Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

INTEGUMEN

Kelompok 4
1. Susanto 122020030330
2. Marwanto 122020030331
3. Eko Andriantoro 122020030332
4. Aidatul Umah 122020030333
5. Intan Fatria Yuliani 122020030334
6. Akhmad Solikhul Hadi 122020030335
7. Intan Purnamasari 122020030336
A. Infeksi Bakteri
1. Folikulitis
a. Pengertian
Folikulitis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus yang secara umum ditemukan pada kulit
b. Penyebab Folikulitis
Berdasarkan organisme penyebabnya, yang menjadi penyebab
folikulitis dapat dicirikan sebagai berikut :
1) folikulitis bacterial
2) folikulitis jamur
3) folikulitis virus
4) folikulitis parasite
2. Furunkel dan karbunkel
a. Pengertian
 Furunkel adalah infeksi akut dari satu folikel rambut yang
biasanya mengalami nekrosis disebabkan oleh
staphylococcus aureus.
 Furunkel adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel
rambut dan jaringan subkutaneus disekitarnya.
 Furunkel yang banyak disebut karbunkel.
 Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel rambut
yang terinfeksi oleh staphylococcus aureus
b. Penyebab
Penyebab furunkel adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa
juga disebabkan oleh bakteri lainnya atau jamur.
c. Patofisiologi
Karena adanya mikrolesi baik karena garukan atau gesekan
baju, maka kuman masuk ke dalam kulit.
c. Gejala Klinis
1) Furunkel
 Mula-mula nodul kecil yg mengalami peradangan pada folikel
rambut, kemudian menjadi pustula dan mengalami nekrose dan
menyembuh setelah pus keluar dan meninggalkan sikatrik. Proses
nekrosis dalam 2 hr-3 mgg
 Nyeri, terutama pada yang akut, besar, di hidung, lubang telinga
luar
 Gejala konstitusional yang sedang (panas badan, malaise, mual)
 Dapat satu atau banyak dan dapat kambuH
 Tempat predileksi: muka, leher, lengan, pergelangan tangan dan
jari-jari tangan, pantat dan daerah anogenital
2) Karbunkel
 Pada permulaan infeksi terasa sangat nyeri dan
tampak benjolan merah, permukaan halus, bentuk
seperti kubah dan lunak
 Beberapa hari ukuran membesar 3-10 cm
 Supurasi terjadi setelah 5-7 hari dan pus keluar dari
banyak lubang fistel
 Setelah nekrosis tampak nodul yang menggaung atau
luka yang dalam dengan dasar yang purulen.
d. Penatalaksanaan:
 Pada furunkel biasa diberikan obat topikal saja.
 Bila terjadi ulkus atau lesi terbuka dilakukan kompres
terbuka
 Pengobatan sistemik : Antibiotika
e. Pencegahan
Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung
zat anti–bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah
terjadinya infeksi atau mencegah penularan.
3. Selulitis
a. Pengertian
selulitis adalah infeksi yang terjadi pada kulit lapisan dermis dan bisa
menyebar ke jaringan subkutan yang disebabkan oleh bakteri dan
ditandai dengan nyeri, eritema, dengan karakteristik hangat, edema
dan batas tidak tegas.
b. Pathofisiologi dan Etiologi
Stapiloccocus bila masuk kepembuluh darah dan menginvasi
organ lain yang jauh dari tempat invasi yang pertama, hal
ini bisa terjadi pada infeksi luka
c. Manifestasi Klinis
 Setiap jaringan atau tubuh manusia dapat terserang dan mengakibatkan
penyakit dengan tanda-tanda khas yaitu peradangan, nekrosis dan
pembentukan abses
 Nyeri pada daerah pembengkakan.
 Disertai dengan demam (suhu 38°C)
 Kelainan berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut di tengahnya
terdapat pustul kemudian melunak menjadi abses. Lalu memecah
membentuk fistel.
 
d. Faktor Predisposisi
 Hygiene yang kurang
 Menurunnya daya tahan tubuh, misalnya kekurangan gizi.
 Telah ada penyakit lain di kulit, karena terjadi kerusakan di
epidermis maka fungsi kulit sebagai pelindung terganggu
sehingga memudahkan terjadinya infeksi
e. Perawatan dan Pengobatan 
 Berikan kompres hangat pada daerah abses
 Abses yang belum masak diberi ichtiol zalf.
 Kalau abses sudah masak sebaiknya diinsisi untuk mengeluarkan pus.
 Berikan antibiotik.
 
f. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan
dalam praktik keperawatan
1) Pengkajian
Merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien (Nursalam, 2001). Berikut ini merupakan data-data
pokok yang perlu dikaji pada klien pada abses
2) Pemeriksaan Fisik 
Inspeksi dan diklasifikasikan berdasarkan morfologi Ukuran, warna, tekstur,
kekerasan, konfigurasi lokasi dan distribusi kulit. 
Data subjek: gatal, nyeri, kemerahan, panas dan perubahan warna kulit.
Data objektif: warna, tugor, kemerahan, kebersihan dan edema.
 
3) Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatannya adalah : 
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi jaringan. 
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan 
3. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri 
4. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang 
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnmya informasi
mengenai penyakit.
4) Perencanaan Keperawatan
Adapun intervensi dari diagnosa yang muncul pada abses
adalah :
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi
jaringan.
Tujuan      : integritas kulit membaik.
Intervensi :
 Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman, warna, cairan setiap 4   jam.
 Rasionalisasi: mengetahui seberapa besar kerusakan jaringan kulit.
 Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan imobilisasi dan
peninggian ekstrimitas.
 Rasionalisasi : mengurangi edema meningkatkan sirkulasi.
 Pertahankan teknik aseptik
 Rasionalisasi : perawatan kurang resiko infeksi dan
kerusakan jaringan semakin meluas.
 Gunakan kompres dan balutan.
 Rasionalisasi : sirkulasi darah lancar
 Pantau suhu setiap 4 jam, laporkan kedokter jika ada
peningkatan
 Rasionalisasi : mengetahui tanda-tanda infeksi
5) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perawatan merupakan tindakan dalam memberikan
asuhan keperawatan yang dilakukan secara nyata untuk membantu
klien mencapai tujuan rencana tindakan yang telah dibuat. Prinsip yang
digunakan dalam memberikan tindakan keperawatan adalah cara
pendekatan yang efektif dan teknik komunikasi yang terapeutik serta
penjelasan untuk setiap tindakan yang dilakukan terhadap klien.
6) Evaluasi
Evaluasi dan penilaian asuhan keperawatan adalah untuk mengetahui
keberhasilan atas tindakan yang akan dilaksanakan. Dua kemungkinan
yang akan terjadi yaitu masalah belum dapat teratasi atau mungkin
timbul masalah baru. Evaluasi yang digunakan mencakup dua bagian
yaitu evaluasi proses (formatif) dan evaluasi hasil (sumatif)
4. Acne Vulgaris
a. Pengertian
Jerawat (bahasa Inggris : acne) adalah kondisi abnormal kulit
akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak
(sebaceous gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran
folikel rambut dan pori-pori kulit.
b. Penyabab Jerawat
 Produksi Minyak Berlebihan
 Sel-Sel Kulit Mati
 Bakteri
 Kosmetik
 Obat-Obatan
c. Asuhan Keperawatan
1) pengkajian
2) Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan inflamasi lesi
akne
2. Ansietas berhubungan dengan lesi akne.
3. Gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya
papula eritematosa, pustule, dan kista inflamatorik.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan infeksi bakteri kulit.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor pemicu
dan perawatan akne.
3) Intervensi Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan inflamasi lesi
akne.
 Dorong klien untuk menyatakan perasaan tentang
penyakitnya pertahankan pendekatan positif, hindari ekspresi
menghina atau reaksi berubah mendadak.
 Bersikap realitis dan positif selama pengobatan pada
penyuluhan kesehatan
5.  Dermatitis
a. Pengertian
Dermatitis merupakan epidermo-dermatitis dengan gejala
subjektif pruritus.
Data objektif tampak inflamasi eritema, vasikulasi, eksudasi, dan
pembentukkan sisik.Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak
selalu timbul pada saat yang sama..Penyakit yang bertedensi
residif dan menjadi kronis
Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit
yang mengalami peradangan.
b. Jenis Dermatitis
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing
memiliki indikasi dan gejala berbeda:
1) Contact Dermatitis
2) Neurodermatitis
3) Seborrheic Dermatitis
4) Stasis Dermatitis
5) Atopic Dermatitis
c. Etiologi
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak  diketahui.
Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen
agen , misalnya zat kimia, protein, bakteri dan fungus.
d. Manifestasi Klinik
Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus
(sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat kenaikan
suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa).
Data obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan
terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau
beturut-turut.
e. Perawatan Diri
 Hindari goresan yang ditimbulkan garukan karena rasa gatal
pada kulit.
 Lindungi kulit yang terasa gatal dengan pakaian jika tidak
dapat menahan diri untuk menggaruknya.
 Gunakan sarung tangan pada malam hari saat akan tidur,
mencegah menggaruk secara tak sengaja.
 Gunakan pakaian yang tidak memicu keluarnya keringat
berlebihan.
 Hindari kontak dengan barang yang berbahan dari wool
seperti pada karpet atau baju.
 Hindari kontak dengan sabun/detergen yang bersifat keras.
f. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
 Data Demografi
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
 Riwayat Kesehatan Lalu
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Pemeiksaaan Sistemik Pada Penyakit Dermatitis
 Pemeriksaan penunjang
1) Diagnosa
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
kekeringan pada kulit
2. Kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar allergen
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus
4) Intervensi Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada
kulit.
DS :Klien mengatakan gatal pada kulit
DO : Kulit klien tampak kering, Kulit klien tampak bersisik,Klien nampak
sering menggaruk,Tampak adanya peradangan
Kriteria Hasil :
 klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan
turunnya peradangan, ditandai dengan :
 Mengungkapkan peningkatan kenyamanan kulit
 Berkurangnyaderajat pengelupasan kulit
 Berkurangnnya kemerahan
 Berkurangnya lecet karena garukan
 Penyembuhan area kulit yang telah rusak
Intervensi :
Mandi paling tidak sekali sehari, Segera oleskan salep atau krim yang telah
diresepkan setelah mandi.
Rasional : dengan mandi air akan meresap dl saturasi kulit.
Pengolesan krim pelembab selama 2-4 menit setelah mandi untuk
mencegah penguapan air dari kulit. Gunakan air hangat jangan panas.
Rasional : air panas menyebabkan vasodilatasi yang akan meningkatkan
pruritus.
Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau sabun untuk kulit
sensitive. Hindari mandi busa.
Rasional : sabun yang mengandung pelembab lebih sedikit kandungan
alkalin dan tidak membuat kulit kering, sabun kering dapat meningkatkan
keluhan.
Oleskan/berikan salep atau krim 2 atau tiga kali per hari.
Rasional : salep atau krim akan melembabkan kulit.
5. Kusta
1) Pengertian
Lepra adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh kuman tahan
asam “Mycobacterium Leprae”. 
2) Etiologi & Patofisiologi
Mycobacterium Leprae berprediksi di daerah-daerah tubuh yang relatif lebih
dingin. Sebenarnya Mycobacterium Leprae mempunyai pathogenesis
dan daya invasif yang rendah, sebab penderita yang mengandung
kuman yang lebih banyak belum tentu memberikan gejala yang lebih
berat, bahkan dapat sebaliknya.
3) Tanda dan Gejala
 Timbul bercak atau benjolan dengan rasa tebal/matirasa,
kadang ada keluhan nyeri pada lengan dan tungkai,
sendi-sendi, demam
 Lesi kulit yang khas (bercak/plak
hipopigmentasi/eritematosa, papul atau nodul)
 Annesthesia pada kesi
 Pembesaran saraf tepi
4. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
Data Subyetif : Timbul bercak atau benjolan dengan rasa tebal/mati rasa,
kadang mengeluh nyeri pada lengan/tungkai, sendi-sendi, demam,
Data Obyektif :Bercak/plak hipopigmentasi/ eritematosa, papul atau nodul.
Anestesi pada lesi. Pembesaran saraf tepi
Data Penunjang :BTA pada sediaan apus irisan kulit positif,Test lepronim
positif atau negatif
•  Diagnosa Keperawatan
• Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembesaran saraf
tepi.
• Potensial cedera berhubungan dengan hipoanaestesia
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
• Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan adanya ulkus.
3) Klasifikasi
Klasifikasi Lepra berdasarkan “Respon Imunologis pnderita” di bagi
menjadi :
Tipe Indeterminate
Tipe Tuberculoid
Tipe Bordeline Tuberculoid
Tipe Mid Borderline
Tipe Borderline
Tipe Lapromatous
1. Intervensi Keperawatan
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Berhubungan Dengan Pembesaran Saraf
Tepi.
Tujuan : Klien merasa nyaman
Kriteria Hasil :
1. Klien tampak tenang
2. Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi :
 Kaji karakteristik nyeri
 Kaji repon klien terhadap nyeri
 Ajarkan teknik distraksi dan relaksas
 Ciptakan lingkungan yang teraupeutik
 Kelola pemberian analgetik sesuai program
B. INFEKSI VIRUS
1. Herpes simpleks
Herpes simplex adalah infeksi akut oleh virus Herpes Simplex (virus Herpes
Hominis) tipe I dan tipe IIyang ditandai dengan vesikel  berkelompok diatas
kulit yang eritematosa di daerah mukokutan. Dapat berlangsung primer
maupun rekurens. Herpes simplex disebut juga fever blister, cold score,
herpes febrilis, herpes labialis, herpes progenitalis(genitalis)
• Patofisiologi
• Herpes simpleks menyebabkan timbulnya erupsi pada kulit
atau selaput lendir. Erupsi ini akan menghilang meskipun
virusnya tetap ada dalam keadaan tidak aktif di dalam ganglia
(badan sel saraf), yang mempersarafi rasa pada daerah yang
terinfeksi.
• Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai
berkembangbiak, seringkali menyebabkan erupsi kulit berupa
lepuhan pada lokasi yang sama dengan infeksi
sebelumnyaPatofisiologi
• Herpes simpleks menyebabkan timbulnya erupsi pada kulit atau
selaput lendir. Erupsi ini akan menghilang meskipun virusnya
tetap ada dalam keadaan tidak aktif di dalam ganglia (badan sel
saraf), yang mempersarafi rasa pada daerah yang terinfeksi.
• Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan mulai
berkembangbiak, seringkali menyebabkan erupsi kulit berupa
lepuhan pada lokasi yang sama dengan infeksi sebelumnya
2. Herpes Zooster
Pengertian
Herpes, demikianlah para medis menyebut penyakit radang
kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-
gelembung berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut
berisi air pada dasar perdangan. Ada dua macam penyakit
herpes, yaitu herpes genitalis dan herpes zoster.
• Gejala
 Demam
 Malaise
 Nyeri yang menyerupai appendisistis
 Pleuritis
 Nyeri musculoskeletal
Penatalaksanaan
 Memberikan vaksin pada lansia
 Mengalihkan perhatian untuk manajemen nyeri
 Memberikan obat-obatan untuk memblok impuls di saraf
kulit agar tidak sampai ke otak, seperti amitriplitin
Thank You For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai