Bismillah I Rahmanir Rahim
Bismillah I Rahmanir Rahim
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Karya Ilmiah
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed
Prof. Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd
Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd
PENGARUH PROSES PELATIHAN OTOMOTIF
TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI
BERWIRAUSAHA PESERTA PELATIHAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut:
Manfaat Teoritis
Sebagai salah satu upaya pengelola dengan masyarakat dalam meningkatan kecakapan hidup (soft skill) dan
kemampuan berwirausaha masyarakat Kabupaten Sumedang melalui pelatihan kerja khususnya pelatihan otomotif
agar siap bekerja dan memiliki motivasi berwirausaha. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan
salah satu sumber belajar oleh mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah.
Manfaat Praktis
Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi mayarakat agar terus belajar dan
mengembangkan kemampuan yang terdapat dalam dirinya sehingga mereka mampu berdaya dengan kemampuan
mereka sendiri.
Bagi Peneliti Lanjutan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti lanjutan yang tertarik mengembangkan penelitian
mengenai pengelolaan pelatihan kerja dalam memberdayakanmasyarakat Kabupaten Sumedang.
Bagi Lembaga
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengelola dan instruktur lembaga khususnya UPTD BLK Kabupaten
Sumedang sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan dalam kegiatan pelatihan kerja selanjutnya.
F. Ringkasan Teori
KONSEP DASAR PENELITIAN
Pengertian Pelatihan
• Menurut Herman Sofyandi, dalam Widyawati (2015) menjelaskan bahwa pelatihan merupakan
proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.
Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan.
Pelatihan memiliki orientasi jangka pendek, dan memiliki kemampuan untuk mempermudah dalam
bekerja bagi pegawainya. Dalam definisi lain menjelaskan bahwa pelatihan merupakan suatu proses
yang meliputi serangkaian tindakan atau upaya yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk
pemberian bantuan kepada calon tenaga kerja oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan
waktu tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang
pekerjaan tertentu guana meningkatkan efektivitas dan produktifitas dalam suatu organisasi.
(Hamalik dalam Efendi, Vol. X, No.2 2017)
• Simamora pun menjelaskan dalam (Susi Hendriani, 2008:156) bahwa pelatihan adalah serangkaian
aktifitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun
perubahan sikap seseorang.
• Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pelatihan merupakan suatu bentuk bantuan dalam proses pembelajaran yang terorganisir
secara sistematis dengan jangka waktu yang fleksibel dan relatif singkat dengan tujuan untuk
mengingkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan.
Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Sebuah pelatihan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saja,
melainkan juga untuk mengembangkan bakat serta potensi yang ada dalam diri.
Idealnya sebuah pelatihan dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan, baik tujuan
organisasi mupun tujuan para peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan seacara
perorangan.
Menurut Mangkunegara dalam Kandou hal.3 menjelaskan tujuan pelatihan antara lain
sebagai berikut.
• Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideology
• Meningkatkan produktivitas kerja
• Meningkatkan kualitas kerja
• Meningkatkan perencanaan sumber daya manusia
• Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
• Meningkatkan rangsangan agar karyawan mampu berprestasi secara maksimal
• Meningkatkan kesehatan dan keselamatan
• Menghindari keseragaman
• Meningkatkan perkembangan pribadi karyawan.
Komponen Pelatihan
Komponen pelatihan adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas dan mutu suatu pelatihan serta merupakan
kunci utama dalam menyusun suatu program pelatihan. Dilihat dari sebuah sistem, menurut Sudjana (1996) dalam Kamil
(2012:21) mengemukakan komponen-komponen pelatihan sebagai berikut:
•Masukan sarana (instrument input)
Yaitu meliput keseluruhan sumber dan fasilitas yang menunjang kegiatan belajar. Masukan sarana dalam pelatihan ini
mencakup kurikulum, tujuan pelatihan, sumber belajar, fasilitas belajar, biaya yang dibutuhkan dan pengelola pelatihan.
•Masukan mentah (raw input)
Yaitu peserta pelatihan dengan berbagai karakterisitiknya, seperti pengetahuan, keterampilan dan keahlian, jenis kelamin,
pendidikan, kebutuhan belajar, latar belakang sosial budaya, latar belakang ekonomi dan kebiasaan belajarnya.
•Masukan lingkungan (enviromental input)
Yaitu meliputi faktor lingkungan yang menunjang pelaksanaan kegiatan pelatihan, seperti lokasi pelatihan.
•Proses (process)
Yaitu kegiatan interaksi edukatif yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan antara sumber belajar dengan warga
belajar pesertab pelatihan.
•Keluaran (output)
Yaitu lulusan yang telah mengalami proses pembelajaran pelatihan.
•Masukan lain (output input)
Yaitu daya dukung pelaksanaan pelatihan, seperti pemasaran, lapangan kerja, informasi dan situasi sosial-budaya yang
berkembang.
•Pengaruh (impact)
Yaitu yang berhubungan dengan hasil belajar yang dicapai oleh peserta pelatihan, yang meliputi peningkatan taraf hidup,
kegiatan membelajarkan orang lain lebih lanjut, dan peningkatan partisipasi dalam kegiatan sosial dan pembangunan
masyarakat.
Konsep dasar motivasi
• Pengertian motivasi
Sebuah pendidikan dan pelatihan tentu harus memiliki materi- materi yang memotivasi peserta pelatihan agar dapat
meningkatkan kemampuan serta keterampilan diri mereka masing-masing. Sehingga diharapkan setelah mengikuti
kegiatan pelatihan, para peserta pelatihan memiliki output tersendiri untuk dapat memotivasi dirinya sendiri agar lebih
baik dan percaya terhadap kemampuan serta keterampilan yang dimilikinya. Adapun pengertian motivasi sendiri menurut
Mc. Donald dalam Sardiman (1986:73) adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Hamzah (2008:3) menjelaskan istilah motivasi
berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam
tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
• Ciri-ciri orang termotivasi
Setiap kegiatan pelatihan yang sudah dilakukan, dipastikan hamper seluru peserta pelatihan menerima dampak atau
output yang dihasilkan. Salah satu contoh output yang muncul adalah adanya motivasi dalam diri masing-masing peserta
pelatihan untuk dapat memaksimalkan kemampuan dan potensi yang ada. Hamzah B. Uno (2008:23) mengemukakan
motivasi yang ada pada setiap orang itu memiliki indikator atau ciri-ciri sebagai berikut:
• Adanya hasrat dan keinginan berhasil;
• Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
• Adanya harapan dan cita-cita masa depan;
• Adanya penghargaan dalam belajar;
• Adanya kegiatan menarik dalam kegiatan belajar;
• Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Fungsi Motivasi
• Motivasi memiliki fungsi bagi seseorang, karena motivasi dapat
menjadikan seseorang mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
Motivasi juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Sardiman (2007:85) menjelaskan motivasi akan mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu, karena motivasi memiliki fungsi sebagai berikut:
• Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan;
• Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya;
• Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat lagi bagi tujuan tersebut.
Konsep dasar wirausaha
• Pengertian wirausaha
Pengertian wirausaha berdasarkan pendapat Stephen P. Robbins dan Mary Coulter
(2010) adalah proses dimana seseorang atau sekelompok orang menggunakan
usaha dan sarana yang terorganisasi untuk mengejar peluang guna menciptakan
nilai dan bertumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi
dan keunikan. Begitu pula dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusahaan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, serta perilaku dan
kemampuan kewirausahaan.
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseroang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan
serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efiisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.
• Karakteristik Wirausahawan
Seorang wirausahawan haruslah seseorang yang mampu melihat kedepan. Untuk
menjadi wirausahawan, seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Tabel 1.Sifat yang harus dimiliki seorang wirausaha
Ciri ciri Watak
1. Kepercayaan (keteguhan)
Percaya diri 2. Ketidaktergantungan,kepribadia
n mantap
3. Optimisme
Variable X Variable Y