Presus Ab Inkomplit Ghina Athirah
Presus Ab Inkomplit Ghina Athirah
Presus Ab Inkomplit Ghina Athirah
ABORTUS INKOMPLIT
PEMBIMBING :
dr. Adi Rachmanadi, Sp.OG
OLEH :
Ghina Athirah
171 0221 034
Riwayat pernikahan
Riwayat Haid
Riwayat ANC
Riwayat KB
usia : 15 tahun pertama dan kehamilan rutin pasien tidak
telah menikah ke bidan menggunakan
selama 5 tahun Trimester I 1x KB
Siklus : 28 hari
- Suntik TT
lengkap
Lama : 7 hari _ Konsumsi
tablet Fe dan
B12
Riwayat Obstetri
Llewollyn & Jones (2002) mendefinisikan abortus adalah keluarnya janin sebelum
mencapai viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya
kurang dari 500 gram.3
Menurut
Menutut
gambaran
terjadinya
klinis
Berdasarkan
Insipiens
kaidah ilmu
kriminal Inkomplit
Komplit
Miss abortion
Habitualis
Infeksius
Septik
KLASIFIKASI BERDASARKAN
TERJADINYA ABORTUS
Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun
mekanis
Abortus buatan, abortus provocatus (disengaja, digugurkan), yaitu:
1. Kaidah ilmu (Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus). Indikasi
abortus untuk kepentingan ibu, misalnya : penyakit jantung, hipertensi esential, dan
karsinoma serviks. Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter
ahli kebidanan, penyakit dalam dan psikiatri, atau psikolog
2. Kriminal (Abortus provocatus criminalis) adalah pengguguran kehamilan tanpa
alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang oleh
hukum
KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Abortus imminens yaitu abortus tingkat permulaan (threatened abortion) dimana
terjadi perdarahan per vaginam.
Abortus iminens didiagnosa bila seseorang wanita hamil kurang daripada 20 minggu
mengeluarkan darah sedikit pada vagina.
Perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau dapat berulang, dapat pula disertai
sedikit nyeri perut bawah atau nyeri punggung bawah seperti saat menstruasi. ostium
uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Abortus insipiens (inevitable abortion) yaitu abortus yang sedang mengancam dimana
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi
masih dalam kavum uteri.
Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan banyak,
kadang-kadang keluar gumpalan darah yang disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat
dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan
ketuban dapat teraba.
Dapat menyebabkan kematian bagi ibu.
Jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi
Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini
merupakan kontraindikasi.
KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Abortus incompletus (incomplete abortion) yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi
yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak, dan membahayakan ibu.
Serviks sering tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap
sebagai benda asing (corpus alienum).
Oleh karena itu, uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan
kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada abortus
insipiens.5
KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Abortus completus (complete abortion) artinya seluruh hasil konsepsi telah keluar
(desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong.
Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya
dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena dalam masa ini luka rahim
telah sembuh dan epitelisasi telah selesai.
Serviks juga dengan segera menutup kembali. Kalau 10 hari setelah abortus masih
ada perdarahan juga, abortus inkompletus atau endometritis pasca abortus harus
dipikirkan5
KLASIFIKASI BERDASARKAN
GAMBARAN KLINIS
Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih
tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih.
Abortus habitualis (recurrent abortion) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali
berturut-turut atau lebih.
Abortus infeksius (infectious abortion) adalah abortus yang disertai infeksi genital.
Abortus septik (septic abortion) adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium
ETIOLOGI
Faktor ovofetal Faktor maternal
Pemeriksaan USG janin dan histopatologis Sebanyak 2% peristiwa abortus disebabkan
selanjutnya menunjukkan bahwa pada 70% oleh adanya penyakit sistemik maternal
kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk (systemic lupus erythematosis) dan infeksi
berkembang atau terjadi malformasi pada sistemik maternal tertentu lainnya.
tubuh janin. 8% peristiwa abortus berkaitan dengan
Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar abnormalitas uterus (kelainan uterus
kongenital, mioma uteri submukosa,
belakang kejadian abortus adalah kelainan
inkompetensia servik).
chromosomal.
Terdapat dugaan bahwa masalah psikologis
Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan memiliki peranan pula dengan kejadian
trofoblast untuk melakukan implantasi abortus meskipun sulit untuk dibuktikan atau
dengan adekuat. dilakukan penilaian lanjutan.
3
FAKTOR 1. Kelainan endokrin (hormonal)
misalnya kekurangan tiroid,
YANG kencing manis
2. Faktor kekebalan (imunologi),
DAPAT misalnya pada penyakit lupus, anti
phospholipid syndrome
ABKAN Faktor
jerman, toksoplasma, herpes,
klamidia
ABORTU
4. Kelemahan otot leher rahim
5. Kelainan bentuk rahim.
Ibu
S
Faktor Faktor
ayah Janin Faktor janin penyebab keguguran
Kelainan kromosom dan infeksi adalah kelainan genetik, dan ini
sperma diduga dapat menyebabkan terjadi pada 50%-60% kasus
abortus. keguguran.
FAKTOR LAINNYA
Faktor Genetik
• Penyebab yang paling sering menimbulkan abortus spontan adalah abnormalitas
kromosom pada janin. Lebih dari 60% abortus spontan yang terjadi pada trimester
pertama menunjukkan beberapa tipe abnormalitas genetik.
Faktor Anatomi
• Lesi anatomi kogenital yaitu kelainan duktus Mullerian (uterus bersepta). Duktus
mullerian biasanya ditemukan pada keguguran trimester kedua
• Kelainan kogenital arteri uterina yang membahayakan aliran darah endometrium
• Kelainan yang didapat misalnya adhesi intrauterin (synechia), leimioma, dan
endometriosis. Mioma submukosa merupakan salah satu faktor mekanik yang dapat
mengganggu implantasi hasil konsepsi.
FAKTOR LAINNYA
Faktor Endokrin
• Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom
polikistik ovarium merupakan faktor kontribusi pada
keguguran. Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh
hipertiroidismus, diabetes melitus dan defisisensi
progesteron.
• Karena progesteron berfungsi mempertahankan desidua,
defisiensi hormone tersebut secara teoritis akan mengganggu
nutrisi pada hasil konsepsi dan dengan demikian turut
berperan dalam peristiwa kematiannya.
FAKTOR LAINNYA
Faktor Infeksi
• Infeksi intrauterin sering dihubungkan dengan abortus spontan berulang.
Organisme-organisme yang sering diduga sebagai penyebab antara lain
Chlamydia, Ureaplasma, Mycoplasma, Cytomegalovirus, Listeria
monocytogenes dan Toxoplasma gondii.
Faktor Imunologi
• Terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang
ari-ari sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah
dari ari-ari tersebut
• Inkompatibilitas golongan darah A, B, O, dengan reaksi antigen antibodi dapat
menyebabkan abortus berulang, karena pelepasan histamin mengakibatkan
vasodilatasi dan peningkatan fragilitas kapiler.
FAKTOR LAINNYA
Faktor Trauma
• Trauma abdominal yang berat dapat menyebabkan
terjadinya abortus yang yang diakibatkan karena adanya
perdarahan, gangguan sirkulasi maternoplasental, dan
infeksi.
Faktor Obat – obatan rekreasional dan toksin
• Peranan penggunaan obat-obatan rekreasional tertentu yang
dianggap teratogenik
GAMBARAN KLINIS
1. Amenore
2. Perdarahan pervaginam
3. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus
4. Pemeriksaan ginekologi
- Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam ada atau tidak ada jaringan konsepsi, tercium atau tidak
bau busuk dari vulva
- Inspekulo: perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak
jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium
- Vagina toucher (VT): portio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam
kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio
digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglas, tidak menonjol dan tidak nyeri 5-6
DIAGNOSIS
Anamnesis
Tiga gejala utama (postabortion triad) pada abortus adalah nyeri di perut bagian bawah
terutamanya di bagian suprapubik yang bisa menjalar ke punggung,bokong dan perineum,
perdarahan pervaginam dan demam yang tidak tinggi.11
Perdarahan pervaginam dapat tanpa atau disertai jaringan hasil konsepsi. Bentuk jaringan yang
keluar juga ditanya apakah berupa jaringan yang lengkap seperti janin atau tidak atau seperti
anggur. Rasa sakit atau keram bawah perut biasanya di daerah atas simpisis.10
Riwayat penyakit sekarang seperti tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, trauma,
merokok, mengambil alkohol dan riwayat infeksi traktus genitalis harus diperhatikan.10
Riwayat kepergian ke tempat endemik malaria dan pengambilan narkoba malalui jarum suntik
dan seks bebas dapat menambah curiga abortus akibat infeksi.11
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang ini diperlukan dalam keadaan abortus imminens, abortus
habitualis dan missed abortion:5-6
1. Tes kehamilan: positif jika janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
4. Pemeriksaan lain sesuai dengan keadaan dan diagnosis pasien.
TATALAKSANA
Tatalaksana Umum
1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,
pernapasan, suhu)
2. Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan darah sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok,
lakukan tatalaksana awal syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat
penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat
3. Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi,berikan kombinasi antibiotika sampai
ibu bebas demam untuk 48 jam:
- Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
- Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
- Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
4. Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
5. Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan konseling kontrasepsi pasca
keguguran.
6. Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus. 6,7,9,10
Bagan 1. Algoritme Penatalaksanaan Abortus
Abortus:
Definisi
ALGORITMA
Pembagian menurut:
§ Penyebab
§ Gambaran klinis