Anda di halaman 1dari 8

Analisis gender

DINA SOPIYANTI RAHMI 1601351


No Kegiatan Peran
Ayah Ibu Anak
LK PR
1 Bangun tidur            
2 Melaksanakan ibadah solat subuh            
3 Mengaji           
4 Membuka jendela          
5 Membereskan Kasur          
6 Membangunkan anggota keluarga          
7 Menyapu          
8 Pel lantai          
9 Mencuci piring          
10 Menyetrika baju          
11 Menyiapkan sarapan         
12 Sarapan pagi          
13 Mencuci pakaian         
14 Menjemur pakaian         
15 Merapikan dan membereskan rumah          
16 Membersihkan kamar mandi         
17 Membeli bahan masak         
18 Menyiapkkan makanan         
19 Memberikan makan hewan peliharaan            
20 Membuang sampah          
21 Solat magrib berjaamaah            
22 Mengaji            
23 Melipat baju          
24 Merapikan lemari          
25 Mengunci dan memeriksa keamanan rumah         
ketika waktu istirahat tiba
Peran-peran dalam keluarga tidak seluruhnya kaku sebagai tugas/peran ibu, ayah,
anak laki-laki, atau anak perempuan saja, tetapi ada beberapa tugas/peran yang
dapat dipertukarkan. Sebaiknya, peran-peran yang melekat pada perempuan atau
laki-laki di dalam keluarga tidak terjebak pada streotype yang dilekatkan pada
perbedaan gender. Kesalahan mendasar pada sistem keluarga, lebih banyak Pemahaman tentang subyek-
diakibatkan pola pendidikan yang diterapkan orang tua terhadap anak-anaknya yang obyek, dominan-tidak dominan,
masih berorientasi pada dogma-dogma patriarkis.  superior-imperior serta
pembagian peran-peran yang
tidak seimbang antara anggota
keluarga laki-laki (ayah, anak laki-
laki) dan perempuan (ibu, anak
Pembiasaan perlakuan dan pembagian peran gender dalam keluarga perempuan) seringkali
yang tidak seimbang, bahkan menempatkan posisi perempuan rendah, memposisikan laki-laki lebih
akan banyak menimbulkan konflik dalam keluarga yang secara tidak mendapatkan hak-hak istimewa,
sedangkan perempuan sebagai
sadar konflik tersebut akan berkembang lebih luas.
kaum kelas kedua.

Peran gender yang melibatkan peran produktif dan keterlibatan perempuan dalam membantu peran
produktif sehingga terjadi Dual Earner Families (tidak perlu diperdebatkan siapa a main breadwinner
dan siapa yang a secondary breadwinner). Oleh karena itu baik ayah &ibu harus melakukan strategi
“Balancing Work and Family” untuk menjaga peran gandanya, terutama peran perempuan .
Kegiatan Penentuan kontrol
Ayah Ibu Anak
LK PR
Bangun tidur          
Melaksanakan ibadah solat subuh          
Mengaji          
Membuka jendela         
Membereskan Kasur         
Membangunkan anggota keluarga         
Menyapu         
Pel lantai         
Mencuci piring         
Menyetrika baju         
Menyiapkan sarapan         
Sarapan pagi         
Mencuci pakaian         
Menjemur pakaian         
Merapikan dan membereskan rumah         
Membersihkan kamar mandi         
Membeli bahan masak         
Menyiapkkan makanan         
Memberikan makan hewan peliharaan          
Membuang sampah         
Solat magrib berjaamaah         
Mengaji         
Melipat baju         
Merapikan lemari         
Mengunci dan memeriksa keamanan rumah         
ketika waktu istirahat tiba
Telah diakui adanya peran ganda (multy roles) dari perempuan, baik
sebagai istri, ibu dan sebagai pekerja, serta anggota masyarakat. Jadi
perempuan dapat memainkan peranannya di sektor publik, domestik
dan kemasyarakatan. Perempuan dikenal sebagai individu yang
dapat mengerjakan berbagai kegiatan pada waktu yang sama
(overlapping activities) sehari-hari.

Kesadaran gender anak-anak kemudian tumbuh dalam keluarga


melalui kondisi real hubungan ayah dan ibu serta perlakuan yang
mereka dapatkan, sementara pada kenyataannya dalam keluarga-
keluarga masih diwarnai praktik bias gender yang tidak adil
terhadap perempuan ibu maupun anak. Posisi suami sebagai
“kepala keluarga” yang mengambil keputusan final, serta istri yang
harus menanggung beban ganda sebagai pengurus rumah tangga
dan pencari nafkah, jelas gambaran tidak adil dan tidak setara.
Kegiatan Pernentuan Manfaat
Ayah Ibu Anak
LK PR
Bangun tidur           
Melaksanakan ibadah solat subuh            
Mengaji            
Membuka jendela           
Membereskan Kasur           
Membangunkan anggota keluarga          
Menyapu           
Pel lantai           
Mencuci piring           
Menyetrika baju           
Menyiapkan sarapan           
Sarapan pagi           
Mencuci pakaian           
Menjemur pakaian           
Merapikan dan membereskan rumah           
Membersihkan kamar mandi           
Membeli bahan masak           
Menyiapkkan makanan           
Memberikan makan hewan peliharaan        
Membuang sampah            
Solat magrib berjaamaah            
Mengaji            
Melipat baju           
Merapikan lemari           
Mengunci dan memeriksa keamanan rumah ketika           
waktu istirahat tiba
 peran perempuan dalam memperkuat ekonomi keluarga tersebut seringkali tidak diperhitungkan dan selalu
dianggap sebagai pelengkap saja (pencari nafkah tambahan). Persepsi seperti itu tidak saja mengesampingkan
peran perempuan dalam keluarga tetapi di sisi lain membebani kaum laki-laki dengan tanggung jawab mutlak
terhadap ekonomi keluarga. Atau sebaliknya, karena peran mutlak yang dibebankan kepada suami/ayah
sebagai pencari nafkah, sehingga peran lain seperti pengasuhan dan pendidikan anak, serta peran-peran
domestik lainnya menjadi peran mutlak ibu/istri. Kesetaraan gender dimaksudkan untuk memberikan
keseimbangan peran antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga maupun masyarakat sehingga tidak ada
peran-peran yang dilabelkan mutlak milik laki-laki saja atau milik perempuan saja.

Dibutuhkan perubahan paradigma, khususnya dalam hubungan suami istri, untuk memulai
penumbuhan kesadaran akan kesetaraan gender dalam keluarga. Suami istri saling menghargai
sebagai pribadi yang semartabat, kendati tetap mengakui adanya perbedaan kodrati antara laki-
laki dan perempuan. Perbedaan-perbedaan fungsi lebih bertumpu pada pembagian tugas dan
partisipasi daripada atas dasar gender. Dalam hal ini, tugas mengurus dan mendidik anak adalah
tugas bersama antara ayah dan ibu.
Thank you

01

Anda mungkin juga menyukai