrasepsi pasca keguguran.
3. Observasi keadaan ibu
4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/ hari selama
2 minggu, jika anemia berat berikan transfusi darah
5. Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.
KOMPLIKASI
1. Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal,
diatesa hemoragik dan lain-lain.
2. Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi.
3. Syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik.
4. Emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam uterus.
5. Infeksi dan sepsis.
PROGNOSIS
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan
sebelumnya:6
1. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abotus yang rekuren
mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %.
2. Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan
keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %.
3. Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung janin
pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan
yang tidak jelas.
 

Anda mungkin juga menyukai