Anda di halaman 1dari 13

OM SWASTYASTU

TEMUAN AUDIT
OLEH
Luh Reanisa Deastri (1702622010059)
Ni Luh Wayan Mia Lestari (1702622010069)
Ni Putu Ayu Yuniastri (1702622010075)
SIFAT TEMUAN AUDIT
Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima disebut Temuan
Audit (audit findines). Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran.
Misalnya temuan-temuan tersebut dapat menggambarkan :
• Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan, seperti pengiriman yang
dilakukan tetapi tidak ditagih.
• Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari perlengkapan
perusahaan keperusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri.
• Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang telah diganti
dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan.
• Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk klaim
asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan signifikansinya.
• Eksposur-eksposur resiko yang harus dipertimbangkan.
STANDAR FOR THE PROFESIONAL PRACTICE OF INTERNAL AUDITING
(SPPIA)

Practice Advisory 2410-1 dari Standar “Kriteria Komunikasi” memperluas arahan ini
menjadi :
1. Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan
ringkasan.
2. Hasil-hasil harus mencakup observasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan
rencana-rencana tindakan.
3. Observasi adalah pernyataan fakta yang berkaitan.
4. Observasi dan rekomendasi penugasan timbul dari proses perbandingan apa yang
seharusnya dengan apa yang terjadi.
Sehubungan dengan pelaporan actual, Practice Advisiory 2420-1 dari
Standar “KualitasKriteria Komunikasi” menyatakan :
• Komunikasi objektif bersifat factual, tidak bias, dan bebas dari distorsi.
• Komunikasi yang jelas mudah dipahami dan bersifat logis.
• Komunikasi ringkas langsung kesasaran dan menghindari rincian yang
tidak perlu.
• Komunikasi konstruktif adalah komunikasi yang isi dan nadanya
membantu klien dan organisasi menuju perbaikan jika diperlukan.
• Komunikasi tepat waktu adalah komunikasi yang dikeluarkan tanpa
penundaan dan memungkinkan tindakan efektif segera.
PENDEKATAN UNTUK MENGONTRUKSI TEMUAN

Menemukan penyimpangan-penyimpangan kecil pada proses yang berjalan


relatif mudah. Kesempurnan jarang diupayakan dan harga yang harus
dibayar untuk itu juga terlalu mahal. Upaya yang harus dilakukan untuk
mencapai lima persen terakhir kemurnian bisa melebihi biaya yang di
perlukan untuk mencapai 95 persen yang pertama. Auditor internal harus
realistis dan adil dalam pertimbangan dan kesimpulan mereka.
TINGKAT SIGNIFIKASI TEMUAN AUDIT

Temuan-temuan tidak signifikan

Temuan-temuan kecil

Temuan-temuan besar
ELEMEN-ELEMEN TEMUAN AUDIT

Kelayakan temuan audit harus mencakup eleemn-elemen tertentu, termasuk


latar belakang, kriteria, kondisi, penyebab, dampak, kesimpulan dan
rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencangkup elemen-elemen ini, baik
eksplisit, maupun inplisit, akan menjadi argumen yang kuat untuk dilakukannya
tindakan perbaikan. Temuan tersebut akan menunjukkan bahwa tidak ada
rintangan yang dibiarkan dalam menyajikan masalah dan solusinya. Pada
beberapa kasus yang unik, elemen penyebab mungkin tidak tepat. Suatu
maslaah mungkit diakibatkan oleh kondisi tertentu.
1. Latar belakang 3. Kondisi 5. Dampak 7. Rekomendasi
2. Kriteria 4. Penyebab 6. Kesimpulan 8. Pembahasan temuan
CATATAN AKTIVITAS AUDIT INTERNAL TENTANG TEMUAN AUDIT

Laporan Pencatatan Temuan Audit (RAF) memberikan acuan untuk


pembahasan, karena mencakup kebanyakan informasi yang
dibutuhkan dalam satu lembar untuk menjelaskan masalah. Laporan
tersebut juga berfungsi sebagai pedoman untuk mengingatkan auditor
semua yang diperlukan untuk memperoleh informasi untuk temuan
yang dibuat secara mendalam. RAF juga harus diselesaikan di
lapangan sehingga setiap elemen yang hilang atau tidak lengkap bisa
diperbaiki tanpa membutuhkan kunjungan ulang ke tempat yang di
audit.
• Keahlian Komunikasi
Laporan ringkas sekalipun, seperti dalam RAF harus ditulis dengan baik, dan masalah-
masalah harus didefinisikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah yang singkat, padat, dan
tepat. Bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada yang positif, dan istilah-istilah yang
mendorong reaksi emosional atau defensive harus dihindari.
• Penelaahan Pengawasan
Supervisi audit tetap merupakan kontrol kunci atas pengembangan profesional temuan-­temuan
audit. Setiap temuan yang dapat dilaporkan harus melewati penelaahan pengawasan yang
ketat, baik secara manual maupun elektronik, dan penelahaan tersebut harus dibuktikkan
dengan tanda tangan penyelia atau indikasi persetujuan elektronik. Tidak ada yang begitu
mengurangi kredibilitas aktivitas audit internal selain temuan yang tidak dibuat dengan
mendalam sehingga mudah diserang. Sebuah temuan audit secara definisi merupakan sebuah
kritik. Mekanisme bertahan alami atas kritik­-kritik tersebut sering kali dengan menghasilkan
serangan terhadap kritik. Oleh karena itu, temuan audit harus mengatasi kritik.
• Melaporkan Temuan Audit • Tindak Lanjut
RAF dan abstraksi telah digunakan lebih dari Standar terbaru 2500.A.1 menyatakan bahwa
sekedar pencatatan temuan atau kepala bagian audit harus menetapkan proses
pengomunikasian ke klien. Nyatanya, beberapa tindak lanjut untuk memonitor dan memastikan
organisasi audit telah membuat ringkasan bahwa tindakan manajemen telah
sebagai dasar utama bagi laporan audit diimplementasikan secara efektif atau bahwa
internal. Laporan tersebut telah manajemen senior telah menerima risiko untuk
diakumulasikan berurutan secara logis tidak mengambil keputusan. Sedangkan
berdasarkan pengelompokkan menurut subjek, practice advisory 2500-A.1.1 : “proses Tindak
lokasi, atau unit yang diaudit dan kemudian Lanjut” lebih jauh menyatakan tindak lanjut
diserahkan ke manajemen melalui ringkasan sebagai proses menentukan kecukupan,
eksekutif satu halaman. Ringkasan ini efektifitas, dan ketepatan waktu atas tindakan
menjelaskan lingkup, menyajikan opini audit yang diambil oleh manajemen atas pengamatan
secara keseluruhan, dan menyajikan penilaian dan rekomendasi penugasan yang dilaporkan.
auditor atas operasi yang diaudit. Tanggungjawab untuk melakukan tindak lanjut
harus didefinisikan dalam piagam tertulis
aktivitas audit internal.
• Kecukupan Tindakan Perbaikan
Secara umum, tindakan perbaikan seharusnya:
• Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan
• Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari kelemahan yang ada
• Berkelanjtan efektivitasnya
• Diawasi untuk mencegah terulang lagi
• Kewenangan dan Status Audit
Tanggung jawab tidak bisa dilaksanakan tanpa kewenangan. Tanggung jawab audit untuk
menilai kecukupan dan efektivitas tindakan perbaikan tidak aka nada artinya jika auditor
tidak diberi kewewnangan untuk melakukan hal tersebut. Kewenangan ini harus disebutkan
dengan jelas dalam akta audit internal. Keinginan untuk memberikan keyakinan terhadap
suatu temuan ke klien seharusnya tidak pernah menghalangi auditor dari tujuan utama
mereka, yaitu memastikan bahwa kondisi telah diperbaiki. Presentasi dengan tepat
menjelaskan sasaran dan standar operasi yang sedang diperiksa, kondisinya, prosedur dan
praktik, sebab dan akibat (dampak), serta kesimpulan, dan rekomendasi.
OM SHANTI SHANTI SHANTI
OM

Anda mungkin juga menyukai